Anda di halaman 1dari 9

Lahirnya negara Israel

14 Mei 1928, Alih-alih perayaan kemerdekaan negara Israel, yang terjadi ialah kerusuhan
tersebar luas. Angkatan bersenjata dimobilisasi dalam persiapan perang dan perhatian seluruh
dunia seakan terpaku pada Palestina hingga saat ini. Akar permasalahannya? Sepetak tanah di
Palestina yang baru saja diproklamasikan sebagai Israel. Bagi bangsa Arab, Israel adalah tumor
penjajahan yang harus dimusnahkan. Bagi bangsa yahudi, Israel adalah buah perjuangan dari
sebuah ide yang dulu dianggap tidak mungkin bahkan, haram.

Jika konsep mengenai negara Yahudi sangat asing, bagaimanakah Israel bisa ada? Apakah ide
yang memulainya?

Sejarah Panjang Palestina


Secara singkat, pada awal sejarah tanah Palestina ialah wilayah dari Kekaisaran Ottoman yang
berisi masyarakat Arab yang tinggal di wilayah itu dan dikenal sebagai orang Palestina Mulai
dari tahun 1517 hingga 1917. Sejak runtuhnya Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I yang
berakhir pada tahun 1918, wilayah Kekaisaran Ottoman jatuh ke tangan inggris termasuk tanah
Palestina dengan cara mendukung nasionalisme bangsa-bangsa Arab agar memberontak pada
kekuasaan sentral kekaisaran Ottoman.
Diaspora (orang yang bermigrasi) Yahudi
Pada awal abad masehi, Romawi menduduki Judea. Setelah Bangsa Yahudi memberontak dan
gagal, Romawi menghancurkan kuil penyembahan dan mengusir sebagian besar penduduknya
ke seluruh Eropa. Di Eropa mereka disebut sebagai orang yahudi, karena menganut agama
Judaisme. Berdasarkan kepercayaan Bangsa Yahudi, Mesias akan datang dan mempersatukan
mereka semua kembali ke Yerusalem. Meski demikian, Kepercayaan ini mulai ditantang dengan
aliran-aliran filosofi baru yang berkembang pesat di eropa. ini semua berasal dari 3 peristiwa
besar :
I. Abad Pencerahan
II. Revolusi Perancis
III. Perang Napoleon
Ketiga hal tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, pemisahan agama dan kehidupan publik.
Kedua, perperangan di Eropa semakin memantik perasaan nasionalisme. Akibatnya, orang
yahudi di eropa dipaksa untuk melupakan tradisi mereka demi mengasimilasikan dirinya
dengan masyarakat Eropa. Berkat Asimilasi, orang Yahudi mulai melupakan ajarannya. Bagi
mereka, Palestina menjadi tempat yang terpuruk, terbelakang dan berbahaya karena dikuasai
oleh kekaisaran Ottoman. Meski diskriminasi, Eropa Barat masih menjadi pilihan terbaik bagi
mereka. Berbanding terbalik di Eropa Timur.
Ada apa dengan yahudi di Eropa Timur?

Di Eropa Timur, di mana nilai-nilai liberalisme belum terasakan, diskriminasi terhadap Yahudi
jauh lebih mematikan. Mereka dipaksa tinggal di daerah kumuh dan tidak diperbolehkan
bepergian sesuka hati, bahkan tidak berhak mendapatkan pendidikan. Sebagian besar dari
mereka bahkan tidak bisa berbahasa lokal dan kerap menjadi target penyerangan bahkan
pembantaian.

Bagi mereka, Palestina merupakan pilihan yang jauh lebih baik daripada tempat asal mereka.
Semenjak tahun 1880, ratusan orang Yahudi di Eropa Timur, memilih untuk berpindah tempat
tinggal ke Palestina, Kekaisaran Ottoman.

Imigrasi Massal Yahudi Eropa Timur

Imigrasi Massal yang dilakukan oleh ratusan orang Yahudi di Eropa Timur dilakukan tanpa
perencanaan yang matang. Banyak dari Imigran tersebut mengalami penyakit Malaria,
Kelaparan atau bahkan ditangkap oleh pasukan Turki. Dengan hal itu, harapan bagi mereka
untuk kembali ke kampung halaman sudah tidak ada.

Strategi baru Theodor Herzl

Theodor Herzl ialah seorang junalis yang ditugaskan pada tahun 1981 untuk meliput peristiwa
politik di Perancis. Setelah melakukan peliputan mengenai berbagai serangan terhadap bangsa
Yahudi di Perancis, ia mengambil kesimpulan yang pahit. Ia berkata
“Bangsa Yahudi akan tetap dianggap sebagai pendatang dan dianaktirikan di manapun mereka
berada, tak peduli bahwa mereka sudah terasimilasi menganut agama lokal, bahkan menjadi
bagian dari angkatan bersenjata negara itu, bagi dia bangsa Yahudi tetap akan dibenci di mana
saja mereka berada,” kutipnya.
Kendati demikian, ia beranggapan bahwa satu-satunya solusi bagi bangsa Yahudi ialah memiliki
negara sendiri dan dia beranggapan bahwa imigrasi ke Palestina adalah hal sia-sia dan dinilai
tidak cukup.
Ideologi Herzl
Menurut Herzl, hal pertama yang harus dilakukan ialah memastikan dukungan dari negara
Eropa yang besar terlebih dahulu lalu setelah mendapatkan sebuah perjanjian resmi untuk
membentuk sebuah negara, baru imigrasi massal bisa dilakukan.Ideologi Herzl dinilai
bertentangan jauh dengan ajaran Judaisme. Apabila Judaisme didasarkan dengan agama maka
ideologi Herzl didasarkan dari nasionalisme Yahudi.
Herzl merasa bangsa Yahudi tidak bisa menunggu terlalu lama. Menurutnya, Bangsa Yahudi
harus mengambil alih takdir mereka, dan segera membentuk negara di Palestina. Ideologi Herzl
inilah kemudian dinamakan dengan Zionisme. Dan mulailah Herzl menyebarkan ideologinya.
Tahun 1897

Pada tahun 1897, Herzl mengumpulkan tokoh Yahudi dari seluruh Eropa dalam Kongres Zionis
pertama. Rencana yang ditawarkan Herzl mendapatkan banyak dukungan dan penolakan. Bagi
mereka yang menentang Zionisme, membuat sebuah negara bagi bangsa Yahudi, akan
melanggar Kitab Taurat. Di mana hanya Mesias lah yang bisa mempersatukan bangsa pilihan
Tuhan.

Herzl tidak menyerah, ia melakukan pendekatan kepada beberapa petinggi Jerman yang dekat
dengan Kekaisaran Ottoman (pada saat itu Jerman dan Kekaisaran Ottoman menjadi sekutu)
setelah mendapatkan dukungan petinggi Jerman, Herzl merayu kekaisaran Ottoman untuk
memintah sepetak tanah di palestina. Tapi, Kekaisaran Ottoman menolak memberikan seinci
pun tanah di palestina karena sedang banyak konflik pada saat itu.

Ia tidak menyerah dan kembali melakukan pendekatan dengan musuh dari kekaisaran Ottoman
yaitu Rusia dan Inggris. Rusia gagal untuk diyakinkan, tetapi Herzl mendapatkan tawaran
wilayah dari inggris, wilayah tersebut berada di Uganda dan bukan berada di Palestina. Tentu
tawaran tersebut ditolak. Nahas, Herzl meninggal pada tahun 1904 dan ia tidak pernah hidup
untuk melihat impiannya tercapai.

Tahun 1914

Kelompok Zionis yang tersebar di Mancanegara mengalami sebuah dilema. Kelompok Zeonis,
terbagi menjadi dua kubu, bagi orang Yahudi yang sudah menetap di Palestina. Kekaisaran
Ottoman adalah harapan terbesar mereka dari ancaman Inggris yang mendukung bangsa-
bangsa Arab.

Sementara para Zionis yang berada di Eropa merasa bahwa ancaman terbesar datang dari
Kekaisaran Ottoman. Maka dari itu, Inggris lah yang harus didukung. Salah satu Yahudi Eropa
yang mendukung Inggris, adalah seorang ilmuwan bernama Chaim Weizmann.

Selama perang berlangsung, Weizmann melobi Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Arthur
Balfour, untuk memberikan sepetak tanah di Palestina bagi bangsa Yahudi, apabila Inggris
berhasil mengalahkan Kekaisaran Ottoman ini disebut Deklarasi Balfour, 1917.

Tahun 1918

Empat tahun kemudian, Inggris ternyata terbukti berhasil mengalahkan Kekaisaran ottoman. Ga
hanya itu, Inggris diberikan mandat oleh Liga Bangsa-bangsa (sekarang PBB) untuk berkuasa di
atas seluruh tanah Palestina. Dengan kekuasaan tersebut, Inggris mengambil kebijakan yang
blunder seakan mengingkari janjinya dengan bangsa yahudi.
Tahun 1921 “awal mula terjadinya Konflik”
Inggris membentuk kerajaan Trans Jodran dan kerajaan ini bukan bagi Negara Yahudi (seperti
pada Deklarasi Balfour, 1917). Tanpa disangka, pengingkaran janji ini memantik nasionalisme
ekstrem di bangsa Arab Palestina yang menginginkan kemerdekaan serupa.
Dan di sisi lain, Yahudi tidak mempercayai inggris dan membenci Bangsa Arab. Konflik antar
Masyarakat Arab dan Yahudi di Palestina, semakin meningkat hari demi hari, di mana kedua
belah pihak saling menyerang satu sama lain.
Milisi Yahudi bernama Hagana
Seorang ekstrimis bernama Vladimir Ze’ev Jabotinsky membentuk sebuah milisi Yahudi
bernama Hagana. Ia percaya bahwa negara Yahudi tidak boleh menerima bangsa Arab,
alasannya karena sudah banyak Negara Arab di Timur Tengah.
Ia juga percaya bahwa bangsa Yahudi juga tidak boleh mempercayai bangsa manapun,
termasuk inggris ( imbas pengingkaran janji).
Inggris Kewalahan dan muak dengan konflik yang terjadi di wilayahnya
Pada tahun 1939 Inggris mulai kewalahan akan konflik antara Arab dan Yahudi di Palestina. Dan
Inggris memutuskan untuk menghentikan imigrasi Yahudi ke Palestina. Hanya saja tahun 1939
merupakan tahun yang sangat menakutkan bagi bangsa Yahudi, Jerman baru saja dikuasai oleh
Partai Nazi, yang berambisi memburu dan memusnahkan seluruh orang Yahudi di dunia.
Bukan hanya itu, pandangan ekstrem dari Vladimir Jabotinsky pun mendapat banyak dukungan
dari orang-orang Yahudi, bahkan mereka yang awalnya ingin hidup berdampingan dengan
Bangsa Arab di Palestina turut terkontaminasi dengan kebencian ini.
Kelompok Teror Yahudi, Irgun dan Lenin
Kelompok teror Yahudi pun mulai terbentuk, seperti Irgun dan Lenin untuk menyerang bahkan
melakukan pembunuhan perwira-perwira Inggris yang dianggap menghambat imigrasi Yahudi
ke Palestina. Mereka juga menebar teror di populasi Arab.
Ekstrimisme dari kedua kelompok ini, membuat bahkan beberapa tokoh Yahudi seperti David
Ben Gurion mengecam tindakan mereka dan mendorong Inggris serta seluruh dunia, untuk
segera mengesahkan pembentukan negara Yahudi demi menghentikan segala kekacauan di
Palestina ini.
Inggris menyerah dan menyerahkan Palestina ke PBB

Inggris semakin muak akan kekacauan di Palestina, dan memilih untuk menyerahkan Palestina
ke tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di bawah United Nation Special Commission of
The Last Time atau UNSTOP, masa depan Palestina ditentukan. Palestina akan dibagi menjadi
tiga bagian, satu untuk bangsa Yahudi, satu untuk bangsa Arab dan Yerusalem bagi PBB.
29 November 1947

Pada tanggal 29 November 1947 pemilihan suara dimulai dengan diikuti 56 Negara dengan hasil
33 Negara menyetujui, 13 Negara menolak, 10 Negara abstain dan satu negara tidak hadir.

14 Mei 1948

Pada akhirnya, sejarah berdirinya Israel tercapai. Dunia telah mengakui keberadaan negara
Israel meski tidak semuanya. Pada tanggal 14 Mei 1948, David Ben Gurion memproklamirkan
kemerdekaan Israel di Tel Aviv. Dia kemudian menjadi Perdana Menteri Israel pertama.

15 Mei 1948

Inggris mulai meninggalkan Israel dan Palestina. Dan selang beberapa jam kemudian, Iraq,
Mesir, Suriah, dan Jordan menyerang Israel. Perang pun dimulai. dan pada tahun 1948-1949
sebanyak 700ribu penduduk palestina mengungsi.

Tahun 1949

Setelah menandatangani perjanjian dengan beberapa Negara Arab (Mesir, Jordan, Lebanon dan
Syria), perang Israel-Arab pertama berakhir. Israel menamai perang ini sebagai “Perang
Kemerdekaan” dan Palestina menamai perang ini “AL Nakba” atau Bencana.

Tahun 1949-1956

Konflik Berlanjut Antara Arab dan Israel, Konflik yang ada hentinya. Pemimpin dan media dari
kedua pihak secara masif menyuarakan propaganda dan ancaman dalam segi perdagangan dan
masyarakat Arab pada saat itu menuntup akses untuk negara israel serta Arab juga membujuk
seluruh dunia untuk mengikuti langkahnya. Orang-orang Arab menolak untuk mengakui
keberadaan atau hak untuk hidup Israel dan juga para pemimpin dan penulis menghindari
penggunaan kata 'Israel'serta peta membiarkan wilayahnya kosong atau menyebutnya
Palestina.

2 Juni, 1964

Palestine Liberation Organization (PLO) atau organisasi pembebasan Palestine didirikan pada
tahun 1964 di Yerusalem. Tujuan organisasi ini didirikan karena semakin menonjolnya masalah
Palestina dalam politik antar-arab serta meningkatnya gesekan antara negara-negara arab dan
israel.

May 1967
Mesir Menutup Selat Aqaba untuk Pengiriman Israel setelah Pasukan Pasukan Darurat PBB
Ditarik. Sebelumnya pasukan darurat PBB atau UNEF dikirim ke Mesir pada 4 desember 1956
untuk tujuan perdamaian.

5 Juni, 1967

“Six-Day War” mungkin dari teman-teman pernah mendengar nama perang ini.
Perang ini disebabkan oleh Israel yang melancarkan serangan pendahuluan ke Mesir, Suriah
dan Yordania. Bukan tanpa sebab,Israel menyerang negara tersebut setelah Nasser (seorang
revolusioner mesir) menyatakan niatnya untuk memusnahkan negara Yahudi dan membentuk
aliansi militer dengan Suriah dan Yordania untuk tujuan itu. setelah enam hari serangan
mendadak Israel berakhir dengan tentara Israel menduduki Semenanjung Sinai Mesir, Dataran
Tinggi Golan Suriah, dan Tepi Barat Yordania. Perang ini mengakibatkan 250rb warga Palestina
menjadi pengungsi selama enam hari.

1 Sept, 1967

Konferensi KTT Arab Diadakan di Khartoum (Sudan) Menyatakan Bahwa Israel Tidak Akan
Diakui. Dan pada 22 November 1967, Dewan Keamanan PBB menanggapi perang Enam Hari
tersebut dan mengeluarkan resolusi 242 yang menekan “tidak dapat diterimanya
perolehan wilayah melalui perang dan perlunya bekerja untuk perdamaian yang
adil dan abadi di mana setiap Negara di wilayah tersebut dapat hidup dengan
aman.”

Tahun 1968-1992

Banyak peristiwa penting seperti: Yasser Arafat terpilih sebagai Ketua PLO,
Perang Artisi dengan Mesir(1969-1970), Organisasi Geriliya Palestina mencoba menggulingkan
Monarki Yordania (1970), PLO Diusir dari Yordania dan Pindah ke Libanon(1971), Orang
Palestina sebagai anggota Black September membunuh 11 atlet Israel pada 1972 di Olmpiade
Munich, Jerman hingga perang intifada pertama Palestina dimulai (1987).

Desember, 1987 Hamas Terbentuk

Hamas didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin yang seorang ulama Palestina yang menjadi aktivis
di cabang lokal ikhwanul muslimin. Dan hamas didirikan pada tahun 1987, selama intifada
pertama, dan kemudian muncul di garis depan perlawanan bersenjata terhadap Israel.

15 November, 1988
Dewan Nasional Palestina (PNC) Mengumumkan Pembentukan Negara Palestina, Yasir Arafat
sebagai ketua organisasi pembebasan palestina menyatakan pembentukan negara Palestina
Merdeka.

1991, Konferensi Madrid


Madrid mengundang Israel, Suriah, Lebanon, Yordania dan Palestina ke konferensi pembukaan
yang didukung oleh AS dan Uni Soviet pada 30 Oktober 1991 Konferensi perdamaian Madrid
adalah peristiwa penting. Untuk pertama kalinya, Israel mengadakan negosiasi tatap muka
langsung dengan Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina. Jalur yang digunakan dalam
Konferensi madrid ialah Bilateral dan multilateral. Empat rangkaian negosiasi bilateral yang
terpisah menempatkan Israel bersama dengan delegasi Suriah, Lebanon, Yordania, dan
Palestina, yang dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik masa lalu dan menandatangani
perjanjian damai.

16 Desember 1991

Majelis Umum PBB Cabut Resolusi 1975 yang Menyebut Zionisme sebagai Bentuk Rasisme pada
16 Desember 1991, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi 46/86 yang mencabut Resolusi
3379 dengan suara 111 berbanding 25, dengan 13 abstain.

16 April 1993

Hamas Melakukan Serangan Bom Bunuh Diri Pertama di Israel yang dilakukan oleh Tamam
Nabulsi, seorang anggota Hamas yang meledakkan mobilnya di samping sebuah bus Israel di
dekat pemukiman Mechola. Dan mengakibatkan dua penumpang tewas dan lima terluka. Ini
menjadi serangan bunuh diri pertama yang dilakukan di dalam perbatasan israel oleh organisasi
palestina.

Tahun 1993-1994

Terdapat beberapa perjanjian yang disepakati oleh Israel dan Palestina (PLO) seperti:
- Kesepakatan Oslo I
- Kesepakatan Protokol Paris
- Perjanjian Kairo
- Perjanjian damai Israel dan Yordania
Selain itu, terdapat Kesepakatan Oslo II Ditandatangani antara Israel dan PLO, Memberi
Palestina Kontrol atas Bagian Tepi Barat dan Gaza pada tahun 1995.

Oktober 1999

Pada tahun ini, Sharm al-Sheikh Menetapkan Jadwal untuk Penyelesaian Perdamaian Permanen
Antara Israel dan Palestina. Memorandum tersebut ditandatangani oleh perwakilan Israel dan
PLO dan Memorandum tersebut menetapkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
belum terselesaikan dari status sementara saat ini, khususnya yang ditetapkan dalam
Memorandum Wye tertanggal 23 Oktober.
September 2000

Tahun ini penjadi perang Intifada kedua, diakibatkan kunjungan Pemimpin Likud, Ariel Sharon
yang mengunjungi Haram Al-Sharif. Ini dinilai tindakan provokatif dan pada saat itu banyak
kehadiran polisi yang masih sehingga memicu kerusuhan dimana demonstran Palestina
ditembaki oleh tentara Israel.

Oktober 2000

Semenjak perang Intifada kedua, Frekuensi Serangan Bom Bunuh Diri terhadap Israel
Meningkatkan signifikan baik di mall, bus, jalan raya dan tempat dimana masyarakat
berkumpul.

21-27 Januari 2001

Negosiasi Taba: Israel dan Palestina Bahas Pengungsi Palestina, Perbatasan, Keamanan, dan
Masa Depan Yerusalem

2001-2004
Pada tahun ini banyak sekali tragedi pembunuhan pemimpin dari Hamas dan juga
Israel. Selain itu serangan demi serangan balas dendam saling dilakukan dengan
menggunakan serangan udara.

Apa Perbedaan Hamas dengan Fatah?

Meskipun sama-sama berasal dari organisasi Palestina, Hamas dan Fatah memiliki riwayat konflik.
Sebagaimana diwartakan The Conversation, ketegangan antara Hamas dan Fatah ini terjadi dalam politik
Palestina sejak tahun 2006, tepat ketika Hamas menang dalam pemilihan legislatif.

Kemenangan itu mengakhiri dominasi Fatah secara keseluruhan. Setelah konflik bersenjata antara dua
faksi, kepemimpinan Palestina terbelah sejak 2007. Fatah mengatur wilayah Tepi Barat, sementara
Hamas mengatur Jalur Gaza. Walapun ada upaya rekonsiliasi selama 15 tahun terakhir, konflik itu masih
tetap ada.

Alasan Fatah didirikan?

Fatah didirikan oleh beberapa orang, terutama almarhum Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat,
ajudan Khalil al-Wasir, Salah Khalaf dan Mahmoud Abbas. Gerakan ini didasarkan pada perjuangan
bersenjata melawan Israel untuk membebaskan Palestina.
Kesimpulan

Menurut saya yang orang Indonesia sulit bedakan adalah "Yahudi" dicap sebagai Agama, Suku,
Orang, Ideologi, n Negara. Biasanya itu dianggap sama padahal beda. Kalau di Bahasa Inggris
jelas bedanya.. Judaism (Yahudi sebagai Agama), Jewish (Yahudi sebagai Suku), Jews (Yahudi
sebagai Orang dari Suku Jewish), Zionism (Yahudi sebagai Ideologi-Nasionalism Suku Jewish),
Israel (Yahudi sebagai Negara yg punya ideologi Zionism).
Sejarang panjang yang dialami Palestina dan Israel menjadi pegangan kuat dari mereka masing-
masing untuk mendapatkan wilayahnya. Tapi kalau berfikir rasional atas dasar kemanusiaan,
Hamas menyerang Israel itu tentu salah apalagi ketika Israel menyerang balik Hamas dan malah
memakan korban warga sipil tentu itu makin salah.

Anda mungkin juga menyukai