Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 2477-5096

Nama : M.Ilham Azhari


Kelas : Teknologi Benih 1
Nirm : 03.06.19.0091

ANALISIS USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI (Oryza sativa l.) VARIETAS


CIHERANG
(Studi Kasus Pada Seorang Penangkar Benih di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Ciamis)
Oleh:
Didi Kusnadi1, Dedi Herdiansah Sudjaya2, Zulfikar Normansyah 3
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

PENDAHULUAN
Salah satu faktor pendukung dari peningkatan produksi adalah penggunaan benih padi unggul
bersertifikat yang digunakan oleh petani berupa benih sebar. Benih sebar merupakan benih yang
akan dibudidayakan kembali oleh petani menjadi padi yang dapat langsung di konsumsi.
Kebutuhan benih padi unggul merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi petani khususnya
di Kecamatan Purwadadi. Namun kegiatan penangkaran benih di Kecamatan Purwadadi masih
jarang dilakukan oleh para petani, mereka lebih memilih usahatani padi untuk dikonsumsi. Hal ini
mengakibatkan pasokan benih padi lokal bersertifikat pun terus berkurang. Upaya yang dilakukan
untuk menanggulangi kekurangan benih padi ini yaitu dengan adanya bantuan dari pemerintah
seperti program BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) dan SL-PTT (Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu). Bapak Kasmin merupakan satu-satunya petani di Desa
Purwajaya Kecamatan Purwadadi yang melakukan usahatani penangkaran padi varietas Ciherang
untuk memenuhi kebutuhan padi khususnya di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Ciamis.Beliau telah melakukan usahatani ini selama beberapa tahun terakhir.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani
penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang di Desa Purwajaya Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Ciamis. Menurut Iskandar (2009) studi kasus bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja paling efisien, maknanya peneliti mengadakan telaah secara
Jurnal Hijau Cendekia Volume 1 Nomor 2 September 016 hlm-1
ISSN : 2477-5096

mendalam, kesimpulan hanya berlaku atau terbatas pada kasus tertentu saja.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Identitas Responden
Responden bernama Kasmin berumur 50 tahun. Mantra (2001) menjelaskan bahwa penduduk
digolongkan berdasarkan tiga kelompok yaitu kelompok umur 0 sampai 14 tahun (usia belum
produktif), kelompok umur 15 sampai 64 tahun (usia produktif) dan kelompok umur 65 ke atas
(usia tidak produktif). Berarti responden tergolong usia produktif. Responden mempunyai
tanggungan keluarga sebanyak 3
orang. Luas lahan termasuk luas karena di atas satu hektar untuk ukuran Pulau Jawa.
Responden menempuh pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas, responden menjalani usaha
tersebut sejak tahun 2003. Alasan yang menyebabkan petani ini menekuni usaha penangkaran
benih padi Varietas Ciherang diantaranya karena kebutuhan petani akan benih padi sangat tinggi
dan dapat memberikan tambahan penghasilan lebih bagi keluarganya dibanding dengan untuk
konsumsi. Hal ini dikarenakan harga padi penangkaran lebih tinggi dibandingkan harga padi untuk
konsumsi. Padi hasil penangkaran kemudian dijual kepada perusahaan yang menjual benih berikut
pengemasan dan pemasaran.

Analisis Biaya Usahatani Penangkaran Padi Varietas Ciherang


Biaya yang diperhitungkan adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, meliputi
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang tidak mengalami perubahan
dengan bertambah atau berkurangnya produksi, meliputi : Sewa Lahan per tahun, Penyusutan Alat
(cangkul, sabit, parang, ember, hand sprayer), dan bunga modal tetap.
Biaya variabel adalah jenis biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh naik turunnya produksi
atau tergantung pada skala produksi, meliputi upah tenaga kerja harian, upah tenaga kerja
borongan, sewa traktor, dan biaya sarana produksi yang meliputi penggunaan benih, pupuk
(kompos, urea, TSP, KCL, dan ZA), pestisida serta bunga modal biaya variabel.
Analisis Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Penangkaran Padi Varietas Ciherang per Hektar
per Satu Musim Tanam
Penerimaan adalah rata-rata produksi per sekali produksi dikalikan dengan harga jual. Rata-rata
produksi yang dicapai oleh responden sebanyak 6485,67 kilogram per hektar per musim. Adapun
harga jual padi berkisar antara Rp 5.100 per kilogram. Pendapatan merupakan selisih antara
penerimaan dengan biaya total. Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produk yang
dihasilkan dengan harga jual produk. Pada usahatani penangkaran padi Varietas Ciherang per
Jurnal Hijau Cendekia Volume 1 Nomor 2 September 016 hlm-2
ISSN : 2477-5096

musim penerimaan sebesar Rp 33.076.917,00 dan biaya total sebesar Rp 17.480.683,84 sehingga
pendapatan sebesar Rp 15.596.216,16 per hektar per musim tanam.
R/C Usahatani Penangkaran Benih Padi Varietas Ciherang per Hektar per Satu Musim Tanam
Suratiyah (2006) menyatakan bahwa semakin tinggi ratio penerimaan yang diterima petani maka
usahanya tersebut semakin menguntungkan dan layak untuk diusahakan. R/C usahatani
penangkaran padi Varietas Ciherang per musim tanam sebagai berikut : penerimaan sebesar Rp
33.076.917,00 per hektar per musim dan biaya total sebesar Rp 15.446.812,39 per hektar per
musim, sehingga R/C sebesar 2,14. Artinya bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani
akan memperoleh penerimaan sebesar 2,14 rupiah dan pendapatan sebesar 1,14 rupiah. Maka
usahatani penangkaran padi Varietas Ciherang layak untuk diusahakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Besarnya biaya adalah sebesar Rp 15.446.812,39, penerimaan sebesar Rp 33.076.917,00, sehingga
pendapatan sebesar Rp 17.630.104,61dari usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.)
Varietas Ciherang per hektar per musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Ciamis.
Besarnya R/C usahatani penangkaran benih padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang per hektar per
musim tanam di Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis sebesar 2,14. Artinya
bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar 2,14
rupiah dan pendapatan sebesar 1,14 rupiah.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka disarankan : Petani perlu mempertahankan
usahanya, karena usahatani penangkaran padi Varietas Ciherang layak untuk dilaksanakan, bahkan
perlu ditingkatkan lagi. Jaminan dari pemerintah agar dapat menampung produksi petani
penangkar benih.

DAFTAR PUSTAKA
Aak, 2003, Teknik Bercocok Tanaman Padi, Kanisius, Yogyakarta.
Ardianto, E. 2011. Metodologi Penelitian untuk Public Relations - Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Rieneka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Pusat. 2013. Statistik Indonesia, Jakarta.
BP3K Kecamatan Purwadadi, 2013. Laporan Bulanan 2012, Dipertan Kecamatan Purwadadi
Jurnal Hijau Cendekia Volume 1 Nomor 2 September 016 hlm-3
ISSN : 2477-5096

Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta


Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, 2013. Pembangunan
Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura di Jawa Barat. Bandung.
Gujarati, D. 2003, Econometric. Erlangga, Jakarta.
Pitojo, S., Ir., 2003, Bertanam Padi Sawah Tabela, Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardi. F. 2009. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahim. 2007. Pengantar Teori dan Aplikasi. Ekonomika Pertanian. Jakarta. Penebar Swadaya.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Soekartawi, 2005. Analisa Usahatani. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi.
Jhingan, 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : Rajawali Press
Kaban, T.F., 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Padi Sawah di
Desa Sei Belutu Kecamatan SEI Bamban Kabupaten Serdang Bedaga. Jurnal Ilmiah, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

STRAT EGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA


PERTANIAN PADI ORGANIK BERSERTIFIKAT SNI PANGAN ORGANIK
(STUDI KASUS PADA OPERATOR ORGANIK DI JAWA TIMUR)

SAMUDI
Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas I lam Kadiri
fp.uniska@gmail.com

PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengembangkan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
pertanian organik menjadi salah satu pilihan yang dapat diambil. Pemerintah akhirnya
mempunyai komitmen untuk mengembangkan pertanian organik yang pada awal revolusi
hijau tidak mendapat perhatian yang memadai. Departemen Pertanian mencanangkan
Program Go Organik 2010 dengan berbagai pentahapannya yang dimulai pada

Jurnal Hijau Cendekia Volume 1 Nomor 2 September 016 hlm-4


ISSN : 2477-5096

tahun 2001. Alasan lain disajikan dalam gambar 1 dibawah ini (Otoritas, 2011):
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tentang strategi pengembangan dan analisis kelayakan usaha padi organic
pada Operator organic di Jawa Timur di dilaksanakan pada tiga lokasi yaitu Kabupaten
Ngawi, Jember dan Mojokerto. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada
bulan Oktober sampai Desember 2014. Pendekatan strategi dalam penelitian ini adalah
strategi MIX yaitu gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yang bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pertanian organik yang terjadi sekarang
ini, dukungan dan potensi yang ada dalam pengembangan pertanian organik, berbagai
kendala yang dihadapi oleh petani baik yang bersifat teknis maupun manajerial dan upaya
pengembangan lebih lanjut mengenai pertanian organik di Jawa Timur. Sedangkan
Kuantitatif penyajian data fakta mengenai kelayakan usaha pertanian padi organic di Jawa
Timur. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis sumber data yaitu : a. Data primer; Data
primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu dengan melakukan
wawancara langsung dengan pihak – pihak terkait dalam hal ini, Petani Organik/ Ketua
kelompok organic/ICS/Tokoh Masyarakat Setempat/Tokoh Gerakan / Penggagas
Pertanian Organik. b. Data sekunder; Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan
sumber tertulis atau dokumen dari Kantor Desa, Kecamatan, Dinas Pertanian dan dari
berbagai buku pustaka yang ada kaitan dengan penelitian ini. Nara sumber penelitian ini
adalah pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan pertanian organik. Penentuan
jumlah nara sumber tidak dibatasi tetapi melihat perkembangan informasi yang diperoleh
peneliti melalui angket, wawancara dan observasi yang dilakukan. Adapun narasumber
yang diwawancarai adalah : 1. Para petani yang tergabung dalam kelompok (MUTOS,
KNOC, Tani Jaya) yang melaksanakan pertanian padi organic;2. Tokoh penggagas /
perintis pertanian organic;3. Tokoh pendiri / pengurus kelompok pertanian organic; 4.
Tokoh lokal setempat; 5. Pejabat pemerintah dari Dinas Pertanian, Kantor Informasi
Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan, dan Kecamatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya untuk mencapai
sasaran melalui hubungan yang efektik dengan lingkungan dalam kondisi yang paling
menguntungkan. Strategi juga dapat dinyatakan merupakan respon secara terus menerus
maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman atau tantangan eksternal, serta kekuatan
dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan kegiatan pertanian
padi organic.
Jurnal Hijau Cendekia Volume 1 Nomor 2 September 016 hlm-5
Analisis Kelayakan Usaha Pertanian padi Organik
Biaya Tetap
Biaya tetap/fixed cost merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
besarnya produksi (Y) (Suratiyah,2006). Biaya tetap meliputi: biaya sewa tanah, pajak dan
bunga modal biaya tetap.
A.Biaya Sewa Tanah.
Setiap daerah memiliki nilai sewa tanah yang bervariasi. Keadaan tersebut tergantung
dari tingkat kesuburan tanah maupun kedekatan dengan infrastruktur. Dari data diatas rata
sewa lahan selama semusim adalah Rp. 5.850.000,-
B. Pajak
Nilai pajak untuk setiap wilayah bermacam-macam. Akan tetapi pajak ini merupakan
biaya tetap dimana besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi di areal tersebut.
Nilai pajak lahan untuk daerah Jawa Timur adalah sebesar Rp. 68.000,-
C.Bunga Modal Biaya Tetap
Bunga modal tersebut dihitung berdasarkan modal yang diinvestasikan apabila di
tabung di bank. Sehingga besarnya mengikuti bunga bank yang berlaku. Bunga bank yang
berlaku adalah 12% tahun sehingga setiap bulan diperoleh bunga sebesar 1%. Bunga
modal dihitung dengan rumus:Bunga Modal = (Modal x i x t),dimana: i (bunga bank); t
(lama usaha).
Berdasarkan hasil perhitungan sewa tanah dan pajak diperoleh rata-rata nilai input
tetap sebesar Rp 5.918.000,-. Sehingga diperoleh bunga modal input tetap sebesar Rp
236.720,-.Sehingga total input tetap sebesar Rp 6.154.720,- Output/penerimaan merupakan
hasil produksi dikalikan dengan harga produksi yang berlaku pada saat itu. penerimaan
dihitung menggunakan rumus (Suratiyah, 2006):

KESIMPULAN
Dari hasil Penelitian tentang Strategi Pengembangan dan Analisis Kelayakan Usaha
Pertanian Padi Organik Bersertifikat SNI Pangan organik diperoleh hasil Matriks SWOT
Analisis nilai Strategi SO yang Tertinggi yaitu 484,282, yang berarti menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan langkah strategi sebagai berikut:
1. Membentuk organisasi kelompoktani dan gapoktan yang kuat.
2. Menjaga dan menjamin mutu produk pertanian sesuai SNI dan pangan Internasional
3. Meningkatkan SDM dan SDA pertanian Organik sesuai SNI dan perdagangan bebas
4. Memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada untuk mempertahankan mutu produk
016
organik.
5. Meningkatkan kerjasama dengan mitra bisnis baik daerah, bilateral regional dan
internasional.
6. Memaksimalkan pembinaan dan pengawasan dalam menjaga mutu produk organik
7. Pengembangan jaringan distribusi demi terjaganya integritas produk organic.
Sedangkan hasil analisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Pertanian Padi Organik dengan luas lahan rata-rata 1 ha,
dalam satu (1) musim tanam pendapatan setiap petani sebesar Rp 10.935.760,-
2. Hasil analisis RC Ratio > 1 yaitu sebesar 1,57 artinya setiap penambahan biaya produksi
yang dikeluarkan Rp100,- akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 157,- yang
menunjukkan bahwa usaha pertanian padi organik tersebut menguntungkan dalam satu
periode usaha ( 1 musim tanam).
3. Periode pengembalian investasi selama 2,5 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa modal yang
diinvestasikan akan dikembalikan sebesar Rp 19.064.240,- pada saat usaha berjalan
selama 2,5 bulan.
4. Titik impas produksi mencapai 2.545 kg dimana pada kondisi seperti ini petani tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan dan titik impas harga Rp 3.177,37 sedangkan pada saat
penerimaan sebesar Rp 10.797.754,-

016
DAFTAR PUSTAK
Anonymous,2004. Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial- Ekonomi Dan Pertanian. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian. Malang.
Anonymous, 8 September, 2009. Materi Pelatihan Fasilitator Sistem Pangan Organik
bagi Mahasiswa STPP Malang. Malang.
Anonymous, 26 April, 2011. TOR Pelatihan dan Up Grade Inspektor Sistem Pangan
Organik Sub Kontrak. Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS).
Mojokerto.
Avivi, Sholeh, (2001). Sistem Pertanian Organik berdasarkan Standard CODEX dan
Prosedur Sertifikasinya. Jurnal Agribisnis Volume 2, Juli- Desember 2001
(halaman 1-7).
Baiquni, M dan Susilawardani, 2002, Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan,
Transmedia Global Wacana, Yogyakarta.
Departemen Pertanian, 1980. Pengembangan dan Pembinaan kelompok Tani Dalam
Intensifikasi Tanaman pangan. Satuan Pengendali Bimas. Jakarta.
Fahriyani, Ermah, dkk, , Mencegah Impor
Beras Dengan Mengembalikan Swasembada Pangan yang Hilang Melalui
Revitalisasi Pertanian Organik, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas
Brawijaya, Malang.
Gittinger, J.P,1986. Analisis Ekonomi Proyek- Proyek Pertanian.. Universitas Indonesia
(UI.Press),. Jakarta.,Edisi kedua telah direvisi dan diperluas lengkap.
Hadi, SP, 2005, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan, Gadjah Mada
University Press.
Harysaksono, Ir Soesilo.,MS (2003). Modul 1-3 Sistem Pertanian. Departemen
Pertanian. Badan Pengembangan SDM Pertanian. STPP Malang. Malang
-----------, 2007, Bahan Kuliah Magister Ilmu Lingkungan, Undip.
Hidayat dkk, 2001. Manajemen Usaha Tani. :
Universitas Terbuka.Jakarta.
Hikmat, Harry, 2004, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Humaniora Utama, Bandung.
Husnain, dkk, Mungkinkah Pertanian Organik di Indonesia ? Peluang dan Tantangan,
Jurnal Inovasi Volume 4 Agustus 2005, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)
Jepang.

IFOAM, www.ifoam.org
Jaringan Kerja Pertanian Organik Indonesia (Jaker PO Indonesia), 2005, Standar
Pertanian Organik Indonesia, www.jakerpo.org.
Halaman | 96
Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 13, No. 1, Maret 2006, Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Membuat Pertanyaan tentang aspek pasar dari artikel tersebut.


1. Apa Kehebatan Beras Organik dibanding Beras Konvensional?
2. apa bahaya pupuk buatan?
3. apa hama utama tanaman padi?
4. Utuk pengolahan tanahnya apakah sudah menggunakan mesin modern?
5. apa keuntungan pupuk organik?
6. bagaimana cara membasmi hama ulat di tanaman padi secara alami?
7. Berapakah waktu / masa yang dibutuhkan padi organik sampai panen?
8. apa yang mengakibatkan tanaman padi gagal panen?
9. Dalam melakukan pemupukan apakah pupuk yang digunakan adalah hasil pupuk buatan
sendiri?
10. Berapa biaya yang harus dikeluarkan dari fase tanam sampai panen?
11. Setelah benih dipanen dimanakah benih tersebut dapat dijual?
12. Berapa market potensial yang tersedia untuk masa yang akan datang?
13. Berapa banyak permintaan pasar dahulu dengan sekarang?
14. Bagaimana perkembangan market share dimasa yang akan datang?
15. Bagaimana Komposisi market mix termasuk pemilihan skala prioritas terutama dalam
kaitannya dengan usaha investor melakukan penetrasi dan memasuki pasar

Halaman | 97

Anda mungkin juga menyukai