Anda di halaman 1dari 11

1

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN ANEMIA DI POLI DALAM RSUD


SIDOARJO

Oleh:

MACHMUD JAMALUDDIN (200714901303)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

2021
2

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KMB DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


ANEMIA PADA PASIEN DI RUANG POLI DALAM

RSUD KABUPATEN SIDOARJO

DISUSUN OLEH

Machmud Jamaluddin

2007.14901.303

Disetujui Oleh

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana


Praktek

(Frengki Apriyanto.,S.Kep.,Ns.,M.Kep) ( ................................................. )

Kepala Ruangan

(………..…………......………………)
3

A. Definisi
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel
darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan
tubuh. Anemia adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin
lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang nya jumlah
normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim
ke jaringan tubuh juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari
normal anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di
dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan
tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus
melainkan suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner &
Suddarth, 2015).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendah nya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah
normal ( Smeltzer, 2002 ).
B. Komplikasi
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin
merasa sangat lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas
sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi
folat mungkin lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti
kelahiran prematur.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung
cepat atau ireguler (aritmia). Bila seseorang menderita anemia,
jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi
kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung
membesar atau gagal jantung.
d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan
banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat
dan bisa berakibat fatal.
C. Etiologi
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga
penyebab anemia yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan
sel darah merah (hemolisis), dan penurunan produksi sel darah merah.
Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang
membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
f. Penyakit Rh null
D. Tanda dan Gejala
4

a. Lemas dan cepat lelah.


b. Sakit kepala dan pusing.
c. Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.
d. Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
e. Detak jantung tidak teratur.
f. Napas pendek.
g. Nyeri dada.
h. Dingin di tangan dan kaki.
E. Klasifikasi
Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu
Anemia Aplastik, Anemia pada penyakit ginjal, Anemia Defisiensi Besi,
Anemia Megaloblastik dan Anemia Hemolitika ( Ni Ketut & Briggita, 2019).
F. Patofisiologi
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya
kegagalan sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara
berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik
atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.
Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL
akan mengakibatkan interik pada sklera.
Proses perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan
yang dirasakan dapat digambarkan dalam bentuk bagian sebagai berikut:
5
6

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018)
untuk anemia adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
b. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada
anemia aplastik).
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018)
yang dapat dilakukan pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau
7

I. KONSEP ASKEP
1. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Keluarga
Nama, TTL, nama orang tua, nomer RM, jenis kelamin, umur pasien,
agama, pendidikan, tanggal MRS, tanggal pengkajian, pekerjaan orang
tua, dan alamat.
b. Keluhan Utama
 Petekie
Bintik-bintik kemerahan yang muncul akibat pendarahan dibawah
kulit, petekie ditemukan bila jumlah trombosit 0,5 cm yang berisi
serosa.
 Ekimosis
Darah yang terperangkap dijaringan bawah kulit, ekimosis yang
bertambah dan perdarahan yang lama akibat trauma ringan
ditemukan pada jumlah trombosit <50.000/mm2
 Vesikel atau bulae yang bersifat hemoragik
Lepuhan kecil yang berisi cairan dengan diameter kurang dari 0,5 cm,
sedangkan bulae lesi yang menonjol melingkar >0,5 cm yang berisi
serosa.
 Perdarahan dibawah membran mukosa
Saluran Gastro Intestinal, kemih, genital, dan respirasi.
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Pernah menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi
 Pernah memiliki riwayat trauma, perdarahan
 Pernah memiliki riwayat demam tinggi
 Pernah memiliki riwayat penyakit ISPA
d. Riwayat penyakit sekarang
 Pasien pucat
 Kelemahan
 Sesak nafas
 Epitaksis
Perdarahan yang terjadi pada hidung akibat adanya kelainan lokal
pada rongga hidung.
 Menoragia
Periodik menstruasi yang terjadi perdarahan berat atau
berkepanjangan (abnormal) yang disertai dengan kram.
 Malaise : Nafsu makan menurun, kelelahan dan kelemahan.
Kelemahan dapat terjadi dengan atau tanpa disertai saat perdarahan
terjadi akibat kekurangan suplai darah tak seimbang dengan
kebutuhan.
 Menometroraghia
8

Bentuk campuran dari menoragia (perdarahan haid dalam jumlah


yang melebihi 80 ml) dan metroragia (perdarahan berupa bercak
bercak diluar siklus haid).
e. Riwayat penyakit keluarga Penderita trombositopenia biasanya memiliki
kecenderungan dalam genetiknya pada kembar monozigot dan pada
beberapa keluarganya, serta adanya kecenderungan mengahasilkan
autoantibody pada anggota keluarga yang sama.
f. Pemeriksaan Fisik
 Breathing yang meliputi :
 Inspeksi : terjadi perdarahan spontan pada hidung
 Palpasi : kemungkinan vocal vremitus menurun akibat kualitas
pernafasan buruk karena perdarahan pada saluran respires.
 Perkusi : suara paru sonor atau pekak.
 Auskultasi : adanya suara napas tambahan wheezing atau rochi
akibat gejala komplikasi lain.
 Blood yang meliputi :
 Inspeksi : adanya petekie atau ekimosis pada kulit.
 Palpasi : sebagai bentuk takikardia kompensasi (adanya petekie
pada permukaan kulit).
 Auskultasi : tekanan darah terjadi peningkatan sistolik namun
normal pada diastolik.
 Brain yang meliputi :
 Inspeksi : kesadaran kompos mentis, sakit kepala, perubahan
tingkat kesadaran, gelisah.
 Bladder yang meliputi :
 Inspeksi : adanya hematuria (kondisi dimana urin mengandung
darah).
 Palpasi : kemungkinan adanya nyeri pada kandung kemih.
 Bowel yang meliputi :
 Inspeksi : adanya hematemesis dan melena, penurunan nafsu
makan dan mual muntah.
 Palpasi : adakah nyeri tekan abdomen, splenomegali dan
perdarahan pada saluran cerna.
 Perkusi : bunyi pekak deteksi adanya perdarahan pada daerah
abdomen.
 Auskultasi : bising usus menurun.
 Bone yang meliputi :
 inspeksi : kemungkinan adanya nyeri otot sendi dan punggung,
mobilitas dibantu akibat kelemahan.
g. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi jumlah trombosit rendah
sehingga mencapai 100.000/mm3 (batas normal trombosit yaitu
150.000-530.000/mm3 ), penurunan jumlah hemoglobin, kadar
9

trombopoietin dibawah/tidak terjadi peningkatan, masa koagulasi pt


dan ptt memanjang, foto toraks dan uji fungsi paru, terjadi peningkatan
pada tes kerapuhan kapiler, skrining antibody, terjadi aspirasi pada
sumsum tulang, terjadi peningkatan jumlah megakariosit, tes sensitive
18 menunjukan igg antitrombosit pada permukaan trombosit atau
dalam serum (Handayani & Haribowo, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien anemia
aplastik dengan trombositopenia adalah risiko perdarahan yang
berhubungan dengan penurunan kadar trombosit (PPNI, 2016).
Diagnosa : Risiko perdarahan
Definisi : Berisiko mengalami terjadinya kehilangan darah baik secara
internal (yang terjadi di dalam tubuh) maupun secara eksternal (yang
terjadi hingga keluar tubuh).
10

a. Intervensi
S O A P I
Pasien Hasil Pem. Fisik: Perfusi perifer Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama:
mengeluh  Pusing tidak efektif b.d keperawatan selama 2x24 jam maka Perawatan Sirkulasi
pusing, jantung  jantung kurang terpapar pasien mengalami Perfusi Perifer (SIKI: I.02079)
berdebar, berdebar informasi tentang (SLKI: L.02011) dengan kriteria hasil: Observasi:
pandangan  pandangan factor pemberat Kriteria hasil : 1. Periksa sirkulasi
kabur, bahu kabur (SDKI: D.0009) 1. Denyut nadi perifer (5) perifer
dan leher  bahu dan leher Keterangan : 2. Indentifikasi factor
terasa kaku terasa kaku 1: menurun resiko gangguan
 mual dan 2: cukup menurun sirkulasi ( mis.
muntah 3: sedang Perokok, DM, orang
 HR 86 x/menit 4: cukup meningkat tua, hipertensi dan
 RR 29 x/menit 5: meningkat kadar kolesterol

0
Suhu 36,9 C. tinggi)
kretia Hasil: 3. Monitor panas,
Hasil Pem. 1. Warna kult pucat (5) kemerahan, nyeri,
Penunjang: 2. Nyeri ekstermitas (5) atau bengkak pada
3. Kelemahan otot (5) ekstermitas
Tidak terkaji 4. Kram otot (5)
Terapeutik:
Keterangan : 1. Hindari pengambilan
1: meningkat darah atau
2: cukup meningkat pemasangan infus di
3: sedang area keterbatasan
4: cukup menurun perfusi
5: menurun 2. Hindari pengukuran
tekanan darah di
Kriteria Hasil : area keterbatasan
1. Pengisian kapiler (5) perfusi
2. Akral (5)
Keterangan : Edukasi:
1. Memburuk 1. Anjurkan berhenti
11

2. Cukup memburuk merokok


3. Sedang 2. Anjurkan
4. Cukup membaik berolahraga rutin
5. Membaik 3. Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi

Intervensi Penunjang:
Manajemen Sensai
Perifer
(SIKI: I.06195)

Anda mungkin juga menyukai