Anda di halaman 1dari 69

PERAMUAN BAHAN PELEDAKAN

SKKNI 383/2015
Menyiapkan alat pencampur bahan peledak

Menyiapkan bahan ramuan bahan peledak

Mencampur bahan ramuan bahan peledak


Menyiapkan Kesesuaian alat dengan bahan baku
alat
pencampur
Jenis alat penyampur yang akan digunakan
bahan
peledak
Pemeriksaan dan pengkondisian alat penyampur bahan
peledak sesuai prosedur operasi standar agar siap
pakai.

Aspek Keselamatan Pertambangan (KP)nya


Menyiapkan Bahan ramuan bahan peledak sesuai dengan bahan peledak
yang akan diramu.
bahan
ramuan Dapat memeriksa kualitas bahan baku bahan peledak sesuai
dengan spesifikasi teknis (kualitas fisik secara visual) bahan
bahan peledak yang akan diramu.
peledak Jumlah bahan peledak yang akan digunakan sesuai dengan
rencana

Komposisi bahan baku bahan peledak sesuai perbandingannya

Aspek Keselamatan Pertambangan (KP)nya


Mencampur Tahapan peramuan bahan peledak sesuai dengan prosedur

bahan
ramuan Perbandingan berat
bahan
peledak Dapat melaksanakan pencampuran bahan ramuan bahan
peledak sesuai dengan prosedur operasi standar

Dapat melaksanakan pemeriksaan kualitas hasil peramuan


bahan peledak sesuai dengan prosedur operasi standar

Dapat mengisi formulir pemeriksaan kualitas hasil peramuan


dan mendistribusikannya sesuai dengan prosedur operasi
standar
Aspek Keselamatan Pertambangan (KP)nya
I. DEFINISI HANDAK

SENYAWA KIMIA
PANAS
TUNGGAL/ Reaksi kimia GAS
CAMPURAN TEKANAN

AKSI

PANAS
GESEKAN
BENTURAN
LEDAKAN AWAL

6
I. DEFINISI BAHAN PELEDAK (HANDAK)

Bahan peledak kimia adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau
campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila
dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil
reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas
dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil

LEDAKAN  P = 10.000 Mpa =  100.000 atm


T =  4.000 C
STEEL BARREL  • Kuat sampai dengan 5.000 atm
• Titik leleh steel = 1500 °C
• Titik didih steel = 3000 °C

7
I. DEFINISI HANDAK

Solid/Liquid Explosives

1 liter = 1,2 kg Gas hasil ledakan

DAYAGEL

Initiation

8
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1. REAKSI HANDAK


2.1.1. PEMBAKARAN (COMBUSTION)
2.1.2. DEFLAGRASI
2.1.3. LEDAKAN
2.1.4. DETONASI

2.2. KLASIFIKASI HANDAK

2.3. KLASIFIKASI HANDAK INDUSTRI

9
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1. REAKSI HANDAK


2.1.1. PEMBAKARAN (COMBUSTION)

Yaitu reaksi kimia yang bersifat panas pada permukaan objek yang
terbakar dan dijaga keberlangsungan proses pembakarannya oleh panas
yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri, disertai dengan pelepasan gas-
gas hasil pembakaran.

Contoh : Solar (diesel oil) yang terbakar.


CH3(CH2)10CH3 + 18½O2  12CO2 + 13H2O

 Melibatkan rekasi kimia


 Oksigen tersedia berlebih di udara
 Motor bakar (bensin maupun solar) – tidak perlu tangki oksigen
 Metoda pemadaman kebakaran – isolasi benda terbakar dari oksigen

10
SEGITIGA PEMBAKARAN

OHT 22
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1.2. DEFLAGRASI (Deflagration)


Reaksi pembakaran dengan kecepatan sangat tinggi dan menghasilkan gas-gas
bertekanan yang tekanannya meningkat (ekspansi) selama proses pembakaran
berlangsung, sehingga menimbulkan ledakan.
Merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan
menimbulkan gelombang kejut (shock wave) dengan kecepatan rambat rendah atau
lebih rendah dari kecepatan suara (sub sonic).

Contoh : Gun Powder pada peluru.

Deflagrasi terjadi pada reaksi peledakan LOW EXPLOSIVE (black powder):


- Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S  6Na2CO3 + Na2SO4+ 3Na2S +14CO2 +10CO + 10N2
- Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S  6K2CO3 + K2SO4+ 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2

12
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1.3. LEDAKAN

Disebut juga Letusan = Explosion

Yaitu ekspansi yang cepat dari suatu bahan menjadi bervolume lebih besar.

Contoh : - Tangki bertekanan meledak


- Balon karet meletus

 Tidak melibatkan rekasi kimia


 Transfer energi ke gerakan massa
 Disertai bunyi dan panas

13
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1.4. DETONASI

Disebut juga Detonation

Reaksi kimia yang sangat cepat yang diawali dengan panas, disertai oleh
shock compression dan membebaskan energi yang mempertahankan
shock wave serta berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya.

Contoh : # TNT yang meledak


4C7H5N3O6  7 CO2 + 10H2O + 6N2 + 21C

# ANFO yang meledak


37NH4NO3 + CH3(CH2)10CH3  12CO2 + 87H2O + 37N2

14
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.1.4. DETONASI (lanjutan)


• Melibatkan reaksi kimia.
• Oksigen untuk reaksi tersedia dalam bahan itu sendiri (tanpa
oksigen dari udara)
~ Handak bisa digunakan didalam lubang tembak.
~ Reaksi ledakan tidak bisa dipadamkan.
• Reaksi sangat cepat ( Kecepatan suara = supersonic),
VOD ANFO = 4500 m/s.
• Shock compression – daya hancur
• Shock wave - bahaya symphatetic detonation
- menentukan safety distance
• Ada ledakan (gerakan massa, bunyi, dan panas)
• Detonasi = Ledakan + Reaksi Kimia (Internal Burning)
SEGITIGA DETONASI

OHT 26
 Berfungsi sebagai oksidator
 Amonium nitrat
: Nitrite
NH 4 NO3
acid (sebagai oksidator)
 Sodium nitrat
: NaNO3
Chlorite dan Perchlorite (sebagai
 Potasium nitrat
oksidator dan penurun suhu
: KNO3
reaksi peledakan)
 Amonium klorat
: NH4ClO3
 Sodium klorat
• Berfungsi sebagai bahan
: bakar (fuel) NaClO3
Solar
 Potasium klorat
 Serbuk:batubara KClO3
Oli bekas perklorat
 Amonium :
 Bensin NH4ClO4
 Minyak tanah
0,06 x 10.000
0,80

• Agen peledakan adalah bahan peledak yang terdiri dari campuran bahan-
bahan kimia, dimana campuran tersebut terdiri dari bahan bakar (fuel)
dan oksida.
• ANFO merupakan salah satu agen peledakan campuran amonium nitrat
(AN) dan solar (FO) dan paling banyak digunakan pada industri tambang.
Perbandingan berat AN dan solar 94,5% : 5,5% adalah campuran ideal krn
akan menghasilkan keseimbangan oksigen (oxygen balance)
• Contoh: Apabila setiap peledakan diperlukan ANFO sebanyak 10.000 kg,
maka:

- AN = 0,945 x 10.000 = 9450 kg


- FO (solar) = 0,055 x 10.000 = 687,50 liter
0,80
AMMONIUM NITRAT (NH4NO3)
• Densitas : - butiran berpori 0,74 – 0,78 gr/cc
(untuk agen peledakan)
- butiran tak berpori 0,93 gr/cc
(untuk pupuk urea)
• Porositas: - mikroporositas 15%
- makro plus mikroporositas 54%
- butiran tak berpori mempunyai
porositas 0 – 2%
• Ukuran partikel : yang baik untuk agen
peledakan antara 1 – 2 mm
• Tingkat kelarutan terhadap air bervariasi
tergantung temperatur, yaitu:
- 5 C tingkat kelarutan 57,5% (berat)
- 10 C tingkat kelarutan 60% (berat)
- 20 C tingkat kelarutan 65,4% (berat)
- 30 C tingkat kelarutan 70% (berat)
- 40 C tingkat kelarutan 74% (berat)
1. Cara manual, yaitu dengan mencampur langsung AN dan FO sesuai perbandingan
beratnya kmd. diaduk sampai rata.
2. Menggunakan alat pengaduk semen (cement mixer) ukuran standar berkapasitas sekitar
0,5 – 0,8 m3
3. Menggunakan alat khusus pencampur
ANFO, misal-nya Coxan buatan ICI Expl. Poros tempat engkol bila
yang digerakkan oleh listrik atau manual alat dioperasikan tangan

(lihat Gambar samping).


Corong untuk
4. Untuk memastikan bahwa campuran sdh butiran AN

homogen, solar diberi zat pewarna,


misalnya oker
Pipa saluran pengeluaran ANFO
(extruder) sistem auger

Inlet untuk
Fuel Oil
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.2. KLASIFIKASI HANDAK

BAHAN PELEDAK

MEKANIK KIMIA NUKLIR

BAHAN PELEDAK BAHAN PELEDAK


KUAT LEMAH
(HIGH EXPLOSIVE) (LOW EXPLOSIVE)

PRIMER SEKUNDER PERMISSIBLE NON-PERMISSIBLE

Sumber: J.J. Manon (1978)

OHT 42
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.2. KLASIFIKASI HANDAK (lanjutan)

Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:


 Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat
detonasi dengan kecepatan reaksi antara 1.650 – 8.000 m/s
(5.000 – 24.000 fps)
 Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat
deflagrasi atau terbakar dengan kecepatan reaksi kurang dari
1.650 m/s (5.000 fps).
II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.2. KLASIFIKASI HANDAK (lanjutan)

Menurut Anon (1977), bahan peledak kimia dikelompokkan sbb:

JENIS REAKSI CONTOH


Bahan peledak lemah Deflagrate (terbakar) Black powder
(low explosive)

Bahan peledak kuat Detonate (meledak) NG, TNT, PETN


(high explosive)

Blasting agent Detonate (meledak) ANFO, slurry, emulsi


II. REAKSI DAN KLASIFIKASI HANDAK

2.3. KLASIFIKASI HANDAK INDUSTRI

BAHAN PELEDAK INDUSTRI


(Mike Smith, 1988)

BAHAN AGEN PELEDAKAN PENGGANTI BAHAN


PELEDAK KUAT PELEDAKAN KHUSUS PELEDAK

•TNT •Compressed air/gas


• ANFO •Seismik
• PETN •Expansion agents
•Slurries •Trimming
• Nitrogliserin •Mechanical methods
•Emulsi •Permissible •Water jets
• Dinamit
•Hybrid ANFO •Shaped charges •Jet piercing
• Gelatine

24
III. KARAKTERISTIK HANDAK

3.1. SIFAT FISIK HANDAK

 Densitas

 Sensitifitas

 Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)

 Kestabilan Kimia ( Chemical stability)

 Karakteristik Gas (Fumes Characteristics)

25
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 DENSITAS

• Berat handak per unit volume diekspresikan dalam satuan gr/cc

• Handak untuk lubang tembak basah diharapkan mempunyai density


> 1 agar bisa tenggelam di dalam lubang tembak.

Contoh :  ANFO = 0,85 gr/cc


 Emulsi = 1,2 gr/cc
 Cast Booster = 1,7 gr/cc

Batuan masif - pakai densitas bhn. peledak tinggi


Batuan berstruktur/lunak - pakai densitas bhn.peledak rendah

26
Diam. lubang Densitas bahan peledak, gr/cc
mm inci 0.70 0.80 0.85 0.90 1.00 1.15 1.20 1.25 1.30
76 3.00 3.18 3.63 3.86 4.08 4.54 5.22 5.44 5.67 5.90
89 3½ 4.35 4.98 5.29 5.60 6.22 7.15 7.47 7.78 8.09
102 4.00 5.72 6.54 6.95 7.35 8.17 9.40 9.81 10.21 10.62
108 4¼ 6.41 7.33 7.79 8.24 9.16 10.54 10.99 11.45 11.91
114 4½ 7.14 8.17 8.68 9.19 10.21 11.74 12.25 12.76 13.27
121 4¾ 8.05 9.20 9.77 10.35 11.50 13.22 13.80 14.37 14.95
127 5.00 8.87 10.13 10.77 11.40 12.67 14.57 15.20 15.83 16.47
130 9.29 10.62 11.28 11.95 13.27 15.26 15.93 16.59 17.26
140 5½ 10.78 12.32 13.08 13.85 15.39 17.70 18.47 19.24 20.01
152 6.00 12.70 14.52 15.42 16.33 18.15 20.87 21.78 22.68 23.59
159 6¼ 13.90 15.88 16.88 17.87 19.86 22.83 23.83 24.82 25.81
165 6½ 14.97 17.11 18.18 19.24 21.38 24.59 25.66 26.73 27.80
178 7.00 17.42 19.91 21.15 22.40 24.88 28.62 29.86 31.11 32.35
187 19.23 21.97 23.34 24.72 27.46 31.58 32.96 34.33 35.70
203 8.00 22.66 25.89 27.51 29.13 32.37 37.22 38.84 40.46 42.08
210 8¼ 24.25 27.71 29.44 31.17 34.64 39.83 41.56 43.30 45.03
229 9.00 28.83 32.95 35.01 37.07 41.19 47.37 49.42 51.48 53.54

OHT 28
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 SENSITIVITAS

• Sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan atau kerentanan suatu bahan


peledak untuk terinisiasi akibat adanya impuls (dorongan) dari luar dalam
bentuk benturan, gelombang kejut, panas, atau gesekan
• Ukuran tingkat kemudahan inisiasi handak atau ukuran minimal booster yang
diperlukan
• High explosive - sensitif terhadap detonator No.8 atau detonating cord 10 gr/m
• Blasting agent - tidak sensitif terhadap detonator No.8; memerlukan primer
• Beberapa blasting agent sensitif terhadap detonating cord

28
III. KARAKTERISTIK HANDAK

SENSITIVITAS (LANJUTAN)

PENGUKURAN AIR GAP SENSITIVITY


DENGAN METODE DOUBLE ARDEER
Carton paper

x Detonator
Det. Cord.

Acceptor charge Donor charge

x = Gap maximum (cm) dimana acceptor charge masih dapat


terdetonasi sempurna secara symphatetic.

29
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 KETAHANAN TERHADAP AIR

 Kemampuan bahan peledak untuk melawan air


disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi
 Ketahanan handak terhadap air bervariasi. ANFO tidak
tahan terhadap air (larut); sedangkan emulsi dan
watergels tahan air
 Fume berwarna coklat-orange dari gas NO menandakan
hasil peledakan yang tidak efisien akibat handak basah
 Ketahanan terhadap air dapat dilakukan dengan melapisi
lubang ledak (selubung plastik) atau menggunakan
cartridge

30
III. KARAKTERISTIK HANDAK
 KETAHANAN TERHADAP AIR (LANJUTAN)

Bagus
1. Detonators

2. Cartridge

3. Emulsi

4. ANFO

Jelek

31
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 KESTABILAN KIMIA

• Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan


sensitifitas selama dalam penyimpanan di gudang dengan kondisi tertentu
• Bahan peledak yang tidak stabil (NG based) mempunyai kemampuan stabil
lebih pendek dan cepat rusak
• Faktor-faktor yang mempercepat ketidakstabilan kimiawi: panas, dingin,
kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, fasilitas gudang
• Tanda-tanda kerusakan antara lain: kristalisasi, penambahan viskositas, dan
penambahan densitas
• Gudang bahan peledak bawah tanah akan mengurangi efek perubahan
temperatur

32
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 KESTABILAN KIMIA (LANJUTAN)

 waktu simpan suatu handak dimana masih dapat digunakan.

Contoh : ANFO = 6 bulan


Dabex = 12 bulan
Dayagel = 24 bulan
Detonator = 1 – 4 tahun
Cast Booster = 7 tahun

33
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 KARAKTERISTIK GAS

• Detonasi bahan peledak menghasilkan gas-gas non-toxic /smoke


(CO2, H2O, N2) dan toxic /fumes (NO, NO2, CO)
• Gas-gas ini perlu diperhatikan pada peledakan bawah tanah
atau terbuka bila gerakan angin yang rendah
• Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic:
o Pencampuran ramuan handak tidak seimbang;
o Kurang tertutup,
o Adanya air,
o Adanya reaksi handak dengan batuan (sulfida atau karbonat)

34
III. KARAKTERISTIK HANDAK
 KARAKTERISTIK GAS (lanjutan)
OXYGEN BALANCE
 Adalah ukuran kuantitatif seberapa baik suatu handak dapat mencukupi
sendiri oksigennya.
 Oxygen Balance (OB) umumnya dinyatakan dalam % perbandingan berat.

16 x (  Oksigen tersedia -  Oksigen terpakai)


OB =  x 100%
Berat Molekul handak

Contoh 1 : Nitroglycerine terdekomposisi mengikuti reaksi :


C3H5N3O9  3 CO2 + 2½ H2O + 1½ N2 BM = 227
16 x (9 - 6 - 2½)
OBNG =  x 100% =  3.52 %
227

35
III. KARAKTERISTIK HANDAK

OXYGEN BALANCE (lanjutan)

Contoh 2 : TNT meledak dengan reaksi dekomposisi :

C7H5N3O6  7 CO2 + 2½ H2O + 1½ N2

BM = 227

16 x (6 - 14 - 2½)
OBTNT =  x 100% =  74 %
227

36
III. KARAKTERISTIK HANDAK
OXYGEN BALANCE (lanjutan)
Oxidizer Fuel Fumes
O Balance s
CO2
Neutral N2
H 2O

Negative
(O2 C, CO
Shortage) N2
H 2O

Positive
(O2 Surplus)
CO2
NOX
H 2O

37
III. KARAKTERISTIK HANDAK

3.2. KARAKTER DETONASI HANDAK

 KEKUATAN (STRENGTH) HANDAK


 KECAPATAN DETONASI (DETONATION VELOCITY)
 TEKANAN DETONASI (DETONATION PRESSURE)
 TEKANAN PADA LUBANG LEDAK (BOREHOLE PRESSURE)

38
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 STRENGTH

 Adalah ukuran potensi kekuatan handak yang biasanya merupakan


ratio/perbandingan terhadap handak lain.
Contoh :
RBS (Relative Bulk Strength) DABEX = 125 % terhadap ANFO

 Metoda pengukuran strength :


- RBS & RWS (Relative Bulk Strength & Relative Weight Strength),
dengan Ballistic Mortar
- Lead Block Test, metoda Trauzl.
- REEBS & REEWS (Relative Effective Energy), metoda Underwater
Test

39
STRENGTH (lanjutan)

Absolute Weight Strength (AWS)


– Energi panas maks handak teoritis didasarkan pada campuran
kimawinya
– Energi per unit berat handak dalam joules/gram
– AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% AN dan 6% FO

Relative Weight Strength (RWS)


– Adalah kekuatan handak (dalam berat) dibanding dengan ANFO

– RWSHANDAK = AWS HANDAK


X 100
AWS ANFO

40
STRENGTH (lanjutan)

Absolute Bulk Strength (ABS)


– Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc
– ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
– ABS bulk ANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc

Relative Bulk Strength (RBS)


– Adalah kekuatan handak curah (bulk) dibanding ANFO
– RBSHANDAK = ABS HANDAK
X 100
ABS ANFO

41
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 KECEPATAN DETONASI (VOD = VELOCITY OF DETONATION)

• Adalah ukuran kecepatan propagasi ledakan suatu handak (laju


rambatan gelombang detonasi sepanjang handak).
Contoh: VODANFO = 4500 m/s (2500-4500 m/s, tergantung diameter
lubang ledak)
VODTNT = 6900 m/s

• VOD suatu handak berkorelasi langsung dengan density dan diameter


handak.

• Kecepatan detonasi merupakan komponen utama dari energi kejut


(shock energy) yang menimbulkan pecahnya batuan

42
III. KARAKTERISTIK HANDAK

Black
Powder
VOD (Lanjutan) Steel

ANFO

Dayagel

Primer

43
III. KARAKTERISTIK HANDAK
VOD (Lanjutan)

EFEK KANDUNGAN AIR TERHADAP VODANFO


III. KARAKTERISTIK HANDAK

 TEKANAN DETONASI (Detonation Pressure)

• Tekanan yg terjadi disepanjang zona reaksi peledakan


hingga terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung
handak yang disebut dgn bidang Chapman-Jourquet (C-J
plane).
• Dari penelitian oleh Cook menggunakan foto sinar-x,
diformulasi tekanan detonasi sbb:

ρe x VoD 2
PD 
4 GELOMBANG STRESS DAN
KEJUT DI SEKITAR MEDIA

Dimana: PD = tekanan detonasi, kPa EKSPANSI GAS

e = densitas handak, gr/cc


VoD = kecepatan detonasi, m/s ZONA REAKSI
PRIMER

BAHAN

• ANFO dgn densitas 0,85 gr/cc dan VOD 3700 m/s memiliki PRODUK GAS YANG
STABIL
BIDANG
C-J
PELEDAK
YANG BELUM

PD ≈ 2900 MPa TERGANGGU

BIDANG KEJUT TERDEPAN DI


DALAM BAHAN PELEDAK

ARAH DETONASI
III. KARAKTERISTIK HANDAK

 TEKANAN PADA LUBANG LEDAK (Borehole Pressure)

• Tekanan terhadap dinding


lubang ledak akibat ekspansi
detonasi gas
• Volume dan laju kecepatan gas
yang dihasilkan peledakan
mengontrol tumpukan dan
lemparan fragmen batuan
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK

4.1. AGEN PELEDAKAN (BLASTING AGENT)


4.2. BAHAN PELEDAK BERBASIS “NG”
4.3. PERMISSIBLE EXPLOSIVE
4.4. BLACK POWDER

47
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK

4.1. AGEN PELEDAKAN


4.1.1. DEFINISI
Campuran bahan-bahan kimia yang terdiri
dari bahan bakar (fuel) dan oksida.

48
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.2. KLASIFIKASI AGEN PELEDAKAN

AMMONIUM NITRAT (NH4NO3)

BAHAN BAKAR KARBON


AIR, NITRAT INORGANIK, ZAT PEREKAT, ZAT PENGENDAP
(biasanya solar atau Fuel Oil/FO)

CAMPURAN LAIN UNTUK ASAM PENGOKSIDA PARAFIN, ZAT GULA,


ALUMINIUM ALUMINIUM TNT, TEPUNG NITROSTARCH
MENINGKATKAN DENSITAS (oxidizing acid) KARBON, DLL
TAK BERASAP
(sensitizer bukan bahan
(sensitizer bahan peledak)
peledak)

AGEN PELEDAKAN KERING AGEN PELEDAKAN KERING


BERALUMINIUM DENSITAS TINGGI AGEN PELEDAKAN LUMPUR AGEN PELEDAKAN LUMPUR
(aluminized dry blasting agent) (densifieddry blasting agent) AGEN PELEDAKAN LUMPUR
MENGANDUNG ASAM MENGANDUNG ALUMINIUM ALUMINIUM
(slurry blasting agent)
(acid slurry blasting agent) (aluminized slurry blasting agent)

AGEN PELEDAKAN KERING BAHAN PELEDAKAN BAHAN PELEDAK LUMPUR


ATAU ANFO LUMPUR BERALUMINIUM
(dry blasting agent - ANFO) (slurry explosive) (aluminized slurry explosive)

"AGEN PELEDAKAN KERING" "AGEN PELEDAKAN LUMPUR" "BAHAN PELEDAK LUMPUR"


(dry blasting agent) (slurry blasting agent) (slurry explosives)
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.3. AMMONIUM NITRAT (NH4NO3)
• Densitas : - butiran berpori 0,74 – 0,78 gr/cc
(untuk agen peledakan)
- butiran tak berpori 0,93 gr/cc
(untuk pupuk urea)
• Porositas: - mikroporositas 15%
- makro plus mikroporositas 54%
- butiran tak berpori mempunyai
porositas 0 – 2%
• Ukuran partikel : yang baik untuk agen
peledakan antara 1 – 2 mm
• Tingkat kelarutan terhadap air bervariasi
tergantung temperatur, yaitu:
- 5 C tingkat kelarutan 57,5% (berat)
- 10 C tingkat kelarutan 60% (berat)
- 20 C tingkat kelarutan 65,4% (berat)
- 30 C tingkat kelarutan 70% (berat)
- 40 C tingkat kelarutan 74% (berat)
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK

4.1.4. ANFO

• ANFO merupakan salah satu agen peledakan campuran amonium


nitrat (AN) dan solar (FO) dan paling banyak digunakan pada
industri tambang. Perbandingan berat AN dan solar 94,5% : 5,5%
adalah campuran ideal krn akan menghasilkan keseimbangan oksigen
(oxygen balance)

• Contoh: Apabila setiap peledakan diperlukan ANFO sebanyak


10.000 kg, maka:
AN = 0,945 x 10.000 = 9450 kg
FO (solar) = (0,055 x 10.000) / 0,8 = 687,50 liter

51
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

SIFAT-SIFAT ANFO (Data diperoleh dari Dyno Nobel untuk Prilled ANFO)
• Densitas:
– Poured (gr/cc) 0,80 – 0,85
– Blow Loaded (gr/cc) 0,85 – 0,95
• Energi (MJ/kg): 3,7
• RWS (%): 100  (373 kj/gr)
• RBS:
– Poured (%) 100  (317 kj/cc)
– Blow Loaded (%) 116
• Diameter lubang ledak min.:
– Poured (mm) 75
– Blow Loaded (mm) 25
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

• Ketahanan terhadap air : buruk

• Shelf Life:
 Maks. 6 bulan tergantung temperatur dan kelembaban gudang
 Gudang yang bersuhu dan kelembaban tinggi akan ANFO rusak,
ditandai dgn pengerasan atau caking yg akan mengurangi kinerja
peledakan

• Waktu Tidur (Sleep Time) :


 Dalam kondisi normal kering dengan lubang tertutup stemming yang
baik, ANFO dapat ditidurkan sampai 6 bulan
 Kehadiran air dalam lubang akan menurunkan secara dramatis waktu
tidur

53
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

Hubungan % FO dan % RWS ANFO • Campuran AN (ammonium nitrat) dan


Oxygen Balance
FO (solar) sebesar 94,5% AN dan 5,5%
3800 joules of heat / gr expl. FO akan menghasilkan zero oxygen
100 balanced dengan energi panas sekitar
90 3800 joules/gr handak
80 • Campuran yang tidak sempurna akan
ENERGI PER KG (RWS), %

70 menghasilkan energi ledak rendah dan


60
gas beracun (noxious gasses)
50
• Overfueled dengan 92% AN dan 8% FO
akan menurunkan energi 6% dan
deficient FO -
40
excess Oxygen
menghasilkan gas CO yang berbahaya
30
• Under fueled dengan 96% AN dan 4%
20
excess FO -
deficient Oxygen
FO menurunkan energi 18% dan
10 menghasilkan gas NO2
0 • Ukuran partikel AN antara 1 – 2 mm
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

FUEL OIL, % (berat)


IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

Non-absorbent dense prill Absorbent porous prill


Distribusi FO tidak merata, FO diserap merata dengan
sehingga oxygen balance buruk perbandingan yang proporsional

55
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

BAHAN BAKAR (FO)


ANFO,kg AN,kg
kg liter
10 0,57 0,71 9,43
50 2,85 3,56 47,15
80 4,56 5,70 75,44
100 5,70 7,13 94,30
500 28,50 35,63 471,50
1000 57,00 71,25 943,00
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.4. ANFO (lanjutan)

ANFO DARI TIGA PRODUSEN


PROPERTIES NITRO NOBEL PT DAHANA ICI EXPL. (ORICA)
Density, gr/cc :
- Poured 0,80 – 0,85
- Blow loaded 0,85 – 0,95
- Bulk 0,80 – 0,84 0,80 – 1,10
Energy, MJ/kg 3,70
RWS, % 100 100 100 – 113
RBS, % : 100 – 156
- Poured 100
- Blow loaded 116
VoD, m/s 3000 – 3300 4100
Min. hole diameter, mm : 38,10 25
- Poured 75
- Blow loaded 25
Water resistance nil Poor Poor
Storage life, month 6 6 6
Trade mark ANFO prill DANFO Nitropril
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK

4.1. 5. BAHAN PELEDAK SLURRIES (WATERGEL)

Istilah slurries dan watergel adalah sama artinya, yaitu campuran


oksidator, bahan bakar, dan pemeka (sensitizer) di dalam media
air yang dikentalkan memakai gums, semacam perekat, sehingga
campuran tersebut berbentuk jeli atau slurries yang mempunyai
ketahanan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa dipakai
sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar
atau minyak diesel, dan pemekanya bisa berupa bahan peledak
atau bukan bahan peledak yang diaduk dalam 15% media air.
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.6. BAHAN PELEDAK BERBASIS EMULSI (Emulsion Based Explosives)

• Adalah matriks yang terbentuk dari fase larutan


oksidator di dalam fase fuel yang dipertahankan AN (AMMONIUM NITRAT)
sifat-sifatnya (continuous fuel phase) ditambah
emulsifier (biasanya cuka) agar campuran tetap 94%

bersatu. Komposisi ini disebut tipe water in oil.


ANFO +6%
• Ukuran partikel menjadi kecil berbentuk droplets
(94% AN + 6% FO) FO
emulsi handak
81%
• Konsentrasi matriks emulsi tidak larut air
• Dapat dibuat di pabrik atau pada truck MMU +18%
AIR
• Densitas antara 1,1 – 1,35 gr/cc EMULSI
• VOD antara 4500 – 5800 m/s dan RWS < (76% AN + 5% FO + 18% +1%
AIR + 1% EMULSIFIER)
ANFO tapi RBS > ANFO EMULSI
FIER
EMULSI
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.6. BAHAN PELEDAK BERBASIS EMULSI (lanjutan)

Oxidiser Phase
Suspended

Fuel Phase
Continuous
(surrounds the oxidiser)

Photograph from Nitro Nobel


Pembesaran 1250 x
Handak Ukuran butir Bentuk butir VOD, m/s
ANFO 2,00 mm Semua padat 3500 - 4500
Dynamit 0,20 mm Semua padat 4000

Slurry 0,20 mm Padat / liquid 3300


Emulsi 0,001 mm Liquid 5000 - 6000

Bampfield & Morrey, 1984


IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.6. BAHAN PELEDAK BERBASIS EMULSI (lanjutan)

FASE LARUTAN FASE


EMULSIFIER
OKSIDA MINYAK

- MICRO BALLONS
- ALUMINIUM

TANGKI TRUCK MMU


PENGADUK

EMULSI
- MICRO BALLONS
PENGISIAN BAHAN PELEDAK
- AGEN GASSING
LANGSUNG KE EMULSI DINGIN SIAP
- ALUMINIUM
LUBANG LEDAK POMPA DIANGKUT
BLENDER TANGKI JARAK JAUH
AGEN
GASSING
EXPLOSIVE
POMPA DANGER

PEMBENTUKAN
CARTRIDGE
AGEN
LUBANG GASSING
LEDAK
PENDINGINAN POMPA

PENGEPAKAN LUBANG
LEDAK
a. EMULSI KEMASAN b. EMULSI CURAH
(CARTRIDGE) (BULK)
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.6. BAHAN PELEDAK BERBASIS EMULSI (lanjutan)

JENIS HANDAK BERBASIS EMULSI


(kemasan berbentuk cartridge)
PRODUSEN
SIFAT DAHANA DYNO NOBEL ICI SASOL SMX
EXPLOSIVE
Merk dagang Dayagel magnum Emulite Seri Powergel Seri Emex

Desitas, gr/cc 1,25 1,18 – 1,25 1,16 – 1,32 1,12 – 1,24

Berat/karton, kg 20 25 20 --

RWS, % 119 111 98 – 118 74 – 186

RBS, % 183 162 140 – 179 97 – 183

VOD, m/s 4600 – 5600 5000 – 5800 4600 – 5600 4600 – 5600

Diameter, mm 25 – 65 25 – 80 25 – 65 25 – 65

Ketahanan thd air Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Penyimpanan, thn 1 1 1 1
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.6. BAHAN PELEDAK BERBASIS EMULSI (lanjutan)

HANDAK BERBASIS EMULSI BUATAN DYNO NOBEL


IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.1.7. HEAVY ANFO
RUANG 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
BUTIRAN
UDARA ANFO
% ANFO
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
CAMPURAN
RUANG UDARA EMULSI / ANFO % EMULSI
TERISI OLEH
EMULSI 0,80 1,10 1,24 1,33 1,35 1,28 1,29 1,30

DENSITAS, gr/cc

Tidak Sedang Sangat baik

KETAHANAN THD. AIR

4700 6000

VoD TEORITIS, m/s


Sulit Dapat dipompa
Tidak dapat dipompa dipompa dengan mudah

KEMAMPU-POMPAAN
Tidak dapat diulir
Dapat diulir (auger) dengan mudah ke arah atas

KEMAMPU-ULIRAN
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.2. BAHAN PELEDAK BERBASIS NITROGLISERIN

• NG merupakan zat kimia berbentuk


cair yang tidak stabil dan mudah
meledak
• Keuntungan: strength dan densitas
tinggi, ketahanan terhadap air baik.
• Kelemahan: mengandung resiko
kecelakaan tinggi (pembuatan di
pabrik dan pengangkutan), sensitif
terhadap gesekan, biaya pembuatan
tinggi

66
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.2. BAHAN PELEDAK BERBASIS NITROGLISERIN (lanjutan)
DU PONT DYNAMITE
Densitas
Merk Dagang Diameter, gr/cc  Handak / VoD, m/s
mm karton
Straight Dynamite (granular) 32 1,37 104 4900
Ammonia Dynamite (granular) 32 1,16 – 1,29 110 – 120 1750 – 4000
Ammonia Dynamite (semi gelatine) 32 0,94 – 1,29 110 – 150 3450 – 4000
Straight Dynamite (gelatine) 32 1,32 107 6000
Ammonia Dynamite (gelatine) 32 1,26 – 1,60 88 – 107 4000 – 6000
Ammonia Granular (permissible) 32 0,85 – 1,15 120 – 165 1740 – 2750
Ammonia Gelatine (permissible) 32 1,37 102 5030
ICI EXPLOSIVES (ORICA)
AN Gelignite 60 22 – 32 1,40 130 – 265 3500
AN Gelignite Dynamite 95 25 – 95 1,45 6 – 188 3200
Ajax (permissible / P1) 32 1,50 -- 2500
Dynagex (permissible / P5) 32 1,42 -- 2900
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK
4.3. BAHAN PELEDAK PERMISSIBLE

• Bahan peledak yang khusus digunakan


pada tambang batubara bawah tanah.

• Tingkat kekuatan handak dengan


rating:
– P1 : dapat digunakan untuk meledakkan
batubara keras, pembuatan vertical shaft,
lubang bukaan bawah tanah lainnya.
– P5 : tambang batubara bawah tanah yang
berdebu

ICI-Explosive, 1998

68
IV. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK

4.4. BAHAN PELEDAK BLACK POWDER

• Pertama kali dibuat pada abad ke 13 untuk keperluan


militer maupun penambangan.
• Komposisi : serbuk batubara + garam + belerang.
• Bahan Peledak lemah (Low Explosive)
• Kecepatan rambatnya: 100 detik per meter

69

Anda mungkin juga menyukai