Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

KOMUNIKASI PENYULUH AGAMA

PELATIHAN JARAK JAUH (PJJ)


PELATIHAN PENYULUH AGAMA NON PNS
ANGKATAN XCIV (94)

Disusun Oleh:
Tim Widyaiswara

KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANJARMASIN
TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan,
ekspresi wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal. Banyak di
antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya komunikasi ini terus
berlangsung, tak peduli siapa Anda, jika Anda tidak bisa berkomunikasi dengan semestinya
maka tak seorangpun akan mendengarkan Anda. Jadi komunikasi merupakan sebuah aset
penting sebagai tambahan untuk kepribadian Anda.
Sejalan hal di atas, Soemardjo (1999) menyimpulkan hasil dari penelitiannya bahwa
komunikasi memusat terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap mutu penyuluhan
yang dilakukan oleh penyuluh. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi
dengan proses komunikasi memusat merupakan metoda yang layak dikembangkan.
Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
• Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
• Pesan : ide atau informasi yang disampaikan
• Media : sarana komunikasi
• Komunikan : audience, pihak yang menerima pesan
• Umpan Balik : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya. Dalam
kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau
mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa
tanggapan terhadap pesan. Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.

2
BAB II
KOMUNIKASI PENYULUHAN
A. Pengertian komunikasi
Manusia tidak dapat hidup kalau tidak berkomunikasi dengan manusia lain, yaitu
terutama lingkungan sekitarnya, dimana ia selsalu berinteraksi dengan orang lain, misalnya
komunitas kampus, kantor, pasar, bandara, stasiun, terminal, dan di masyarakat. Komunikasi
sduah menjadi kebutuhan manusia. Komunikasi tidak mungkin dipisahkan dari keseharian dan
setiap aktivitas manusia. Meskipun posisi komunikasi sangat esensial, tetapi para ahli dalam
memaksimalkan komunikasi masih sangat beragam. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi
apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
Kesamaan disini bisa dimaknai dengan kesamaan terhadap makna yang diterima. Senada
dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “com-munis”.
Yang berarti sama. Apabila kita berkomunikasi (to communication), ini berasal dalam keadaan
berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
Komunikasi juga dianggap sangat penting bagi suatu keberhasilan suatu organisasi.
Argumen ini tentulah melihat bahwa setiap orang atau individu dalam suatu organisasi selalu
terlibat dalam pengalihan informasi. Dimana dalam sebuah organisasi banyak ditemukan
bagian-bagian, seperti yang sering dilahat dalam struktur organisasi. Kerena itu maka Parton
(1992:3) mengatakan komunikasi terdiri dari pengalihan informasi dan pengertian di antara
bagian-bagian dan orang dalam suatu organisasi serta berbagai cara dan media yang terlibat
dalam pertukaran. Oleh karena itu komunikasi efektif sangat penting bagi keberhasilan
organisasi.
1. Pengertian
a. Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
b. Komunikasi Efektif adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan
sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan.
2. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif
Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.
Bentuk komunikasi efektif :
a. Komunikasi verbal efektif :
1) Berlangsung secara timbal balik.
2) Makna pesan ringkas dan jelas.
Bahasa mudah dipahami.

3
3) Cara penyampaian mudah diterima
4) Disampaikan secara tulus
5) Mempunyai tujuan yang jelas
6) Memperlihatkan norma yang berlaku
7) Disertai dengan humor
b. Komunikasi non verbal
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
1) Penampilan visik
2) Sikap tubuh dan cara berjalan
3) Ekspresi wajah
4) Sentuhan
Unsur-unsur dalam membangun komunikasi efektif :
1) Berhadapan
2) Mempertahankan kontak mata
3) Membungkuk ke arah klien
4) Mempertahankan sikap terbuka
5) Tetap relax.
B. Fungsi Komunikasi
1. Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
2. Eksistensi Diri (Self Existence)
3. Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
4. Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
5. Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)
Penyuluhan juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyuluhan adalah proses pengembangan individu maupun kelompok untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga meningkatkan harkat dan
martabatnya.
2. Penyuluhan adalah pekerjaan yang harus diselaraskan dengan budaya masyarakat
setempat.
3. Penyluhan adalah proses dua arah dan harus merupakan pendidikan yang berkelanjutan.
4. Penyuluhan adalah hidup dengan saling berhubungan, saling menghormati dan saling
mempercayai.
5. Penyuluhan harus mampu menumbuhkan cita-cita yang melandasi untuk berfikir
kreatif, dinamis, dan inovatif.

4
6. Penyuluhan harus mengacu pada kenyataan-kenyataan dan selalu disesuaikan dengan
keadaan yang dihadapi.
Fungsi penyuluhan adalah untuk menjembatani kesenjangan anatara praktik yang biasa
dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selau berkembang menjadi
kebutuhan para petani tersebut.
Inti dari kegiatan penyuluhan adalah penyampaian informasi. Penyampaian informasi yang
masih tersimpan dapat diketehui dan dimanfaatkan oleh lapisan masyarakat secara bersama-
sama baik oleh sumber informasi sendiri atau maupun oleh pihak yang membutuhkan dan atau
menjadi sasaran iunformasi. (Totok, 1982:69). Disebutkannya juga bahwa penyuluhan tidak
lepas dari aktivitas komunikasi. Sebab kegiatan penyuluhan merupakan proses penggunaan
bersama informasi mengenai berbagai masalah penting yang semua piha memerlukan. Dengan
kata lain penyuluhan merupakan proses komunikasi.

5
BAB III
ASPEK-ASPEK DALAM KOMUNIKASI PENYULUHAN

A. Aspek Komunikator

Komunikator adalah individu atau kelompok masyarakat yang mengambil prakarsa atau
sedang mengadakan komunikasi dengan individu atau dengan kelompok masyarakat menjadi
sasarannya. Jadi komunikator merupakan sumber komunikasi yang sekaligus juga bertindak
sebagai penyaji (Totok, 1982:78).

Seseorang komunikator harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Untuk menaikkan kredibilitas
yang bisa menyangkut kecakapan, kepercayaan dan keahlian, maka dibutuhkan pola agar dapat
membangun kredibilitas seseorang komunikator.

Menurut Parton (1996:180) Komunikator harus menguasai 4 keahlian dasar yaitu:


1. Mendengar, memberi dan memberikan umpan balik
2. Menujukkan ketegasan
3. Menangani konflik
4. Memecahkan masalah

Peran komunikator dapat dilihat dari dua sisi yaitu:


1. Etos komunikator, maksudnya adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dari
kognisi atau efektif, dan konasi. Faktor yang dapat menyebabkan adanya etos dalam
diri seseorang adalah kesiapan, kesungguhan, kepercayaan, keramahan dan
kesederhanaan.
2. Sikap, maksudnya suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.

Dalam meningkatkan kualitas tenaga penyuluh, stimulus yang dimaksud adalah dapat berupa
memberikan pengetahuan kepada para tenaga penyuluh, baik untuk penyuluh pertanian,
maupun penyuluh lainnya terutama penyuluh agama karen mereka merupakan panutan atau
tokoh agama pada masayarakat binaannya. Dengan pengetahuan yang mereka dapatkan, reaksi
yang didapat berupa meningkatnya pengetahuan tenaga penyuluh yang merupakan syarat
mutlak yang harus dimiliki. Tetapi penerima pengetahuan ini juga masih ditentukan oleh nilai
baik dan buruk, posittif dan negatif, menyenangkan dan tidak menyenangkan dari tenaga
penyuluh itu sendiri.

6
B. Aspek Pesan

Siregar (1985:12) memberikan pengertian pesan adalah setiap wujud signal yang dapat
merangsang atau menyentuh penerima dan menciptakan efek berupa pengenalan dan
pengertian. Menurut pesan dapat berupa signal terdengar, terlihat, teraba, tercium, terkecap.
Dari sini dapat diketahui bahwa sifat pesan dapat dikenali dari indra penerima yang menangkap
signal tersebut.

Sebagai upaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga penyuluh, maka secara
konsepsional materi yang diberikan kepada tenaga penyuluh disesuaikan dengan kondisi
dilapangan yang duhadapi.

Cara penyampaian pesan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan bahasa
verbal maupun non verbal. Bahasa verbal adalah penyampaian yang menggunakan bahasa.
Bahasa merupakan alat yang paling vital dalam komunikasi.

Pemahamam terhadap bahasa adalah yang mempunyai peranan yang sangat berarti bagi
penyampaian informasi dalam komunikasi. Bahasa dijadikan sebagai alat untuk
mengungkapkan gagasan dan apabila ada kesamaan dalam memahami gagasan tersebut maka
akan ada kesepakatan di antara orang-orang yang sedang berkomunikasi

Menggunakan komunikasi non verbal. Juga terdapat bermacam-macam bahasa non


verbal yaitu:
1. Emblems
2. Illustrator
3. Affects display
4. Reguler
5. Adaptor

Kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan tanggapan yang sesuai dengan yang kita
khendakai yaitu:
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

7
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komuniakan untuk menyarankan
beberapa cara memeperoleh kebutuhan tersebut.

C. Aspek Proses Komunikasi

Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu dari tujuan yang sudah
ditentukan atau diketahui sebelumnya, seperti berbagai informasi pemeliharaan diri,
pemecahan masalah, yang anggota-anggotanya dapat meningkatkan karakteristik pribadi
anggota kelompok lainnya dengan tepat.

Komunikasi kelompok perlu diberi batasan yang jelas, hal ini supaya dalam memahaminya
tidak terjadi tumpang tinding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Interkasi, saling
bertukar ide atau informasi dalam situasi tatap muka merupakan bagian dari komunikasi
kelompok. Adanya interaksi dalam sebuah kelompok menimbulkan dinamika dalam internal
kelompok.

Penekanan wujud interaksi anatara individu dalam komunikasi kelompok merupakan


komunikasi tatap muka yang mana jumlah anggota-anggotanya relatif terbatas. Dalam
komunikasi kelompok seorang komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan
anggota kelompoknya dan bertatap muka secara intensif dengan komunikannya.

Diskusi kelompok keberhasilan dan kegagalannya akan ditemukan oleh instensitas pesertanya.
Dalam proses diskusi pembicara sifat berkesinambungan, maka peserta bebas dan terbuka
dalam berbicara. Berdasarkan pada posisinya diskusi dimulai dari jumlah orang yang bertemu
secara bersama-sama, memfokuskan perhatian, untuk menggabungkan pengalaman, informasi
dan pemikiran kritis pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kepentingan
bersama, (Lane, 1987).

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi

Sebagai makluk sosial komunikasi merupakan hal yang paling dekat dengan kita. Apa
sebenarnya komunikasi itu? Komunikasi dapat kita artikan sebagai berbagi pikiran, informasi
dan intelijen. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan
menyampaikan pesannya pada orang lain merupakan tujuan komunikasi. Lalu jika pesan yang
kita maksudkan tersebut tidak sesuai dengan penangkapan lawan bicara kita, terjadilah mis-
komunikasi.

Sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan pesan, kelengkapan pesan, ekspresi
wajah, kontak mata, postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal. Di era modern ini

8
mungkin nampak 'tolol' melihat seseorang berusaha menciptakan kesadaran komunikasi.
Banyak di antara kita memberi sedikit perhatian pada hal ini tetapi kenyataanya komunikasi
ini terus berlangsung, tak peduli siapa Anda, jika Anda tidak bisa berkomunikasi dengan
semestinya maka tak seorangpun akan mendengarkan Anda. Jadi komunikasi merupakan
sebuah asset penting sebagai tambahan untuk kepribadian Anda.

Bagiamana membangun sebuah komunikasi efektif tersebut, berikut beberapa hal yang
sebaiknya jadi pertimbangan untuk dikembangkan :

Kontak Mata
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara dan
mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara yang
membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan mempertahankan
kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara Anda tak merasa diabaikan.

Ekspresi Wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran
yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagi contoh: sebuah senyum mengungkap
keramah-tamahan dan kasih-sayang; Mengangkat alis mata menunjukan ekpresi heran;
Mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai
macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah.
Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa Anda tertarik dengan bahan
pembicaraan.

Postur Tubuh
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan meyakinkan
dari Anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang dapat ditangkap secara
visual daripada secara verbal

Sebagai contoh : menundukan kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan; mengangkat


kepala menunjukkan akhir pertanyaan; Terlalu sering menggerakan bagian tubuh
mengungkapkan sedang bergegas atau kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik Anda
saat melakukan komunikasi dengan lawan bicara.

Selera Berbusana
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana sesuai
dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang dan busana
yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua berbusana dan

9
mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal kecil ini memiliki peran
untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara berbusana, hal itu akan
memperbaiki kemampun komunikasi kita.

E. Tips membangun komunikasi yang efektif

Komunikasi efektif sangat layak Anda perhitungkan dalam membangun karir Anda. Dengan
komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala aktivitas kerja yang kita lakukan.
Apalagi bila pekerjaan kita melibatkan berbagai bentuk presentasi, rapat-rapat, lobi-lobi,
penyuluhan dan lain-lainnya. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya
sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu.

Banyak faktor yang dapat membuat apa yang akan kita sampaikan menjadi lebih
berkualitas. Seperti kesiapan mental, penguasaan bahan, kelengkapan sarana pendukung serta
hal-hal lainnya. Adakalanya Anda merasa ‘nervous’ hingga untuk mengungkapkan sesuatu
Anda malah kehilangan percaya diri bahkan pembicaraan jadi berputar-putar. Berikut tips dasar
dalam berkomunikasi :

Gunakan kalimat seefektif mungkin


Uraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena pada sasaran. Hindari
mengungkapkan informasi detail yang kurang relevan, seperti, “Tadi sebelum menuju tempat
ini saya bertemu famili saya di suatu tempat….”. Biasanya lawan bicara Anda tidak akan peduli
dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Hindari penggunaan
idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon pendengar Anda.

Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan


Jika Anda ingin mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui lebih dulu
apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih baik Anda
tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik mendengarkan
pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan
kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan.

Jangan berbicara terlalu lambat


Tutur kata yang terlalu pelan dan lamban hanya akan membuat lawan bicara Anda bosan dan
tidak sabar. Lagi pula gaya bicara Anda yang terlalu pelan akan mengesankan Anda ragu-ragu
dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang optimis dan penuh percaya diri.
Namun yang patut kita ingat, bukan berarti Anda harus berbicara secara cepat tanpa ritme.
Anda harus pAndai menentukan ritme bicara, dimana harus berbicara dan dimana harus

10
berhenti. Ritme yang tepat dalam berkomunikasi tentunya didapat setelah Anda sering
melakukan latihan/pengalaman orasi yang cukup.

Hindari gumaman yang terlalu sering


Gumaman yang terlalu sering hanya akan mengganggu pembicaraan Anda. Lagipula lawan
bicara Anda akan merasa lelah menunggu kapan pembicaraan Anda selesai. Sebisa mungkin
minimalkan atau hilangkan gumaman seperti “ ehmmm…., eeee…., oooo…..", dsb. Hal ini
juga akan mengurangi respek calon pendengar Anda, karena Anda dinilai tidak menguasai
materi pembicaraan.

Hindari humor yang tidak perlu


Melontarkan humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, Anda harus
tanggap membaca suasana setelah Anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara Anda
benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan menunjukkan wajah
yang terganggu dengan humor Anda. Jika lawan bicara Anda tidak tertarik dengan humor
Anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa lawan bicara untuk mentertawakan
humor Anda yang telah gagal.

Dengan mempelajari dan melakukan tips diatas, Anda dapat bermokunikasi secara lebih efektif
sekaligus melatih diri Anda menjadi pribadi yang efektif. Ingat keefektifan diperlukan dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan.

11
Daftar Pustaka

Asmuni syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-iklas,1983,


Ahmad, Amrullah Ed., Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: PLP2M, 1985.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000..

12

Anda mungkin juga menyukai