Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
1761121117
C3
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................7
1.3 Tujuan........................................................................................................9
1.4 Manfaat......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
DAFTAR GAMBAR
Atas dasar hal diatas tersebut, pada penggunaan Judul saat penyusunan tugas
akhir ini penulis akan menyusun perencanaan pelaksanaan pekerjaan, agar
tercapainya waktu, biaya dan target sebagaimana diterapkan akan dapat tercapai
dengan judul Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Gedung IGD UPT Rumah
Sakit Nyitdah Tabanan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari perencanaan pelaksanaan proyek ini adalah sebagai pedoman
dalam Pelaksanaan Pembangunan Gedung IGD UPT Rumah Sakit Nyitdah
Tabanan antara lain :
1. Manfaat Akademis
Dapat menerapkan ilmu estimasi proyek konstruksi yang sudah didapat
penulis pada perkuliahan dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
khususnya pada proyek konstruksi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perencanaan
dan pelaksanaan manjemen biaya dan waktu terhadap bidang
konstruksi.
b. Bagi Perusahaan
Perencannan ini bermanfaat untuk memberikan informasi bagi pihak
kontraktor mengenai perencanaan durasi proyek konstruksi agar
dapat mengontrol, serta mengatur waktu penyelesaian proyek dengan
lebih efisien dan efektif sehingga dapat meminimalisir keterlambatan
pada proyek.
Proses pembuatan cost estimate, sering diulang bila mendapat angka yang
kurang diinginkan. Oleh karena itu prosesnya merupakan suatu siklus, seperti
terlihat pada Gambar 2. 1 Siklus Perhitungan Biaya Proyek [ CITATION Asi05 \l
1033 ]:
a. Desain bangunan.
b. Medan/lokasi pekerjaan.
c. Ketersediaan dari tenagakerja, bahan, dan peralatan.
1. Jadwal pelaksanaan
2. Kebutuhan dan jadwal tenaga kerja, meterial/bahan, alat.
3. Penjadwalan anggaran (Arus kas/cash-flow).
4. Jadwal prestasi dengan metode kurva-S (S-Curve).
5. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan.
Sampai tingkat ke – n
Tingkat n : bagian-bagian dari sub unit, dapat pula dibagi berdasarkan lokasi,
Sampai yang masih dapat dikelola
OAT merupakan jabaran dari organisasi proyek yang dimulai dari pimpinan
proyek pada tingkatan paling atas yang kemudian dibagi-bagi menjadi divisi-
divisi dengan tingkatan yang lebih rendah atau departemen yang diperlukan untuk
mengelola secara fungsional dalam organisasi lapangan seperti dalam contoh.
Gambar 2. 5 Diagram Alir OAT
Sumber : [ CITATION HNA76 \l 1033 ]
Menurut Suryono, dkk (2016), analisa harga satuan pekerjaan adalah metode
yang digunakan dalam menghitung harga satuan setiap elemen pekerjaan dari
kebutuhan bahan bangunan, upah pekerja, dan peralatan yang akan digunakan
dalam menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi. Pelaksanaan perhitungan
satuan pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis, RKS, maupun koefisien
pekerjaan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2016 tentang pedoman
Analisi Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, pada pedoman tersebut
telah diatur harga satuan pekerjaan pada berbagai pekerjaan, yaitu:
a. Pekerjaan persiapan.
b. Pekerjaan tanah.
c. Pekerjaan pondasi
d. Pekerjaan beton.
e. Pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan dinding.
g. Pekerjaan pengecetan.
h. Pekerjaan kayu.
i. Pekerjaan kunci dan kaca.
j. Pekerjaan plafond.
k. Pekerjaan sanitasi dan perpipaan.
l. Pekerjaan besi dan aluminium.
m. Pekerjaan penutup atap.
Menurut Wahyuni (2017), analisa biaya pada setiap sistem konstruksi dapat
dihitung berdasarkan volume setiap item pekerjaan, jumlah pekerja dan peralatan
yang digunakan. Analisa biaya dibutuhkan dalam menyusun Rencana Anggaran
Biaya (RAB) untuk mengetahui besaran biaya serta anggaran biaya yang
dibutuhkan pada masing-masing sistem konstruksi proyek tersebut. Terdapat
beberapa tahap dalam perhitungan rencana anggaran yaitu:
a. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) merupakan jumlah kebutuhan
bahan dan upah tenaga kerja yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan dalam satu satuan tertentu. Analisa harga satuan berfungsi
sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya, koefisien
analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan
anggaran biaya. Dalam membuat Analisa Harga Satuan (AHS) suatu
pekerjaan dihitung berdasarkan kebutuhan harga upah dan bahan setiap
1m3 volume pekerjaan. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga
bahan dan upah tenaga kerja atau harga yang harus dibayar untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan perhitungan analisa.
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menentukan harga keseluruhan dalam suatu proyek dapat dicari dengan
mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume total pekerjaan
dalam proyek. Secara umum dapat disimpulkan seperti rumus 2.1 :
Untuk menentukan besarnya durasi (d) untuk masing –masing jenis pekerjaan
dapat dihitung dengan rumus [CITATION Gus18 \l 1033 ] berikut :
V (2. 0)
d=
P
Atau
K1 (2. 0)
d=
K2
𝐊𝟏 = 𝐊𝐭 x V (2. 0)
dari hasil perhitungan durasi, maka durasi (d) yang dipilih adalah durasi yang
terbesar untuk menyelesaikan item pekerjaan.
Dimana :
d = Durasi
V = Volume
Barchart ini dibuat pertama kali oleh Henry L. Gant pada masa
perang dunia I, sehingga sering juga disebut sebagai Gantt chart. Barchart
atau Ganttchart digunakan secara luas sebagai teknik penjadwalan dalam
konstruksi. Hal ini karena, Barchart memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Keterangan:
1. Waktu Normal
Merupakan waktu yang diperlukan proyek dalam melakukan rangkaian
kegiatan sampai selesai tanpa ada pertimbangan terhadap penambahan
sumber daya maupun penambahan jam kerja dengan shift.
2. Biaya Normal
Merupakan biaya langsung yang dikeluarkan kegiatan proyek sesuai
dengan waktu normalnya
3. Waktu Dipercepat (Crash Time)
Merupakan waktu paling singkat dalam menyelesaikan seluruh kegiatan
proyek. Biasanya digunakan untuk mengurangi durasi
keseluruhan proyek dengan menganalisa alternatif–alternatif yang ada
dari jaringan kerja seperti dengan penambahan tenaga kerja maupun jam
kerja.
4. Biaya untuk Waktu dipercepat (Crash Cost).
Merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menyelesaikan
kegiatan proyek dengan waktu yang dipercepat.
Hubungan waktu dan biaya pada keadaan normal dapat dilihat
pada Gambar 2. 12 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat
untuk Suatu Kegiatan
ES=0 (2. 0)
Dimana;
ES = (Earliest Start) waktu mulai paling awal.
LS = LF - D (2. 0)
LS = (Latest Start) waktu mulai paling akhir suatu kegiatan
Disamping float total masih ada float lain yang menjadi bagian dari
float total seperti float bebas dan float interferen. Syarat adanya float bebas
adalah bila semua kegiatan pada jalur bersangkutan dimulai seawal
mungkin. Besarnya float bebas sama dengan sejumlah waktu dimana
penyelesaian kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa mempengaruhi waktu
mulai paling awal dari kegiatan berikutnya atau semua peristiwa lain pada
jaringan kerja. Float bebas hanya dimiliki oleh satu kegiatan tertentu,
dirumuskan sebagai berikut:
Float bebas sama dengan waktu paling awal kegiatan berikutnya
dikurangi waktu selesai paling awal kegiatan yang dimaksud. (2. 0)
IF=TF-FF (2. 0)
Dimana;
IF = Float Interferen
TF = Float Total
FF = Float Bebas
V
P1= . K SDM = K t x P1 (2. 0)
d
dimana:
P1 = Produktvitas Berdasarkan Durasi (d) Yang Diperlukan
(Ditentukan)
V = Volume
d = Durasi Yang Di Perlukan Untuk Menyelesaikan
Keseluruhan Volume Pekerjaan
KSDM = Kebutuhan Komposisi Sumber Daya Manusia Untuk
Menyelesaikan Pekerjaan
Kt = Kebutuhan Komposisi Sumber Daya Tenaga Per Satuan
Volume
K SD B = K b x P1
(2. 0)
dimana:
– Masing Pekerjaan
(Ditentukan)
1. Biaya bahan/material
2. Biaya upah butuh/tenaga kerja
3. Biaya peralatan
4. Biaya sub kontraktor
Biaya langsung seperti biaya bahan, upah, alat dan sub
kontraktorharusdihitung dengan memperhatikan penerapa hal, (Sutjipto, R,
1985), seperti :
B=¿ BIP
BTP x 100 % ¿
(2. 0)
dimana :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yang sesuai dengan penyusunan Tugas Akhir yaitu
perencanaan pelaksanaan penjadwalan dilakukan dengan mencari
beberapa sumber yang diperoleh dari jurnal – jurnal, skripsi, e-book
maupun buku terkait dengan landasan teori.
2. Pengumpulan Data
Data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data primer
dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil
survey langsung ke lapangan. Data primer yang dimaksud adalah
mengenai kondisi medan dilokasi proyek, jenis – jenis metode
pelaksanaan yang digunakan pada proyek konstruksi dilapangan.
Pada data primer ini Teknik pengumpulan data diambil dengan cara
observasi (pengamatan) untuk meneliti proses suatu pelaksanaan
pekerjaan pada proyek konstruksi. Dari proses pengumpulan data,
penelitian ini digolongkan pada observasi nonpartisipan, karena tidak
terlibat langsung dalam proses pelaksanaan, namun hanya sebagai
pengamat pada setiap pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari PT. Sastra Mas
Estetika selaku Kontraktor. Adapun data sekunder yang diperoleh dari
proyek/ kontraktor yaitu :
a. Gambar Rencana
b. RKS