Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TOKSIKOLOGI

POLUTAN AIR DAN TANAH

Disusun oleh :

NAMA NIM
MELKI SINDULAT 1813201083

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK
TAHUN 2021
1. Sebutkan dan jelaskan contoh bahan2 kimia yang biasanya terdapat pada air dan
tanah minimal masig2 10 senyawa serta jelaskan fungsi masig2 keberadaannya
pada lingkungan da pada manusia.
2. Sebbutkan contoh2 bahan kimia pecemar pada air dan tanah masing2 10 contoh,
jelaskan pula masing2 cara/mekanisme bahan tersebut meyebabkan mencemari air
dan tanah serta sebutkan masig2 dampak toksisitas yang ditimbulkan bagi
kesehatan
3. Menurut saudara bagaimana cara mengelola dan menangani serta pembuagan
limbah B3 yang benar dan sebbutkan bagaimana dampak bagi lingkungan dan
kesehatan manusia jika limbah B3 tidak ditangani degan baik.
4. Jelaskan & uraikan serta beri contoh masing2 7 proses interaksi bahan kimia (zat
toksis) pada tanah dan 4 proses interaksinya pada air. Kemudian jelaskan pula
dampak masing2 proses pada lingkungan.

Jawaban

1. 10 bahan kimia yang terdapat pada air dan tanah


a. Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan
memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa
arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.

Kegunaan lain:

 Berbagai macam insektisida dan racun


 Galium arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit
dibuat menggunakan komponen ini lebih cepat tetapi juga lebih mahal daripada terbuat
dari silikon.

b. Barium adalah unsur kelima pada golongan 2 dan merupakan logam alkali


tanah yang lunak dan keperakan. Barium tidak pernah ditemukan di alam sebagai
unsur bebas karena reaktivitas kimianya yang tinggi. Hidroksidanya, yang dikenal
dalam sejarah pra-modern sebagai barita, tidak terjadi sebagai mineral, tetapi dapat
dibuat dengan memanaskan barium karbonat. Barium memiliki beberapa aplikasi
industri. Secara historis, itu digunakan sebagai penangkap untuk tabung vakum. Ia adalah
komponen dari YBCO (superkonduktor suhu tinggi) dan elektrokeramik, dan ditambahkan ke
baja dan besi tuang untuk mengurangi ukuran butiran karbon di dalam struktur mikro. Senyawa
barium ditambahkan ke dalam kembang api untuk memberikan warna hijau. Barium
sulfat digunakan sebagai aditif yang tidak larut pada fluida pengeboran sumur minyak, dan
juga dalam bentuk yang lebih murni, seperti zat radiokontras sinar-X untuk pencitraan sistem
pencernaan manusia. Ion dan senyawa barium terlarut adalah beracun, dan telah digunakan
sebagai rodentisida.
c. kadmium (Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan
plastik. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain
terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng
d. mercury (Air raksa)
Raksa alias merkuri adalah salah satu unsur kimia yang tergolong logam. Elemen
ini sudah sejak dulu dikenal dan digunakan oleh manusia untuk berbagai
keperluan, meski juga memiliki sisi negatif karena bisa menyebabkan keracunan.
cairan raksa sejak dulu telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Salah satunya
adalah bidang kedokteran. Sifat raksa yang tidak mudah membasahi benda lain dan
mudah memuai membuatnya cocok dipakai sebagai cairan pengisi termometer
konvensional, yang banyak dipakai untuk mengukur suhu tubuh pasien.Selain itu,
raksa digunakan untuk membuat amalgam. Amalgam adalah gabungan logam perak,
timah, dan tembaga yang dicampur dengan raksa. Amalgam biasa dipakai di bidang
kedokteran gigi untuk membuat tambalan gigi berlubang.

cairan raksa sejak dulu telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Salah satunya
adalah bidang kedokteran. Sifat raksa yang tidak mudah membasahi benda lain dan
mudah memuai membuatnya cocok dipakai sebagai cairan pengisi termometer
konvensional, yang banyak dipakai untuk mengukur suhu tubuh pasien.

Selain itu, raksa digunakan untuk membuat amalgam. Amalgam adalah gabungan
logam perak, timah, dan tembaga yang dicampur dengan raksa. Amalgam biasa
dipakai di bidang kedokteran gigi untuk membuat tambalan gigi berlubang.

e. Nitrat Selain untuk keperluan chemical cleaning, kegunaan asam nitrat lainnya adalah
sebagai berikut:

1. Asam nitrat digunakan pada proses pembuatan pupuk. Contohnya adalah pupuk
amonium nitrat.
2. Anda tahu bahan peledak TNT? Saya yakin anda tahu. Nah, ternyata TNT
atau trinitrotoluene dibuat dari asam nitrat sebagai bahan bakunya.Contoh lainnya
untuk pembuatan peledak nitrogliserin.
3. Asam nitrat juga berperan penting sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia lain
seperti pembuatan pewarna.
4. Pembuatan polyamides juga menggunakan asam nitrat sebagai bahan baku
antaranya. Polyamides adalah bahan pembuat karpet dan pakaian.
Merk polyamides yang terkenal adalah Nylon, salah satu produk yang dimiliki oleh Du
Pont.
5. Selain polyamides, polimer lain yang membutuhkan asam nitrat dalam proses
pembuatannya adalah polyurethanes. Polyurethanes adalah polimer yang digunakan
dalam pembuatan peralatan listrik, sol sepatu, matras, lem, dan lain-lain.
6. Anda tentu pernah mendengar istilah aqua regia, bukan? Ya, Aqua regia adalah
campuran asam nitrat dan asam klorida (HCl). Larutan ini biasa digunakan untuk
melarutkan emas dan platina.
7. Selain itu, ia digunakan pula pada calorimetric test, untuk membedakan heroin dan
morfin.
f. Selenium

Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, manfaat selenium untuk kesehatan ada
beragam. Mineral ini berperan besar dalam proses pertumbuhan jaringan tubuh yang
sehat, sistem imun tubuh yang kuat, serta fungsi kelenjar tiroid yang baik.
Selenium merupakan mineral penting yang terkandung dalam makanan dan tersedia
pula dalam bentuk suplemen. Pada makanan, selenium dapat dijumpai dalam
kacang, ikan tuna, kakap merah, scallop, daging sapi, daging ayam, telur,
susu, raspberry, jamur portobello, dan juga biji-bijian.
g. silver (perak)

Walau tidak sepopuler logam mulia lainnya, perak banyak digunakan di dunia
kesehatan dan kecantikan. Perak bersifat antiseptik, antiinflamasi, dan antimikroba.
Sebab itu, unsur perak kerap digunakan dalam krim dan losion untuk membersihkan
jerawat atau menenangkan kulit setelah facial yang cukup berat atau waxing.
Perak juga terkandung dalam produk seperti deodoran karena pada prinsipnya
mengandung biocide untuk membunuh bakteri. Karena itu produk yang memiliki
kandungan perak lebih sering digunakan untuk menghilangkan bakteri dan
menenangkan kulit.
h. Cuprum atau tembaga
adalah mineral yang bermanfaat untuk mencegah dan mengobati defisiensi tembaga.
Manfaat tembaga adalah membantu tubuh menggunakan zat besi dan gula, serta
berguna dalam menjalankan fungsi saraf dan pertumbuhan tulang.
Pada bayi, tembaga berperan penting dalam membantu perkembangan otak, sistem
kekebalan tubuh, dan pertumbuhan tulang yang kuat. Tembaga sangat penting karena
kekurangan tembaga dapat memicu penyakit anemia dan osteoporosis.

i. Chloride atau sering disebut sebagai klorida


merupakan salah satu elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh. Elektrolit klorida ini
diperoleh dalam bentuk senyawa Magnesium klorida atau Natrium klorida. Kedua
bentuk senyawa klorida ini adalah garam yang larut dalam air dan memiliki rasa antara
asin dan pahit. 
Peranan magnesium klorida bagi tubuh adalah mengembalikan keseimbangan antara
natrium dan kalium, serta manfaat kesehatan lainnya. Namun, masih ada beberapa
kontradiksi yang harus Anda ketahui untuk mengantisipasi timbulnya efek samping.
Simak beberapa informasi kesehatan terkait peran elektrolit klorida.
Manfaat Magnesium Klorida bagi Tubuh
Sesuai namanya, senyawa magnesium klorida ini tersusun atas dua elektrolit yaitu
magnesium dan klorida. Tentu saja, kedua elektrolit ini bermanfaat bagi tubuh. Perlu
Anda tahu, sebagian besar Magnesium yang ada dalam tubuh manusia, hampir 60
persen ada di tulang dan 26 persen lainnya berada di otot. Sedangkan sisa magnesium
lainnya ditemukan di jaringan lunak dan cairan tubuh.
Salah satu peran magnesium itu sendiri adalah menyingkirkan kalsium yang
terakumulasi di beberapa titik tubuh dan mengumpulkannya di tulang, dimana tempat
dibutuhkannya kalsium. Manfaat magnesium lainnya adalah memperkuat tulang dan
sendi dengan adanya kalsium yang dikumpulkannya. Senyawa ini juga dikatakan
efektif untuk mengatasi sklerosis atau radang otak. Lebih lanjut, magnesium mampu
memurnikan darah dan mencegah terjadinya luka.

j. Fluorin
senyawanya kebanyakan uranium heksafluorida digunakan untuk mengolah bahan bakar
nuklir.Fluorokimia, termasuk banyak plastik suhu tinggi seperti Teflon, juga dibuat dengan
menggunakan fluorin.Senyawa fluorin, termasuk natrium fluorida, digunakan dalam pasta gigi
dan air minum untuk mencegah gigi berlubang.

2. a. bahan kimia air

1. Infection Agent (Agen Infeksius)

Infection agent (agen infeksius) merupakan bahan pencemar yang dapat menyebabkan


gangguan kesehatan manusia (penyakit). Bahan pencemar ini berupa mikroorganisme
patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.
Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, dapat digunakan
bakteri Coliform sebagai bakteri penunjuk (indicator organism). Jika dalam sampel air
tersebut ditemui indicator organism, air tersebut sudah tercemar oleh tinja
(mikroorganisme patogen). Akan tetapi, jika di dalam air tidak ditemukan indicator
organism, air tersebut tidak tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen).

2. Zat-Zat Pengikat Oksigen (Dissolved Oxygen)

Dissolved oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator yang baik untuk
menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6 ppm dapat mendukung
kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air. Kandungan oksigen kurang
dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur, dan
mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen
dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi makhluk
hidup air dan proses kimia dalam air.

Apabila dalam suatu perairan banyak kemasukan sisa makanan, jumlah


mikroorganisme dalam perairan tersebut akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada
peningkatan jumlah oksigen dalam air yang digunakan untuk pernapasan
mikroorganisme sehingga menurunkan jumlah oksigen terlarut. Jika bahan organik
telah habis, jumlah mikroorganisme akan berkurang pula sehingga secara alamiah
kandungan oksigen di dalam akan naik dan kembali stabil. Hal ini dapat
membahayakan kehidupan makhluk hidup di dalam air jika pembuangan sisa makanan
ke dalam perairan tersebut terjadi secara terus-menerus.

3. Sedimen

Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir dan dapat
menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi dapat menimbulkan
kekeruhan air yang menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga mengganggu
proses fotosintesis fitoplankton yang berarti pula berkurangnya pasokan oksigen dalam
air.

4. Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat)

Nutrisi atau unsur hara dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer yang
ditimbulkan oleh adanya penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan (Eutrofikasi). Keadaan ini dapat meningkatkan populasi ganggang dan
bakteri dalam perairan tersebut. Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga
menghambat proses masuknya oksigen ke perairan yang secara tidak langsung dapat
menurunkan kadar oksigen di dalam air.

5. Pencemar Anorganik

Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan basa. Merkuri, kadmium,
timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil sudah dapat
mengakibatkan pencemaran. Asam dapat masuk ke dalam air dari produk samping
proses industri dan pelapisan logam. Asam dan basa ini dapat menyebabkan perubahan
pH air yang dapat mengganggu kehidupan di dalam air. Contoh lain, kasus keracunan
kobalt yang terjadi di Nebraska merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh kontaminasi kobalt di dalam air. Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung,
kerusakan kelenjar gondok, darah tinggi, dan kaki bengkak.

6. Zat Kimia Organik

Banyak zat kimia organik yang mempunyai toksisitas yang tinggi. Kontaminasi antara
zat kimia organik dengan air dapat mengancam kesehatan makhluk hidup di dalamnya.
Zat kimia organik digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk pembuatan
pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen, dan produk lainnya.

7. Energi Panas

Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur. Pembuangan air limbah yang
mengandung panas mengakibatkan kenaikan temperatur yang menyebabkan turunnya
kadar oksigen dalam air. Air yang panas pada permukaan air dapat menghambat
masuknya
oksigen ke dalam air di level bawah.

8. Zat Radioaktif

Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai
bidang dapat menimbulkan sisa pembuangan. Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut
terbawa ke dalam lingkungan air. Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan
gangguan pada proses pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam
waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh.

b. bahan kimia tanah

a. Bahan Organik (BO)

Tanah tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa
bahan mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel pasir, debu, dan
lempung. Ketiga pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan bahan organik
berkisar 5 % dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik sedikit dalam
tanah tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan
organik adalah sekumpulan senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah
mengalami proses dekomposisi.

b. Hidrogen (H+)

Hidrogen adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor
atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar.
Hidrogen juga merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75
% dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hydrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui
proses elektrolisis, namun proses ini mahal daripada produksi hydrogen dari gas alam.

c. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang,
dan akar. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka semakin cepat pula
sintesis karbohidrat yang terjadi.Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :

1. Diperlukan untk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.


2. Berperan dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses
fotosintesa.
3. Membentuk protein, lemak, dan berbagai senyawa organik.
4. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daun.
5. Meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.
D. Phospor (P)

Phospor merupakan unsur macro yang dibutuhkan tanaman untuk menyusun


protoplasma dan intisel. Unsur ini oleh tanaman diserap dalam bentuk H2PO4ֿ dan
HPO4ֿ. Fungsi utama dari unsur ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia,
mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa,
mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta meningkatkan produksi biji.

e.Kalium (K)

Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya
dalam pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu,
meningkatkan kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion
K+. Dalam beberapa sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam tanaman
diantaranya sebagai elemen penting yang bersifat higroskopis (muddah menyerap dan
menahan air). Unsur K biasanya terdapat pada stomata daun. Dengan sifatnya yang
higroskopis tersebut, Kalium mampu membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan
dalam proses transpirasi, fotosintesis, absorpsi, maupun transportasi unsur hara dalam
tanaman tersebut menjadi optimal.

Sumber-sumber Kalium adalah :

1. Beberapa jenis mineral.


2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
3. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
4. Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)

f. Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na
dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin. Termasuk dalam logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Sangat
reaktif, memiliki api berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air sehingga harus disimpan dalam bentuk minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak ditemukan dalam bentuk unsure murni.

g. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

Unsur Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi dalam
tanaman antara lain :
1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
2. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
4. Menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolisme.
5. Menetralisir senyawa atau keasaman tanah (pada daun dan batang).

Unsur Magnesium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Mg2+. Memiliki fungsi


dalam tanaman antara lain :

1. Merupakan bagian tanaman dari klorofil.


2. Salah satu enzim yang disebut Organic pyrophosphate dan Carboxy peptisida.
3. Berperan dalam pembentukan buah.

Sumber-sumber Magnesium adalah :

1. Batuan Kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3.


2. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O.
3. Magnesia MgO.
4. Kalium Magnesium Sulfat.

h. Alumunium (Al)

Alumunium sebenarnya merupakan unsur beracun bagi tanaman. Walaupun demikian,


tanaman mempunyai daya ketegangan tertentu terhadap alumunium. Dalam keadaan
tertentu tanaman dapat membatasi serapan alumunium, sehingga terhindar dari
keracunan. Tanaman dapat membentuk dinding tebal pada akar rambut dengan ujung
akar yang membengkak menyerupai kail. Kelarutan alumunium sangat dipengaruhi
oleh pH tanah. Dalam keadaan sangat masam (pH<3,5) banyak alumunium menjadi
larut dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dan hidroksi Al. Bentuk
Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling dominan pada pH<4.0, sedangkan
bentuk Al(OH)2+ mulai terbentuk pada pH antara 4.0 – 5.0 dan pada pH>5.5 pengaruh
Al bentuk Al3+ sudah dapat diabaikan. Keracunan Al merupakan salah satu faktor
utama yang membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah masam. Pengaruh yang
penting diperhatikan dari Al adalah menghambat pertumbuhan pada genotip yang peka
terhadap Al dengan mempengaruhi pengambillan hara dan air. Terhambatnya
pertumbuhan akar oleh keracunan Al dapat mengurangi kemampuan  akar dalam
menyerap hara dan air sehingga dapat menginduksi zat hara dan kepekaan terhadap
kekeringan.
i. Besi (Fe)

Besi merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun ferro
(Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik)
sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa diigunakan adalah
Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat lain. Fe dalam tanaman sekitar 80 % yang terdapat
dalam khloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat
dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami
defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis
dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai
pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya
reduksi N2,redukktase sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan  Fe menyebabkan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi
tidak sempurna. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat
disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada akhirnya mengakibatkan pengurangan
aktifitas semua enzim.

j. Mangaan

Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap
dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan
lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ
yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk
senyawa oksida, karbonat, dan silikat. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300
sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau mangaan oksida baik bervalensi
dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribososm dan juga
mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat. Berperan sebagai activator
bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam sintesis klorofil.

3. Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup


penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pelaku
pengelolaan limbah B3 antara lain :

 Penghasil Limbah B3
 Pengumpul Limbah B3
 Pengangkut Limbah B3
 Pemanfaat Limbah B3
 Pengolah Limbah B3
 Penimbun Limbah B3

Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa
adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya
untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil,
konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat
pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik,
sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia
dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu  limbah B3 perlu dikelola antara lain
melalui pengolahan limbah B3.

Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai


berikut:

1. Metode Pengolahan secara Kimia,

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan


partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa
fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang
diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya.

Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau
senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk
memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah,
sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan
bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah
serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai
proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses
tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah
semen, kapur, dan bahan termoplastik.

Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat
dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal
ini dilakukan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) atau natrium hidroksida (NaOH)
dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan
terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan
minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan
membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan
koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat
diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan
membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk endapan
hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.  Endapan logam
tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. 
Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida
[Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
1. Metode Pengolahan secara Fisik

Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan penyisihan


terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau
bahan-bahan yang terapung. Penyaringan atau screening merupakan cara yang efisien
dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan
tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan.  Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah
kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung


seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya.
Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi
(clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan
memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk


mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk
menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak
mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam
proses osmosa.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa
aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika
diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit


pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air
yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur


dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi
didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa
lainnya.

Metode insinerasi atau pembakaran dapat diterapkan untuk memperkecil volume


limbah B3. Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengendalian agar
gas beracun hasil pembakaran tidak mencemari udara. Pengolahan secara insinerasi
bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi
senyawa yang tidak mengandung B3. Insinerator adalah alat untuk membakar sampah
padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu syarat teknis pengolahan dan
hasil olahan yang sangat ketat. Ukuran, desain dan spesifikasi insinerator yang
digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah.
Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar
emisi.

1. Metode Pengolahan secara Biologi

Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini dikenal
dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan
bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3.
Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan
mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat
dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah
dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki
kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama
dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini
dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan
di dalam ekosistem.

Metode Pembuangan Limbah B3

1. Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)

Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun
air.

Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3


ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki
kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan
menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi
wilayah setempat.

2. Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments

Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi
limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan
mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah
akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung,
dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.

3. Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills

Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat


tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam
drum atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk
mencegah pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring
yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode
ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang
efektif. Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi,
masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka
panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

.
4. 1. Proses interaksi zat toksis disedimen

a. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh


media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan.[1] Delta yang terdapat di mulut-
mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut
oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di
tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

b.aliran air adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk memanjang yang
mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).[1] Sungai
merupakan tempat mengalirnya air secara grafitasi menuju ke tempat yang lebih
rendah, Sungai juga merupakan salah satu wadah tempat berkumpulnya air dari suatu
kawasan. Apabila aktivitas manusia yang berada di sekitar aliran sungai tidak
diimbangi dengan kesadaran melestarikan lingkungan sungai, maka kualitas air sungai
akan buruk. Tetapi jika sebaliknya aktivitas manusia diimbangi oleh kesadaran
menjaga lingkungan sungai, maka kualitas air sungai akan relatif baik. [2] Arah aliran
sungai sesuai dengan sifat air mulai dari tempat yang tinggi ke tempat rendahsesorc.

c. proses penguapan adalah Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air)


menjadi gas (uap air) dan masuk ek atmosfer.
EVAPOTRANSPIRASI penguapan yang terjadi yang terjadi di permukaan lahan
meliputi permukaan tanah dan tanaman yang tumbuh di permukaan tersebut.

d. proses pencucian adalah proses pembersihan suatu benda dengan jalan


menghilangkan partikel atau pengotor yang tidak di inginkan dari benda tersebut,
sehingga diperoleh keadaan semula dari benda yang bersangkutan.

e. proses difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat yang ada dalam
pelarut. Zat ini pada nantinya akan melakukan perpindahan dari bagian konsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah

f. Dekomposisi merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara kimiawi


yang sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut mineralisasi

2. proses interaksi zat toksis diair

a. proses Hidrolisis merupakan proses pemecahan polisakarida (gula kompleks)


menjadi polimer yang lebih sederhana, mengingat syarat utama
dari proses fermentasi untuk produksi bioetanol adalah gula monomer atau dimer.

b. proses Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih


elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif

c. proses Fotolisis air merupakan proses pecahnya molekul air oleh elektron yang


berasal dari fotosistem II. Pemecahan ini menghasilkan terbentuknya ion H +,
elektron, dan O2. Untuk O2 selanjutnya akan dilepaskan ke udara

d. proses metilasi adalah bentuk dari alkilasi, dengan suatu gugus metil, dan
bukan rantai karbon panjang, menggantikan sebuah atom hidrogen. Istilah-istilah
ini biasanya digunakan dalam kimia, biokimia, ilmu tanah, dan ilmu biologi.

Anda mungkin juga menyukai