Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS MANIPULASI PAJAK DI INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 6
 
Tania Nurul Azmi                           20/463899/SV/18218
Tanisma Anzalna Rahman          20/463900/SV/18219
Tia Wieka A                               20/463901/SV/18220
Titis Kurniawati                              20/463902/SV/18221
Tri Astuti                                        20/463903/SV/18222
 
 

MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN


PROGRAM STUDI D4 BISNIS PERJALANAN WISATA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
PENDAHULUAN

Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar Negara Indonesia disamping penerimaan


migas dan non migas. Posisinya yang penting dan berperan sangat besar bagi keberlangsungan
Negara Indonesia serta menjadi salah satu pemasukan utama negara. Tugas dan fungsi
penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam struktur keuangan
negara serta berada dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Dari masa ke
masa telah banyak dilakukan maupun dikeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pajak sebagai
sumber penerimaan negara. Kebijakan yang dilakukan dapat berupa penyempurnaan undang-
undang, penerbitan peraturan perundang-undangan baru dibidang perpajakan yang mana
dilakukan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak maupun menggali sumber hukum pajak.
Di negara berkembang seperti Negara Indonesia, pajak merupakan penerimaan terbesar
yang berasal dari pajak tidak langsung. Namun mirisnya masih banyak pengusaha yang
menghindarkan diri dari pajak atau dengan kata lain melakukan penyelewengan pajak dimana
penghindaran diri dari pajak ini bisa saja disebut dengan pelanggaran undang-undang yang mana
masuk ke dalam kategori tindakan korupsi dan tentunya dapat merugikan negara. Selain itu
terdapat pula kasus-kasus lain seperti penggelapan pajak dan manipulasi laporan pajak yang
terkadang masih dapat lolos dari jeratan hukum atau mengambang kasusnya dikarenakan aparat
hukum negara yang tidak tegas dan sungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan. 
Oknum-oknum seperti inilah yang menyebabkan kerugian negara dan tidak mendapatkan
pemasukan yang optimal guna menyelesaikan permasalahan negara khususnya di bidang
ekonomi dan sosial. Artinya, permasalahan manipulasi pajak tidak hanya sebatas penentuan
terhadap mekanisme dan sistem perpajakan saja, melainkan juga sumber daya manusianya yang
kurang berkualitas. Dari situlah pasti terdapat faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
manipulasi pajak, kemudian dampak atau kerugian dari tindakan tersebut tidak hanya satu atau
dua orang saja yang dirugikan tetapi banyak orang bahkan satu negara. Sehingga diperlukannya
solusi dan tindakan yang harus dilakukan untuk memberantas atau mengurangi tindakan
manipulasi pajak di Indonesia.
Rumusan Masalah
1. Apa faktor penyebab seseorang melakukan manipulasi pajak?
Tujuan
2. Untuk mengetahui faktor penyebab seseorang melakukan manipulasi pajak.
PEMBAHASAN
A. Respon Mahasiswa Terhadap Tindakan Manipulasi Pajak di Indonesia
Berdasarkan survei daring yang dilakukan kepada mahasiswa jurusan pajak dan akuntansi
melalui google form dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia menyatakan bahwa 90%
responden mengetahui apa itu manipulasi pajak dan pernah mendengar kasus manipulasi pajak di
Indonesia. Sebagian besar responden setuju dan menyatakan bahwa tindakan manipulasi pajak
memberikan dampak buruk dan negatif bagi negara.
B. Pengertian Manipulasi Pajak
Manipulasi adalah tindakan atau proses rekayasa yang secara sengaja dengan melakukan
penambahan, persembunyian perhitungan atau pengaburan terhadap bagian atau keseluruhan
sebuah sumber informasi, substansi, data dan lain-lain. Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang tidak mendapatkan imbalan langsung
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya masyarakat kemakmuran.
Manipulasi pajak adalah tindakan yang dilakukan dengan meminimalkan atau menambah
jumlah angka yang dibebankan dan melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku, dan
dilakukan oleh oknum atau pelaku yang tidak bertanggung jawab. Manipulasi pajak adalah
tindakan ilegal dan tidak boleh dilakukan, manipulasi bisa disebut dengan korupsi atau juga
penyelundupan yang bukan haknya.
Harry Graham Balter (1983), menyatakan bahwa penyelundupan pajak adalah usaha yang
dilakukan wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus
utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-
undangan perpajakan. Ernest R.Mortenson(1958), menyatakan bahwa penyelundupan pajak
adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari atau
menghindar diri dari dari pengenaan pajak. N.A.Barr, S.R James, A.R..Prest(1977), menyatakan
bahwa penyelundupan pajak mengandung arti sebagai manipulasi secara illegal atas
penghasilannya untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.  
C. Kasus-Kasus Manipulasi Pajak di Indonesia
1. Kasus Pajak Bank BCA
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan ketua BPK Hadi
Poernomo sebagai tersangka dikarenakan dugaan terlibatnya beliau dalam kasus
keberatan pajak PT Bank Central Asia (BCA). Kasus ini berawal ketika PT BCA
mengajukan keberatan membayar pajak atas transaksi kredit bermasalah atau NPL (Non
Performance Loan) dengan nilai transaksi bermasalah sebesar Rp 5,7 triliun kepada
Ditjen Pph (Pajak Penghasilan). Ditjen Pph mengkaji surat yang diajukan oleh PT BCA
dan diperoleh kesimpulan bahwa mereka menolak surat pengajuan tersebut. Akan tetapi,
Hadi Poernomo yang saat itu menjabat sebagai Dirjen pajak memerintahkan Ditjen Pph
untuk menerima surat pengajuan tersebut dan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Nihil
yang berisi menerima surat pengajuan keberatan pajak yang diajukan oleh PT BCA.
Berdasarkan hal tersebut KPK telah menetapkan Hadi Poernomo sebagai
tersangka dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang yang sedang ia jalankan saat itu
yaitu Direktur Jenderal periode 2002-2004. Dengan hal itu, Hadi Poernomo dikenakan
Pasal 2 ayat (1) dan atau ayat (3) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal 55 ayat (1) KUHP dengan dugaan
melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang dalam menerima
seluruh permohonan wajib pajak atas Surat Keterangan Pajak Nihil (SKPN) Pajak PT
BCA tahun 1999, dan menyalahi prosedur dengan menerima surat permohonan keberatan
pajak PT BCA. Akibat perbuatannya tersebut negara mengalami kerugian sebesar Rp 375
miliar.
2. Kasus Pajak Group Bakrie
Bumi Resources Tbk (BUMI) merupakan group perusahaan milik Aburizal
Bakrie. BUMI didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern dan
mulai beroperasi pada 17 Desember 1979. Kasus ini berawal ketika Direktorat Jenderal
Pajak menemukan selisih pajak lebih rendah US$ 1.060 miliar dalam laporan keuangan
perusahaan Grup Bakrie. Direktorat Jenderal Pajak menemukan kekurangan bayar pajak
tiga perusahaan Group Bakrie senilai Rp 2,1 triliun. Kasus pajak PT Bumi Resources Tbk
juga termasuk anak perusahaannya yaitu PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima
Coal (KPC) sebesar Rp 2,1 triliun pada tahun 2007. Berdasarkan kejadian ini negara
mengalami kerugian yang sangat besar.
3. Kasus Pajak PT Asian Agri Group (AAG)
Kasus ini muncul untuk pertama kalinya di muka publik di awal tahun 2013.
Berita ini dikeluarkan oleh Mahkamah Agung yang telah memberikan vonis kepada 14
perusahaan Asian Agri Group (AAG) yang diakibatkan oleh terungkapnya penggelapan
pajak yang dilakukan oleh Asian Agri Group (AAG) pada tahun 2006.  Penggelapan yang
dilakukan oleh Asian Agri Group adalah transfer pricing. Dengan cara menjual produk
minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) PT AAG ke perusahaan afiliasi di luar negeri
dengan harga di bawah harga pasar, dan kemudian dijual kembali ke pembeli riil dengan
harga tinggi, maka beban pajak di dalam negeri bisa ditekan. Selain itu, rekanan PT AAG
sebagian besar adalah perusahaan fiktif. Diduga penggelapan pajak yang dilakukan AAG
diperkirakan telah merugikan negara sejumlah Rp 1,3 triliun.
Bukan hanya itu saja, kepala kantor wilayah direktorat jendral pajak sumatra utara
(Kakanwill Ditjen Pajak Sumut) I Medan Harta Indra Tarigan mengungkapkan satu kasus
penghindaran pajak (Tax Avoidance) yang ditemukan pihaknya saat bertugas di Kanwil
Pajak Sumut II Pematangsiantar. Dirjen pajak menemukan tujuh modus yang dilakukan
para pengembang properti dalam melakukan penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Pertama, penggunaan harga di bawah harga jual sebenarnya dalam menghitung Dasar
Pengenaan Pajak (DPP). Kedua, tidak mendaftarkan diri menjadi Pengusaha Kena Pajak
(PKP) namun menagih Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ketiga, tidak melaporkan seluruh
penjualan, Keempat, tidak memotong dan memungut Pajak Penghasilan (PPh). Kelima,
mengkreditkan pajak masukan secara tidak sah. Keenam, penghindaran PPn Barang
Mewah dan PPh Pasal 22 atas hunian mewah. Ketujuh, menjual tanah dan bangunan,
namun yang dilaporkan hanya penjualan tanah.
D. Faktor Penyebab Terjadinya Tindakan Manipulasi Pajak
1. Beban Pajak yang Terlalu Tinggi
Sebagian masyarakat mengaku dan merasa bahwa beban pajak yang diterimanya terlalu
tinggi. Hal tersebut menyebabkan masyarakat menengah kebawah merasa beban ekonomi
yang ditanggungnya akan bertambah berat. Kasus yang sering ditemui adalah beban
pajak yang ada tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat baik dari
pemasukan maupun pendapatannya.
Selain masyarakat, UMKM dan juga perusahaan kadang juga merasa bahwa beban pajak
dirasa terlalu membebani keuangan mereka. Hal ini terjadi biasanya karena modal yang
digunakan dari pinjaman dan hasil yang didapatkan tidak sebanding. Sehingga dengan
adanya tagihan pajak yang besar membuat perusahaan tersebut terganggu pengelolaan
keuangannya.
2. Adanya Kepentingan Pribadi
Beberapa kepentingan pribadi yang menjadi alasan utama untuk memanipulasi pajak
adalah dorongan untuk memperkaya diri dan faktor dorongan untuk memenuhi
kebutuhan. Jika sudah didasari dengan kepentingan pribadi maka manipulasi pajak
merupakan hal yang ilegal untuk dilakukan. Sejumlah uang yang seharusnya masuk ke
negara tetapi dialihkan menjadi milik pribadi. Hal ini tentunya sangat merugikan negara
karena dana yang seharusnya dapat dikelola demi kemajuan bangsa namun tidak masuk
ke negara. Apabila jumlah dana pajak yang dimanipulasi sangat besar hal ini akan
berdampak pada kemajuan bangsa yang seharusnya bisa cepat namun akan terhambat
dengan adanya pemasukan yang tidak sebanding.
3. Ketidak Kepercayaan Masyarakat kepada Pemerintah
Banyaknya anggota pemerintahan yang melakukan korupsi menyebabkan menurunnya
kepercayaan masyarakat kepada sistem pemerintahan. Hal tersebut menyebabkan
masyarakat enggan untuk membayar pajak dan berusaha melakukan berbagai hal untuk
memanipulasi pajak agar terhindar dari pajak. Masyarakat merasa akan sia-sia jika
mereka rajin untuk membayar pajak namun hasil dari pajak tersebut dikorupsi oleh
beberapa oknum yang melakukan korupsi.
Selain itu pembangunan yang tidak merata di berbagai daerah menyebabkan masyarakat
seringkali memanipulasi data agar tidak membayar pajak. Masyarakat merasa apa yang
telah dikeluarkannya tidak sebanding dengan yang didapatkannya. Sehingga bisa
diartikan hasil dari pajak sendiri belum bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat sehingga
hal ini mendorong masyarakat untuk memanipulasi dan menghindar dari pajak.
E. Dampak dari Tindakan Manipulasi Pajak
Dampak merupakan akibat, imbas, ataupun pengaruh yang terjadi baik itu negatif maupun
positif. Dari sebuah tindakan yang dilakukan perorangan maupun sekelompok orang yang
melakukan suatu kegiatan tertentu. adapun dampak dari manipulasi pajak berikut ini:
1. Memberikan Citra Buruk bagi Perusahaan
Keberhasilan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh citra
perusahaan tersebut di mata masyarakat. Masyarakat cenderung lebih senang membeli
produk atau menggunakan jasa dari perusahaan yang memiliki citra yang baik.
Perusahaan yang memiliki kesalahan pada laporan keuangan dan telah tersebar ke publik
akan memiliki citra yang lebih buruk. Orang akan beranggapan bahwa perusahaan
tersebut berisi orang-orang yang tidak profesional dan diatur oleh manajemen yang
buruk. Selain itu, perusahaan tersebut juga akan dianggap memanipulasi data dan tidak
etis.
2. Kesalahan Laporan Keuangan Mempengaruhi Aliran Dana
Dampak umum lainnya yaitu adanya pengaruh buruk bagi aliran dana perusahaan.
Laporan keuangan yang salah tidak bisa menceritakan mengenai keadaan keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Memperbaiki hal ini juga termasuk kegiatan yang sulit
dan sangat memakan waktu. Hal ini juga akan mempengaruhi pengaturan dan pengiriman
invoice. Akibatnya, perusahaan akan lebih lama menerima pembayaran dari waktu yang
seharusnya. Hal ini tentu akan mempengaruhi banyak hal lain, misalnya pembayaran gaji
karyawan.
3. Kesalahan Laporan Keuangan Mempengaruhi Proses Budgeting dan Perkiraan
Data dari laporan keuangan tentu akan digunakan untuk proses budgeting di tahun
berikutnya. Adanya kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan tentu bisa
menyebabkan adanya kesalahan juga dalam proses budgeting. Selain itu, perkiraan
mengenai pertumbuhan perusahaan juga sangat bergantung terhadap keakuratan data
dalam laporan keuangan.
4. Merugikan Keuangan dan Perekonomian Negara
Kita ketahui bahwa pajak merupakan sumber penerimaan terbesar Negara Indonesia dan
juga memiliki peranan sangat besar bagi keberlangsungan Negara Indonesia karena
dengan pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran negara seperti pembangunan dan
penyediaan fasilitas umum sehingga apabila tindakan manipulasi pajak terus ada maka
pendapatan negara akan berkurang dan pembangunan akan tertunda karena kurangnya
anggaran.
F. Solusi Untuk Mengurangi atau Memberantas Tindakan Manipulasi Pajak
Solusi untuk memberantas atau mengurangi tindakan manipulasi pajak di Indonesia telah
dilakukan seperti dibuatnya undang-undang maupun peraturan, terdapat pula hukum pidana dan
dibentuk KPK karena tindakan manipulasi pajak masuk ke dalam kategori korupsi. Namun
mirisnya tindakan tersebut dirasakan masih tetap ada dan malah semakin merajalela. Oleh karena
itu diperlukan perbaikan atau perubahan sistem yang lebih baik karena adanya manipulasi pajak
ini tidak hanya karena adanya kesempatan dan kualitas sumber daya manusianya namun juga
sistem pengawasan yang kurang baik. Maka berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam
penanganan kasus perpajakan:
1. Perlunya memperdalam penegak hukum dalam Undang-Undang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan serta adanya hukum atau sanksi yang berat bagi pelaku
manipulasi pajak
Di sini hukum harus benar-benar ditegakkan karena ini menyangkut dengan masa depan,
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat sehingga penegak hukum harus benar-benar
menunjukkan kredibilitasnya tidak memihak kepada pihak yang memiliki kuasa namun
harus adil. Selain itu hukum juga harus tegas dan sanksi yang diberikan juga berat agar
membawa rasa takut bagi setiap orang agar kasus seperti ini tidak kembali terulang.
2. Memperbaiki sistem pemungutan pajak
Negara khususnya DJP sebagai otoritas perpajakan di indonesia harus menutup celah-
celah yg dapat dimanipulasi oleh wajib pajak (WP) seperti memperbaiki pengendalian
intern dan tata kelola administrasi perpajakan dengan melihat bahwa Faktur Pajak yang
dikreditkan benar-benar telah dilaporkan sebagai pajak keluaran, lebih memperkenalkan
penggunaan e-SPT agar lebih terintegrasi dalam pengawasannya, serta melihat alur kas
seperti sumber atau penggunaan dana yang sebenarnya.
3. Memperketat Pengawasan baik terhadap wajib pajak maupun staf pemungut pajak
Pengawas pajak harus dapat bekerja lebih keras, mengutamakan kredibilitasnya jangan
sampai pihak pengawas pajak ikut terjerumus kedalam oknum yang melakukan
penyelewengan tersebut. Di sini pengawas pajak sebisa mungkin berusaha meminimalisir
adanya kasus-kasus serupa di masa yang akan datang dengan melakukan pemeriksaan
rutin baik kepada wajib pajak maupun staf perpajakan. Kemudian KPK juga baiknya
segera menuntaskan pengusutan kasus manipulasi pajak yang masih menggantung agar
kasus manipulasi semakin berkurang dan segera dituntaskan.
4. Peningkatan kualitas manusia di setiap badan usaha atau perusahaan dan memberi
edukasi bagi wajib pajak lainnya
Peningkatan tata kelola perusahaan, kualitas SDM, menegakkan nilai etika dan
profesional dalam lingkungan kerja. Konsisten melakukan pemantauan dan penilaian
hasil implementasi terhadap hal-hal tersebut. Kuatkan nilai-nilai sosial dan agama yang
mendukung penegakkan moralitas setiap pihak. Kemudian untuk wajib pajak lainya yang
berupa perorangan diperlukan adanya edukasi yang tepat agar mereka tidak melakukan
manipulasi terhadap pajak yang harus dibayarkan serta Meyakinkan pada masyarakat
bahwa penanganan pajak dilakukan secara transparan dan pajak yang dibayarkan
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat seperti pembangunan fasilitas
umum.
5. Membentuk Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dengan Memberikan
Pendidikan Kewarganegaraan
Memberikan pendidikan yang baik kepada manusia atau rakyat di suatu negara salah
satunya ialah Pendidikan Kewarganegaraan. Karena dengan adanya Pendidikan
Kewarganegaraan, masyarakat Indonesia mendapat pengetahuan, sikap atau moral, nilai
dan keterampilan sehingga setiap individu nantinya akan memiliki watak atau karakter
yang cerdas, dan bermoral baik serta bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Selain itu juga diajarkan untuk mencintai tanah air serta
berusaha untuk dapat meraih cita-cita dan tujuan bangsa. Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan anak bangsa diharapkan dapat menghadapi dinamika perubahan dalam
sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa depan serta dapat menunjukkan sikap pancasilais dan kesadaran
terhadap kepentingan bangsa dan negara. Selain itu dapat juga menunjukkan sikap jujur,
bertanggung jawab, percaya diri, kematangan emosional, beretika dan pembelajar
sepanjang hayat. 
PENUTUP
Dari hasil survei yang dilakukan kepada mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di
Indonesia, 90% menyatakan mengetahui apa itu tindakan manipulasi pajak walaupun
10% diantaranya kurang tahu. Dari sini dapat diketahui bahwa mahasiswa dengan jurusan
yang ada kaitannya dengan pajak saja masih ada yang kurang tahu apalagi dengan
masyarakat awam. Sehingga dengan makalah ini, diharapkan masyarakat awam dapat
lebih mengerti dan mendapat informasi mengenai pengertian, kasus-kasus manipulasi
pajak yang pernah terjadi di Indonesia serta penyebab, dampak dan solusi untuk
mengurangi atau memberantas tindakan manipulasi pajak. Manipulasi pajak merupakan
tindakan yang dilakukan dengan meminimalkan atau menambah jumlah angka yang
dibebankan dan melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku, dan dilakukan oleh
oknum atau pelaku yang tidak bertanggung jawab.
Di Indonesia kasus-kasus mengenai tindakan manipulasi pajak masih banyak dan
mirisnya pelakunya adalah oknum-oknum di perusahaan besar bahkan pihak berkuasa
dan pegawai pajak. Penyebab terjadinya tindakan manipulasi pajak adalah beragam mulai
dari beban pajak yang terlalu tinggi, kepentingan pribadi untuk mendapatkan keuntungan
yang besar hingga ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Semakin banyaknya kasus
yang terjadi semakin memberikan dampak buruk baik kepada perusahaan yang
bersangkutan maupun terhadap keuangan dan perekonomian negara, sehingga diperlukan
solusi atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi tindakan manipulasi pajak seperti
menegakkan para penegak hukum, memperbaiki sistem pemungutan pajak, memperketat
pengawasan dan yang terpenting membentuk sumber daya manusia yang berkualitas
dengan menanamkan pendidikan kewarganegaraan sedari dini.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Danil Elwi. 2016. Korupsi : Konsep, Tindak Pidana Dan Pemberantasannya. Jakarta.
Rajawali Pers. Sumber : https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=7PUbEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=jurnal+tentang+korups
i&ots=MygpWMadQb&sig=7h7TqgUl4X8jHp1JXVuBtmOdnmQ&redir_esc=y#
v=onepage&q=jurnal%20tentang%20korupsi&f=false

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak. (2013).


Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaanya.
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi [Modul].

Jurnal dan Makalah:

Abdul Gafur, Ihsan Saddam A, Baiq Dinda P A, 2018. Makalah Pemeriksaan


Perpajakan “Kasus Penggelapan Pajak Perusahaan Group Bakrie”.
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-pemeriksaan-pajak-bakrie-terbaru-pdf-
free.html (diakses pada tanggal 23 Mei 2021)

Fazri Fauzi Hayatul. 2016. Manipulasi Pajak. Sumber:


https://www.scribd.com/doc/310978326/MAKALAH-PAJAK-MANIPULASI

Hakim Arif Rachmad. Sugeng Praptoyo. 2015. Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan
Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Kurniawan Teguh. Peranan Akuntabilitas Publik dan Partisipasi Masyarakat dalam


Pemberantasan Korupsi di Pemerintahan. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi, Volume 16, Nomor 2, Mei-Agustus 2009.

Internet:

JPNN.com. 2014. Ini Solusi Masalah Penanganan Kasus Pajak. Sumber:


https://www.jpnn.com/news/ini-solusi-masalah-penanganan-kasus-pajak

Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. Sumber:


https://www.pajak.go.id/id/istilah-umum-perpajakan

Muhammad Aswin, Kasus Pajak Grup Bakrie. (diakses pada tanggal 23 Mei 2021)
Prabandaru Ageng. 2019. Manipulasi Faktur Pajak: Modus dan Penanggulangan oleh
Dirjen Pajak. Klikpajak by mekari. Sumber: https://klikpajak.id/blog/lapor-
pajak/manipulasi-faktur-pajak/

SimulasiKredit.com. Dampak Kesalahan Laporan Keuangan. Sumber:


https://www.simulasikredit.com/dampak-kesalahan-laporan-keuangan/
Lampiran:

Hasil Survei Mengenai Manipulasi Pajak

No Nama, Apa yang Anda Apakah Anda Menurut Menurut Anda,


Umur, ketahui tentang pernah Anda, apakah apa dampak
Pekerjaan, manipulasi pajak? mendengar faktor yang dari tindakan
Perguruaan mengenai mempengaruhi manipulasi
Tinggi & kasus seseorang pajak?
Jurusan, manipulasi melakukan
Asal pajak? Jika manipulasi
Daerah iya, kasus pajak?
apakah itu,
jelaskan?

 
1. Sarah, 22 Sikap tidak etis untuk Ya, Kasus 1.Minimnya Kerugian negara
Tahun melakukan sebuah Gayus informasi akibat rendahnya
pelanggaran pajak Tambunan mengenai penerimaan
(Mahasiswi dengan melakukan yang pengeluaran pajak ke kas
Universitas penggelapan pajak merupakan pemerintah negara
Islam dengan mengurangi seorang terhadap
Indonesia, beban pajak yang petugas pajak penerimaan
Jurusan menimbulkan yang pajak yang
Akuntansi), pelanggaran undang- menerima suap didapat setiap
Batam undang terkait tahunnya; 2.
pengurusan Tidak adanya
kasus kejelasan yang
permohonan pasti tentang
keberatan uang yang
pajak dan mereka
melakukan bayarkan setiap
pencucian bulannya serta
uang pada penggunaan
perusahaan uang tersebut;
Bakrie Group 3.Tidak adanya
transparansi
tersebut
menyebabkan
masyarakat
enggan untuk
membayar
pajak ; 4.
Aturan serta
sanksi yang
kurang tegas
terhadap
pelanggar pajak

2. Harlina Nur Membuat data yang Ya, Sebuah Ingin Suatu perubahan
Kosasih, 20 tidak benar terkait perusahaan (*) memaksimalka agar sesuai
Tahun kepentingan terbukti n keuntungan dengan
perpajakan membuat atau harta yang keinginan pelaku
(Mahasiswi faktur pajak dimiliki
PKN STAN, yang tidak
Jurusan sesuai dengan
Akuntansi), transaksi
Bogor aslinya.
Sehingga,
Beban pajak
yang
sebenarnya
dibayarkan
tidak sesuai
dengan beban
pajak yang
seharusnya
dibayarkan.
Kasus yang
diusut oleh
Ditjen Pajak
ini,
membuktikan
perusahaan
telah
melakukan
manipulasi
pajak dalam
jumlah yang
besar dan
berlangsung
lebih dari satu
tahun.
Keputusan
akhir
persidangan
kasus, bagi
pelaku
mendapat
hukuman
pidana
(penjara dan
denda).
3. Siddiq, 20 Tax planning Ya, - Mencari profit Merupakan
Tahun sebesar perbuatan
besarnya melawan hukum
(Mahasiswa dan dapat
PKN STAN, dijatuhi sanksi
Jurusan pidana atau
Pajak), denda
Malang

4. Meirina Suatu tindakan yg Ya, Untuk Akan


Kurnia Dwi dilakukan oleh wp Manipulasi memperkecil mengakibatkan
Saputri, 20 dgn melakukan faktur pajak beban pajak penurunan dalam
Tahun rekayasa mengenai ekspor harus dibayar penerimaan
informasi atau data pajak negara
(Mahasiswi ttg jumlah
PKN STAN, penghasilan, omzet
Jurusan usaha, maupun
Pajak), D.I laporan keuangannya
Yogyakarta dgn tujuan untuk
memperkecil beban
pajak yg dibayar
5. Wening Suatu Ya, Dalam Pemahaman Berkurangnya
Destryna D, perusahaan/seseoran praktik terhadap penerimaan
21 Tahun g yang melaporkan perpajakan perpajakan dan negara
SPT tidak sesuai tidak sedikit kesadaran diri
(Mahasiswi dengan yang ditemui tindak terhadap pajak.
Universitas sebenarnya, demi kecurangan yg
Islam menghindari dilakukan wp
Indonesia, pembayaran pajak misalnya PKP
Jurusan yang besar. meminta
Akuntansi), restitusi ppn
Magetan kepada negara
atas pajak
masukan yg
telah
dibayarkan
lebih besar dr
pajak keluaran
yg diperoleh
pdhl atas
transaksi tsb
PKP
melakukan
manipulasi
dgn membuat
faktur pajak
fiktif dgn
motif utama
memanfaatkan
hak restitusi
pajak shg
pajak yg
ditanggung
lebih kecil dan
berakibat pada
kerugian
negara
6. Naufal Rafif Tidak melaporkan Ya, Kasus Karena adanya Negara rugi
Kusuma jumlah pajak yang terjadi celah dalam
Putra, 20 sebenarnya yang pada dirut PT sistem
Tahun seharusnya dibayar JSP. Tidak pengawasan
menyampaikan maupun sistem
(Mahasiswa surat peraturan yang
PKN STAN, pemberitahuan mengatur. Serta
Jurusan pajak serta kurangnya
Pajak), menyampaikan kesadaran akan
Bantul, D.I tidak benar pentingnya
Yogyakarta dan tidak pajak bagi
lengkap penerimaan
selama 2012- negara dan
2014. manfaat yang
diberikan
kepada
masyarakat
secara tidak
langsung

7. Dannette Tidak ada integritas Ya, Direktur Mungkin tujuan Negara


Natalie N, di dalamnya. PT BSA orang yg mengalami
21 Tahun didenda 544 manipulasi kerugian,
juta dan 16 pendapatan
(Mahasiswi bulan negara dari pajak
PKN STAN, kurungan berkurang.
Jurusan akibat sengaja
Pajak), DKI tidak
Jakarta menyetorkan
pajak yang
telah dipotong
atau dipungut
sehingga
menimbulkan
kerugian
negara
8. Kartika Perilaku oportunis Ya, Kasus Bukti faktur Merugikan
Saraswati, yang dilakukan manipulasi maupun banyak pihak
19 Tahun dengan berbagai pajak berupa transaksi yang khususnya untuk
metodenya dalam pembuatan tidak lengkap, masyarakat dan
(Mahasiswi mempengaruhi faktur pajak keberatan atas negara
PKN STAN, tingkat tidak sesuai tarif
Jurusan (besar/kecilnya) kondisi asli, perpajakan, rasa
Akuntansi), pajak yang harus oleh PT. tidak percaya
Surakarta dibayarkan, untuk Perisai pada
mencapai tujuan Samudra pemerintah.
tertentu. Perilaku ini Mandiri
dipengaruhi oleh
berbagai faktor  
pendorong dan
tujuan yang berbeda-  
beda dilakukan oleh
suatu entitas,
perseorangan, atau
siapapun pihak
terkait.
9. Alifa, 22 - - Karena Sanksi pindana
Tahun termasuk berupa denda
(Mahasiswi tindakan fraud, maupun penjara.
Universitas saya rasa fraud
Islam triangle dapat
Indonesia, diasumsikan
Jurusan menjadi faktor
Akuntansi), pendorong pada
Depok, Jawa kasus ini juga,
Barat diantaranya
kesempatan,
tekanan, dan
rasionalisasi.
Kemudian
rendahnya
fungsi
pengawasan
dan
pengendalian
perusahaan,
kualitas SDM,
dan nilai-nilai
etika dalam
perusahaan.
Terakhir,
lemahnya
penegakkan
hukum yang
berlaku »
kesempatan
fraud terbuka.
10 Kirafua, 22 - - Faktor Bagi perusahaan,
. Tahun kepatuhan dalam periode
seseorang akan panjang dapat
(Mahasiswi aturan menjadi skandal
Universitas perpajakan keuangan yang
Islam berujung pada
Indonesia, problematika
Jurusan keuangan berat
Akuntansi), hingga
Riau kebangkrutan
(atau masalah
going-concern
perusahaan
dalam bentuk
lainnya.) Bagi
pelaku, merusak
moralitas diri,
mempengaruhi
penilaian publik
terhadap etika &
profesionalitas
profesinya,
hukum pidana.
Sementara secara
agamis, setiap
perbuatan
dengan niat tidak
benar juga
ditegaskan akan
menerima
hukuman yang
sesuai, Wallahu
a'lam
 

Anda mungkin juga menyukai