Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Kegawatdaruratan pada Neonatus Bayi dan Balita.” yang sederhana ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A Perdarahan tali pusat............................................................................... 3
B Asfiksia Neonatorum............................................................................... 4
C Sindrom Gangguan Nafas....................................................................... 4
D Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yang lazim terjadi...... 4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-
tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. Sedangkan kegawatdaruratan
obstetric adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan
manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan
kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu.
Tindakan pertolongan harus dilakukan secara sistematis dengan menempatkan
prioritas pada fungsi vital sesuai dengan urutan ABC, yaitu: A (Air Way) , B
(Breathing) dan C (Circulation).
Cara mencegah terjadinya kegawat daruratan adalah dengan melakukan
perencanaan yang baik, mengikuti panduan yang baik dan melakukan pemantauan
yang terus menerus terhadap ibu/klien. Apabila terjadi kegawatdaruratan, anggota
tim seharusnya mengetahui peran mereka dan bagaimana team seharusnya
berfungsi untuk berespon terhadap kegawatdaruratan secara paling efektif.
Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu
sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk
meminta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan
membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan, longgarkan
pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien
untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital,
warna kulit dan perdarahan yang keluar.
1
Dalam kegawatdaruratan peran anda sebagai bidan antara lain:
1. Melakukan pengenalan segera kondisi gawat darurat
2. Stabilisasi klien (ibu), dengan oksigen, terapi cairan, dan medikamentosa
3. Ditempat kerja, menyiapkan sarana dan prasarana di kamar bersalin
4. Memiliki ketrampilan klinik
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Konsep Dasar
Kegawatdarauratan Neonatal dan asuhan bayi baru lahir bermasalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan tali pusat yang
longgar, atau kejanggalan pembentukan thrombus yang normal. Kemungkinan
lain sebab perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal
maupun sistemik. Tali pusat harus diawasi terus menerus pada hari-hari pertama
agar perdarahan yang terjadi dapat di tanggulangi secepatnya. Perdarahan tali
pusat dapat disebabkan oleh robekan umbilikus. Komplikasi persalinan ini masih
dijumpai akibat masih terjadinya partus presipitatus dan tarikan berlebih pada
lilitan atau pendeknya tali pusat pada partus normal.
B. Asfiksia Neonatorum
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar
oksigen (O2) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan
dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen
(udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-
paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut
hiperkapnia.
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta
transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2
dan kesulitan mengeluarkan CO2, saat janin di uterus hipoksia. . Apgar skor yang
rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan
memperlihatkan angka kematian yang tinggi.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. ( Sarwono, 2007)
Asfiksia neonartum ialah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini oleh karena hipoksia janin intra
3
uterin dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul di dalam
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
5-10% kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat 5011500 gram (Lemons et al
2001). Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan.
D. Neonatus, bayi dan anak balita dengan penyakit yang lazim terjadi
Diare merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi maupun anak-anak.
Menurut WHO, diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari
tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari lebih. Jenis
diare dibagi tiga; diare cair akut : Tinja sering/ cair, tanpa darah, berakhir < 7 hari,
muntah, demam. Disentri ; terdapat darah dalam tinja, sedikit- sedikit/ sering,
sakit perut, sakit pada saat BAB, kerusakan mukosa usus. Diare persisten ;
Berakhir 14 hari atau lebih, dapat dimulai dari diare akut atau disentri.
Diare pada anak harus segera ditangani karena bila tidak segera ditangani, diare
dapat menyebabkan tubuh dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
Infeksi virus adalah penyebab yang sering ditemukan pada kasus bayi dengan
diare, virus yang paling banyak menimbulkan diare adalah rotavirus. Menurut
WHO rotavirus turut berkontribusi sebesar 15-25% diare pada usia 6-24 bulan.
4
Infeksi bakteri seperti shigella, vibrio cholera, salmonela (non thypoid),
Campylobacter jejuni maupun Escherichia coli bisa saja merupakan penyebab
diare.
5
DAFTAR PUSTAKA
Kosim,saleh, 2003, Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan
dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta, DEPKES & IDAI MNH JHPIEGO,
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan NeonAtus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya