Disusun oleh :
NAMA NIM
MELKI SINDULAT 1813201083
Jawaban
Kegunaan lain:
cairan raksa sejak dulu telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Salah satunya
adalah bidang kedokteran. Sifat raksa yang tidak mudah membasahi benda lain dan
mudah memuai membuatnya cocok dipakai sebagai cairan pengisi termometer
konvensional, yang banyak dipakai untuk mengukur suhu tubuh pasien.
Selain itu, raksa digunakan untuk membuat amalgam. Amalgam adalah gabungan
logam perak, timah, dan tembaga yang dicampur dengan raksa. Amalgam biasa
dipakai di bidang kedokteran gigi untuk membuat tambalan gigi berlubang.
e. Nitrat Selain untuk keperluan chemical cleaning, kegunaan asam nitrat lainnya adalah
sebagai berikut:
1. Asam nitrat digunakan pada proses pembuatan pupuk. Contohnya adalah pupuk
amonium nitrat.
2. Anda tahu bahan peledak TNT? Saya yakin anda tahu. Nah, ternyata TNT
atau trinitrotoluene dibuat dari asam nitrat sebagai bahan bakunya.Contoh lainnya
untuk pembuatan peledak nitrogliserin.
3. Asam nitrat juga berperan penting sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia lain
seperti pembuatan pewarna.
4. Pembuatan polyamides juga menggunakan asam nitrat sebagai bahan baku
antaranya. Polyamides adalah bahan pembuat karpet dan pakaian.
Merk polyamides yang terkenal adalah Nylon, salah satu produk yang dimiliki oleh Du
Pont.
5. Selain polyamides, polimer lain yang membutuhkan asam nitrat dalam proses
pembuatannya adalah polyurethanes. Polyurethanes adalah polimer yang digunakan
dalam pembuatan peralatan listrik, sol sepatu, matras, lem, dan lain-lain.
6. Anda tentu pernah mendengar istilah aqua regia, bukan? Ya, Aqua regia adalah
campuran asam nitrat dan asam klorida (HCl). Larutan ini biasa digunakan untuk
melarutkan emas dan platina.
7. Selain itu, ia digunakan pula pada calorimetric test, untuk membedakan heroin dan
morfin.
f. Selenium
Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, manfaat selenium untuk kesehatan ada
beragam. Mineral ini berperan besar dalam proses pertumbuhan jaringan tubuh yang
sehat, sistem imun tubuh yang kuat, serta fungsi kelenjar tiroid yang baik.
Selenium merupakan mineral penting yang terkandung dalam makanan dan tersedia
pula dalam bentuk suplemen. Pada makanan, selenium dapat dijumpai dalam
kacang, ikan tuna, kakap merah, scallop, daging sapi, daging ayam, telur,
susu, raspberry, jamur portobello, dan juga biji-bijian.
g. silver (perak)
Walau tidak sepopuler logam mulia lainnya, perak banyak digunakan di dunia
kesehatan dan kecantikan. Perak bersifat antiseptik, antiinflamasi, dan antimikroba.
Sebab itu, unsur perak kerap digunakan dalam krim dan losion untuk membersihkan
jerawat atau menenangkan kulit setelah facial yang cukup berat atau waxing.
Perak juga terkandung dalam produk seperti deodoran karena pada prinsipnya
mengandung biocide untuk membunuh bakteri. Karena itu produk yang memiliki
kandungan perak lebih sering digunakan untuk menghilangkan bakteri dan
menenangkan kulit.
h. Cuprum atau tembaga
adalah mineral yang bermanfaat untuk mencegah dan mengobati defisiensi tembaga.
Manfaat tembaga adalah membantu tubuh menggunakan zat besi dan gula, serta
berguna dalam menjalankan fungsi saraf dan pertumbuhan tulang.
Pada bayi, tembaga berperan penting dalam membantu perkembangan otak, sistem
kekebalan tubuh, dan pertumbuhan tulang yang kuat. Tembaga sangat penting karena
kekurangan tembaga dapat memicu penyakit anemia dan osteoporosis.
j. Fluorin
senyawanya kebanyakan uranium heksafluorida digunakan untuk mengolah bahan bakar
nuklir.Fluorokimia, termasuk banyak plastik suhu tinggi seperti Teflon, juga dibuat dengan
menggunakan fluorin.Senyawa fluorin, termasuk natrium fluorida, digunakan dalam pasta gigi
dan air minum untuk mencegah gigi berlubang.
Dissolved oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator yang baik untuk
menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6 ppm dapat mendukung
kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air. Kandungan oksigen kurang
dari 2 ppm hanya dapat mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur, dan
mikroorganisme pengurai. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen
dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi makhluk
hidup air dan proses kimia dalam air.
3. Sedimen
Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir dan dapat
menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi dapat menimbulkan
kekeruhan air yang menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga mengganggu
proses fotosintesis fitoplankton yang berarti pula berkurangnya pasokan oksigen dalam
air.
Nutrisi atau unsur hara dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer yang
ditimbulkan oleh adanya penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan (Eutrofikasi). Keadaan ini dapat meningkatkan populasi ganggang dan
bakteri dalam perairan tersebut. Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga
menghambat proses masuknya oksigen ke perairan yang secara tidak langsung dapat
menurunkan kadar oksigen di dalam air.
5. Pencemar Anorganik
Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan basa. Merkuri, kadmium,
timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil sudah dapat
mengakibatkan pencemaran. Asam dapat masuk ke dalam air dari produk samping
proses industri dan pelapisan logam. Asam dan basa ini dapat menyebabkan perubahan
pH air yang dapat mengganggu kehidupan di dalam air. Contoh lain, kasus keracunan
kobalt yang terjadi di Nebraska merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh kontaminasi kobalt di dalam air. Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung,
kerusakan kelenjar gondok, darah tinggi, dan kaki bengkak.
Banyak zat kimia organik yang mempunyai toksisitas yang tinggi. Kontaminasi antara
zat kimia organik dengan air dapat mengancam kesehatan makhluk hidup di dalamnya.
Zat kimia organik digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk pembuatan
pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen, dan produk lainnya.
7. Energi Panas
Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur. Pembuangan air limbah yang
mengandung panas mengakibatkan kenaikan temperatur yang menyebabkan turunnya
kadar oksigen dalam air. Air yang panas pada permukaan air dapat menghambat
masuknya
oksigen ke dalam air di level bawah.
8. Zat Radioaktif
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai
bidang dapat menimbulkan sisa pembuangan. Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut
terbawa ke dalam lingkungan air. Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan
gangguan pada proses pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam
waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh.
Tanah tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa
bahan mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel pasir, debu, dan
lempung. Ketiga pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan bahan organik
berkisar 5 % dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik sedikit dalam
tanah tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Bahan
organik adalah sekumpulan senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah
mengalami proses dekomposisi.
b. Hidrogen (H+)
Hidrogen adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor
atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar.
Hidrogen juga merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira 75
% dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hydrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui
proses elektrolisis, namun proses ini mahal daripada produksi hydrogen dari gas alam.
c. Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang,
dan akar. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka semakin cepat pula
sintesis karbohidrat yang terjadi.Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah :
e.Kalium (K)
Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya
dalam pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu,
meningkatkan kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion
K+. Dalam beberapa sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam tanaman
diantaranya sebagai elemen penting yang bersifat higroskopis (muddah menyerap dan
menahan air). Unsur K biasanya terdapat pada stomata daun. Dengan sifatnya yang
higroskopis tersebut, Kalium mampu membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan
dalam proses transpirasi, fotosintesis, absorpsi, maupun transportasi unsur hara dalam
tanaman tersebut menjadi optimal.
f. Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na
dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin. Termasuk dalam logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Sangat
reaktif, memiliki api berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air sehingga harus disimpan dalam bentuk minyak. Karena sangat reaktif,
natrium hampir tidak ditemukan dalam bentuk unsure murni.
Unsur Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi dalam
tanaman antara lain :
1. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
2. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
3. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji.
4. Menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolisme.
5. Menetralisir senyawa atau keasaman tanah (pada daun dan batang).
h. Alumunium (Al)
Besi merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun ferro
(Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik)
sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa diigunakan adalah
Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat lain. Fe dalam tanaman sekitar 80 % yang terdapat
dalam khloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat
dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami
defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis
dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai
pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya
reduksi N2,redukktase sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan
terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi
tidak sempurna. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan
penurunan jumlah ribosom secara drastis. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat
disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada akhirnya mengakibatkan pengurangan
aktifitas semua enzim.
j. Mangaan
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap
dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan
lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ
yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk
senyawa oksida, karbonat, dan silikat. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300
sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau mangaan oksida baik bervalensi
dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada
tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribososm dan juga
mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat. Berperan sebagai activator
bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam sintesis klorofil.
Penghasil Limbah B3
Pengumpul Limbah B3
Pengangkut Limbah B3
Pemanfaat Limbah B3
Pengolah Limbah B3
Penimbun Limbah B3
Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa
adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip pengolahan limbah adalah upaya
untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun volumenya kecil,
konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat
pencemar yang sudah dipisahkan atau konsentrat belum tertangani dengan baik,
sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat mengancam kesehatan manusia
dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain
melalui pengolahan limbah B3.
Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk fisik dan/atau
senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu untuk
memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah,
sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses pencampuran limbah dengan
bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah
serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai
proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses
tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah
semen, kapur, dan bahan termoplastik.
Apabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat
dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal
ini dilakukan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) atau natrium hidroksida (NaOH)
dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan
terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan
minimum. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan
membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan
koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat
diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan
membubuhkan larutan alkali misalnya air kapur, sehingga terbentuk endapan
hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam
tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5.
Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida
[Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
1. Metode Pengolahan secara Fisik
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa
aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika
diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini dikenal
dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan
bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3.
Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan
mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat
dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah
dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini juga masih memiliki
kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan proses alami sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama
dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini
dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan
di dalam ekosistem.
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun
air.
Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi
limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan
mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah
akan semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung,
dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.
.
4. 1. Proses interaksi zat toksis disedimen
b.aliran air adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk memanjang yang
mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).[1] Sungai
merupakan tempat mengalirnya air secara grafitasi menuju ke tempat yang lebih
rendah, Sungai juga merupakan salah satu wadah tempat berkumpulnya air dari suatu
kawasan. Apabila aktivitas manusia yang berada di sekitar aliran sungai tidak
diimbangi dengan kesadaran melestarikan lingkungan sungai, maka kualitas air sungai
akan buruk. Tetapi jika sebaliknya aktivitas manusia diimbangi oleh kesadaran
menjaga lingkungan sungai, maka kualitas air sungai akan relatif baik. [2] Arah aliran
sungai sesuai dengan sifat air mulai dari tempat yang tinggi ke tempat rendahsesorc.
e. proses difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat yang ada dalam
pelarut. Zat ini pada nantinya akan melakukan perpindahan dari bagian konsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah
d. proses metilasi adalah bentuk dari alkilasi, dengan suatu gugus metil, dan
bukan rantai karbon panjang, menggantikan sebuah atom hidrogen. Istilah-istilah
ini biasanya digunakan dalam kimia, biokimia, ilmu tanah, dan ilmu biologi.