Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Prosedur Pengendalian Kualias Produk di Bagian Outgoing


Quality Division Liquid Coin Division PT Astom Indonesia

Disusun Oleh:
Dita Amelia
221610009

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA


PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI
2018 – 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rakhmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
dengan judul: ”Prosedur Pengendalian Kualias Produk di Bagian Outgoing
Quality Control PT Astom Indonesia”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung,
memotivasi, dan menyediakan waktu bagi penulis sehingga dapat menyusun
laporan ini dengan lancar.
1. Bapak Drs. Moh. Mardiyanto selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Pelita Bangsa.
2. Ibu Dian Sulistyorini, SE.,M.Si. Ak. CA selaku Ketua Program Diploma III
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.
3. Bapak Taufik Hidayat., SE., M.Si selaku dosen pembimbing laporan yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan.
4. Para dosen Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita
Bangsa yang telah memberikan berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga
dapat digunakan dalam menyusun laporan praktik kerja serta untuk bekal
hidup di kehidupan mendatang.
5. Ibu Nor selaku HRD/GA PT Astom Indonesia yang telah mengizinkan penulis
melaksanakan praktik kerja di kantor beliau.
6. Seluruh karyawan PT Astom Indonesia yang telah membimbing, mendukung,
dan membantu penulis dalam melaksanakan praktik kerja.
7. Orangtua dan keluarga penulis yang penulis sayangi, Ibu, Bapak, serta adik
tercinta Aditya yang selalu mendukung, memberikan motivasi, dan
mendoakan tanpa henti.
8. Teman-Teman Program Studi D III Akuntansi 2016 yang telah berjuang
bersama dan saling mendukung satu sama lain selama menyelesaikan masa
studi dari awal hingga akhir.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

2
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
keterbatasan dan kekurangan, namun penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan dapat menjadi acuan atau
pertimbangan dalam penyusunan laporan selanjutnya dari sudut pandang yang
berbeda.

Bekasi, Mei 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan….……………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................................... 2
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ............................................................. 2
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis ..................................................................... 2
1.4.2 Manfaat Secara Praktik ...................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PT ASTOM INDONESIA ........................................ 4
2.1 Sejarah Singkat PT Astom Indonesia ..................................................... 4
2.2 Visi dan Misi PT Astom Indonesia........................................................... 5
2.3 Motto PT Astom Indonesia ...................................................................... 5
2.4 Struktur Organisasi PT Astom Indonesia ............................................... 6
2.5 Uraian Tugas ............................................................................................ 7
2.6 Produk PT Astom Indonesia .................................................................... 9
2.7 Customer PT Astom Indonesia ............................................................. 10
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ................................ 11
3.1 Deskripsi Unit Tempat Praktik Kerja Lapangan ....................................... 11
3.1.1 Struktur Organisasi OQC LBD ........................................................ 11
3.1.2 Tugas Pokok .................................................................................... 11
3.1.3 Prosedur Pengendalian Kualitas Produk dibagian Outgoing
Quality Control…………………………………………………………………..12
3.1.4 Flowchart Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir .......................... 14
3.1.5 Dokumen Yang Digunakan Di Bagian OQC ................................... 15
3.2 Deskripsi Aktivitas Praktik Kerja Lapangan ......................................... 16
3.2.1 Teori Mengenai Tema Praktik Kerja Lapangan .......................... 2216
3.2.2 Deskripsi Jurnal Harian Praktik Kerja Lapangan ........................... 20
3.2.3 Pembahasan Permasalahan Praktik Kerja Lapangan.................... 21
3.3 Kompetensi Yang Didapatkan Setelah Melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan .................................................................................................. 21
3.2.3 Tantangan Selama Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan .......... 22

4
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 23
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
4.2 Saran ....................................................................................................... 23

5
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PADA PT ASTOM INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Jenjang D-3

Program Studi Akuntansi

DITA AMELIA

221610009

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Praktek


Kerja Lapangan

Pada Tanggal

Bekasi, 25 Mei 2019

Menyetujui

Manager Personalia
Dosen Pembimbing

Noordin
Taufik Hidayat.,SE.,M.Si
NIK: K003
NIDN: 04260426102

Mengetahui
HALAMAN
Ketua Program PERSETUJUAN
Studi Akuntansi

6
Dian Sulistyorini, S.E.,M.Si.,Ak.,CA
NIDN: 0401048501
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini perkembangan bisnis semakin ketat walaupun kondisi


perekonomian tidak stabil. Hal ini memberikan dampak terhadap persaingan
bisnis yang semakin tinggi, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu berkompetisi


dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa
memenangkan kompetisi tersebut adalah dengan cara memberikan perhatian
penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa
mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing.

Kualitas suatu produk bukan suatu yang serba kebetulan (occur by


accident) (Prawirosentono, 2007). Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau
ukuran suatu kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit
kualitas dapat diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang
telah ditentukan (Alisjahbana, 2005). Jadi, kualitas yang baik akan dihasilkan dari
proses yang baik dan sesuai dengan standar kulitas yang telah ditentukan
berdasarkan kebutuhan pasar.

Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa perusahaan yang sukses dan


mampu bertahan pasti akan memiliki program mengenai kualitas, karena melalui
program yang baik akan dapat secara efektif mengeleminasi pemborosan dan
meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Karena kualitas adalah hal
yang sangat penting bagi perusahaan maka perusahaan akan menetapkan
prosedur pengendalian kualitas produk yang dihasilkan.

Prosedur pengendalian kualitas produk dapat membantu perusahaan


mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan
pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada
tingkat kerusakan nol (zero defect). Meskipun proses produksi telah dilaksanakan
dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian
antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar (mengalami kerusakan atau cacat).

7
Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari berbagai
faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari
fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut.

PT Astom Indonesia adalah salah satu perusahaan produsen komponen


elektrik dan elektronik yang memiliki standar kualitas produk yang tinggi. Untuk
mendapatkan produk yang berkualitas tinggi tersebut PT Astom Indonesia
memiliki prosedur pengendalian kualitas produk yang telah tersusun secara
sistematis. Outgoing Quality Control merupakan proses pengecekan akhir dari
produk yang memiliki peranan sangat penting dalam mendeteksi dan
menemukan produk NG agar tidak mengalir ke bagian Finish Good.

1.2 Ruang Lingkup


Praktik kerja lapangan yang dilakukan oleh penulis di PT Astom Indonesia
yang bergerak dibidang elektrik dan elektronik. Penulis melakukan praktik kerja
lapangan di departemen Outgoing Quality Control dengan pekerjaan utama
adalah melakukan inspeksi produk jadi.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai prosedur pengendalian kualitas
produk pada bagian outqoing quality control pada PT Astom Indonesia.
2. Untuk menerapkan teori yang diperoleh pada proses perkuliahan ke
dalam dunia kerja.
3. Untuk membandingkan teori dengan praktik.
4. Untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis


Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pemahaman penulis dibidang prosedur pengendalian intern
khususnya pengendalian kualitas produk diperusahaan.

8
1.4.2 Manfaat Secara Praktik
Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi Penulis
1) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi D3 Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.
2) Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di dunia kerja yang
sesungguhnya.
3) Melatih disiplin, tanggung jawab, dan belajar beradaptasi dengan dunia
kerja yang sesungguhnya.
4) Menambah tali silaturahmi dengan semua pihak yang berada di instansi
tempat melaksanakan praktik kerja.
2. Bagi Civitas Akademika
1) Menambah informasi, referensi, dan kepustakaan pada Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa.
2) Membentuk lulusan yang diharapkan dapat menerapkan teori yang telah
diperoleh di perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
3) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan kurikulum pendidikan.
3. Bagi Instansi
1) Dapat membantu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di instansi.
2) Dapat memberikan sumbang pikiran yang dapat digunakan dalam
melaksanakan kegiatan.
3) Menjalin kerja sama dan silaturahmi yang baik antar sesama pihak.
4) Menambah kepustakaan instansi yang diharapkan dapat digunakan
dalam pengambilan kebijakan.

9
BAB II

GAMBARAN UMUM PT ASTOM INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat PT Astom Indonesia


PT. Astom Indonesia didirikan pada tanggal 02 Oktober 1995. Berlokasi di
EJIP Industrial Park Plot 6C-2 Cikarang Selatan Bekasi. Pada bulan Februari
1996, PT. Astom Indonesia mulai beroperasi dengan bisnis inti dari stamping
press untuk komponen elektronik dan listrik.
Melalui pemegang saham utama Astom Corporation Japan (90%) dan PT
Spartindo Interbuana (10%), PT. Astom Indonesia terus meningkatkan sumber
daya manusia dan penyesuaian teknologi produksi untuk memenuhi permintaan
pelanggan dan membuat PT Astom Indonesia sebagai perusahaan No. 1 di Asia.
Pada tahun 2006 PT. Astom Indonesia melalui dukungan teknologi dan
sumber daya manusia dari Astom Corporation Japan memulai bisnis baru di
bidang toolling dan manufaktur die. Bisnis baru diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan PT Astom Indonesia dan mendukung kebutuhan alat dan die yang
digunakan dalam proses produksi.
PT Astom Indonesia memiliki kebijakan sebagai berikut :
1. High Quality (Kualitas yang tinggi)
Prioritas kami selalu mengutamakan orang-orang dan produk-produk
berkualitas yang didahulukan dengan tujuan dasar kepuasan pelanggan,
sehingga kelangsungan hubungan bisnis diharapkan terjalin secara harmonis
dan langgeng serta didasarkan pada komitmen yang tinggi.
2. High Sense (Kepekaan yang tinggi)
Mengantisipasi datangnya masalah yang akan muncul lebih penting daripada
memperbaiki dan menyelesaikan masalah yang telah terjadi. Kepekaan ini
menjadi perhatian mendasar dan selalu ditanamkan dalam diri dan pikiran
semua karyawan PT Astom Indonesia.
Kebijakan Mutu PT Astom Indonesia :
1. Mewujudkan kepuasan pelanggan dengan jaminan mutu, pengiriman tepat
waktu dan menyediakan produk yang dapat diandalkan.
2. Mentaati persayaratan peraturan perundangan yang berkaitan dengan mutu.
3. Setiap tahun, setiap departemen menentukan target kualitas dan
menggabungkan kekuatan seluruh karyawan untuk mencapainya.

10
4. Menyebarluaskan kebijakan ini keseluruh karyawan.
Selain memiliki kebijakan mutu produk, PT Astom Indonesia juga memiliki
kebijakan lingkungan yang terdiri dari :
1. Mempromosikan peningkatan sistem manajemen lingkungan yang
berkelanjutan.
2. Mentaati persayaratan peraturan perundangan yang berkaitan dengan
lingkungan.
3. Menentukan target lingkungan, mempertahankan, meningkatkan kinerja
lingkungan.
4. Mentaati persyaratan peraturan kandungan bahan kimia yang diminta,
stemping oil dan cairan washing.
5. Menyebarluasakan kebijakan lingkungan ini keseluruh karyawan.
6. Kebijakan yang berhubungan dengan lingkungan juga diinformasikan ke
masyarakat umum.

2.2 Visi dan Misi PT Astom Indonesia


Visi : To be No.1 Company in Asia that have a creative and highly competitive to
make precision electronics and electrical components.
Misi : Provide products and services of high quality and competitive in the
manufacture of precision electronics and electrical components that can meet
customer satisfaction and employee welfare.

2.3 Motto PT Astom Indonesia


Motto : All are aimed for a more advanced Technology and a Better Life.

11
2.4 Struktur Organisasi PT Astom Indonesia

PRESIDEN
DIREKTUR

HRD/GA & PRODUKSI QUALITY PPIC


ACCOUNTING ASSURANCE

PRODUKSI OMI PQC


HRD PPIC

PRODUKSI LBD OQC OMI EKSPOR/IMPOR


ACCOUNTING

GENERAL OQC LBD DELIVERY


AFFAIRS TDE

12
2.5 Uraian Tugas
1. Presiden Direktur :
1) Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan.
2) Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan sesuai
dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3) Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah
yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.
4) Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
5) Menerima dan memeriksa laporan dari masing - masing Manager.
2. HRD/GA & Accounting :
1. Human Resource Development (HRD) :
1) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap setiap sumber daya
manusia yang ada di dalam perusahaan.
2) Melaksanakan seleksi dan promosi terhadap sumber daya manusia
yang dianggap berhak dalam perusahaan.
3) Menjalankan kegiatan pengembangan skill terhadap sumber daya
manusia yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
4) Mengemban tanggung jawab atas rekapitulasi absen setiap sumber
daya manusia di perusahaan dan perhitungan gaji tunjangan serta
bonus.
5) Menyiapkan kontrak serta perjanjian kerja bersama sumber daya
manusia yang akan direkrut oleh perusahaan.
6) Mempunyai tugas untuk menginput data ke sistem agar semua tugas
HRD di segala jabatan termudahkan dengan ini.
7) Membuat laporan yang menyangkut rekapitulasi, promosi, dan status
karyawan.
2. Accounting :
1) Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan
2) Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan
3) Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan
4) Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara
periodik (bulanan atau tahunan )
5) Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara
periodik (bulanan atau tahunan )

13
6) Melakukan pembayaran gaji karyawan
7) Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan
perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan
3. General Affairs (GA) :
1) Melakukan pengelolaan kendaraan dinas
2) Pengadaan kendaraan dinas
3) Perawatan gedung
4) Perawatan lingkungan kantor (lahan parkir, halaman kantor, gudang,
dsb)
5) Kebersihan lingkungan kerja (ruang kerja, lobby dan semua area
perusahaan)
6) Perawatan dan pengadaan instalasi listrik (Mechanical dan electrical)
7) Mengurusi semua bentuk perizinan perusahaan
8) Pengadaan dan distribusi ATK dan alat-alat kerja lainnya (meja, kursi,
laptop, komputer, dll)
9) Mengurusi semua kebutuhan dan operasional saluran komunikasi
(telepon, fax, HP, BB, dll)
10) Mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan pihak eksternal (Pemda,
Kepolisian, pemkab, muspida, ormas, wartawan, kelurahan,
kecamatan dll)
11) Mengurusi semua kebutuhan operasional perusahaan
12) Mengurusi semua kebutuhan karyawan (seragam, loker, obat-obatan)
13) Mengurusi dan mengelola kantin.
4. Produksi Omron Manufacturing Indonesia (OMI)
Melakukan proses produksi semua produk untuk customer PT Omron
Manufacturing Indonesia serta PT Honda Lock Indonesia.
5. Produksi Liquid Coin Division (LBD)
Melakukan proses produksi semua produk untuk customer PT Panasonic
Gobel Energy Indonesia serta PT FDK Indonesia.
6. Tool and Die Engineering :
Melakukan perawatan dan pemeliharaan atas semua mesin atau peralatan
yang dibutuhkan selama proses produksi dan mengatur seluruh kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan
prasarana perusahaan.
7. Quality Assurance

14
1) Process Quality Control (PQC)
Memastikan proses produksi berjalan sesuai SOP agar menghasilkan produk
yang sesuai standar perusahaan.
2) Outgoing Quality Control Omron Manufacturing Indonesia (OQC OMI)
Melakukan inspeksi produk jadi untuk customer PT Omron Manufacturing
Indonesia dan PT Honda Lock Indonesia.
3) Outgoing Quality Control Liquid Coin Division (OQC LBD)
Melakukan inspeksi produk jadi untuk customer PT Panasonic Gobel Energy
Indonesia dan PT FDK Indonesia.
8. Production Planning and Inventory Control (PPIC)
1) PPIC :
Merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar berjalan
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta mengendalikan jumlah
inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.
2) Ekspor/Impor :
Bertanggungjawab atas semua hal yang berhubungan dengan ekspor/impor
barang yang keluar dan masuk perusahaan.
3) Delivery :
Menyiapkan semua barang yang akan dikirim ke customer beserta dokumen
yang diperlukan.

2.6 Produk PT Astom Indonesia


1. Bending Process

2. Burring Process

15
3. Coinning-Sizing Process

4. Drawing Process

5. Riveting Process

2.7 Customer PT Astom Indonesia


Perusahaan yang termasuk customer PT Astom Indonesia :
1. PT Omron Manufacturing of Indonesia
2. PT Panasonic Gobel Energy Indonesia
3. PT FDK Indonesia
4. PT Honda Lock Indonesia
5. PT Satnusapersada

16
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Deskripsi Unit Tempat Praktik Kerja Lapangan


3.1.1 Struktur Organisasi OQC LBD

LEADER

PENANGGUNGJAWAB
SHIFT

INSPECTOR SELECTOR

3.1.2 Tugas Pokok


1. Leader :
1) Mengontrol seluruh aktivitas kerja dibagian OQC LBD.
2) Menginput daftar Quality Control Information kedalam sistem MRP
(Manufacture Resource Program) perusahaan serta mengontrol
penginputan laporan MRP yang dilakukan oleh Inspector dan Selector.
3) Menentukan judgment produk bermasalah.
4) Menyiapkan seluruh dokumen quality information yang diperlukan dalam
proses delivery produk.
5) Sebagai pengubung jika ada informasi kualitas baik dari proses produksi
dan PQC maupun informasi stok finish goods dari bagian delivery.
2. Penanggungjawab Shift :
1) Menentukan schedule pengerjaan produk harian untuk Inspector dan
Selector.
2) Bertanggungjawab atas seluruh aktivitas kerja dibagian OQC LBD terutama
saat shift 2.
3) Berwenang menentukan judgment produk bermasalah.

17
4) Sebagai penghubung jika ada informasi kualitas baik dari proses produksi
dan PQC maupun informasi stok finish goods dari bagian delivery saat shift
2.
5) Menggantikan tugas Leader saat Leader tidak ada ditempat.
3. Inspector :
1) Melakukan inspeksi produk sesuai schedule harian yang dibuat
penanggungjawab shift.
2) Melakukan inspeksi produk sesuai Instruksi Kerja dan SOP.
3) Memerikasa ulang produk After Selection yang dilakukan oleh Selector.
4) Memberikan informasi kualitas produk kepada lawan shift.
5) Mencapai target inspeksi harian yaitu 55 lot dengan tetap mengutamakan
kualitas produk.
6) Membuat laporan hasil kerja harian inspector.
4. Selector :
1) Melakukan seleksi produk sesuai schedule harian yang dibuat oleh
penanggungjawab shift.
2) Melakukan seleksi produk sesuai Instruksi Kerja dan SOP.
3) Mencapai target seleksi harian.
4) Membuat laporan hasil kerja harian selector.

3.1.3 Prosedur Pengendalian Kualitas Produk dibagian Outgoing Quality


Control
1. Proses Persiapan Inspeksi
1) Ambil produk yang akan diinspek sesuai schedule harian dan tempatkan
pada area before inspection.
2) Ambil box hijau finish goods dan tempatkan pada pallet yang akan dipakai
menyimpan produk finish goods.
3) Siapkan tupperware inspeksi dan box NG.
4) Siapkan buku catatan, pulpen serta marking pen.
5) Bersihkan meja inspeksi, tupperware inspeksi dan box NG menggunakan
cairan alkohol.
6) Pastikan tidak ada part dan benda asing yang tertinggal dimeja inspeksi.
7) Siapkan sepasang sarung tangan dan latex, lalu bersihkan latex
menggunakan cairan alkohol.

18
8) Siapkan manset tangan dan masker wajah, pastikan manset tangan dan
masker dalam keadaan bersih.
9) Gunakan sarung tangan serta latex, gunakan juga manset tangan dan
masker wajah dengan baik.
2. Proses Inspeksi Produk
1) Ambil produk yang akan diinspeksi secara berurutan sesuai nomor lot pada
area before inspection.
2) Perhatikan Instruksi Kerja produk terkait dan Limit Sample sebagai
panduan dalam melakukan proses inspeksi.
3) Lakukan inspeksi secara sampling sesuai level inpection yang berlaku
pada produk tersebut.
4) Jika hasil inspeksi tersebut tidak ditemukan masalah, Inspector berwenang
untuk melepas produk tersebut dengan membubuhi stempel “OQC Passed”
dikolom “Final Inspection/Staff OQC” pada part label.
5) Periksa kembali kesesuaian part label dengan aktual barang.
6) Jika saat inspeksi tersebut ditemukan 1 pcs NG, maka inspector
berwenang menghentikan proses inspeksi untuk nomor lot tersebut
walaupun jumlah sample yang dicek belum mencapai jumlah yang
ditentukan.
7) Inspector akan membuat laporan label merah yang menyatakan lot
tersebut NG dan membuat laporan QCI (Quality Control Information).
8) Untuk produk yang dinyatakan ditolak/NG akan ditindak lanjuti seperti
dalam instruksi kerja tentang pengendalian produk yang tidak sesuai pada
inspeksi akhir.
9) Untuk produk yang disubcontkan ke supplier, inspector akan melakukan
inspeksi visual dengan membuka plastik bag setelah produk tersebut
datang dari supplier.
10) Khusus untuk produk CR (PECGI),sample hasil inspeksi diambil
sebanyak 3 pcs dan disimpan ditempat yang telah ditentukan.
11) Untuk produk CR (coin) PECGI dilakukan pengecekan dindng sebanyak
315 pcs per lot secara visual dan 100 pcs menggunakan microscope untuk
lot awal produksi.
12) Untuk produk CR (coin) PECGI dilakukan pengecekan heikomi dan
heikodo after washig pada lot awal setiap tanggal produksi dengan sample
cek 100 pcs.

19
13) Semua hasil inspeksi akhir akan diinput pada sistem MRP Cycle 2 dan
MRP cycle 3.
14) Part hasil inspeksi dipacking/sealing dan dimasukan kedalam box
pengiriman, kemudian diserahkan ke bagian Delivery.

3.1.4 Flowchart Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir

PRODUCTION SUBCONT
SUPPLIER

INSPEKSI

OK NG

SELECTION RETURN

OK

NG
FOLLOW UP
PACKING

SELECTION

SCRAP REWORK

PROPOSAL

FINISH
GOODS SCRAP

20
3.1.5 Dokumen Yang Digunakan Di Bagian OQC
1) Form Quality Control Information ( QCI )

2) Form Label Merah ( Label NG )

21
3.2 Deskripsi Aktivitas Praktik Kerja Lapangan

3.2.1 Teori Mengenai Tema Praktik Kerja Lapangan


Menurut kamus the Oxford American, kualitas adalah tingkatan atau level
dalam suatu keunggulan, sedangkan menurut American National Standart
Institute (ANSI) dan American Society for Quality Control (ASQC) kualitas
adalah sebuah totalitas fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa yang
dinilai dari kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Josep Juran
mempunyai suatu pendapat bahwa: ”Quality is fitness for use”yang bila
diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan dengan
enaknya barang tersebut digunakan.
Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang
dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah
ditentukan serta menghasilkanproduk rusak.
Kualitas dapat diartikan dalam banyak cara, tergantung dari siapa yang
mendefinisikan dan tergantung dari produk atau jasa yang terkait. Kualitas
yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli
tersebut sesuai dengan keinginan. Memiliki sifat yang sesuai dengan
kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen.
Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk
yang berkualitas jelek.
Kualitas produk merupakan segala sesuatu yang diinginkan dan
dikehendaki pelanggan. Oleh karena itu, produk atau jasa yang dihasilkan
harus terjangkau harganya dan kualitasnya bagus, sehingga pelanggan puas
dan tetap loyal terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa mengurangi
nilai profit perusahaan.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tampak jelas maupun tersembunyi (Haizer & Render, 2008).
Dimensi-dimensi dalam kualitas menurut (Montgomery, 2010) adalah:
1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti yang
menjadi peertimbangan oleh konsumen dalam membeli produk tersebut.

22
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap. Karakteristik ini biasanya dilihat oleh konsumen sebagai nilai
fleksibilitas atau kemampuan mereka dalam memilih fitur tambahan atau
pelengkap yang ada pada produk yang akan mereka beli.
3. Kehandalan (reliability), yaitu dimensi kualitas yang menunjukkan
kemungkinan suatu produk dapat berfungsi dengan baik dalam suatu periode
waktu tertentu, biasanya diukur dengan menggunakan waktu rata-rata
kegagalan. Kehandalan merupakan karakteristik yang menggambarkan
tingkat penggunaan dari sebuah produk.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Karakteristik ini dapat mengukur persentase produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang ditetapkan.
5. Daya tahan (durability), yaitu dimensi yang berkaitan dengan umur suatu
produk, biasanya diukur dari waktu daya tahan produk tersebut, dimana
produk tersebut lebih baik diganti daripada diperbaiki..
6. Kemampuan pelayanan (serviceability), meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
Serviceability dilihat dari kesiapan dan kemudahan suatu produk pada saat
diperbaiki ketika terjadi kerusakan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Kualitas yang
dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Pengendalian kualitas menurut (Gaspersz, 2011) adalah suatu aktivitas yang
berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus pada
upaya untuk mendeteksi kerusakan saja, sedangkan menurut (Assauri, 2009)
pengendalian kualitas adalah suatu usaha untuk mempertahankan mutu atau
kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang
telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian kualitas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam
rangka mencegah terjadinya kerusakan atau ketidaksesuaian kualitas
sebagiamana mestinya yang telah ditetapkan. Adanya pengendalian kualitas
diharapkan perusahaan dapat meminimalisir terjadinya produk cacat diluar batas

23
yang diinginkan, sehingga perusahaan juga dapat mempertahankan kualitas dari
produk yang dihasilkan.
Beberapa tujuan dari dilakukannya pengendalian kualitas menurut (Assauri,
2009) diantaranya adalah:
1. Agar barang yang dihasilkan bisa mencapai target kualitas yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mengusahakan agar biaya pemeriksaan dapat menjadi seminimal mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produksi tertentu dapat menjadi seminimal mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi seminimal mungkin.
Berdasarkan tujuan pengendalian kualitas di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengendalian kualitas bertujuan untuk mendapatkan jaminan bahwa
kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan akan sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan dengan mengoptimalkan pengeluaran agar
seminimal mungkin. Selain pada pengendalian kualitas produk yang dihasilkan,
beberapa faktor lain yang perlu dikendalikan dalam proses produksi adalah
adanya loss production.
Loss production dapat berdampak pada perusahaan kesil dan besar, biasanya
hal ini terjadi akibat adanya masalah yang timbul selama proses produksi rutin
berlangsung (Hirsh, 2010). Adanya penambahan waktu proses, atau jumlah
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan, adanya kerusakan yang
terjadi pada mesin produksi, kurangnya pasokan bahan baku, adanya human
error, cuaca yang tidak mendukung dan masalah lainnya yang terdapat pada
perusahaan itu sendiri dengan kemampuan pengendalian yang dimilikinya.
Terjadinya loss production dapat diminimalkan melalui langkah-langkah
penanganan yang tepat dan strategi perbaikan yang baik.
Masalah-masalah yang biasanya terjadi dan menyebabkan loss
production adalah sebagai berikut :
1. Masalah downtime
Berdasarkan kejadian pada proses manufaktur, masalah downtime yang
menyebabkan kerugian yang paling besar adalah akibat kerusakan pada
mesin produksi, kurangnya bahan baku, dan masalah lain yang terkait dengan
operasional selama proses produksi sedang berlangsung. Produksi dapat
berhenti berjalan apabila mesin atau peralatan pendukung rusak atau tidak
bekerja sebagaimana mestinya akibat tidak dilakukan pemeliharaan atau

24
perbaikan dengan baik, dan bila dibutuhkan setting ulang mesin, maka akan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses tersebut.
2. Masalah kecepatan produksi
Kecepatan dalam proses produksi dapat terhambat akibat frekuensi terjadinya
stop-start yang sering yang menyebabkan alur proses produksi menjadi tidak
seimbang secara keseluruhan. Hal ini termasuk akibat adanya kesalahan
seperti komponen yang macet dan kecelakaan yang terjadi, misalnya adanya
barang yang jatuh dan menutupi sensor mesin yang menghambat akses
pengiriman.
Vorne mencatat bahwa kejadian ini biasanya dapat berlangsung kurang dari
lima menit dan tidak memerlukan proses perbaikan, namun waktu tersebut
dapat bertambah dalam waktu terjadinya loss production yang berakibat pada
waktu produksi berkurang karena digunakan untuk proses perbaikan mesin.
3. Rejected product
Akibat dari kerusakan mesin atau peralatan pendukung produksi lainnya serta
kesalahan dalam proses produksi, sejumlah besar produk mengalami
penurunan kualitas yang menjadikannya tidak sesuai dengan standar produk
yang ditetapkan sehingga terjadi rejected product. Hal ini dapat terjadi apabila
setup mesin tidak dilakukan dengan benar atau pemanasan mesin belum
cukup sebelum proses produksi berlangsung.
Penurunan kualitas juga dapat terjadi akibat adanya kesalahan manusia atau
human error terutama yang terkait dengan proses produksi atau perakitan
yang ditangani oleh manusia itu sendiri. Rejected product menyebabkan
produk dapat dibuang atau dilakukan proses ulang (rework). Mengidentifikasi
kapan terjadinya rejected product dapat dilakukan misalnya dengan melihat
pada saat waktu satu shift atau periode proses produksi tertentu, hal ini dapat
membantu dalam menentukan pola yang menyebabkan munculnya masalah
dan mencegah terjadinya hal serupa kedepannya.
4. Tindakan pencegahan
Mengidentifikasi jadwal perbaikan, waktu setup mesin dan elemen produksi
lainnya dapat mencegah terjadinya masalah. Proses produksi dengan konsep
”lean” dengan tujuan menghilangkan limbah yang timbul dengan cara, pada
saat terjadinya masalah, proses produksi dihentikan untuk mencegah adanya
penurunan pada kualitas produk yang dihasilkan.

25
Berdasarkan masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya loss
production, dapat diketahui bahwa yang termasuk kedalam loss production itu
sendiri adalah:
1. Produk akhir yang cacat atau rejected product
2. Sisa hasil produksi yang berlebih
3. Sisa bahan baku yang tidak terpakai
4. Produk yang diproses ulang (rework)
5. Produk cacat akibat rusak mesin

3.2.2 Deskripsi Jurnal Harian Praktik Kerja Lapangan


Praktik kerja lapangan merupakan salah satu sarana bagi mahasiswa
untuk dapat mengaplikasikan dan membandingkan teori yang telah diperoleh dari
proses perkuliahan ke dalam dunia kerja serta untuk mendapatkan pengalaman
di dunia kerja yang sesungguhnya. Penulis melaksanakan praktik kerja pada PT
Astom Indonesia selama empat minggu yang terhitung 20 hari kerja, mulai
tanggal 01 April 2019 sampai 30 April 2019. Selama melaksanakan praktik kerja
penulis melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh member Outgoing Quality
Control.
Selama melaksanakan praktik kerja dalam waktu empat minggu, penulis
ditempatkan di bagian Outgoing Quality Control Liquid Coin Division (OQC LBD)
yang kegiatannya terkait dengan judul laporan penulis yaitu mengenai Prosedur
Pengendalian Kualitas Produk Pada Bagian Outgoing Quality Control Liquid Coin
Division PT Astom Indonesia.
Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama pelaksanaan praktik kerja
adalah sebagai berikut:
1. Perkenalan dan orientasi tempat praktik kerja
Perkenalan dan penyesuaian diri terhadap tempat praktik kerja serta kepada
para pegawai yang berada di PT Astom Indonesia. Kegiatan ini dilakukan
pada hari pertama pelaksanaan praktik kerja.
2. Melaksanakan senam pagi dan meeting bersama
Seluruh pegawai serta mahasiswa praktik kerja diwajibkan untuk
melaksanakan senaml pagi pada pukul 07.30. Meeting pagi dilaksanakan
setiap hari sebagai pelaksanaan aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan
oleh perusahaan sebagai wujud kedisiplinan. Meeting juga dilakukan setiap
kali pergantian shift disetiap departemen. Meeting juga digunakan sebagai

26
sarana penyampaian informasi kepada seluruh peserta meeting mengenai
suatu kejadian atau rencana maupun hasil pelaksanaan suatu program
perusahaan.
3. Penulis melakukan inspeksi produk sesuai shedule pengerjaan produk harian
yang dibuat oleh penanggung jawab shift. Setiap hari penulis diberi target
inspeksi sebanyak 55 lot dengan catatan produk yang diinspeksi termasuk
dalam level “Normal” inspeksi.
4. Pada hari tertentu Penulis juga diberi schedule untuk melakukan inspeksi atau
pengecekan produk after seleksi yang dilakukan oleh Selector.
5. Penulis melakukan aktivitas persiapan bekerja pada saat awal jam kerja dan
pada saat akhir bekerja penulis juga diwajibkan memeriksa hasil inputan
laporan pada sistem MRP serta melakukan 5S diarea bekerja. Hal-hal yang
diperiksa diakhir jam kerja yaitu ketepatan input laporan disistem MRP cycle 2
dan MRP cycle 3, serta ketepatan nomor lot yang diinput dengan aktual
barang yang diinspeksi.
6. Pada saat meeting pergantian shift penulis juga berkewajiban menyampaikan
kepada seluruh member OQC LBD jika ada informasi kualitas produk yang
dikerjakan pada hari tersebut.

3.2.3 Pembahasan Permasalahan Praktik Kerja Lapangan


Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis mendapatkan banyak
sekali ilmu dan pengalaman yang sangatberguna pada dunia kerja, terutama di
dalam bidang quality control. Namun demikian dalam pelaksanaan kegiatan
praktek kerja ini, penulis juga menemui beberapa kendala dan kekurangan
perusahaan yaitu pada saat ditemukan produk NG yang berturut-turut sehingga
menghambat proses inspeksi produk, hal tersebut juga menambah pekerjaan
Inspector yaitu harus membuat laporan label merah, membuat laporan QCI serta
memisahkan produk NG tersebut dan hal itu tentunya membuat target inspeksi
harian Inspector tidak tercapai.

3.3 Kompetensi Yang Didapatkan Setelah Melaksanakan Praktik Kerja


Lapangan
Kompetensi yang didapatkan Penulis selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan adalah mengenai sistem pengendalian internal perusahaan khususnya

27
dibidang kualitas produk. Penulis juga mendapat kompetensi mengenai sistem
persediaan barang yang didapat melalui sistem MRP perusahaan.

3.4 Tantangan Selama Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan


Tantangan yang dialami penulis selama melaksanakan praktik kerja
lapangan adalah Penulis dituntut untuk sangat teliti dalam melakukan proses
inspeksi produk, Penulis dituntut untuk dapat mendeteksi adanya NG pada
produk yang diinspeksi karena Inspector adalah tahap akhir pengecekan produk
sebelum masuk kebagian finish goods. Penulis juga dituntut untuk tidak
melakukan kesalahan pada saat proses input laporan ke sistem MRP
perusahaan karena jika terjadi kesalahan akan berpengaruh pada sistem
persediaan barang perusahaan.
Jadi penulis sebagai Inspector bertanggungjawab atas kualitas produk
dan informasi yang diinput pada sistem MRP perusahaan.

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Paktik Kerja Lapangan ini, Penulis
mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu. Jika diperkuliahan diajarkan
bermacam-macam teori, maka ketika Praktik Kerja Lapangan teori itu akan
digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan suatu kegiatan (Praktik).
Kesimpulan dari Praktik Kerja Lapangan yang Penulis laksanakan di PT
Astom Indonesia ini antara lain :
1. Inspeksi adalah tahap terakhir pengecekan kulitas produk sebelum masuk
ke bagian finish goods.
2. Sistem persediaan barang yang digunakan di PT Astom Indonesia adalah
FIFO (First In First Out) dimana produk akan dikerjakan dan dikirim sesuai
urutan tanggal produksi, kecuali produk-produk NG yang harus masuk
proses selection atau return to supplier.
3. Praktik Kerja Lapangan ini menjadi tahap persiapan awal Penulis sebelum
masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya.
4. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Penulis juga mendapat
pengetahuan mengenai etika dalam bekerja, seperti kedisiplinan, praktik
5S serta cara bersosialisasi dengan rekan kerja dalam satu departemen
maupun departemen lain.

4.2 Saran
Berdasarkan pengamatan selama praktik kerja, ada beberapa saran
yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan prosedur pengendalian
kualitas produk demi peningkatan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya :
1. Pada saat meeting bersama sebaiknya seluruh karyawan diwajibkan
untuk mencatat hasil meeting terutama yang berkaitan dengan informasi
kualitas produk untuk menghindari terjadinya kesalahan perlakuan pada
produk tertentu dikarenakan faktor human eror.
2. Meningkatkan pengendalian mutu setiap tahapan proses produksi secara
cermat dan efisien mengingat setiap tahap produksi saling mempengaruhi
khususnya terhadap mutu dan kualitas produk serta produktivitas
Inspector.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://astomind@astom.co.id

https://media.neliti.com/media/publications

30
LEMBAR PERSETUJUAN PKL

NAMA : Dita Amelia

NIM : 221610085

PROGRAM STUDI : D III Akuntansi

TEMPAT MAGANG : PT. ASTOM INDONESIA

Bekasi, 25 Mei 2019

Disetujui Oleh,

Manager Personalia, Dosen Pembimbing,

Noordin Taufik Hidayat.,SE.,M.Si

NIDN: 04260426102

31
JURNAL KEGIATAN HARIAN
Nama Mahasiswa : Dita Amelia
Bagian : Quality Control (QC/QA)

Paraf
No Hari Tanggal Pekerjaan yang Dilakukan Supervisor/
Mentor PKL

- Briefing Pagi
- Inspek Produk
- Membuat Laporan QCI

1 Senin 25 Maret 2019 - Membuat Limit Sample


- Input Data
- Cek Laporan MRP
- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Membuat Limit Sample


2 Selasa 26 Maret 2019
- Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

3 Rabu 27 Maret 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Pagi

- Briefing

- Inspek Produk

4 Kamis 28 Maret 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

32
- Briefing dan 5S

- Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI

- Membuat Label Merah


5 Jum’at 29 Maret 2019
(Hasil Pendingan)

- Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

6 Sabtu 30 Maret 2019 LIBUR

7 Minggu 31 Maret 2019 LIBUR

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

8 - Input Data
Senin 1 April 2019
- Membuat Laporan QCI

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

9 Selasa 2 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

10 Rabu 3 April 2019 LIBUR ISRA MI’RAJ

33
- Briefing Pagi

- Inspek Produk

11 Kamis 4 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Pagi

- Briefing dan 5S

- Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI

- Membuat Label Merah


12 Jum”at 5 April 2019
(Hasil Pendingan)

- Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Pagi

13 Sabtu 6 April 2019 LIBUR

14 Minggu 7 April 2019 LIBUR

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Membuat Limite Sample


15 Senin 8 April 2019
- Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk
16 Selasa 9 April 2019
- Input Data

- Meeting Sore

34
- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Input Data
17 Rabu 10 April 2019
- Membuat Laporan QCI

- Cek Laporan MRP

- Meeting Pagi

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Input Data
18 Kamis 11 April 2019
- Membuat Limite Sample

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi dan 5S

- Inspek Poduk

19 Jum”at 12 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

20 Sabtu 13 April 2019 LIBUR

21 Minggu 14 April 2019 LIBUR

- Briefing Pagi

- Inspek Produk
22 Senin 15 April 2019
- Input Data

- Meeting Sore

35
- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Input Data
23 Selasa 16 April 2019
- Membuat Laporan QCI

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

24 Rabu 17 April 2019 LIBUR PEMILU 2019

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

25 Kamis 18 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi dan 5S

- Inspek Produk

26 Jum”at 19 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

27 Sabtu 20 April 2019 LIBUR

28 Minggu 21 April 2019 LIBUR

- Briefing Pagi

- Inspek Produk
29 Senin 22 April 2019
- Input Data

- Meeting Sore

36
- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Membuat Laporan QCI


30 Selasa 23 April 2019 - Membuat Label Merah
(Hasil Pendingan)

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

- Input Data
31 Rabu 24 April 2029
- Membuat Limite Sample

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

- Briefing Pagi

- Inspek Produk

32 Kamis 25 April 2019 - Input Data

- Cek Laporan MRP

- Meeting Sore

37
NILAI TEMPAT PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi

No Komponen yang Dinilai Angka

A Penguasaan dan Penerapan Keilmuan

B Keterampilan

C Kepribadian :

1. Sikap

2. Kedisiplinan

3. Kehadiran

4. Kerja Sama

5. Kejujuran

6. Tanggung Jawab

7. Inisiatif

8. Penampilan & Cara Berpakaian

Jumlah

38
Rata-rata Nilai

Catatan :
Angka dari 0 - 100

Bekasi, 25 April 2019

Supervisor QC,

39
NILAI PEMBIMBING PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi

Tempat PKL : PT. Astom Indonesia

No Komponen yang Dinilai Angka

A Isi, Materi dan Teknik Penulisan Laporan

B Jurnal Pembimbingan PKL

C Jurnal Harian Kegiatan PKL

D Sikap dan Kepribadian

E Nilai Akhir (A+B+C+D)

F Rata –rata nilai (E/4)

Catatan :
Angka dari 0 - 100

Bekasi, 25 April 2019

40
NILAI AKHIR PKL

Nama Mahasiswa : Dita Amelia

NIM : 221610009

Program Studi : D III Akuntansi

Tempat PKL : PT. Astom Indonesia

No Penilai Angka Huruf

A Nilai Tempat PKL

B Nilai Dosen Pembimbing PKL

C Jumlah Nilai

D Nilai Akhir (C/2)

Bekasi, 25 April 2019


Mengetahui,
Pembimbing PKL
Kaprodi D3 Akuntansi

Dian Sulistyorini Wulandari. SE., M.si.,Ak.,CA Taufik Hidayat.,SE.,M.Si


NIDN: 04260426102
NIDN : 0401048501

41
Kuesioner Evaluasi PKL

Nama Pengisi :

Tempat/ Perusahaan : PT. ASTOM INDONESIA

Tanggal Pengisian : 25 April 2019

Pertanyaan Jawaban

Apakah Bapak/Ibu merasa terbantu dengan adanya mahasiswa


a. YA
magang Program D3 STIE Pelita Bangsa ? b. TIDAK
Bagaimanakah penilaian Bapak/Ibu terhadap mahasiswa
magang Program D3 STIE Pelita Bangsa terkait dengan : SB B C K

a. Integritas (etika dan moral) ....................................


b. Keahlian/keterampilan ...........................................
c. Bahasa Inggris ......................................................
d. Penggunaan teknologi informasi .............................
e. Komunikasi ...........................................................
f. Kerjasama tim .......................................................
g. Pengembangan diri ................................................
Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan kinerja mahasiswa
a. YA
magang Program D3 STIE Pelita Bangsa ? b. TIDAK
Apakah Bapak/Ibu menginginkan pelaksanaan magang a. YA
mahasiswa Program D3 STIE Pelita Bangsa diperpanjang? b. TIDAK
Berapa lamakah idealnya magang mahasiswa Program D3 STIE a. 1 BULAN
Pelita Bangsa dilaksanakan di perusahaan/instansi Bapak/Ibu?b. 2 BULAN
c. 3 BULAN
Pada periode apakah magang mahasiswa Program D3 STIE a. Juli-Agustus
Pelita Bangsa sebaiknya dilaksanakan di perusahaan/instansi b. Januari-Februari
Bapak/Ibu? c. .........................

Berapakah jumlah mahasiswa magang D3 Akuntansi yang


sebaiknya ditempatkan pada perusahaan/instansi Bapak/Ibu? ........... orang

Untuk masa yang akan datang, apakah dimungkinkan untuk


membuat kerja sama kemitraan secara formal dengan
a. YA
perusahaan/instansi Bapak/Ibu berkaitan dengan pelaksanaan
b. TIDAK
magang mahasiswa Program Diploma 3 STIE Pelita Bangsa ?

Bila dibutuhkan, apakah Bapak/Ibu bersedia memberikan kuliah


a. YA
umum di Program Diploma 3 STIE Pelita Bangsa untuk
b. TIDAK
memberikan pengalaman praktis terkait area pekerjaan di

42
perusahaan/instansi Bapak/Ibu

Apakah ada diantara mahasiswa magang Program D3 STIE


Pelita Bangsa yang memenuhi kriteria untuk diterima bekerja di a. YA
perusahaan Bapak/Ibu setelah meraka lulus? b. TIDAK

Keterangan :

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Supervisor QC,

43

Anda mungkin juga menyukai