APPENDICITIS
Disusun Oleh:
Indah Rahmawati
J2014901075
2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit apendisitis secara pasti belum diketahui. Tetapi, terjadinya
apendisitis ini banyak faktor, diantaranya:
a. Faktor bakteri, E-Coli, Bacteriodes Fragilis, Splanchicus, Lacto-bacilus,
Pseudomonas, Bacteriodes Spalnicus
b. Sumbatan lumen appendiks
c. Hyperplasia jaringan limfe
d. Tumor appendiks
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
appendicitis akut adalah pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktive
(CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap sebagian besar pasien biasanya
ditemukan jumlah leukosit di atas 10.000 dan neutrofil diatas 75 %.
Sedangkan pada pemeriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai
meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.
b. Pemeriksaan urine
Untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin.
pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis
yang hampir sama dengan appendisitis.
c. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
appendicitis akut antara lain adalah Ultrasonografi, CT-scan. Pada
pemeriksaan ultrasonogarafi ditemukan bagian memanjang pada tempat
yang terjadi inflamasi pada appendiks. Sedang pada pemeriksaan CT-scan
ditemukan bagian yang menyilang dengan apendicalith serta perluasan dari
appendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran dari saekum.
d. Pemeriksaan USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG
dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
e. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendisitis.
pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak.
7. PENATALAKSANAAN
a. Terapi antibiotic: diberikan selama 5-7 hari jika sudah mengalami perforasi
b. Terapi pembedahan: open appendectomy, laparaskopi, midline laparotomy