TUGAS AKHIR
Oleh:
ALPENSUS JONI
NIM: 085114001
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
ALPENSUS JONI
NIM: 085114001
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Jadikan Pengalaman Sebagai Pembelajaran Untuk
Menatap Jauh Ke Depan”
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Banyak daerah di Indonesia belum memperoleh penerangan listrik dari PLN.
Penggunaan mesin pembangkit energi listrik seperti genset, diesel, dan mesin-mesin
generator yang berbahan bakar minyak dinilai tidak efektif karena harganya yang relatif
mahal. Sistem pemanfaatan motor induksi sebagai generator diharapkan dapat memberikan
solusi bagi masyarakat, terutama masyarakat di daerah terpencil.
Sistem motor induksi sebagai generator dapat menghasilkan tegangan keluaran dan
dapat mencatu daya optimal sebesar 47,5 watt.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Many areas in Indonesia have not received electricity from PLN. The use of
electrical energy generators, such as genset, diesel, and oil-fueled generators machinery,
were considered ineffective because of the price that relatively expensive. The utilization
system of induction motor as a generator was expected to give a solution for many people,
especially for people in remote areas.
In this study, the utilization system induction motor as a generator used one phase
induction motor as a main rotor and generator. Two induction motor were connected to the
belt of each gear. Gaer in the main rotor was designed larger than in the generator so that
generator can rotate faster than synchronous speed of the motor, so the generator can
produce voltages.
Induction motor system as a generator can produce output voltage and distribute
optimal power of 47.5 Watt.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................................ 2
1.4 Metodologi Penelitian ............................................................................................... 2
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Blok Model Perancangan ................................................................................. 3
Gambar 2.1. Generator AC 1 Fasa ....................................................................................... 4
Gambar 2.2. Konstruksi Generator AC 1 Fasa ..................................................................... 5
Gambar 2.3. Pembangkitan Tegangan Induksi ..................................................................... 6
Gambar 2.4. Tegangan Rotor Yang Dihasilkan ................................................................... 7
Gambar 2.5. Motor Induksi 1 Fasa ....................................................................................... 8
Gambar 2.6. Kontruksi Motor Induksi 1 Fasa ...................................................................... 8
Gambar 2.7. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor) .................................................. 11
Gambar 2.8. Motor Pompa Air ............................................................................................ 11
Gambar 2.9. Rangkaian Motor Pompa Air .......................................................................... 11
Gambar 2.10. Rangkaian Ekivalen Motor Pompa Air........................................................... 12
Gambar 2.11. Transmisi Sabuk Dengan Puli ........................................................................ 13
Gambar 2.12. Ekivalen Motor Pompa Air Saat Rotor Diputar ............................................. 15
Gambar 3.1. Model Perancangan ........................................................................................ 17
Gambar 3.2. Kerangka Sistem Generator Induksi ............................................................... 18
Gambar 3.3. Beban Generator Induksi ................................................................................ 19
Gambar 4.1. Bentuk Fisik Alat ............................................................................................ 23
Gambar 4.2. Beban Generator Induksi ................................................................................ 24
Gambar 4.3. Sistem Generator Induksi Dengan Beban ....................................................... 25
Gambar 4.4. Pengaruh Kapasitor Terhadap Kecepatan Motor dan Generator .................... 29
Gambar 4.5. Grafik Perubahan Tegangan dan Frekuensi Terhadap Kecepatan Generator . 30
Gambar 4.6. Grafik Perubahan Tegangan, Arus, dan Frekuensi Terhadap Beban Pada
Kapasitor 4μF................................................................................................. 32
Gambar 4.7. Grafik Perubahan Tegangan, Arus, dan Frekuensi Terhadap Beban Pada
Kapasitor 6μF................................................................................................. 34
Gambar 4.8. Grafik Perubahan Tegangan, Arus, dan Frekuensi Terhadap Beban Pada
Kapasitor 8μF................................................................................................. 36
Gambar 4.9. Karakteristik Daya dan Tegangan Pada Masing-Masing Kapasitor .............. 39
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Manfaat dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu pembangkit listrik yang
dapat digunakan di daerah-daerah terpencil serta menciptakan suatu pembangkit energi
listrik alternatif bagi masyarakat.
BAB II
DASAR TEORI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menimbulkan medan magnet yang berputar [2]. Konstruksi generator AC dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Bagian utama dari generator AC adalah stator dan rotor. Pada stator terdapat inti
stator dan lilitan stator, sedangkan pada rotor terdapat kutub-kutub, lilitan penguat, slip
ring, dan sumbu (as) [2]. Penjelasan bagian-bagian dari generator AC sebagai berikut:
a. Rangka stator
Rangka stator terbuat dari besi tuang. Rangka stator merupakan rumah dari
bagian-bagian generator yang lain.
b. Stator
Stator adalah bagian yang tidak berputar (diam). Bagian ini tersusun dari plat-
plat stator yang mempunyai alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator.
Lilitan stator berfungsi sebagai tempat terjadinya GGL induksi.
c. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar. Pada rotor terdapat kutub-kutub magnet
dengan lilitan yang menghasilkan medan magnet dan menginduksikan ke stator
melalui celah udara.
d. Slip ring
Slip ring terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang terpasang pada poros
dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan
poros dan rotor. Jumlah slip ring ada dua buah yang masing-masing dapat
menggeser sikat arang yang merupakan sikat positif dan sikat negatif, sikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
arang berguna untuk mengalirkan arus penguat magnet ke lilitan magnet pada
rotor.
e. Generator penguat
Generator penguat adalah suatu generator arus searah yang dipakai sebagai
sumber arus. Generator arus searah ini biasanya dikopel terhadap mesin
pemutarnya bersama dengan generator utama.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi Gambar 2.3 (a) dan (c). Pada
posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar.
Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.3 (b), akan menghasilkan tegangan induksi nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar
[7].
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip ring seperti ditunjukan Gambar
2.4 (1), maka dihasilakan listrik arus bolak balik berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin seperti ditunjukan Gambar 2.4 (2) dengan
dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan gelombang positif [7].
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang
diam dan mengalirkan arus fasa. Stator terdiri dari susunan laminasi inti yang memiliki
alur (slot) yang menjadi tempat dudukan kumparan yang dililitkan dan berbentuk silindris.
Motor induksi memiliki dua komponen yang utama,kedua komponen tersebut
adalah [2]:
a. Stator (bagian yang diam)
Stator terdiri dari belitan-belitan stator. jika belitan stator diberi aliran listrik,
maka pada belitan stator akan menghasilkan fluks magnet stator atau medan
putar.
b. Rotor (bagian yang berputar)
Rotor terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet, dan slip ring/sikat. Slip
ring berfungsi untuk memasukan listrik DC pada belitan penguat, sehingga
timbul kutub magnet pada rotor.
Stator dihubungkan ke catu tegangan AC. Rotor tidak dihubugkan secara listrik ke
pencatu tetapi mempunyai arus yang diinduksikan kedalamanya oleh kerja transformator.
Oleh sebab itu, stator kadang-kadang dianggap sebagai primer dan rotor sebagai sekunder
motor.
120𝑓
𝑛𝑠 = …….………………...……………..…………………….....(2.1)
𝑝
Dengan 𝑛𝑠 adalah kecepatan medan putar (rpm), 𝑓 adalah frekuensi (Hz) PLN yang
di tetapkan di Indonesia, 𝑝 adalah jumlah kutub yang terdapat pada motor induksi.
Perbedaan antara kecepatan sinkron dengan kecepatan putar rotor pada motor
induksi disebut slip. Slip dinyatakan dengan persamaan [12]:
𝑛 𝑠 −𝑛 𝑟
𝑠= …….…….……….…………..…...…….…………………..(2.2)
𝑛𝑠
Dengan 𝑠 adalah slip, dan 𝑛𝑟 adalah kecepatan putar rotor (rpm). Slip dapat pula
dinyatakan dalam persen, dan dinyatakan oleh persamaan [13]:
𝑛 𝑠 −𝑛 𝑟
𝑠= 𝑥 100%……………………...……..………………....…...(2.3)
𝑛𝑠
Motor induksi satu fasa rotor sangkar banyak dijumpai pada mesin pompa air,
seperti yang terlihat pada gambar 2.8.
Jika kumparan stator motor induksi dihubungkan ke sumber listrik, maka akan
timbul medan magnet putar pada lilitan stator (hukum Oerstad). Medan magnet stator akan
menginduksi rotor sehingga pada rotor akan timbul medan magnet (terinduksi) yang
mengakibatkan rotor berputar. Bila dilepas dari sumber listrik, maka medan magnet yang
ada dikumparan stator hilang, namun medan magnet di rotor masih ada yang biasa disebut
dengan remanensi.
Motor induksi rotor sangkar juga merupakan motor kapasitor tetap/running
(permanent capacitor motor). Motor ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri
dengan kumparan bantu, terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung
langsung paralel dengan sumber listrik. Belitan utama, belitan bantu, dan kapasitor tetap
terhubung pada sirkuit jala-jala saat motor listrik bekerja [17].
Pada motor ini, lilitan utama dan lilitan bantu jumlah lilitannya sama banyak, hanya
diameter kawatnya berbeda. Diameter kawat lilitan utama lebih besar dibandingkan
diameter kawat lilitan bantu. Tipe motor ini kopel awalnya kurang bagus, tetapi kopel
jalannya merata. Kebanyakan pompa air berbagai merek menggunakan jenis motor
running kapasitor dengan kecepatan mendekati 3000 rpm.
π .d .n
𝑉= ………………………………………………………………....(2.4)
60 .1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dengan V adalah kecepatan linier sabuk (m/s), π adalah konstanta sebesar 3.14, d adalah
diameter puli (cm) dan n adalah kecepatan putar puli (rpm). Perbandingan antar puli
pemutar dan puli yang diputar dinyatakan dengan persamaan:
nr2 d2
i= = ………………………..………………..……………..….(2.5)
nr1 d1
Dengan i adalah perbandingan putaran (rpm), nr1 adalah putaran puli pemutar (rpm), nr2
adalah putaran puli yang diputar (rpm), d1 adalah diameter puli pemutar (inchi), dan d2
adalah diameter puli yang diputar (inchi).
Pada transmisi menggunakan sabuk, ada perbedaan gerakan ralatif pada sabuk yang
menghubungkan puli pemutar dengan puli yang diputar dinamakan slip kemuluran. Besar
slip kemuluran dinyatakan dengan persamaan:
n r 2 −n r 1
Ψ= x 100%…………...…………………………..………(2.6)
nr2
Dengan Ψ adalah slip kemuluran sabuk (%). Jika slip antara puli pemutar dan puli yang
diputar diabaikan, maka kecepatan puli yang diputar sama dengan kecepatan puli pemutar.
Sehingga kecepatan keliling sabuk dapat dinyatakan dalam persamaan:
π.d.nr1
V= ….…………………………...……………..……………......(2.7)
1000
𝑉𝑛
𝑥𝑐 = …………………………..………………...….……………….(2.8)
𝐼𝑏
1
𝑐= ………………………….……...……….…………….…….(2.9)
2𝜋𝑓 𝑥 𝑐
Dengan 𝑉𝑛 adalah tegangan nominal (Volt), 𝐼𝑏 adalah arus buta yang dihasilkan (Ampere),
𝑥𝑐 adalah reaktansi yang diperlukan untuk menyediakan arus buta (ohm), 𝑐 adalah besar
kapasitor (Farad), dan 𝑓 adalah frekuensi (Hertz).
Saat rotor memiliki magnet sisa (remanensi) dan diputar dengan prime mover, pada
ujung kumparan stator akan timbul GGL induksi (Hukum Faraday) namun masih kecil,
besarnya tergantung dari fluks magnet (Em=4.44 f N 𝜑m, N= tetap)[2]. Pada Gambar 2.12
dapat dilihat rangkaian stator terdapat dua lilitan yaitu lilitan utama dan lilitan bantu, jika
rotor diputar dengan prime mover maka lilitan utama dan lilitan bantu akan timbul GGL
induksi yang berbeda fasa dan akan saling mengisi kapasitor (C). Saat kutub magnet sisa
pada rotor berubah polaritasnya (U menjadi S) polaritas GGL induksi berbalik sehingga
akan memperbesar tegangan, akibatnya arus balik, medan magnet dan GGL induksi
menjadi 2 kali lipat sehingga kapasitor akan terisi 2 kali lipat, dengan pengisian berbalik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Setiap perubahan polaritas akan menaikan tegangan, arus, medan magnet, dan GGL
induksi yang sebelumnya, menjadi 2 kali lipat. Proses ini terus berlangsung sampai
kapasitor penuh saat kapasitor penuh, generator induksi (motor kapasitor run) siap
dibebani.
2.5 Efisiensi Generator Induksi
Efisiensi generator induksi dapat dihitung dengan persamaan:
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100% ..................................................................................(2.10)
𝑃𝑖𝑛
Dimana 𝜂 adalah efisiensi generator (%), 𝑃𝑜𝑢𝑡 adalah daya output generator induksi
dan 𝑃𝑖𝑛 adalah daya input generator induksi. Besarnya daya output generator induksi
dihitung dalam persamaan:
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉 𝑥 𝐼 ..........................................................................................(2.11)
Dimana V adalah tegangan keluaran generator (Volt) dan I adalah arus yang
dihasilkan generator (Ampere). Faktor daya motor induksi dapat dihitung dengan
persamaan [21]:
𝑃
𝐶𝑜𝑠 𝜑 = 𝑉.𝐼𝑜 ……………………………………………………………(2.12)
Dimana 𝑃𝑜 adalah daya keluaran motor induksi, V adalah tegangan terminal (volt)
dan I adalah arus listrik yang diserap oleh motor (ampere). Daya optimal yang dapat dicatu
oleh generator dihitung dengan persamaan [22]:
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Motor Induksi dapat dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor
pada kecepatan di atas kecepatan sinkronnya dan mesin bekerja pada slip negatif (s<0).
Prime mover digunakan sebagai penggerak utama generator induksi agar generator
berputar diatas kecepatan sinkron.
Prime mover yang digunakan adalah motor induksi satu fasa, dalam hal ini adalah
mesin pompa air atau motor induksi rotor sangkar. Sistem ini membutuhkan dua buah
motor induksi satu fasa, salah satu motor digunakan sebagai prime mover dan satunya lagi
digunakan sebagai generator induksi. Kedua buah motor dihubungkan dengan sabuk pada
puli-puli antara Prime mover dan generator induksi. Model perancangan secara umum
sistem ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Prime mover dihubungkan dengan tegangan PLN 220 Volt sehingga motor Prime
mover dapat memutar generator yang terhubung oleh sabuk pada puli-puli motor. Puli-puli
pada prime mover dan generator dirancang berbeda ukuran agar mendapatkan
perbandingan putaran rotor antara Prime mover dan generator induksi.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Diketahui: f = 50Hz
p=2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sehingga:
120x50
𝑛𝑠 = = 3000 rpm
2
Dengan f adalah frekuensi PLN yang ditetapkan di Indonesia dan p adalah jumlah kutub
pada motor pompa air. Nilai kecepatan rotor (𝑛𝑟 ) diperoleh dari name plate sebesar 2900
rpm. Berdasarkan persamaan 2.2, untuk memperoleh nilai slip (s) dilakukan dengan
perhitungan:
3000 − 2900
𝑠=
3000
= 0,03333
Slip dapat pula dinyatakan dalam persen (%). Sehingga diperoleh berdasarkan persamaan
2.3, adalah:
3000 −2900
𝑠= x 100%
3000
= 3,333%
3.3.2 Perancangan Puli Generator Induksi
4350 3
i= =
2900 2
Dari perbandingan antara puli pemutar dan puli yang diputar, didapat besar puli pemutar 3
Nilai kecepatan rotor generator ditentukan harus lebih besar dari kecepatan mula-
mula motor yang digunakan sebagai generator, sehingga generator bekerja pada slip
negatif.
3000 − 4350
S= x100%
3000
(−1350)
S= x100%
3000
S = (−45%)
= 330 𝑊𝑎𝑡𝑡
125
𝐶𝑜𝑠 𝜑 = = 0,38
220 𝑥 1,5
𝜑 = 67,670
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Daya optimal yang dapat dicatu oleh generator induksi berdasarkan persamaan 2.13
adalah:
= 47,5 𝑤𝑎𝑡𝑡
Dengan menggunakan besaran daya keluaran optimal generator, maka dapat dihitung
efisiensi generator induksi berdasarkan persamaan 2.10.
47,5
𝜂= 𝑥 100%
330
= 14,39 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Hasil akhir dari sistem pemanfaatan motor induksi satu fasa sebagai generator
ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 (a) menunjukkan posisi alat terlihat dari depan,
Gambar 4.1 (b) menunjukkan posisi alat terlihat dari belakang, Gambar 4.1 (c)
menunjukkan posisi alat terlihat dari atas, dan Gambar 4.1 (d) menunjukkan posisi alat
terlihat dari samping
a b d e
c
f g
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Sistem keamanan pada generator induksi menggunakan 2 buah MCB seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1 (b). MCB 1 dihubungkan dengan instalasi beban yang
bertujuan untuk mencegah kerusakan beban. Jika terjadi lonjakan arus pada beban
generator akibat adanya hubung singkat, maka MCB akan secara otomatis memutuskan
aliran arus listrik yang dihasilkan generator. Sedangkan MCB ke 2 digunakan sebagai
sistem keamanan pada motor induksi atau penggerak utama.
Pembebanan sistem pemanfaatan motor induksi satu fasa dibuat terpisah dari
generator induksi agar lampu pijar yang digunakan sebagai beban tidak rusak oleh getaran
yang dihasilkan sistem generator induksi. Beban generator induksi ditunjukkan pada
Gambar 4.2.
Variasi beban yang digunakan untuk pembebanan generator induksi adalah lampu
pijar 5 watt, 10 watt, 15 watt, 40, watt, 60 watt dan 100 watt. Bentuk fisik sistem generator
induksi secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 4.3.
120 x 50
𝑛𝑠 = = 3000 rpm
2
3000 −2982
𝑠= x 100%
3000
𝑠 = 0,6 %
Slip mula-mula motor induksi adalah 0,6%, hal tersebut membuktikan bahwa motor
induksi yang digunakan sebagai sitem generator induksi tidak berputar pada kecepatan
sinkron. Motor induksi berputar pada kecepatan sinkron pada saat kecepatan rotor sama
dengan kecepatan medan putar yang dihasilkan stator atau motor dalam keadaan diam,
sehingga slip motor sebesar 0%.
Pada pengukuran kecepatan mula-mula motor induksi yang akan digunakan sebagai
generator terukur kecepatan rotor 2982 rpm, sedangkan pada nameplate motor tercatat
kecepatan putar rotor 2900 rpm. Dari pengukuran tersebut, dapat dihitung besarnya
persentase error yang terjadi.
Perhitungan persentase error kecepatan generator induksi:
2982 − 2900
= 𝑥 100%
2900
= 2,83%
Persentase error yang terjadi pada kecepatan motor sebesar 2,83 % akan
berpengaruh terhadap kecepatan motor saat digunakan sebagai penggerak utama dan saat
digunakan sebagai generator.
120 x 30
𝑛𝑠 = = 1800 rpm
2
1800 − 1794
S= x100%
1800
S = 0,33%
Pada pengujian perbandingan puli-puli 2:3 terhitung slip generator induksi sebesar
0,33%. Slip yang didapat dalam harga positif, sehingga generator induksi tidak
mengeluarkan tegangan.
Pengujian dengan perbandingan puli-puli 2:2 dilakukan untuk mendapatkan
kecepatan putar generator sama dengan kecepatan putar motor. Proses pengujian
perbandingan puli-puli 2:2 dengan cara memasangkan puli sebesar 2 inch pada poros rotor
penggerak utama dan memasangkan puli sebesar 2 inch pada poros rotor generator induksi.
Pada percobaan ini generator induksi tidak mengeluarkan tegangan. Hal tersebut
dikarenakan generator bekerja diatas kecepatan sinkron.
Kecepatan motor terukur 2945 rpm, sedangkan kecepatan generator adalah 2856
rpm, dan frekuensi generator terukur 47,72 Hz seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Besarnya slip generator induksi pada pengujian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
120 x 47,72
𝑛𝑠 = = 2863,2 rpm
2
2863,2 − 2856
S= x100%
2863,2
S = 0,25%
120 x 63,7
𝑛𝑠 = = 3822 rpm
2
3822 − 3857
S= x100%
3822
S = (−0,92%)
Kecepatan rotor generator pada pengujian ini lebih besar dari kecepatan medan
putar magnet yang dihasilkan motor induksi yaitu terhitung sebesar 3822 rpm. Motor
induksi yang diputar melebihi kecepatan medan putar stator menghasilkan slip generator
dalam harga negatif yaitu sebesar (-0,92%). Slip motor induksi yang bernilai negatif
mengakibatkan generator induksi dapat menghasilkan tegangan.
Kapasitor yang digunakan adalah 4μF, 6μF, dan 8μF. Penggunaan variasi kapasitor
dilakukan untuk melihat perubahan kecepatan putaran, tegangan, dan frekuensi yang
dihasilkan generator induksi pada setiap kenaikan kapasitor. Data hasil pengujian generator
induksi tanpa beban secara lengkap dapat dilihat pada tabel lampiran L2-L4. Tabel 4.2
menunjukkan hasil rata-rata pengujian tanpa beban.
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dibuat grafik pengaruh kapasitor terhadap kecepatan
putar motor dan kecepatan putar generator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
4500
Kecepatan putar motor dan generator
4300
4100
3900
3700
3500
Putaran Motor (Rpm)
3300
Putaran Generator (Rpm)
3100
2900
2700
2500
2 4 6 8 10
Kapasitor (mikroFarad)
Berdasarkan Gambar 4.4, dapat dilihat bahwa semakin kecil kapasitor yang
digunakan, semakin cepat putaran rotor generator induksi dan sebaliknya, jika kapasitor
yang digunakan semakin besar, maka kecepatan putar rotor generator semakin melambat.
Hal tersebut dikarenakan frekuensi yang dihasilkan generator induksi tergantung pada nilai
kapasitor yang digunakan sebagai penyedia daya reaktif seperti yang telah dikemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
oleh Chairul Gagarin Irianto dalam studi penggunaan motor induksi sebagai generator
yang menyatakan bahwa[1]:
1
c=
2πfxc
1
f=
2πcxc
Berdasarkan persamaan tersebut, jika semakin besar nilai kapasitor yang digunakan
sebagai penyedia daya reaktif pada generator, maka frekuensi yang dihasilkan semakin
kecil. sebaliknya, jika semakin kecil kapasitor yang digunakan, maka frekuensi yang
dihasilkan generator semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5.
200
180
160
Tegangan dan frekuensi
140
120
100
Tegangan (Volt)
80
Frekuensi (Hertz)
60
40
20
0
2 4 6 8 10
Kapasitor (mikroFarad)
120f
n=
p
Berdasarkan persamaan tersebut, jika frekuensi yang dihasilkan generator semakin
besar, maka kecepatan putar generator semakin cepat, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan Tabel 4.3, pada pengujian dengan menggunakan kapasior 4μF dapat
dilihat besar tegangan minimum yang dapat dihasilkan generator adalah 102,56 volt pada
beban 60 watt dan besar tegangan maksimum yang dapat dihasilkan generator adalah
173,19 volt pada beban 0 watt. Grafik perubahan tegangan, arus, dan frekuensi terhadap
beban ditunjukkan pada Gambar 4.6.
200
180
Tegangan, arus dan Frekuensi
160
140
120
100 Tegangan (Volt)
80 Arus (miliAmpere)
60 Frekuensi (Hertz)
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Beban (Watt)
Gambar 4.6. Grafik perubahan tegangan, arus, dan frekuensi terhadap beban pada
kapasitor 4μF
Pada pengujian menggunakan kapasitor 4μF, saat beban yang diberikan sebesar 70
watt, generator tidak mengeluarkan tegangan. Hal tersebut dikarenakan daya yang
dihasilkan generator tidak dapat mencatu beban lebih dari 60 watt (overload). Semakin
besar beban yang diberikan, tegangan keluaran generator semakin kecil karena pada sistem
ini tidak terdapat alat pengatur tegangan. Pada generator, biasanya terdapat AVR
(Automatic Voltage Regulator) yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan dan mencegah
terjadinya jatuh tegangan pada generator.
Besar tegangan jatuh yang terjadi pada pengujian generator mengunakan kapasitor
4μF dapat dihitung sebagai berikut:
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
174,118 − 102,56
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ = 𝑥 100%
174,118
= 41,09 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada pengujian menggunakan kapasitor 4μF, semakin besar beban yang diberikan,
arus yang dibutuhkan untuk mencatu beban generator semakin besar seperti yang
ditunjukan pada Gambar 4.6. Arus maksimal yang dapat dicatu pada pengujian
menggunakan kapsitor 4μF sebesar 152,47mA pada beban 60 watt. Frekuensi yang
dihasilkan generator relatif stabil karena kecepatan generator yang relatif stabil.
Pada pengujian menggunakan kapasitor 6μF, besar tegangan minimum yang dapat
dihasilkan generator adalah 64,55 volt pada beban 170 watt dan besar tegangan maksimum
yang dapat dihasilkan generator adalah 190,41 volt pada beban 0 watt. Data hasil
pengujian dengan menggunakan kapasitor 6μF ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dibuat grafik perubahan tegangan dan arus terhadap
kenaikkan beban yang diberikan pada generator induksi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
450
400
350
Tegangan, arus dan frekuensi
300
250
Tegangan (Volt)
200
Arus (milliAmpere)
150
Frekuensi (Hertz)
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Beban (Watt)
Gambar 4.7. Grafik perubahan tegangan, arus, dan frekuensi terhadap beban pada
kapasitor 6μF
Pada pengujian menggunakan kapasitor 6μF, tegangan dan arus yang dihasilkan
berubah sesuai dengan kenaikkan beban. Semakin besar kenaikkan beban yang diberikan
pada generator induksi mengakibatkan tegangan keluaran semakin kecil dan arus yang
dihasilkan semakin besar hingga 401.55mA pada tegangan maksimal. Hal tersebut
dikarenakan besarnya beban membutuhkan arus yang besar.
Daya yang dihasilkan generator induksi tidak dapat mencatu beban secara optimal,
sehingga terjadi jatuh tegangan pada tegangan keluaran generator. Beban maksimal yang
dapat dicatu oleh generator induksi adalah 170 watt pada tegangan 64,55 volt. Berikut
adalah perhitungan besar tegangan jatuh yang terjadi:
190,41 − 65,55
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ = 𝑥 100%
190,41
= 65,57 %
maksimum yang dapat dihasilkan generator adalah 166,36 volt pada beban 0 watt. Data
hasil pengujian dengan menggunakan kapasitor 8μF ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dibuat grafik pengaruh tegangan, arus, dan frekuensi
terhadap kenaikkan beban yang diberikan pada generator induksi seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.8. Pada pengujian menggunakan kapasitor 8μF, tegangan dan arus yang
dihasilkan generator induksi berubah-ubah tergantung besarnya beban yang diberikan.
Besar tegangan jatuh pada pengujian menggunakan kapasitor 8μF adalah:
166,36 − 71,032
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ = 𝑥 100%
166,36
= 57,3 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
500
450
400
Tegangan, arus dan frekuensi
350
300
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Beban (Watt)
Gambar 4.8. Grafik perubahan tegangan, arus, dan frekuensi terhadap beban pada
kapasitor 8μF
𝜑 = 67,670
Daya optimal yang dapat dicatu oleh generator induksi:
= 47,5 𝑤𝑎𝑡𝑡
Jika beban yang diberikan pada generator melebihi 47,5 watt, maka generator tidak
dapat mencatu daya pada beban sepenuhnya sehingga lampu pijar beban menjadi redup.
Pada proses pembebanan, besar beban yang dapat dicatu oleh generator dengan
optimal adalah 40 watt. Hal ini dikarenakan daya maksimal yang dapat dicatu secara
optimal oleh generator adalah sebesar 47,5 watt.
Berdasarkan Tabel 4.6, beban optimal yang dapat dicatu oleh generator adalah 40
watt dengan tegangan optimal 108,2 volt pada kapasitor 4μF, 150,75 volt pada penggunaan
kapasitor 6μF, dan 139.24 volt pada penggunaan kapsitor 8μF. Berdasarkan tegangan
optimal yang dapat dicatu oleh generator pada beban, dapat dihitung besar regulasi
tegangan yang terjadi terhadap tegangan yang dihasilkan PLN. Berikut adalah persamaan
untuk menghitung regulasi tegangan sistem generator terhadap tegangan yang dihasilkan
PLN:
𝑉𝑃𝐿𝑁 − 𝑉𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑅𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑉𝑃𝐿𝑁
Pemelihan kapasitor sebagai penyedia daya reaktif pada sistem pemanfaatan motor
induksi satu fasa sebagai generator dilihat dari regulasi tegangan yang terjadi terhadap
tegangan PLN dan besar tegangan maksimal yang dapat dihasilkan.
Berdasarkan hasil perhitungan regulasi tegangan pada Tabel 4.7, dapat dilihat
bahwa regulasi tegangan pada penggunaan kapasitor 6μF lebih kecil bila dibandingkan
dengan regulasi tegangan pada kapasitor 4μF dan 8μF.
Tegangan maksimal yang dihasilkan oleh generator terjadi pada penggunaan
kapsitor 6μF yaitu sebesar 190.41 volt. Besar tegangan yang dapat dihasilkan tiap kapasitor
akan mempengaruhi besar beban yang dapat dicatu oleh generator. Hal ini merupakan
salah satu pertimbangan dalam pemilihan kapasitor sebagai penyedia daya reaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dibuat kurva karakteristik tegangan yang dihasilkan
terhadap daya yang dapat dicatu oleh generator seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9.
200
180
160
Tegangan keluaran (Volt)
140
120
100 V 4μF (Volt)
80 V 6μF (Volt)
60 V 8μF (Volt)
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Daya (Watt)
= 300,16 𝑊𝑎𝑡𝑡
Besar tegangan keluaran pada generator saat beban penuh terukur 64,55 volt dan
arus terukur 401,55 mA. Sehingga dapat dihitung besar daya keluaran pada generator
induksi sebagai berikut:
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 64,55 𝑥 401,55 mA
= 25,92 𝑊𝑎𝑡𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
25,92
𝜂= 𝑥 100%
300,16
= 8,64 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengujian sistem pemanfaatan motor induksi 1 fasa
sebagai generator dapat disimpulkan bahwa:
1. Motor induksi dapat bekerja sebagai generator pada slip negatif yaitu pada
penggunaan puli 3 inch yang terdapat pada penggerak utama dan puli 2 inch
pada motor generator.
2. Sistem motor induksi sebagai generator dapat mencatu daya optimal sebesar
47,5 watt.
3. Sistem pemanfaatan motor induksi 1 fasa sebagai generator dapat bekerja
maksimal pada penggunaan kapasitor 6 μF.
4. Terjadi drop tegangan pada saat pembebanan. Semakin besar beban yang
digunakan, semakin besar pula drop tegangan yang terjadi karena tegangan
keluaran generator tidak dapat mencatu beban dengan maksimal.
5.2 Saran
Saran untuk pengembangan sistem pemanfaatan motor induksi 1 fasa sebagai
generator adalah sebagai berikut:
1. Motor induksi 1 fasa diganti dengan motor induksi yang berkapasitas besar.
Misalnya motor induksi 3 fasa.
2. Tegangan, arus, dan frekuensi yang dihasilkan sistem pemanfaatan motor
induksi dibuat stabil.
3. Penambahan alat ukur otomatis yang terhubung pada sistem untuk
mempermudah pengukuran tegangan, arus, frekuensi dan kecepatan putar rotor
generator.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gagarin Irianto, Chairul, 2010, Suatu Studi Penggunaan Motor Induksi sebagai
Generator: Penentuan Nilai Kapasitor Untuk Penyedia Daya Reaktip,
http://blog.trisakti.ac.id/jetri/files/2010/01/3.2.1ch.pdf, diakses tanggal 27 Maret
2012.
[2] Sumanto,M.A., 1992, Mesin-Mesin Sinkron, Andi offset, Yogyakarta.
[3] Fadillah, 2011, Teori Dasar Generator Listrik, http://elektronikatea.blogspot.com
/2011/07/teori-dasar-generator-listrik.html, diakses tanggal 16 Mei 2012.
[4] http://hwn666.en.alibaba.com/product/209479194-200249982/brushless_ generator
_ac _synchronous_generator_three_phase_ac_generator.html, diakses tanggal 27
Mei 2012.
[5] Rajasa, Reza , 2011, Pinsip Kerja Generator, http://id.scribd.com/doc/52824814/27
/Prinsip-Kerja-Generator , diakses tanggal 3 Juni 2012.
[6] Guntur, Rachmat, 2011, Prinsip Kerja Generator, http://id.scribd.com/doc/60302
610/12/II-2-1-Prinsip-Kerja-Generator , diakses tanggal 19 Juni 2012.
[7] Andi, 2011, Prinsip Kerja Generator DC, http://andistarlight.blogspot.com/2011
/01/prinsip-kerja-generator-dc.html , diakses tanggal 19 Juni 2012.
[8] Gunawan,H., 1993, Mesin Listrik dan Rangkaian Listrik, Erlangga, Jakarta.
[9] Sumanto,M.A., 1989, Motor Arus Bolak Balik, Andi offset, Yogyakarta.
[10] Tri, Dede, 2012, Motor Induksi, http://blog.unsri.ac.id/download3/23965.pdf ,
diakses tanggal 20 Juni 2012.
[11] http://www.o-digital.com/wholesale-products/2179/2188-2/1-Phase-MotorYc-Yu-
Yy-Yl-63-90-76381.html, diakses tanggal 28 Juni 2012.
[12] Universitas Sumatra Utara, 2011, Motor Induksi, http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/30098/4/Chapter%20II.pdf , diakses tanggal 13 Juli 2012.
[13] Hilman, Afif, 2012, Motor Induksi, http://id.scribd.com/doc/110381457/Teori-
Modul-1, diakses tanggal 17 Juli 2012.
[14] Ares, 2012, Motor Induksi, http://ares-electricaleng.blogspot.com/2012/01/motor-
induksi.html , diakses tanggal 20 Juli 2012.
[15] Susila, Anton, 2010, Motor Induksi Satu Fasa Rotor Sangkar (Sqirrel Cage),
http://eprints.undip.ac.id/25610/1/ML2F399366.pdf , diakses tanggal 20 Juli 2012.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
R.P.M. 2900
Maximum Flow Rate 43ltr/min
Automatic No
Inlet Diameter 1”
Outlet Diameter 1”
Product Guarantee 3 Years Motor Guarantee
Strong & Thermally Protected Motor
SHIMIZU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
Tabel L5. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 0 watt
Beban Putaran Putaran Tegangan Arus Frekuensi
No Generator Motor Generator (Volt) (miliAmpere) (Hertz)
(Watt) (Rpm) (Rpm)
1 0 2891 4360 174.21 0 72.12
2 0 2890 4362 174.23 0 72.17
3 0 2891 4356 173.87 0 71.89
4 0 2889 4359 174.32 0 72.22
5 0 2890 4360 173.96 0 72.17
6 0 2889 4361 174.24 0 72.45
7 0 2887 4360 173.96 0 72.37
8 0 2890 4358 173.98 0 72.29
9 0 2890 4359 174.17 0 71.99
10 0 2891 4360 174.24 0 72.43
Rata-rata 2889.8 4359.5 174.118 0 72.21
Tabel L6. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 10
watt
Tabel L7. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4 μF dan beban 20
watt
Tabel L8. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 30
watt
Tabel L9. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 40
watt
Tabel L10. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 50
watt
Tabel L11. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 4μF dan beban 60
watt
Tabel L12. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 0
watt
Tabel L13. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 10
watt
Tabel L14. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 20
watt
Tabel L15. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 30
watt
Tabel L16. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 40
watt
Tabel L17. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 50
watt
Tabel L18. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 60
watt
Tabel L19. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 70
watt
Tabel L20. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 80
watt
Tabel L21. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 90
watt
Tabel L22. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 100
watt
Tabel L23. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 110
watt
Tabel L24. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 120
watt
Tabel L25. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 130
watt
Tabel L26. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 140
watt
Tabel L27. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 150
watt
Tabel L28. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 160
watt
Tabel L29. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 6μF dan beban 170
watt
Tabel L30. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 0
watt
Tabel L31. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 20
watt
Tabel L32. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 30
watt
Tabel L33. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 40
watt
Tabel L34. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 50
watt
Tabel L35. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 60
watt
Tabel L36. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 70
watt
Tabel L37. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 80
watt
Tabel L38. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 90
watt
Tabel L39. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 100
watt
Tabel L40. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 110
watt
Tabel L41. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 120
watt
Tabel L42. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 130
watt
Tabel L43. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 140
watt
Tabel L44. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 150
watt
Tabel L45. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 160
watt
Tabel L46. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 170
watt
Tabel L47. Hasil pengujian generator induksi dengan kapasitor 8μF dan beban 180
watt