OLEH :
occidentale L.) yang cukup luas. Salah satunya di daerah Konawe selatan dan
kolaka, Sulawesi tenggara. Pemanfaatan buah semu jambu Konawe selatan dan
kolaka masih dalam jumlah terbatas. Hanya kacang mete yang dimanfaatkan,
karbohidrat yang cukup tinggi sekitar 15,3 g/100 g buah. Kandungan vitamin C
Jambu mete memiliki rasa sepat karena kandungan tannin yang cukup
tinggi. Tanin dapat berkurang melalui beberapa perlakuan baik secara fisik, kimia
maupun keduanya. Jambu mete yang sepat dan kurang diminati warga dapat
diolah menjadi suatu produk makanan yang dapat disukai sehingga dapat
meningkatkan nilai jual jambu mete yang kaya akan vitamin C tersebut khususnya
Buah semu dapat dimakan dalam keadaan segar karena rasanya yang
manis keasaman dengan aroma yang khas walaupun terasa agak kelat dan sangat
kaya vitamin C (5 kali lebih besar dibanding jeruk manis). Selain itu dapat
diolah rnenjadi produk pangan seperti selai (jam), manisan buah, sirup buah,
jelly, sari buah dsb. Sari buahnya dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi
minulnan dan bila difermentasi akan menghasilkan minuman beralkohol dan cuka
makan.
Pengolahan mete, disamping menghasilkan biji, juga limbah berupa buah
semu dan kulit atau cangkang biji. Buah semu bisasanya hanya dibuang sebagai
limbah. Dan selama ini pemanfaatan buah semu masih belum banyak diketahui
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena citarasa yang kurang disukai oleh
masyarakat umum seperti rasa sepat dan sering mebuat getir tenggorokan yang
disebabkan oleh kandungan buah yang berupa senyawa tanin dan anacardat.
Padahal kandungan buah semu jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung
riboflavin (vitamin B2), asam askorbat (vitamin C), dan kalsium serta senyawa
aktif yang diketahui dapat mecegah penyakit kanker, dan disinyalir dapat
mencapai 100mg/100g.
Selama ini pemanfaatan jambu mete baru terbatas pada bijinya yang diolah
menjadi kacang mete. Buah semu jambu mete tersebut hanya dibuang atau tidak
dimanfaatkan karena citarasa yang kurang disukai seperti rasa sepat dan sering
membuat getir tenggorokan. Berkebalikan dengan bijinya, buah semu jambu mete
ini hanya digunakan sebagai pakan ternak dan sebagian besar hanya terbuang sia-
sia sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Melihat kondisi tersebut,
maka diperlukan usaha untuk lebih memanfaatkan potensi buah jambu mete yang
belum dimanfaatkan tersebut dengan pembuatan buah semu jambu mete sebagai
bahan baku pembuatan produk makanan inovatif yang dapat meningkatkan nilai
dengan berbagai rnanfaatnya. Pada umumnya tanaman ini dikenal orang dari salah
satu bagian buahnya yang berbentuk mirip ginjai, yaitu gelondong mete atau "biji
mete" (cashew nut) yang sebenarnya merupakan buah asli tanaman tersebut yang
di dalarnnya terdapat kacang mete (cahew kernel). Tanaman jambu mete juga
menghasilkan buah yang berbentuk seperti buah pear dan disebut buah semu yang
melekar di bagian atas gelondong mete. Buah semu jambu mete (cashew apple)
15 kali berat gelondong mete terganang tipe tanaman jarnbu metenya. Buah semu
jambu mete dapat rnemiliki warna kulit yang berbeda, yaitu merah, kuning dan
jingga (campuran lnerah dan kuning). Secara botanis buah bewarna kuning
umumnya lebih besar dari yang rnerah, mernpunyai Ravor dan rasa yang lebih
manis dan haruin serta kurang terasa kelat (sepet) dan gatal dari pada buah
berwarna merah ataii jingga. Namun demikian pada kenyataannya, sari buah yang
dibuat dari ketiga jenis bij tersebut tidak terlalu berbeda dalam cita rasanya ( Nair
et al., 1979)
antibakteri dan antiseptik, seperti tanin, anacardic acid dan cordol. Kandungan
gizi buah jambu mete adalah riboflavin (vitamin B2), asam askorbat (vitamin C),
kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah penyakit kanker, dan
(Uliyani, 2012).
Buah semu jambu mete memiliki kandungan karbohidrat dan unsur gizi
lainnya yang cukup tinggi, kandungan vitamin C pada buah semu jambu
mete tiga kali lipat kandungan vitamin C pada jeruk. Dari buah semu ini,
dapat dihasilkan berbagai jenis makanan dan minuman, antara lain cocktail,
asinan (chutney), acar, manisan, sari buah, sirup, jelly, badeg, anggur, vinegar
(cuka manis), dendeng, abon, tepung buah, selai/jam, dan bahkan pakan
ternak. Dari anggur jambu mete, dapat diproses lanjut hingga menjadi
Buah semu mete merupakan produk samping dari industri kacang mete.
Produksi jambu mete di Wonogiri terus meningkat dari 6.719 ton pada tahun 2007
menjadi 7.177 ton pada tahun 2009. Pada saat musim panen, buah semu mete
semu jambu mete. Akan tetapi buah semu mete mengandung senyawa fenolat
yang menyebabkan rasa sepat, getir dan bau yang kuat sehingga dalam jangka
panjang teknologi ini dapat digunakan untuk memanfaatkan limbah jambu mete
(Rucitra, 2007).
Buah semu jambu mete yang merupakan limbah ini cukup berpotensi
untuk diolah diolah menjadi aneka produk minuman segar, misalnya sari buah,
anggur jambu mete, minuman beralkohol, sirup buah, limunade (minuman ber
CO2), cuka makanan, selai atau jelly, jam, manisan, acar, lauk pauk (abon,
Kandungan gizi yang terdapat dalam buah semu jambu mete adalah 85% berupa
sari buah dengan kadar gula sekitar 10%, dengan kandungan vitamin C berkisar
antara 147 – 164 mg/100 g bahan (Bora dkk, 2005). Disamping rasa manis ada
juga rasa sepat karena mengandung senyawa tannin sebesar 0,06 – 0,22%
(Muljodahardjo, 1990).
III. METODE PRAKTIKUM
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kendari.
Pada hari Sabtu tanggal 08 Desember 2018 pukul 08.00 WITA – Selesai.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan sirup adalah : buah semu jambu
mete (filtratnya), gula pasir, asam sitrat (jeruk nipis). Sedangkan untuk pembuatan
dodol adalah : buah semu jambu mete (ampasnya), gula merah, santan, dan tepung
ketan.
Alat yang digunakan adalah baskom, blender, kain saring, botol, sendok
1. Pembuatan Sirup
mete.
lainnya larut.
rapat.
menit.
2. Pembuatan Dodol
dilanjutkan sambil terus diaduk agar santan tidak pecah sampai semua
gula larut.
proses pematangan dodol, api tidak boleh terlalau besar supaya tidak
c. Dodol matang jika dodol telah berubah warna menjadi coklat tua dan
IV.1. Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
IV.2. Pembahasan
antibakteri dan antiseptic, seperti tanim anacardic acid dan cordol. Kandungan
gizi buah jambu mete sangat bagus, yaitu mengandung riboflavin (vitamin B2),
asam askorbat (vitamin C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat
Kandungan vitamin C pada buah mete cukup tinggi mencapai 180 mg/ 100 g.
Buah jambu mete juga berkhasiat untuk mencegah kanker dan disinyalir dapat
menyembuhkan tumor.
Namun, selama ini pemanfaatan jambu mete baru terbatas pada bijinya
yang diolah menjadi kacang mete. Buah semu jambu mete tersebut hanya dibuang
atau tidak dimanfaatkan karena citarasa yang kurang disukai seperti rasa sepat dan
buah semu jambu mete dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi seperti sari buah, manisan kering, selai, buah
Pembuatan sirup buah semu jambu mete sama halnya dengan pembuatan
sirup pada umumnya yaitu dengan pemsakan dan penambahan gula serta asam
sitrat, hanya saja buah semu jambu memiliki rasa yang sepat sehingga dilakukan
perlakukan tambahan seperti pengukusan buah sebelum dipres. Rasa sepat dan
gatal yang terdapat pada buah semu jelas akan mempengaruhi aseptabilitas untuk
dikonsumsi. Sehubungan dengan itu maka adanya kedua zat tersebut perlu ada
Proses pembuatan sirup, filtrat dari buah semu tersebut ditambahkan gula
kemudian diaduk sampai gula larut. Setelah gula larut disaring kembali dengan
tujuan supaya filtrat bebas dari kotoran yang berasal dari gula. Gula memeran
peranan penting. Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar
pada penampakan dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga
digunakan dalam pembuatan sirup yang dalam kehidupan sehari dikenal sebagai
gula pasir.
Selain gula di dalam pembuatan sirup, asam sitrat digunakan untuk
Penggunaan asam sitrat juga berfungsi untuk memberikan rasa dan aroma yang
penambahan asam sitrat dilakukan hingga pH sari buah yang dihasilkan mencapai
pengemulsi. CMC mudah larut dalam keadaan dingin maupun panas, selain itu
V.1. Kesimpulan
sirup buah semu jambu mete yaitu dengan perlakuan pengukusan bertujuan agar
tanin dapat terdegradasi, dimana tanin ini merupakan penyebab rasa sepat pada
buah semu jambu mete. selanjutnya dilakukan dengan pembuatan sirup pada
lainnya kemudian dikemas. Karakter fisik sirup buah semu jambu mete hampir
sama dengan sirup pada umumnya dengan penambahan CMC. Selain itu, ampas
dari sisa pembuatan sirup dapan digunakan lagi sebagai bahan pembuatan dodol
yang dapat penambah inovasi produk buah semu mete serta produk yang bernilai
ekonomis.
V.2. Saran
produk baru yang berbahan dasar buah semu mete serta sebaiknya dilakukan uji
Bora, N., Kartiwan, Bunga, S. 2005. Penggunaan Zat Bentobit Dan Cmc Pada
Perbaikan Mutu Sirup Jambu Mete. Laporan Penelitian Politeknik
Pertanian Negeri Kupang (Tidak Dipublikasikan). Unit P3m. Politani.
Kupang.
Jumari A, 2009. Pembuatan Etanol Dari Jambu Mete Dengan Metode Fermentasi.
Ekuilibrium 7 (2) 48-54.
NairM.K., E.V.V.B. Rao, K.K.N. Nambiar dan M.C. Nambiar. 1979. Casiiew
(Anacardiun? occidentale L.), Monograph on Plantation Crops, CPCRI,
Kerala. India.
Puteri, F., R.J. Nainggola dan L. N. Limbong. 2015. Pengaruh Konsentrasi CMC
(Carboxy Methyl Cellulose) dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu
Sorbet Sari Buah. J.Rekayasa Pangan dan Pert. 3(4).
a. Pembuatan Sirup
(4) (5)
Keterangan : (1) Penimbangan buah semu, (2) Pengukusan buah semu mete, (3)
Penghalusan, (4) Pemerasan untuk memisahkan filtrat dengan
ampas, (5) Pencampuran sari buah mete dengan gula pasir, jeruk
nipis dan CMC, (5) Pemanasan, (6) Pendinginan, (7) pengemasan
b. Pembuatan Dodol
(1)
(2) (3)
(4) (5)
Keterangan : (1) Bahan pendukung pembuatan dodol, (2) Pelarutan gula merah
dengan santan kelapa (3) Pencampuran larutan gula merah dan
santan, tepung ketan serta ampas buah semu, (4) Pengadukan, (5)
Dodol.