Nim : A1012191208
Kelas : E/PPAPK
1. Adat berasal dari bahasa Arab yaitu “ADAH” yang artinya kebiasaan yaitu sesuatu yang
sering diulangulang. Istilah Adat ini dapatlah dikatakan telah “diresepsi” kedalam Bahasa
Indonesia dan hampir semua daerah di Indonesia sebagaimana telah disebutkan di atas.
Istilah Adat yang sama dengan kebiasaan disini atau pengertian kebiasaan dalam arti adat
adalah kebiasaan yang normatif yang telah berwujud aturan tingkah laku yang berlaku di
dalam masyarakat dan dipertahankan masyarakat.
2. Agar dapat dihindarkan dari segala bencana dan bahaya yang mungkin atau telah
mengancam. Ketertiban yang dipertahankan oleh Hukum Adat itu baik bersifat batiniah
maupun jasmaniah, kelihatan dan tak kelihatan, tetapi diyakini dan dipercayai sejak kecil
sampai berkubur berkalang tanah. Di mana ada masyarakat, disitu ada Hukum (Adat).
Hukum yang terdapat di dalam masyarakat manusia, betapa sederhana dan kecil pun
masyarakat itu, menjadi cerminnya. Karena tiap masyarakat, tiap rakyat, mempunyai
kebudayaan sendiri dengan corak dan sifatnya sendiri, mempunyai alam dan struktur alam
pikiran sendiri, maka hukum di dalam tiap masyarakat yang bersangkutan, mempunyai corak
dan sifatnya sendiri, yaitu: hukum dari masyarakat masing-masing berlainan
Permasalahan yang terjadi di masyarakat ternyata tidak semua dapat diselesaikan dengan
hukum konvensional. Menyelesaikan masalah ini tidak cukup dengan hukum normatif, akan
tetapi juga perlu diselesaikan dengan cara lain agar lebih efektif, yakni dengan menggunakan
hukum adat. Sebab, itulah hukum adat dianggap perlu dan harus dilestarikan.
3. Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam keadaan yang sama selalu di indahkan oleh rakyat.
Unsur psikologi, bahwa terdapat keyakinan pada rakyat, bahwa adat dimaksud memiliki
kekuatan hukum.
Unsur-unsur pembentukan hukum adat menurut prof iman sudiyat adalah hukum asli orang
Indonesia dan unsur agama.
Salah satu unsur pembentuk hukum adat adalah hukum agama oleh karna itu kebenaran
kedudukan hukum agama dengan hukum adat memang ada, dan disetiap hukum adat selalu
sesuai dengan keyakinan masyarakat yang menganut hukum adat tersebut.
4. Cornelis Van Vollenhoeven Disebut sebagai bapak hukum adat di Indonesia dikarenakan
karena ia telah menulis salah satu karya hukum adat yang sangat berperan di dalam
perkembangan hukum adat dan pelopor hukum adat di Indonesia yang berjudul Het
Adatrecht Van Nederlands Indie atau yang disebut juga dengan Hukum Adat di Hindia
Belanda. Karya inilah yang menjadikan Vollenhoven menjadi bapak hukum adat di Indonesia.
Yang mengakhiri salah pengertian terdapat hukum adat adalah Cornelis Van Vollenhoeven.
Sifat Kontan / Tunai Biasanya dalam masyarakat Indonesia transaksi itu bersifat
kontan / tunai, yaitu : Prestasi dan kontra-prestasi dilakukan sekaligus bersama-
sama pada waktu itu juga. Ini mengandung pengertian bahwa dengan suatu
perbuatan nyata, suatu perbuatan simbolis atau suatu pengucapan tindakan hukum
yang dimaksud telah selesai seketika itu juga, dengan serentak bersamaan waktunya
tatkala berbuat atau mengucapkan yang diharuskan oleh adat.
Sifat Visual / Konkrit Pada umumnya dalam masyarakat Indonesia kalau melakukan
atau mengadakan perbuatan hukum (Transaksi) itu selalu dalam bentuk yang nyata
(Konkrit). Yang dimaksud disini, di dalam alam berfikir yang tertentu senantiasa
dicoba dan diusahakan supaya hal-hal yang ).