Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar glukosa plasma
lebih rendah dari 45 mg/dl– 50 mg/dl.
Bauduceau, dkk mendefinisikan hipoglikemia sebagai keadaan di mana kadar gula
darah di bawah 60 mg/dl disertai adanya gelaja klinis pada penderita.
Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut yang dialami oleh penderita
diabetesmellitus. Hipoglikemia disebut juga sebagai penurunan kadar gula darah yang
merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat
terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-
obatan yang digunakan.Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain
penderita merasa pusing, lemas,gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap,
berkeringat dingin, detak jantung meningkat danterkadang sampai hilang kesadaran (syok
hipoglikemia) (Nabyl, 2009).
Hipoglikemia akut diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, dan berat menurut
gejala klinis yang dialami oleh pasien
Ringan Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan
aktivitas sehari – hari yang nyata
Sedang Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan
aktivitas sehari – hari yang nyata
Berat Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri
karena adanya gangguan kognitif
1. Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak membutuhkan
terapi parenteral
2. Membutuhkan terapi parenteral (glukagon intramuskuler
atau intravena)
3. Disertai kejang atau koma

B. ETIOLOGI
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada
penderitadiabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

C. TANDA DAN GEJALA HIPOGLIKEMIA


Tanda dan gejala dari hipoglikemia merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf
otonom dan neuroglikopenia.
Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang mengalami hipoglikemia
berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang sehingga pasien yang mengalami
hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula darahnya rendah (hypoglycemia
unawareness). Kejadian ini dapat memperberat akibat dari hipoglikemia karena
penderita terlambat untuk mengkonsumsi glukosa untuk meningkatkan kadar gula
darahnya.
Tanda dan gejala yang muncul pada keadaan hipoglikemia :

Kadar Gula Gejala Neurogenik Gejala Neuroglikopenik


Darah
79,2 mg/dL gemetar, goyah, gelisah irritabilita, kebingungan
70,2 mg/dL gugup, berdebar – debar sulit berpikir, sulit
berbicara
59,4 mg/dL berkeringat ataxia, paresthesia
50,4 mg/dL mulut kering, rasa kelaparan sakit kepala, stupor,
39,6 mg/dL pucat, midriasis kejang, koma, kematian

D. PATOFISIOLOGI
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung
pada glukosauntuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak
dapat memperolehglukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai
dalam beberapa menit saja.Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat
tergantung pada suplai glukosa secaraterus menerus dari darah ke dalam jaringan
interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka
akanmempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang
telah dapatdilihat ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM).
Saat kadar glukosadarah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar
neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya
jumlah insulinyang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak,ada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes, yaitu:
1. Ketoasidosis
2. Dehidrasi
3. Kehilangan elektrolit
4. Asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula,di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali, kedua
factor ini akanmenimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa
yang berlebihan dalamtubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan
elektrolit (seperti natrium dankalium). Diuresis osmotic yang di tandai oleh urinaria
berlebihan (poliuria) ini akanmenyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit. penderita
ketoasidosis diabetic yang beratdapat kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400
hingga mEq natrium, kalium serta kloridaselama periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (liposis) menjadi
asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas akan di ubah menjadi badan
keton oleh hati, padaketon asidosis diabetic terjadi produksi badan keton yang berlebihan
sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya
keadaan tersebut, badan keton bersifat asam, dan  bila bertumpuk dalam sirkulasi darah,
badan keton akan menimbulkan sidosis metabolic.
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf
simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala
seperti perspirasi, tremor,takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel
otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda
gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi,
sakit kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, mati  rasa di daerah bibir serta lidah,
bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak
rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini 
(disamping gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang
sangat berat,sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi
hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku yang mengalami
disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan
kesadaran (Smeltzer. 2001).

Pathway Hipoglikemia

E. PENATALAKSANAAN
1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
10- 20gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly
atau 150- 200 mlminuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan
nondiet cola. Sebaiknya coklatmanis tidak diberikan karena lemak dalam coklat dapat
mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2 jam perlu diberikan
tambahan 10- 20 gram karbohidrat  kompleks. Bila  pasien  mengalami  kesulitan 
menelan dan keadaan  tidak terlalu gawat, pemberian gawat, pemberian madu atau gel
glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.
2. Glukosa Intramuskular  
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10
menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam
hati. Glukagon tersediadalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula
darah dalam waktu 5-15menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan
pemberian glukosa intravena. Bila pasiensudah sadar pemberian glukagon harus
diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4 sendokmakan) dan dilanjutkan
dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam bentuk tepung seperti crakers  dan 
biscuit untuk mempertahankan pemulihan, mengingat kerja 1 mg glucagon yang
singkat (awitannya 8 hingga 10 menit dengan kerja yang berlangsung selama 12
hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada
keadaan puasa yang  panjang  atau  hipoglikemi  yang  diinduksi  alcohol,  pemberian 
glucagon mungkin tidak efektif.Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi
glikogenolisis yang terjadi. 
3. Glukosa Intravena 
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai pasien sadar
disertai infuse dekstrosa 10% 6 kolf/jam.

Anda mungkin juga menyukai