Hubungan Kebersyukuran Dengan Resiliensi Terhadap Mahasiswa
Hubungan Kebersyukuran Dengan Resiliensi Terhadap Mahasiswa
Abstrak
Rasa syukur merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki manusia.
Kebersyukuran didefinisikan oleh Gumilar & Uyun (2009) sebagai rasa takjub dan
apresiasi terhadap nikmat yang diperoleh meskipun hanya sedikit. Dengan rasa syukur
yang dimiliki, manusia dapat lebih mudah merasakan kepuasan dan berterimakasih
atas nikmat yang dirasakan. Oleh karena itu, adanya hubungan antara kebersyukuran
dan resiliensi sangat berpengaruh dalam mengatasi berbagai permasalahan. Resiliensi
merupakan bentuk dari kemampuan bertahan, menyesuaikan diri dan memulihkan diri
ketika berada pada kondisi yang buruk (Taormina, 2015) (dalam Nandiwardana,
2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran
dengan resiliensi pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Partisipan pada
penelitian ini adalah 106 mahasiswa Universitas Islam Indonesia dari hasil sebaran
kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analisis statistik korelasi
Product Moment. Hasil uji normalitas pada penilitian ini menunjukkan bahwa skala
Kebersyukuran mempunyai nilai p=0.172 dan Resiliensi mempunyai nilai p=0.200.
Kemudian Hasil uji Linieritas menunjukkan bahwa korelasi antara Kebersyukuran
dan Resiliensi pada Linieritas F=128.487 dengan p=0.000 (p<0.05) dan pada
Deviation from Linearity diperoleh F=1.931 dengan p=0.016 (p>0.05).
Kata kunci : Kebersyukuran, resiliensi, mahasiswa
PENDAHULUAN
Rasa syukur merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki manusia.
Kebersyukuran didefinisikan oleh Gumilar & Uyun (2009) sebagai rasa takjub dan apresiasi
terhadap nikmat yang diperoleh meskipun hanya sedikit. Disamping itu, bersyukur diartikan
sebagai reaksi emosi positif sebagai respon terhadap penerimaan karunia atau keuntungan
dari seseorang (Lambert, Graham, & Fincham, 2009). Dengan rasa syukur yang dimiliki,
manusia dapat lebih mudah merasakan kepuasan dan berterimakasih atas nikmat yang
dirasakan. Sehingga, tidak mudah bagi manusia untuk merasa sombong. Oleh karena itu,
penting bagi setiap orang untuk memiliki rasa syukur demi terciptanya masyarakat yang
rendah hati dan tidak merasa lebih dari yang lainnya.
Secara umum, mahasiswa juga perlu untuk menanamkan rasa bersyukur dalam
kehidupannya. Di Indonesia sendiri, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di
Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi
Birokrasi dan Pendidikan Mohamad Nasir baru mencapai angka 34,58% (Fathurrohman,
2019). Artinya, kurang dari separuh penduduk Indonesia yang dapat menjalani pendidikan
tinggi dan menjadi mahasiswa.
Fakta tersebut sudah selayaknya menjadi salah satu pendorong bagi mahasiswa untuk
merasa bersyukur. Idealnya, rasa syukur dapat diwujudkan dengan menunjukkan beberapa
hal (Akhmad, 2019). Diantaranya yakni apresiasi dan dedikasi secara penuh terhadap apa
yang dijalani. Dalam konteks ini, hal tersebut dilakukan dengan menjalankan pendidikan
dengan apresiasi dan dedikasi yang menunjukkan tanggung jawab dan rasa syukur akan
kesempatan yang diterima. Selain itu, menunjukkan niat baik untuk membantu pihak yang
tidak dapat memperoleh kesempatan yang sama serta mewujudkan niatan untuk
menggunakan ilmu dan pengalaman yang diperoleh demi kebaikan diri dan masyarakat juga
merupakan perilaku yang merefleksikan rasa syukur mahasiswa.
b) Resiliensi
Resiliensi adalah bentuk dari kemampuan bertahan, menyesuaikan diri dan
memulihkan diri ketika berada pada kondisi yang buruk (Taormina, 2015) (dalam
Nandiwardana, 2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi antara lain
1. Kemampuan coping,
2. Locus of control,
3. Regulasi emosi,
4. Optimisme,
5. Gender,
6. Life responsibility
7. Dukungan sosial,
Secara global resiliensi dapat dipengaruhi oleh dua hal; pertama kemampuan adaptasi,
kedua, besarnya resiko yang dihadapi. Karena itu, kedua faktor tersebut harus ada
balansitasnya, berjalan seiring dan bersamaan untuk bisa risilien. Grotberg menjelaskan
faktor faktor resiliensi yang dapat membantu individu mengatasi berbagai adversities,
(Grotberg, 2003)
Dari Ibnu Amrra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua watak yang apabila keduanya
terdapat dalam diri seseorang, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang sabar dan
bersyukur. Yakni, seseorang yang jika melihat orang lain lebih pintar atas dirinya dalam
masalah agama, ia mengikutinya. Dan jika melihat orang lain lebih sulit dari dirinya, lalu ia
memuji Allah SWT atas karunia yang diterimanya. Orang seperti inilah yang dicatat oleh
Allah sebagai orang yang bersabar dan bersyukur." (HR. Tirmidzi).
Hadist ini tepat terkait dengan variabel bebas dan variabel tergantung yang telah
tertera. Yakni hadist ini menjelaskan tentang orang-orang yang bersabar dan bersyukur, yang
mana juga dapat di kaitkan dengan resiliensi pada kalimat “yakni, seseorang yang jika
melihat orang lain lebih pintar atas dirinya dalam masalah agama ia mengikutinya “. Dalam
kalimat ini sangat jelas bahwasannya resiliensi sangat berperan. Sesuai dengan penjelasan
dan pengertian tentang resiliensi yaitu kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif
ketika berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma, yang diperlukan untuk mengelola
tekanan hidup sehari-hari (Sulistyarini, 2003). “Dan jika melihat orang yang lebih sulit dari
dirinya lalu ia memuji Allah SWT atas karunia yang di terimanya.” Dan pada kalimat ini
menunjukan adanya kebersyukuran terkait apa yang telah dimiliki maupun tidak dimiliki
manusia. Dengan adanya cobaan manusia akan sadar betapa berharganya suatu cobaan untuk
dijadikan sebuah pembelajaran sehingga berdampak baik untuk kehidupan yang akan datang.
Setiap manusia tidak jauh yang namanya ujian yang diberikan dari Allah SWT, bukan
berarti bahagia di atas penderitaan. Namun seharusnya dengan keadaan sulit bagaimanapun
seseorang patut untuk bersyukur dikarenakan dibalik sebuah ujian maka terdapat kebagiaan
didalamnya. Maka dari itu, hadist ini sangat berkaitan dengan apa yang ingin di bahas dan di
kaji melalui peneitian ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket yaitu menggunakan skala resiliensi dan
skala kebersyukuran.
1. Skala Resiliensi
Skala resiliensi yang digunakan oleh peneliti menggunakan skala yang diadaptasi oleh
Afriyeni (2020) dalam penelitian sebelumnya. Data penelitian ini dianalisis dengan melihat
Korelasi Pearson Product Moment. Skala resiliensi akademik mengacu pada aspek dari yang
Cassidy (dalam Afriyeni, 2020) terdiri dari tiga hal, yaitu Perseverance (ketekunan),
Reflecting and adaptive help-seeking dan Negative affect and emosional response. Skala
resiliensi ini bertujuan untuk mengungkap resiliensi pada Mahasiswa Universitas Islam
Indonesia terhadap kuliah daring.
Jumlah aitem pada skala resiliensi ini sebanyak 41 aitem yang mana 24 aitem
favourable dan 17 aitem unfavourable. Aitem favourable adalah pertanyaan yang mendukung
penelitian, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pertanyaan yang tidak mendukung
penelitian. Setiap aitem yang ada pada skala tersebut menggunakan model skala likert.
Subjek diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari lima alternatif jabawan yang
sesuai dengan keadaan subjek. Penyekoran pertanyaan dimulai dari 1 sampai 5 dengan
menggunakan pilihan jawaban sebagai berikut: skor 1 untuk jawaban “Tidak Pernah”, skor 2
untuk jawaban “Jarang”, skor 3 untuk jawaban “Kadang-Kadang”, skor 4 untuk jawaban
“Sering”, skor 5 untuk jawaban “Selalu”.
Berikut adalah distribusi skala resiliensi sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1
No Aspek Indikator Item
Total
Fav Unfav
1. Perseverance 1. Bekerja keras (terus mencoba dan 24,32, 1, 13
tidak mudah menyerah)
2. Berfokus pada rencana dan tujuan
3. Menerima dan 19,
memanfaatkanfeedback
4. Pemecahan masalah dengan kreatif 33, 15,
dan imajinatif
5. Memposisikan kesulitan sebagai 4,13,40, 30,
kesempatan
11 16,25,
9
3. Negative affect 1. Kecemasan 20,37, 3,29, 9
and emotional 2. Catastrophizing (memikirkan hal 34, 7,18,41
response. yang buruk, malapetaka, bencana)
3. Menghindari respon emosional yang
negatif 10
Jumlah Item 24 17 41
2. Skala Kebersyukuran
Skala kebersyukuran pada penelitian ini disusun oleh yang telah dilakukan pada
penelitian sebelumnya oleh Diah, H., dkk (2020). Kebersyukuran diukur dengan
menggunakan skala kebersyukuran yang disusun oleh peneliti berdasarkan pendapat para
ulama, dimana syukur terbagi menjadi 2 dimensi yaitu internal dan eskternal. Dari dua
dimensi aspek itu menciptakan 26 aitem yang dapat menunjukan tingkat kebersyukuran
individu.
Setiap aitem yang ada pada skala tersebut menggunakan model skala Likert. Subjek
diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari lima alternatif jabawan yang sesuai
dengan keadaan subjek. Penyekoran pertanyaan dimulai dari 1 sampai 5 dengan
menggunakan pilihan jawaban sebagai berikut: skor 1 untuk jawaban “Tidak Pernah”, skor 2
untuk jawaban “Jarang”, skor 3 untuk jawaban “Kadang-Kadang”, skor 4 untuk jawaban
“Sering”, skor 5 untuk jawaban “Selalu”.
Berikut adalah distribusi skala kebersyukuran sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2
Blue Print Skala Kebersyukuran
HASIL PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik korelasi Product Moment.
Perhitungan analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer pada program SPSS
(Statistic Program for Social Science) versi 22.0 for windows sebagai alat bantu analisis
secara statistik. Alasan menggunakan analisis product moment antara lain:
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan
b. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel
tergantung
c. Korelasi product moment bersandar pada skala dengan satuan-satuan pengukuran
yang berjarak sama, maka data yang digunakan adalah data interval.
1. Hasil uji asumsi
Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi atau
prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis terhadap sebaran data
hasil penelitian hasil uji asumsi perlu dilakukan sebagai syarat untuk melakukan analisis
selanjutnya dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran
yang seharusnya.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor
variabel apabila terjadi penyimpangan sejauh mana penyimpangan tersebut. Uji ini
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan kaidah yang digunakan bahwa apabila
signifikansi p >0.05, maka dikatakan berdistribusi normal, sedangkan kurva tidak normal jika
p <0.05. Uji normalitas sebaran ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
(Statistical Package for Science) versi 22.0. Hasil uji normalitas dapat dilihat dari tabel
berikut:
Kolmogorov-Smirnov
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk membuktikan bahwa variabel bebas mempunyai
hubungan yang linier dengan variable tergantung. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah jika p <0.05, maka
hubungannya linier. Jika p > 0.05, maka hubungannya tidak linier atau Deviation from
Linearity. Hasil uji linieritas dapat dilihat dari tabel berikut:
c. Uji Hipotesis
Analisis data yang dilakukan untuk mengelola data penelitian adalah menggunakan
analisis dengan pendekatan statistik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
uji analisis product moment menggunakan program SPSS versi 22.0 for windows.
d. Analisis Regresi
Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai F=100.407 dengan signifikasi sebesar 0.000
(p<0.05), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi adanya pengaruh variabel
resiliensi terhadap kebersyukuran.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan
resiliensi pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan hasil normalitas di atas
menunjukkan bahwa skala Kebersyukuran mempunyai nilai p=0.172 dan Resiliensi
mempunyai nilai p=0.200. Asumsi normalitas pada sebaran variabel Kebersyukuran dan
Resiliensi terpenuhi dan terdistribusi dengan normal. Kemudian Berdasarkan hasil uji
Linieritas di atas menunjukkan bahwa korelasi antara Kebersyukuran dan Resiliensi pada
Linieritas F=128.487 dengan p=0.000 (p<0.05) dan pada Deviation from Linearity diperoleh
F=1.931 dengan p=0.016 (p>0.05). Hal ini dapat diartikan bahwa korelasi antara
Kebersyukuran dan Resiliensi bersifat Linier.
Berdasarkan uji hipotesis menpearson corelation kebersyukuran 0.1 (p>0.05)
sedangkan kebersyukuran 0.701 (p>0.05). Hal ini dapat diartikan adanya korelasi antara
variabel kebersyukuran dan resiliensi. Berdaasarkan analisis regresi menunjukkan bahwa
nilai F=100.407 dengan signifikasi sebesar 0.000 (p<0.05), maka model regresi dapat dipakai
untuk memprediksi adanya pengaruh variabel resiliensi terhadap kebersyukuran.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan ada hubungan
positif antara kebersyukuran dan resiliensi pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia.
Artinya semakin tinggi tingkat resiliensi maka semakin tinggi tingkat kebersyukutan yang
dimiliki setiap individu, sebaliknya semakin rendah tingkat resiliensi maka semakin rendah
pula kebersyukurannya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
b. Saran
1. Bagi subjek penelitian
Pada subjek penelitian ini diambil dari mahasiswa Universitas Islam Indonesia
yang mana kedepannya diharapkan untuk meningkatkan tingkat resiliensi
dengan baik agar terciptanya kebersyukuran didalam diri setiap individu.
Dengan adanya resiliensi ini dapat membantu meringankan segala aktifitas
yang akan dilakukan.
Afriyeni, Neila dan Rahyuningsih, Tri. (2020). Konstruksi Alat Ukur Resiliensi Akademik
untuk Kepuasan Belajar Online Mahasiswa pada Masa Pandemi Covid-19. PSISULA:
Prosiding berkala psikologi, 2. 135-146.
Akhmad, S. K. & Adelina, F. (2019). Bersyukur (Gratitude) Saat Memasuki Masa Persiapan
Pensiun pada Karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Humanitas. 3(1). 85-
102.
Evita Yuliatul Wahidah (2018). Resiliensi Perspektif Al-Qur’an. Jurnal islam nusantara,
2(1).
Estria, R., T. (2018). Hubungan Antara Kebersyukuran Resiliensi Pada Masyarakat di Daerah
Rawan Bencana. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.
Fathurrohman. (2019). APK Pendidikan Tinggi di Indonesia Baru Capai 34,8 Persen. dalam
Fajar Indonesia Network (FIN). Diakses dari https://fin.co.id/2019/10/19/apk-
pendidikan-tinggi-di-indonesia-baru-capai-348-persen/ pada 30 Mei 2021.
Fergus, Stevenson dan Zimmerman, Marc A. 2004. Adolescent Resilience: A Framework for
Undestanding Healthy Development in the Face of Risk. Journal of Public Health.
399-419.
Fitri, Khairunnisa. (2020). Hubungan Optimisme dengan Kebersyukuran Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh di Masa Pandemi Covid19. Skripsi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Gumilar, F. U. & Uyun, Q. (2009). Kebersyukuran dan Kebermaknaan Hidup pada
Mahasiswa. Psikologika, 14(1).
Halimatussa’adah, dkk. (2020). Pengembangan Alat Ukur Kebersyukuran Mahasiswa
Muslim. Proyeksi Vol.15(1) : 45-57.
Henderson, Nan dan Mike M. Milstein. (2003). Resiliency in Schools: Making It. Happen for
Students and Educators. United States of America: Corwin. Press, Inc.
Lambert, N. M., Graham, S. M., & Fincham, F. D. (2009). A protptype analysis of gratitude:
Varieties of gratitude experiences. Society for Personality and Social Psychology,
35(9), 1193-1207. doi: https://doi.org/10.1177/0146167209338071
Listiyandini, R. A., dkk. (2015). Mengukur Rasa Syukur: Pengemban Model Awal Skala
Bersyukur versi Indonesia. Jurnal psikologi ulayat, 2(2). 473-496.
Nandiwardana, Antonius. (2020). Perbedaan Tingkat Resiliensi Antara Mahasiswa yang
Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak bekerja. Skripsi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Sari, S., Aryansah, J., & Sari, K. (2020). Resiliensi Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi
Covid 19 dan Implikasinya terhadap Proses Pembelajaran. Indonesian Journal of
Guidance and Counseling: Theory and Application, 9(1), 17-22.
https://doi.org/10.15294/ijgc.v9i1.38674
Tanujaya, A. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Kitchen Sisterfields di Bali. Tugas Akhir. Universitas Ciputra.