Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Npm : 19132121490
Soal :
Jawaban :
Analisa data yang digunakan pada perkembangan perdagangan ekspor impor selama
Pemerintahan Presiden Joko Widodo selama dua periode ini adalah analisis deskriptif dengan
melihat perkembangan volume dan nilai ekspor impor barang ekonomi di Indonesia serta neraca
ekspor impor.
a. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 25.615 juta
US$ atau 14,56% YoY, tahun 2016 turun 5.180 juta US$ atau 3,44% YoY
b. Nilai ekspor pada tahun 2017 naik sebesar US$ 23.624 juta atau 16,27% YoY, tahun
2018 naik US$ 11,404 juta atau 6,76% YoY
c. Rata-rata penurunan nilai ekspor pada tahun 2014 s.d. tahun 2016 adalah sebesar
8,75% per tahun • Rata-rata kenaikan nilai ekspor pada tahun 2017 s.d. tahun 2018
adalah sebesar 12,06% per tahun.
Keterangan Gambar 2 :
a. Volume ekspor Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 39.804
ribu ton atau 7,24 % year-over -year.
b. Volume ekspor pada tahun 2016 naik sebesar 5.123 ribu ton atau 1,01% YoY ,pada
tahun 2017 naik sebesar 32.060 ribu ton atau 6,23% YoY dan pada tahun 2018 naik
sebesar 62,889 ribu ton atau 11,50% YoY
c. Rata-rata kenaikan nilai ekspor pada tahun 2016 s.d. tahun 2018 adalah sebesar
6,54% per tahun.
C. Nilai Ekspor Indonesia Berdasarkan Komoditas Tahun 2012-2016
Keterangan :
a. Nilai ekspor Indonesia baik dari sektor migas maupun non migas pada periode 2012-
2016 selalu mengalami penurunan setiap tahunnya
b. Rata-rata penurunan nilai ekspor migas pada periode 2012-2016 adalah US$ 5.968
juta atau 16,14% per tahun
c. Rata-rata penurunan nilai ekspor non migas pada periode 2012-2016 adalah US$
7.415 juta atau 3,54% per tahun
D. Nilai Ekspor Indonesia Berdasarkan Tujuan(Juta Us$) Tahun 2014-2018
Gambar 3. Nilai Ekspor Indonesia Berdasarkan Tujuan(Juta Us$) Tahun 2014-
2018
Keterangan :
a. Negara favorit tujuan ekspor Indonesia adalah negara-negara Asia di luar ASEAN,
dimana pada lima tahun terakhir selalu menduduki posisi teratas
b. Pada tahun 2018, nilai ekspor ke negara-negara Asia mencapai 77,33% dari total
keseluruhan nilai ekspor Indonesia, yang terbesar adalah China dengan nilai US$
27,1 juta
Gambar 4.
Sumber : Badan Pusat Statistik
Keterangan :
a. Nilai ekspor Indonesia berdasarkan tujuan cenderung menurun pada setiap tahun
pada tujuan Afrika dan Australia & Oceania, sedangkan pada tujuan Eropa lainnya
cenderung naik
b. Rata-rata kenaikan nilai ekspor Indonesia kepada tujuan Eropa lainnya adalah
sebesar US$ 770,3 juta atau 11% per tahun
F. Volume Ekspor Indonesia Berdasarkan Tujuan (Ribu Ton) Tahun 2014-2018
Gambar 5.
Keterangan :
Keterangan :
Gambar 7.
a. Nilai ekspor terbesar Indonesia pada tahun 2014–2018 selalu berasal dari Pelabuhan
Tanjung Priok
b. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2015–2016 cenderung menurun pada setiap
pelabuhan
c. Pada pelabuhan dengan nilai ekspor terbesar yaitu Tanjung Priok, rata-rata kenaikan
nilai ekspor 2014–2018 adalah US$ 1,369 juta atau 0,80% per tahun
Gambar 8.
Keterangan :
a. Nilai impor Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar US$ 35.484
juta atau 19,91 % year-over-year, tahun 2016 turun US$ 7.042 juta atau 4,93% YoY
b. Nilai impor pada tahun 2017 naik sebesar US$ 21.272 juta atau 15,68% YoY, pada
tahun 2018 naik sebesar US$ 31,786 juta atau 20,26% YoY
c. Rata-rata penurunan nilai impor pada tahun 2014 s.d. tahun 2016 adalah sebesar
11,93% per tahun • Rata-rata kenaikan nilai impor pada tahun 2017-2018 adalah
sebesar US$ 26.529 juta atau 19,56%
Keterangan :
a. Volume impor Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 641 ribu
ton atau 0,43% year-over-year.
b. Volume impor pada tahun 2016 naik sebesar 4.932 ribu ton atau 3,35 % YoY, pada
tahun 2017 naik sebesar 8.712 ribu ton atau 5,73% YoY dan pada tahun 2018 naik
sebesar 10.982 ribu ton atau 6,83 % YoY
c. Rata-rata kenaikan nilai impor pada tahun 2015 s.d. tahun 2018 adalah sebesar
4,06% per tahun.
K. Impor Indonesia Berdasarkan Komoditas Tahun 2012-2016
Gambar 10.
Keterangan :
a. Rata-rata penurunan nilai impor migas pada tahun 2012 s.d. 2016 adalah US$ 5.956
juta atau 13,99% per tahun
b. Rata-rata penurunan nilai impor non migas pada tahun 2012 s.d. 2016 adalah US$
8.053 juta atau 5,40% per tahun
Gambar 11.
Keterangan :
a. Pada tahun 2018, nilai impor terbesar Indonesia berasal dari negara Tiongkok, yaitu
mencapai US$ 45.538 juta
M. Nilai Impor Indonesia Berdasarkan Asal (Juta Us$) Tahun 2014-2018
Gambar 12.
Keterangan :
a. Nilai impor Indonesia berdasarkan asal, menurun pada tahun 2015 dan 2016,
kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2017 dan 2018
b. Rata-rata kenaikan nilai impor Indonesia asal dari Asia Lainnya (yang terbesar 2015-
2018) adalah sebesar US$ 3.024,2 juta atau 0,9% per tahun
Keterangan :
a. Jika berdasarkan volume, maka pada tahun 2018, jumlah impor terbesar Indonesia
berasal dari negara Tiongkok, yaitu mencapai 23.194 ribu ton
Gambar 14.
Keterangan :
a. Rata-rata kenaikan volume impor Indonesia dari Asia lainnya adalah sebesar 1.561
ribu ton atau 0,75% per tahun
b. Rata-rata kenaikan volume impor Indonesia dari ASEAN adalah sebesar 515 ribu
ton atau 0,30% per tahun
P. Nilai Impor Indonesia Berdasarkan Pelabuhan Utama Tahun 2014-2018
Gambar 15.
Keterangan :
a. Nilai impor terbesar Indonesia pada tahun 2014–2018 selalu berasal dari Pelabuhan
Tanjung Priok
b. Nilai impor Indonesia pada tahun 2015–2016 cenderung menurun pada setiap
pelabuhan
c. Pada pelabuhan dengan nilai impor terbesar yaitu Tanjung Priok, rata-rata kenaikan
nilai impor 2015-2018 adalah US$ 1.118 juta atau 0,39% per tahun
Q. Volume Impor Indonesia Berdasarkan Pelabuhan Utama Tahun 2014-2018
Gambar 16. Volume Impor Indonesia Berdasarkan Pelabuhan Utama Tahun 2014-
2018
Keterangan :
a. Volume impor terbesar Indonesia pada tahun 2014–2018 selalu berasal dari
Pelabuhan Tanjung Priok
b. Volume impor Indonesia tahun 2016–2018 pada pelabuhan Tanjung Priok dan
Tanjung Perak cenderung mengalami kenaikan
c. Sedangkan pada pelabuhan Belawan, Balikpapan, Ujungpandang dan Amamapare
cenderung mengalami penurunan
EKSPOR
Nilai ekspor Indonesia Desember 2019 mencapai US$14,47 miliar atau meningkat 3,77
persen dibanding ekspor November 2019. Demikian juga jika dibanding Desember 2018
naik 1,28 persen.
Ekspor nonmigas Desember 2019 mencapai US$13,31 miliar, naik 3,10 persen dibanding
November 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Desember 2018, naik 5,78
persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2019 mencapai US$167,53
miliar atau menurun 6,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga
ekspor nonmigas mencapai US$154,99 miliar atau menurun 4,82 persen.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Desember 2019 terhadap November 2019 terjadi
pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$422,7 juta (25,76 persen), sedangkan
penurunan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$129,5 juta (18,46
persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari– Desember 2019
turun 2,73 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, dan ekspor hasil tambang
dan lainnya turun 15,30 persen. Sementara ekspor hasil pertanian naik 5,31 persen.
Ekspor nonmigas Desember 2019 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$2,32 miliar,
disusul Amerika Serikat US$1,67 miliar, dan Jepang US$1,17 miliar dengan kontribusi
ketiganya mencapai 38,70 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar
US$1,28 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2019
berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$29,94 miliar (17,87 persen), diikuti Jawa Timur
US$18,67 miliar (11,14 persen) dan Kalimantan Timur US$16,41 miliar (9,79 persen).
IMPOR
Nilai impor Indonesia Desember 2019 mencapai US$14,50 miliar atau turun 5,47 persen
dibanding November 2019, demikian juga apabila dibandingkan Desember 2018 turun
5,62 persen.
Impor nonmigas Desember 2019 mencapai US$12,37 miliar atau turun 6,35 persen
dibanding November 2019 dan jika dibandingkan Desember 2018 juga turun 7,28 persen.
Impor migas Desember 2019 mencapai US$2,13 miliar atau turun 0,06 persen dibanding
November 2019, namun jika dibandingkan Desember 2018 naik 5,33 persen.
Penurunan impor nonmigas terbesar Desember 2019 dibanding November 2019 adalah
golongan kendaraan dan bagiannya sebesar US$254,7 juta (36,77 persen), sedangkan
peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar US$89,1 juta
(99,89 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari−Desember 2019
ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$44,58 miliar (29,95 persen), Jepang US$15,59
miliar (10,47 persen), dan Thailand US$9,41 miliar (6,32 persen). Impor nonmigas dari
ASEAN US$29.291,9 (19,68 persen), sementara dari Uni Eropa US$12.344,5 (8,29
persen).
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan
baku/penolong, dan barang modal selama Januari−Desember 2019 mengalami penurunan
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing 4,51 persen; 11,07
persen; dan 5,13 persen.