Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muammar

Nim : A1012191208

Kelas : E/PPAPK

Mata Kuliah : Hukum Adat

1. Adat berasal dari bahasa Arab yaitu “ADAH” yang artinya kebiasaan yaitu sesuatu yang
sering diulangulang. Istilah Adat ini dapatlah dikatakan telah “diresepsi” kedalam Bahasa
Indonesia dan hampir semua daerah di Indonesia sebagaimana telah disebutkan di atas.
Istilah Adat yang sama dengan kebiasaan disini atau pengertian kebiasaan dalam arti adat
adalah kebiasaan yang normatif yang telah berwujud aturan tingkah laku yang berlaku di
dalam masyarakat dan dipertahankan masyarakat.

Hukum adat atau hukum kebiasaan adalah serangkaian aturan yang mengikat pada suatu


masyarakat yang tidak tertulis dan bersumber dari kebiasaan yang tumbuh dan berkembang
pada suatu masyarakat tertentu yang kemudian diterima menjadi hukum secara turun
temurun.

Istilah hukum adat dalam Perundang-undangan yaitu:


 Dalam pasal 11 AB (Algemene bevalingen van wetgeving voor Indonesia /peraturan umum
tentang perundangan Indonesia) yaitu : Godsdientstige (peraturan
keagamaan),Volkinstellingen (Perwakilan rakyat), Gebruiken (Kebiasaan-kebiasaan).
 Dalam pasal 75 (3) RR 1854  yaitu  Godsdientstige (peraturan keagamaan),Instellingen
(Kelembagaan),Gebruiken (kebiasaan-kebiasaan).
 Dalam pasal 78 (3) RR 1854 yaitu Godsdientige wetten  (peraturan keagamaan) dan Oude
Herkomsten (Naluri-naluri).
 Dalam pasal 128 (4) I.S. yaitu Instellingen des volles (lembaga-lembaga dari rakyat).
 Dalam pasal 131 (2) sub b I.S. yaitu Het Hunne godsdiensten en gewoonten samenhangede
recht regelen (Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan agama-agama dan
kebiasaan-kebiasaan mereka).

Istilah hukum adat dikalangan penulis yaitu :


 Nederburgh yang menggunakan istilah wet en adat (Undang-undang dan kebiasaan-
kebiasaan).
 Scheur yang menggunakan istilah Het personenrecht voor de Inlanderop java en
madura (Hukum badan pribadi/perdata untuk orang bumi putra di jawa dan madura).

Istilah hukum ada di kalangan rakyat yaitu :


 Pada masyarakat gayo menggunakan istilah odot.
 Pada masyarakat jawa timur dan jawa tengah menggunakan istilah ngadat.
 Pada masyarakat minangkabau menggunakan istilah lembaga (adat lembaga0.
 Pada masyarakat maluku dan minahasa menggunakan istilah adat kebiasaan.
 Pada masyarakat batak karo menggunakan istilah basa (bicara).
Istilah adatrecht diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Snouck Hurgrounje.

2. Agar dapat dihindarkan dari segala bencana dan bahaya yang mungkin atau telah
mengancam. Ketertiban yang dipertahankan oleh Hukum Adat itu baik bersifat batiniah
maupun jasmaniah, kelihatan dan tak kelihatan, tetapi diyakini dan dipercayai sejak kecil
sampai berkubur berkalang tanah. Di mana ada masyarakat, disitu ada Hukum (Adat).
Hukum yang terdapat di dalam masyarakat manusia, betapa sederhana dan kecil pun
masyarakat itu, menjadi cerminnya. Karena tiap masyarakat, tiap rakyat, mempunyai
kebudayaan sendiri dengan corak dan sifatnya sendiri, mempunyai alam dan struktur alam
pikiran sendiri, maka hukum di dalam tiap masyarakat yang bersangkutan, mempunyai corak
dan sifatnya sendiri, yaitu: hukum dari masyarakat masing-masing berlainan

Permasalahan yang terjadi di masyarakat ternyata tidak semua dapat diselesaikan dengan
hukum konvensional. Menyelesaikan masalah ini tidak cukup dengan hukum normatif, akan
tetapi juga perlu diselesaikan dengan cara lain agar lebih efektif, yakni dengan menggunakan
hukum adat. Sebab, itulah hukum adat dianggap perlu dan harus dilestarikan.

3. Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam keadaan yang sama selalu di indahkan oleh rakyat.

Unsur psikologi, bahwa terdapat keyakinan pada rakyat, bahwa adat dimaksud memiliki
kekuatan hukum.

Unsur-unsur pembentukan hukum adat menurut prof iman sudiyat adalah hukum asli orang
Indonesia dan unsur agama.

Salah satu unsur pembentuk hukum adat adalah hukum agama oleh karna itu kebenaran
kedudukan hukum agama dengan hukum adat memang ada, dan disetiap hukum adat selalu
sesuai dengan keyakinan masyarakat yang menganut hukum adat tersebut.

4. Cornelis Van Vollenhoeven Disebut sebagai bapak hukum adat di Indonesia dikarenakan
karena ia telah menulis salah satu karya hukum adat yang sangat berperan di dalam
perkembangan hukum adat dan pelopor hukum adat di Indonesia yang berjudul Het
Adatrecht Van Nederlands Indie atau yang disebut juga dengan Hukum Adat di Hindia
Belanda. Karya inilah yang menjadikan Vollenhoven menjadi bapak hukum adat di Indonesia.

Yang mengakhiri salah pengertian terdapat hukum adat adalah Cornelis Van Vollenhoeven.

5. 4 sifat umum hukum adat indonesia :


 Sifat Religio Magis Yaitu berhubungan dengan pandangan hidup alam pikiran
bangsa/ masyarakat Indonesia, ciri ini memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia
sebagai suatu keseluruhan, percaya kepada adanya dunia gaib, yang mengatasi
kekuatan manusia, dunia gaib itu mempengaruhi bahkan menentukan nasib
manusia.
 Sifat Commune / Komunal Adalah sifat yang lebih mendahulukan kepentingan
umum / bersama dari pada kepentingan pribadi / diri sendiri. Ciri komunal ini
menunjukkan pada pandangan tentang tempat individu dalam pergaulan hidup.
Dalam masyarakat semacam itu selalu terdapat sifat lebih mementingkan
kebersamaan / keseluruhan, lebih diutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan individual. Dalam masyarakat demikian ini individualitas orang terdesak
ke belakang / terkalahkan.

 Sifat Kontan / Tunai Biasanya dalam masyarakat Indonesia transaksi itu bersifat
kontan / tunai, yaitu : Prestasi dan kontra-prestasi dilakukan sekaligus bersama-
sama pada waktu itu juga. Ini mengandung pengertian bahwa dengan suatu
perbuatan nyata, suatu perbuatan simbolis atau suatu pengucapan tindakan hukum
yang dimaksud telah selesai seketika itu juga, dengan serentak bersamaan waktunya
tatkala berbuat atau mengucapkan yang diharuskan oleh adat.

 Sifat Visual / Konkrit Pada umumnya dalam masyarakat Indonesia kalau melakukan
atau mengadakan perbuatan hukum (Transaksi) itu selalu dalam bentuk yang nyata
(Konkrit). Yang dimaksud disini, di dalam alam berfikir yang tertentu senantiasa
dicoba dan diusahakan supaya hal-hal yang ).

Sifat Hukum adat :

 Hukum adat pada umumnya tidak tertulis


 Peraturan tertuang dalam petuah-petuah yang memuat asas perikehidupan dalam
masyarakat.
 Asas-asas dirumuskan dalam bentuk pepatah-pepatah/Seloka
 Kepala adat selalu dimungkin ikut campur dalam segala urusan
 Faktor kepercayaan/agama sering tidak dapat dipisahkan.
 Faktor pamrih sukar dilepaskan dari bukan pamrih
 Ketaatan dalam melaksanakan nya lebih disadarkan pada rasa harga disetiap
anggota masyarakat

Anda mungkin juga menyukai