Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

APPENDICITIS

Disusun Oleh:

Indah Rahmawati
J2014901075

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
A. KONSEP DASAR PENYAKIT APPENDICITIS
1. DEFINISI
Appendicitis adalah radang yang timbul pada appendiks atau umbai cacing (usus
buntu) dan merupakan salah satu kasus akut pada abdomen yang paling sering
terjadi/ditemui [1].
Appendicitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan dari rongga abdomen dan merupakan penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat.

2. ETIOLOGI
Penyebab penyakit apendisitis secara pasti belum diketahui. Tetapi, terjadinya
apendisitis ini banyak faktor, diantaranya:
a. Faktor bakteri, E-Coli, Bacteriodes Fragilis, Splanchicus, Lacto-bacilus,
Pseudomonas, Bacteriodes Spalnicus
b. Sumbatan lumen appendiks
c. Hyperplasia jaringan limfe
d. Tumor appendiks

3. TANDA DAN GEJALA


a. Nyeri di perut kanan bawah
b. Demam >37,5ᵒC
c. Mual dan muntah
d. Anoreksia
e. Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut kanan bawah
f. Terdapat konstipasi atau diare
4. PATHWAY
5. KOMPLIKASI
a. Perforasi appendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses
abdomen
b. Infeksi luka post operasi
c. Itraabdominal abses
d. Peritonitis

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
appendicitis akut adalah pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktive
(CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap sebagian besar pasien biasanya
ditemukan jumlah leukosit di atas 10.000 dan neutrofil diatas 75 %.
Sedangkan pada pemeriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai
meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.
b. Pemeriksaan urine
Untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin.
pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis
yang hampir sama dengan appendisitis.
c. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
appendicitis akut antara lain adalah Ultrasonografi, CT-scan. Pada
pemeriksaan ultrasonogarafi ditemukan bagian memanjang pada tempat
yang terjadi inflamasi pada appendiks. Sedang pada pemeriksaan CT-scan
ditemukan bagian yang menyilang dengan apendicalith serta perluasan dari
appendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran dari saekum.
d. Pemeriksaan USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG
dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
e. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendisitis.
pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak.

7. PENATALAKSANAAN
a. Terapi antibiotic: diberikan selama 5-7 hari jika sudah mengalami perforasi
b. Terapi pembedahan: open appendectomy, laparaskopi, midline laparotomy

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, NO
RM, tanggal dan jam MRS, Diagnosa Medis
b. Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, usia, pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan pasien
c. Keluhan Utama
Pada umumnya klien akan mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
PQRST dari keluhan utama
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
Perawat menanyakan penyakit yang pernah dialami sebelumnya, terutama
yang mendukung atau memperberat kondisi gangguan sistem pencernaan,
dan tanyakan apakah pernah dirawat sebelumnya
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Perawat menanyakan apakah keluarga pernah mengalami penyakit yang
sama atau penyakit pada sistem pencernaan
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Perawat mengkaji pola makam, minum, BAB, BAK, istirahat/tidur, personal
hygiene pada pasien ketika sehat dan sakit
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum/kesadaran
2) Tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan Fisik Head to toe
a) Kepala : kebersihan rambut, ada nyeri tekan atau tidak
b) Mata : kesimetrisan, konjungtiva, sclera, fungsi penglihatan
c) Hidung : kebersihan, ada nyeri tekan/tidak, fungsi penciuman
d) Telinga : kebersihan, fungsi pendengaran
e) Mulut : kebersihan, fungsi pengecapan, stomatitis, karies gigi,
bibir pucat/kering
f) Leher : palpasi nyeri menelan, JVP
g) Dada
I: bentuk dada, pergerakan dinding dada
P: ada
P: suara perkusi sonor/hipersonor
A: ada suara napas tambahan atau tidak
h) Abdomen
I: bentuk abdomen, jika ada luka operasi kaji luka
A: bising usus hiperaktif/tidak
P: perkusi pada semua kuadran
P: nyeri sekitar abdomen/epigastrium dan umbilicus yang meningkat
dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney
i) Ekstremitas : kekuatan otot
j) Kulit : kelembaban, temperatur
k) Genetalia : kebersihan dan pola eliminasi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN [2]


a. Nyeri Akut
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
c. Hipertermia
d. Defisit nutrisi
e. Gangguan integritas jaringan
f. Gangguan rasa nyaman
g. Ansietas
h. Risiko infeksi
i. Risiko hipovolemia
j. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN [3], [4]
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan (Manajemen Nyeri) Observasi
keperawatan selama x 24 Observasi 1. Mengetahui lokasi, karakteristik,
jam, diharapkan Tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan
Nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Agar bisa menghindari faktor yang
2. Meringis menurun dan memperingan nyeri memperberat nyeri
3. Sikap protektif menurun 4. Monitor keberhasilan terapi 4. Agar mengetahui terapi yang
4. Gelisah menrurun komplementer yang sudah diberikan pernah dilakukan untuk
5. Kesulitan tidur menurun 5. Monitor efek samping penggunaan mengurangi nyeri
6. Frekuensi nadi membaik analgetik 5. Agar mengetahui tepat atau
Terapeutik tidaknya penggunaan analgetik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk Terapeutik
mengurangi rasa nyeri 1. Agar klien mampu mengurangi
2. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri dengan teknik
rasa nyeri
nonfarmakologi
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi 2. Agar menghindari lingkungan
1. Jelesakan penyebab, periode dan pemicu yang memperberat nyeri
nyeri 3. Agar klien bisa beristirahat
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri Edukasi
3. Anjurkan memonitor nyeri secara 1. Agar klien mengetah penyebab,
mandiri periode dan pemicu nyeri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara 2. Agar klien mengetahui strategi
tepat
untuk mengurangi nyeri
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri 3. Agar nyeri klien terkontrol
Kolaborasi 4. Agar membantu mempercepat
1. Kolabrasi pemberian analgetik penyembuhan
5. Agar klien mampu menguragi
nyeri dengan teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi
1. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan

2 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas Observasi


napas tidak keperawatan selama ..x24 Observasi 1. Mengetahui tanda dan gejala
efektif jam diharapkan bersihan 1. monitor pola napas (frekuensi, bersihan jalan nafas
jalan napas meningkat kedalaman, usaha napas) 2. Mengetahui adanya sumbatan di
dengan kriteria hasil : 2. monitor bunyi napas tambahan jalan nafas
 Batuk efektif (gurgling, mengi, wheezing, ronchi) 3. Mengetahui produksi sputum
meningkat 3. monitor sputum berlebih yang menyebabkan
 Produksi sputum Terapeutik sumbatan dijalan nafas
menurun 1. pertahankan kepatenan jalan napas Terapeutik
 Mengi menurun dengan headtilt chinlift atau jaw trust 1. Membantu membuka jalan nafas
 Wheezing menurun 2. lakukan penghisapan lender kurang 2. Untuk mengurangi jumlah
dari 15 detik sputum
3. berikan air minum hangat 3. Membantu mengencerkan lender
4. lakukan fisioterapi dada 4. Membantu mengeluarkan
Edukasi sputum
1. ajarkan teknik batuk efektif Edukasi
Kolaborasi 1. Membantu klien mengeluarkan
1. kolaborasi jika perlu untuk sputum
pemberian bronkodilator Kolaborasi
1. Membantu mengenerkan sputum
dengan obat

3 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia Manajemen Hipertermia


keperawatan selama x 24 Observasi Observasi
jam, diharapkan 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis: 1. Mengetahui penyebab
termoregulasi dehidrasi, terpapar lingkungan panas, hipertermia (mis: dehidrasi,
membaikdengan kriteria penggunaan incubator) terpapar lingkungan panas,
hasil : 2. Monitor suhu tubuh penggunaan incubator)
1. Menggigil menurun 3. Monitor kadar elektrolit 2. Memantau suhu tubuh
2. Suhu tubuh membaik 4. Monitor haluaran urin 3. Memantau kadar elektrolit
3. Suhu kulit membaik 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia 4. Memantau haluaran urin
Terapeutik 5. Memantau komplikasi akibat
1. Sediakan lingkungan yang dingin hipertermia
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian Terapeutik
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh 1. Mengurangi hipertermia
4. Berikan cairan oral 2. Mengurangi hipertermia
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering 3. Mengurangi hipertermia
jika mengalami hyperhidrosis (keringat 4. Mengurangi hipertermia
berlebih) 5. Ganti linen setiap hari atau lebih
6. Lakukan pendinginan eksternal sering jika mengalami
7. Hindari pemberian antipiretik atau hyperhidrosis (keringat
aspirin berlebih)
8. Berikan oksigen, jika perlu 6. Mengurangi hipertermia
Edukasi 7. Mencegah komplikasi
1. Ajarkan tirah baring 8. Mencegah masalah baru
Kolaborasi Edukasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan 1. Mengurangi hipertermia
elektrolit intravena Kolaborasi
1. Mengurangi hipertermia

4 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi Observasi


keperawatan selama x 24 Observasi 1. Untuk mengetahui kebutuhan
jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi nutrisi yang tidak terpenuhi
nutrisi membaik, dengan 2. Identifikasi alergu dan intolerasni 2. Untuk menghindari
kriteria hasil: makanan ketidaknyamanan
1. Porsi makan yang 3. Identifikasi makanan yang disukai 3. Agar dapat menambah nafsu
dihabiskan meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis makan
2. Verbalisasi keinginan nutrient 4. Untuk memperoleh gizi yang
untuk meningkatkan 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang seimbang
nutrisi meningkat NGT 5. Agar nutrisi tercukupi dengan
3. Kekuatan otot 6. Monitor asupan makanan baik
pengunyah meningkat 7. Monitor BB 6. Untuk menghindari gangguan
4. Kekuatan otot menelan 8. Monitor hasil pemeriksaan lab penyakit yang akan muncul
menigkat Terapeutik 7. Untuk memantau perkembangan
5. Perasaan cepat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan kesehatan pasien
kenyang menurun 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet Terapeutik
6. Nyeri abdomen 3. Sajikan makan secara menarik dan suhu 1. Untuk memberikan rasa nyaman
menurun yang sesuai 2. Agar kecukupan BB pasien ideal
7. Frekuensi makan 4. Berikan makanan tinggi serat untuk 3. Agar menciptakan nafsu makan
membaik mencegah konstipasi pasien
8. IMT membaik 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi 4. Untuk memperlancar proses
9. Nafsu makan membaik protein eliminasi BAB
10. Membrane Mukosa 6. Berikan suplemen makanan 5. Menjaga keseimbangan gizi
membaik 7. Hentikan pemberian makanan melalui 6. Untuk meningkatkan nafsu makan
selang NGT jika asupan oral dapat pasien
ditoleransi 7. Agar menghindari dari
Edukasi ketidaknyamanan dan
1. Anjurkan posisi duduk menghindari adanya mikrobakteri
2. Ajarkan diet yang diprogramkan yang masuk
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum 1. Untuk membantu memperlancar
makan (mis: pereda nyeri, antiemetic) tindakan keperawatan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 2. Untuk menyeimbangkan asupan
menentukan jumlah kalori dan jenis gizi yang diperlukan
nutrient yang dibutuhkan

5 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka Perawatan Luka


Integritas keperawatan selama x 24 Observasi Observasi
Kulit/Jaringan jam, diharapkan integritas 1. Monitor karakteristik luka (mis: drainase, 1. Mengetahui karakteristik luka
kulit dan jaringan warna, ukuran, bau) (mis: drainase, warna, ukuran,
meningkat dengan kriteria 2. Monitor tanda-tanda infeksi bau)
hasil : Terapeutik 2. Memantau tanda-tanda infeksi
1. Kerusakan jaringan 1. Lepaskan balutan dan plester secara Terapeutik
menurun perlahan 1. Perawatan luka
2. Kerusakan lapisan kulit 2. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika 2. Mempermudah perawatan luka
menurun perlu 3. Membersihkan luka
3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau 4. Bersihkan jaringan nekrotik
pembersih nontoksik 5. Menjaga luka agar lembab
4. Bersihkan jaringan nekrotik 6. Memasang balutan sesuai jenis
5. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi luka
6. Pasang balutan sesuai jenis luka 7. Mencegah infeksi
7. Pertahankan teknik steril saat perawatan 8. Mencegah infeksi
luka 9. Mencegah infeksi dan masalah
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan baru
drainase 10. Mempercepat penyembuhan luka
9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam 11. Mempercepat penyembuhan luka
atau sesuai kondisi pasien Edukasi
10. Berikan diet dengan kalori 30-35 1. Mengetahui tanda dan gejala
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 infeksi
g/kgBB/hari 2. Mempercepat penyembuhan luka
11. Berikan suplemen vitamin dan mineral 3. Mengetahui prosedur perawatan
Edukasi luka secara mandiri
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi Kolaborasi
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi 1. Kolaborasi prosedur
kalori dan protein debridement
3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara 2. Kolaborasi pemberian antibiotic
mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur debridement
2. Kolaborasi pemberian antibiotic

6 Gangguan Rasa Setelah dilakukan tindakan (Perawatan Kenyamanan) Observasi


Nyaman keperawatan selama x 24 Observasi 1. Mengetahui gejala
jam status kenyamanan 1. Identifikasi gejala yang tidak ketidaknyamanan yang dirasakan
pasien meningkat, dengan menyenangkan (mual, nyeri, gatal, sesak) klien
kriteria hasil : 2. Identifikasi tentang pemahaman kondisi, 2. Mengetahui sejauhmana klien
1. Keluhan tidak nyaman situasi, dan perasaan memahami kondisi yang
menurun 3. Identifikasi masalah emosional dan dirasakannya
2. Keluhan sulit tidur spiritual 3. Mengetahui masalah emosional
menurun Terapeutik yang mempengaruhi kenyamanan
3. Gelisah menurun 1. Berikan posisi yang nyaman klien
4. Lelah menurun 2. Berikan kompres dingin atau hangat Terapeutik
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman 1. Posisi yang tepat dapat membantu
4. Berikan terapi akupresur/ Berikan terapi klien merasa lebih nyaman
hypnosis 2. Dapat membantu mengurangi
5. Dukung keluarga dan pengasuh terlibat ketidaknyamanan yang dirasakan
pengobatan klien karena nyeri
6. Diskusikan mengenai situasi dan pilihan 3. Lingkungan dapat mempengaruhi
pengobatan yang diinginkan keamanan dan kenyamanan klien
Edukasi 4. Dapat membantu klien lebih
1. Jelaskan mengenai kondisi dan pemilihan nyaman
terapi/pengobatan 5. Keluarga dapat membantu klien
2. Ajarkan terapi relaksasi merasa lebih aman dan nyaman
3. Ajarkan teknik latihan pernafasan pada saat pengobatan
4. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi 6. Agar klien dapat memilih
terbimbing pengobatan yang diinginkan
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri Edukasi
6. Anjurkan menggunakan analgetik secara 1. Agar klien mengetahui kondisinya
tepat dan terapi pengobatan yang
Kolaborasi dianjurkan
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 2. Agar klien mengetahui terapi yang
bisa dilakukan untuk mengurangi
rasa ketidaknyamanan
Kolaborasi
1. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan

7 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi Observasi


keperawatan ... x ... Observasi 1. Agar mengetahui tingkat
diharapkan tingkat ansietas 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, kemampuan klien
membaik, dengan kriteria ketidakmampuan berkonsentrasi, atau 2. Agar mengetahui teknik relaksasi
hasil : gejala lain yang menggunakan yang pernah dilakukan
1. Verbalisasi khawatir kemampuan kognitif 3. Agar mengetahui kesediaan klien
akibat kondisi yang 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah melakukan teknik relaksasi
dihadapi menurun efektif digunakan 4. Agar mengetahui perubahan
2. Perilaku gelisah 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan frekuensi nadi, tekanan darah,
menurun penggunaan teknik sebelumnya dan suhu sebelum dan sesudah
3. Frekuensi pernafasan 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, dilakukan tindakan
normal tekanan darah, dan suhu sebelum dan Terapeutik
4. Frekuensi nadi normal sesudah latihan. 1. Lingkungan yang tenang akan
5. Tekanan darah normal 5. Monitor respons terhadap alergi membantu klien merasa lebih
6. Pola tidur membaik relaksasi rileks
7. Perasaan keberdayaan Terapeutik 2. Membantu klien mempermudah
membaik 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa belajar teknik relaksasi
gangguan dengan pencahayaan dan suhu Eduakasi
yang nyaman 1. Klien mengetahui tujuan,
2. Berikan informasi tertulis tentang manfaat, batasan dan jenis teknik
persiapan dan prosedur teknik relaksasi relaksasi
Edukasi 2. Klien mengetahui manfaat dari
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan teknik relaksasi yang dipilih
jenis relaksasi yang tersedia (Mis: music, 3. Agar klien merasa nyaman
meditasi, napas dalam, relaksasi otot 4. Agar manfaat dari terapi terasa
progresif) 5. Agar manfaat yang didapatkan
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi semakin terasa
yang dipilih 6. Agar klien lebih mudah ketika
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman mengaplikasikan terapi yang
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi dipilih
relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi (Mis: napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing)

8 Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi


keperawatan ... x ... Observasi Observasi
diharapkan tingkat infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan 1. Mengetahui tanda dan gejala
menurun, dengan kriteria sistemik infeksi local dan sistemik
hasil : Terapeutik Terapeutik
1. Demam menurun 1. Batasi jumlah pengunjung 1. Menguurangi risiko infeksi
2. Kemerahan menurun 2. Berikan perawatan kulit pada area edema 2. Menguurangi risiko infeksi
3. Nyeri menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 3. Menguurangi risiko infeksi
4. Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien 4. Menguurangi risiko infeksi
5. Kadar sel darah putih 4. Pertahanka teknik aspetik pada pasien Edukasi
membaik berisiko tinggi 1. Mengetahui tanda dan gejala
Edukasi infeksi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Mengurangi risiko infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan 3. Mengurangi risiko infeksi
benar 4. Mengetahui kondisi luka atau
3. Ajarkan etika batuk luka operasi
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka 5. Mengurangi risiko infeksi
atau luka operasi 6. Mengurangi risiko infeksi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi Kolaborasi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan 1. meningkatkan imun
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi

9 Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia Observasi


hipovolemia keperawatan ... x ... Observasi 1. Untuk mengetahui adanya gejala
diharapkan, status cairan 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia hipovolemia
membaik, dengan kriteria 2. Monitor intake dan output cairan 2. Untuk mengetahui
hasil : Terapeutik ketidakseimbangan cairan dalam
1. Kekuatan nadi 1. Hitung kebutuhan cairan tubuh
meningkat 2. Berikan posisi modified trendelenburg Terapeutik
2. Turgor kulit meningkat 3. Berikan asupan cairan oral 1. Untuk memberikan asupan nutrisi
3. Output urin meningkat Edukasi yang tepat dan menghindari
4. Ortopnea menurun 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan kelebihan/kekurangan cairan
5. Dyspnea menurun oral 2. Untuk menghindari adanya syok
6. PND menurun 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi hipovolemik
7. Edema anasarka mendadak Edukasi
menurun Kolaborasi 1. Untuk meghindari adanya tanda
8. Edema perifer 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis tanda dehidrasi
menurun (mis: NaCl, RL) 2. Agar menghindari risiko jatuuh
9. Frekuensi nadi 2. Kolaborasi pemberian cairan IV Kolaborasi
membaik hipotonid (mis: glukosa 2,5%, NaCl 0,4%) Untuk mempermudah tindakan
10. TD membaik 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis: keperawatan
11. Membrane mukosa albumin, plasmanate)
membaik 4. Kolaborasi pemberian produk darah
12. JVP membaik
13. Kadar Hb membaik
14. Kadar Ht membaik
10 Risiko Setelah dilakukan tindakan Edukasi Diet Edukasi Diet
Disfungsi keperawatan ... x ... Observasi Observasi
Motilitas diharapkan motilitas 1. Identifikasi kemampuan pasien dan 1. Mengetahui kemampuan pasien
Gastrointestinal gastrointestinal membaik, keluarga menerima informasi dan keluarga menerima
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini informasi
1. Nyeri menurun 3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini 2. Mengetahui tingkat pengetahuan
2. Kram abdomen dan masa lalu saat ini
membaik 4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga 3. Mengetahui kebiasaan pola
3. Suara peristaltic tentang diet yang di programkan makan saat ini dan masa lalu
membaik 5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk 4. Mengetahui persepsi pasien dan
menyediakan makanan keluarga tentang diet yang di
Terapeutik programkan
1. Persiapkan materi, media, dan alat 5. Mengetahui keterbatasan
peraga finansial untuk menyediakan
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk makanan
memberikan pendidikan kesehatan Terapeutik
3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga 1. Mempersiapkan materi
bertanya pendidikan kesehatan
4. Sediakan rencana makan tertulis 2. Menjadwalkan waktu yang tepat
Edukasi untuk memberikan pendidikan
1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
kesehatan 3. Memberikan kesempatan pasien
2. Informasikan makanan yang dan keluarga bertanya
diperbolehkan dan dilarang 4. Membuat program diet
3. Informasikan kemungkinan interaksi Edukasi
obat dan makanan 1. Memahami tujuan kepatuhan
4. Anjurkan mempertahankan posisi semi diet terhadap kesehatan
fowler (30-45 derajat) 20-30 menit 2. Mengetahui makanan yang
setelah makan diperbolehkan dan dilarang
5. Anjurkan mengganti bahan makanan 3. Mengetahui kemungkinan
sesuai dengan diet yang diprogramkan interaksi obat dan makanan
6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai 4. Mempertahankan posisi semi
toleransi fowler (30-45 derajat) 20-30
7. Ajarkan cara membaca label dan memilih menit setelah makan
makanan yang sesuai 5. Menjaga program diet
8. Ajarkan cara merencanakan makanan 6. Menjaga olahraga rutin
yang sesuai program 7. Memahami cara membaca label
9. Rekomendasikan resep makanan yang dan memilih makanan yang
sesuai dengan diet sesuai
Kolaborasi 8. Memahami cara merencanakan
1. Rujuk ke agizi dan sertakan keluarga makanan yang sesuai program
9. Menjaga program diet
Kolaborasi
1. Merujuk ke agizi dan sertakan
keluarga
C. DAFTAR PUSTAKA

[1] A. H. Nurarif and H. Kusuma, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC, Revisi jil. Yogyakarta: MediAction, 2015.
[2] Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI, 2018.
[3] Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1 Ce. Jakarta: DPP PPNI, 2018.
[4] Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1 Ce. Jakarta: DPP PPNI, 2018.

Anda mungkin juga menyukai