Anda di halaman 1dari 9

Nabi Ibrahim AS

merupakan ulul azmi yakni
golongan nabi yang
memiliki ketabahan yang
luar biasa dalam
perjuangan dakwahnya.
Rasul yang termasuk ulul
azmi adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS,
Nabi Isa AS, serta Nabi Muhammad SAW. Kisah Nabi
Ibrahim AS dikenal pada peristiwa kurban terhadap anaknya,
Nabi Ismail AS sebagai wujud kecintaan dan ketaqwaan
terhadap Allah SWT.

Nabi Ibrahim AS lahir di kota


Ur yang berada di wilayah
Mesopotamia yang kini
dikenal sebagai Iraq sekitar
2295 SM. Ia dilahirkan di
tengah masa jahiliyah yang
banyak membuat patung untuk
disembah.

Pada masanya ada penguasa yang mengaku sebagai Tuhan


yang bernama Raja Namrud. Raja Namrud merupakan
penguasa Babilonia yang sombong dan banyak dari
kaumnnya yang mempercayai bahwa Raja Namrud adalah
Tuhan.
Raja Namrud pada suatu ketika bermimpi ada seorang
anak yang dapat menghancurkan dan menggulingkannya.
Ia pun membuat kebijakan untuk membunuh seluruh bayi
laki-laki yang lahir. Namun orang tua Nabi Ibrahim AS
menyembunyikan putranya ke dalam sebuah gua.
Di negeri Nabi Ibrahim AS, seluruh masyarakat menyembah
berhala, menyembah matahari, bulan dan bintang yang
membuat Nabi Ibrahim AS memiliki banyak pertanyaan
siapa yang menciptakan dunia ini. Ia pun termenung dan
mencari tahu siapakah Tuhan yang patut disembah.

Saat telah dewasa, Nabi


Ibrahim AS menghadapi
Raja Namrud yang mengaku
dirinya sebagai Tuhan.
Sebelum itu, Nabi Ibrahim
AS menghancurkan seluruh
berhala yang ada di wilayah
Raja Namrud.
Nabi Ibrahim AS menyisakan satu berhala yang paling besar
dan ia meletakkan kapak kepada berhala tersebut. Raja
Namrud menyadari bahwa patung berhala tersebut telah
rusak dan ia kemudian memanggil Nabi Ibrahim AS untuk
meminta petanggung jawaban.
Nabi Ibrahim AS kemudian menjawab dengan lantang bahwa
berhala yang paling besarlah yang menghancurkan semua
berhala. Kemudian terjadi perdebatan yang membuat Raja
Namrud memerintahkan pasukannya untuk menghukum Nabi
Ibrahim AS dengan cara hukuman dibakar hidup-hidup.
Kemudian Nabi Ibrahim AS diikat dan ditempatkan pada
tumpukkan kayu dan dibakar dengan api yang menyala
tinggi. Namun Nabi Ibrahim tidak terbakar sama sekali oleh
api dan membuat heran seluruh pasukan dan Raja Namrud.
Nabi Ibrahim AS pun keluar dari kobaran api tanpa luka
sedikit pun. Kemudian mereka berpaling dari berhala dan
menjadi umat Nabi Ibrahim AS dan kembali ke jalan Allah
SWT.

Kisah Nabi Ibrahim As


Kisah Nabi Ismail As
Kelahiran Nabi Ismail AS menjadi pertanda sejarah besar dalam
ibadah umat Islam. Yaitu perintah untuk menunaikan haji dan
kurban bagi yang mampu.
Nabi Ismail AS merupakan putra dari nabi Ibrahim AS dengan
Siti Hajar. Sejak kelahirannya ada banyak tanda-tanda kenabian
yang diberikan oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam Q.S Maryam ayat 54 sebagai berikut,
‫ًيا‬#$ًّ ‫ان َرسُواًل َّن ِب‬
َ ‫صاد َِق ْٱل َوعْ ِد َو َك‬ ِ ‫َو ْٱذ ُكرْ فِى ْٱل ِك ٰ َت‬
َ ‫ب إِسْ ٰ َمعِي َل ۚ إِ َّنهُۥ َك‬
َ ‫ان‬
Artinya: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka)
kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya
ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang
rasul dan nabi."
Berikut Sejarah Nabi Ismail:
1. Penduduk Pertama Kota Mekkah
Ibnu Katsir dalam bukunya
Kisah Para Nabi mengatakan
bahwa Nabi Ismail AS adalah
penduduk pertama kota
Mekkah. Ia hijrah dari
Palestina bersama ibunya atas
perintah Allah SWT melalui
ayahnya, Nabi Ibrahim AS.
Siti Hajar hijrah ke kota Mekkah sejak kelahiran Ismail AS. Ia
hidup bersama putranya di tengah gurun yang gersang dan
tandus. Tidak ada seorang pun yang lain di sana.
Diceritakan dalam 25 Nabi dan Rasul karangan Irsyad Zulfahmi,
tempat yang ditinggali Siti Hajar bersama Ismail AS sangat
tandus. Tidak ada tumbuh-tumbuhan maupun air yang mengalir.
Sebagai ayah, Nabi Ibrahim AS terus berdoa untuk keselamatan
putra dan istrinya yang ditinggalkan sendiri di kota Mekkah.
2. Sejarah Sa'i dan Munculnya Air Zamzam

Pada suatu ketika, Siti Hajar


dan Ismail AS kehabisan
bekal. Ismail AS kecil terus
menangis karena kehausan.
Akhirnya Siti Hajar pun pergi
mencari air.
Berlarilah ia ke bukit Shafa
dengan penuh harap ada air di
sana. Akan tetapi hanya
bebatuan kering yang ia temukan. Lalu, pergilah ia ke bukit
Marwah. Akan tetapi tidak ada air yang ia dapati juga.
Sampai akhirnya Siti Hajar berlari dari bukit Shafa ke bukit
Marwah sebanyak tujuh kali. Namun, tidak mendapatkan
sumber air sedikitpun. Akhirnya dengan sangat lelahnya, ia
kembali menemui Ismail AS.
Peristiwa Siti Hajar mencari air dengan lari sebanyak tujuh kali
dari bukit Shafa ke bukit Marwah menjadi sejarah munculnya
Sa'i dalam ibadah haji.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 158,
۞ ‫ ِه أَن‬#‫اح َع َل ْي‬# َ #‫ر َفاَل ُج َن‬# َ #‫ْت أَ ِو ٱعْ َت َم‬
َ ‫ َعآئ ِِر ٱهَّلل ِ ۖ َف َمنْ َح َّج ْٱل َبي‬#‫رْ َو َة مِن َش‬##‫ َفا َو ْٱل َم‬#‫ٱلص‬
َّ َّ‫إِن‬
‫ف ِب ِه َما ۚ َو َمن َت َطوَّ َع َخيْرً ا َفإِنَّ ٱهَّلل َ َشا ِك ٌر َعلِي ٌم‬ َ ‫َي َّط َّو‬
Artinya: "Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian
dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
Mengetahui."
Ismail AS terus menangis. Lalu Allah SWT menurunkan
mukjizatnya melalui malaikat Jibril. Ketika itu Ismail AS
menghentakkan kakinya ke padang pasir. Lalu keluarlah sebuah
mata air yang sangat jernih airnya.
Mata air itulah yang disebut air Zamzam. Hingga saat ini,
sumber air Zamzam masih terus mengalir. Para jamaah haji
biasa membawa air Zamzam saat menunaikan ibadah di sana.
3. Perintah untuk Berkurban
Saat Nabi Ismail AS
menginjak dewasa,
ayahnya bermimpi
mendapat perintah untuk
menyembelihnya.
Akhirnya, datanglah ia menemui Ismail AS dan menceritakan
mimpinya itu.
Nabi Ismail AS dengan penuh ketaatannya kepada Allah SWT,
ia meyakinkan ayahnya untuk menjalankan apa yang
diperintahkan dalam mimpinya itu.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 102,
‫ا َل‬##‫ر ٰى ۚ َق‬# َ #‫ٱنظرْ َم‬#
َ #‫اذا َت‬# ُ #‫ك َف‬َ #‫ام أَ ِّن ٓى أَ ْذ َب ُح‬# ْ َ ٰ
ِ #‫َف َلمَّا َب َل َغ َم َع ُه ٱلسَّعْ َى َقا َل َي ُب َنىَّ إِ ِّن ٓ ٓى أ َر ٰى فِى ٱل َم َن‬
‫ين‬ َّ ٰ ‫ت ٱ ْف َع ْل َما ُت ْؤ َم ُر ۖ َس َت ِج ُدن ِٓى إِن َشآ َء ٱهَّلل ُ م َِن ٱل‬
َ ‫ص ِب ِر‬ ِ ‫ٰ َيأ َ َب‬
Artinya: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar."
Saat ia (Ibrahim) membaringkan putranya yang siap untuk
disembeli dan keduanya tunduk serta berserah diri kepada
kehendak Allah SWT, maka digantikanlah Nabi Ismail AS
dengan seekor sembelihan yang besar.
Peristiwa inilah yang kemudian diperingati sebagai hari Kurban.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 103-109
yang artinya:
"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya). Dan Kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi
itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu
(pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
Itulah kisah Nabi Ismail AS sebagai sejarah munculnya perintah
haji dan kurban. Kesalehan Nabi Ismail AS kepada kedua
orangtuanya serta perintah Allah SWT dapat kita jadikan suri
tauladan.

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


NAMA: MUH. RAFFA RAHARDIAN
KELAS: 3B

SEKOLAH DASAR NEGERI 06 KENDARI


2017/2021

Anda mungkin juga menyukai