Anda di halaman 1dari 8

BAB XI

ANALISA RODA GILA

CAPAIAN PEMBELAJARAN ( Learning Outcome )

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN UMUM

Memberikan pengetahuan tentang fungsi/manfaat Roda Gila dalam pemesinan dan


bagaimana menganalisa energi yang tersimpan pada Roda Gila hingga bagaimana
menentukan ukuran dan berat Roda Gila

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS

1. Mampu menjelaskan pengertian dan prinsip kerja dari Roda Gila yang merupakan
salah satu dari komponen pemesinan
2. Mampu menjelaskan fungsi/manfaat dari Roda Gila dan dimana digunakan serta
menjelaskan keuntungan dari penggunaan Roda Gila
3. Mampu menentukan ukuran dan berat Roda Gila sesuai dengan kebutuhan dalam
mekanisme pemesinan

A. PENDAHULUAN/DESKRIPSI SIGKAT
Dalam dunia pemesinan sering kita jumpai suatu pekerjaan yang memerlukan
energy yang cukup tinggi hanya dalam waktu sesaat saja, artinya energy yang cukup tinggi
itu diperlukan tidak secara kontinyu, tetapi pada satu periode pekerjaan energy tersebut
hanya diperlukan selama kurang lebih hanya sepersepuluh dari satu periode pekerjaan itu.
Sehingga mesin yang melakukan pekerjaan tersebut tetap harus menhasilkan energy
keluaran atau daya keluaran yang cukup tinggi juga sesuai dengan energy sesaat yang
diperlukan untuk pekerjaan sesaat tadi. Hal ini berarti daya masukannya juga harus sama
dengan daya keluaran/ yang dibutuhkan. Kalau ini dilakukan maka bisa dikatakan mesin
tersebut tidak effisien, karena energy yang disuplai kontinyu, sedang pemakaiannya hanya
sesaat.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perancangan suatu mekanisme
tambahan yang dapat memperkecil daya masukan untuk menghasilkan daya keluaran yang
besar pada saat diperlukan.

103
104

Mekanisme yang dapat memenuhi ketentuan di atas salah satunya adalah Roda
Gila, karena fungsi Roda Gila adalah untuk menyimpan dan mendistribusikan energy.
Yang menjadi permasalahan sekarang seberapa besarnya Roda Gila yang diperlukan, baik
ukuran maupun beratnya sesuai dengan fungsinya.

B. POKOK-POKOK ISI
1. Pengertian Roda Gila
Roda Gila adalah suatu massa berputar yang digunakan sebagai reservoir energy
atau penyimpan energy pada suatu mesin.
Dikatakan sebagai penyimpan energy karena pada dasarnya prinsip kerja dari Roda
Gila adalah sebagai berikut :
 Jika kecepatan mesin ditambah, maka energy akan tersimpan dalam Roda Gila.
 Jika Kecepatan mesin berkurang, maka energy yang tersimpan akan dilepas
olih Roda Gila.
Sedangkan energy yang disimpan dan dilepas dalam hal ini adalah Energi Kinetik putar
EK yang besarnya adalah :
EK = ½ I.2
Dimana : I = momen inersia massa dari badan terhadap sumbu putarnya
kecepatan sudut perputaran

2. Penggunaan Roda Gila


Secara garis besar ada dua jenis mesin yang menggunakan atau mengambil
manfaat dari aksi dari sebuah Roda Gila yaitu sebagai berikut :
Jenis mesin yang pertama diilustrasikan oleh sebuah mesin Pres Pelubang, dimana
dimana operasi pelubangan dilakukan sevara berkala. Dalam hal ini energy yang cukup
besar diperlukan dalam waktu sesaat dan hanya selama operasi pelubangan yang
sesungguhnya. Jika mesin tersebut tidak menggunakan Roda Gila, maka diperlukan satu
motor yang mempunyai daya besar yang mampu memberikan daya yang besar saat
diperlukan. Tetapi jika mesin tersebut menggunakan Roda Gila, maka pelubangan dapat
dilakukan dengan menggunakan motor yang kecil dayanya karena motor tersebut dapat
memberikan energy ke Roda Gila secara berangsur-angsur selama waktu ketika operasi
pelubangan belum dilakukan. Hal ini secara terbatas akan membuat lebih murah dari pada
tanpa menggunakan Roda Gila.
105

Jenis mesin kedua yang mengambil manfaat dari aksi Roda Gila adalah
diilustrasikan oleh Mesin Uap atau Motor Bakar, dimana energy yang disuplai ke mesin
mempunyai besar kecepatan yang tidak beraturan, sehingga kecepatan poros keluarannya
berubah-ubah. Hal ini disebabkan kecepatan bertambah pada saat terdapat kelebihan
energy yang disuplai yaitu pada saat langkah usaha, dan dalam langkah-langkah lainnya
yang terdapat pada motor bakar tidap terdapat masukan energy, sehingga energinya
berkuran dan kecepatannya juga berkurang. Sedangak energy yang dikehendaki dari mesin
mempunyai laju yang beraturan atau hamper konstan. Sebagai contoh kalau sebuah mesin
uap atau motor bakar digunakan untuk menggerakan sebuah generator listrik, maka
kecepatan yang berbah-ubah akan sangat tidak dikehendaki, apalagi jika generator
mensuplai arus untuk suatu penerangan. Perubahan tegangan yang merupakan fungsi dari
perubahan kecepatan generator, akan terlihat melalui terganggunya cahaya lampu.
Penyelesaian :
1. Buat gambar soal , gambar (a).
2. Analisa Kecepatan
VA = O2A. 2 , arah VA =  O2A mengikuti arah 2
VB = VA + VBA , besar VB = ? , arahnya // bidang
Dan besar VBA = ? , arahnya  AB
Kemudian buat polygon kecepatan berdasarkan persamaan di atas, sehingga
diperolih harga dan arah VB dan VBA, gambar (b).
Dari VBA bias dicari 3 dari persamaan, 3 = VBA/AB, dan arah 3 , gambar ( c)
3. Analisa Percepatan
AA = AAn + AAt , karena 2 konstan, maka percepatan sudutnya, α2 = 0 sehingga
harga AAt = O2A. α2 = 0. Jadi AA = AAn = O2A. 22 , arahnya dari A  O2A
Mencari percepatan titik B dari link 3 dengan persamaan :
AB = AA + ABAn + ABAt
dimana : AB = ?, arahnya // bidang
ABAn = AB. 32 arahnya dari B A
ABAt = ? arahnya  AB
Buat polygon percepatan berdasarkan persamaan di atas, gambar (d), sehingga
diperolih : besar dan arah AB dan ABAt .Dari ABAt bisa dicari besar α3 dengan
persamaan α3 = ABAt /AB, arahnya , gambar (e)
106

Mencari percepatan titik berat setiap link


Ag2 = Ag2n = O2G2. 22 , arahnya dari G2  O2A
Ag3 = AA + AG3An + AG3At , dimana :
Besar Ag3 = ?, dan arah Ag3 = ?
Beasar AG3An = AG3. 32 arahnya dari G3 A
Besar AG3At = AG3. α3 , arahnya , gambar (f).
Buat polygon percepatan, sehingga diperolih besar dan arah Ag3 , gambar (g)
Ag4 = AB
4. Analisa Gaya Inersia
f2 = m2.Ag2 , arahnya berlawanan dengan arah Ag2
Letak f2 di titik G2 , karena h2 = I2. α2 /f2 = 0, karena α2 = 0
f3 = m3. Ag3 , arahnya berlawanan dengan arah Ag3 dan letak f3 berjarak h3 dari
titik G3 dan menghasilkan Torsi yang arahnya berlawanan dengan arah α3 , gambar
(h), dimana h3 = I3. α3/ f3
CATATAN: jarak h dalam gambar soal harus diskala sesuai dengan skala gambar
soal
F4 = m4. Ag4 , arahnya berlawanan dengan arah Ag4 , letaknya di titik G4
Contoh Penerapan.

A
Diketahui : Mekanisme Engkol-Peluncur
G2 G3 O2A = 6 cm, O2G2 = 4 cm, AB = 22,5 cm
(a)
B=G4
O2 AG3 = 10 cm, 2 = 100 rad/s konstan
3cm VB (ccw)
VBA
m2 = 2,5 kg ; I2 = 0,006 kg.m2
m
1,5c

(b)
m3 = 4,0 kg ; I3 = 0,045 kg.m2

A VA VBA m4 = 3,0 kg
(c)
Ditanya :
B
a. Besar, arah, dan letak gaya Inersia
setiap link
b. Torsi yang harus diberikan pada
Engkol agar system setimbang
(d ) Penyelesaian :
1. Analisa kecepatan
VA = O2A. 2 = 0,06 , 100 = 6 m/s
VB = VA + VBA
107

b: ?  ?
a: //bid  O2A  AB
Buat polygon kecepatan dengan
skala V : 1 cm = 2 m/s
/
maka panjang VA = /
𝑥1𝑐𝑚 = 3 𝑐𝑚

Dari polygon V, diperolih : gambar (b)


VB = 3 cm = 𝑥2𝑚/𝑠 = 6 𝑚/𝑠
,
VBA = 1,5 cm = 𝑥2𝑚/𝑠 = 3 𝑚/𝑠

3 = = ,
= 13,3 𝑟𝑎𝑑/𝑠 ,gambar ( c)

2. Analisa Percepatan
AA = AAn = O2A. 22 = 0,06 , 1002 =600 m/s2
Arahnya dari A  O2
Mencari AB dari link 3
AB = AA + ABAn + ABAt
b: ?   ?
a: // bid AO2 BA  AB
ABA = AB. 3 = 0,225. (13,3) = 40 m/s2
n 2 2

Buat polygon percepatan gambar (d), dengan Skala A : 1 cm = 50 m/s2 ,Sehingga didapat :
/ /
Panjang AA = /
𝑥1𝑐𝑚 = 12 𝑐𝑚 dan Panjang ABAn = /
𝑥1𝑐𝑚 = 0,8 𝑐𝑚
,
Dari Poligon A, diperolih : AB = 4,4 cm = 𝑥50 m/s2 = 202 m/s2
,
ABAt = 10,5 cm = 𝑥50 m/s2 = 505 m/s2

Dari ABAt = (AB).α , maka α = = = 2244 rad/s2 , arahnya ccw


.
Mencari percepatan titik berat setiap link
Ag2 = Ag2n = O2G2.22 = 0,04 . 1002 = 400 m/s2 , arahnya dari G2  O2
Ag3 = AA + Ag3An + Ag3At
Dimana : Ag3An = AG3.32 = 0,1x 13,32 = 18 m/s2
Ag3At = AG3xα3 = 0,1 x 2244 = 224,4 m/s2
Buat polygon percepatan dari persamaan diatas, gambar (d)
Dari Poligon percepatan didapat :
Ag3 = 7,8 cm = 7,8 x 50 m/s2 = 390 m/s2
Ag4 = AB = 202 m/s2
108

3. Analisa Gaya Inersia, lihat gambar ( e )


f2 = m2 x Ag2 = 2,5 x 400 = 1000 N, arahnya berlawanan arah dengan arah Ag2 , dan
letaknya di titik G2
f3 = m3 x Ag3 = 4 x 390 = 1560 N, arahnya berlawanan arah dengan arah Ag3, dan
. ,
letaknya berjarak h3 dari titik G3 , dimana h3 = = = 6,5 cm

f4 = m4 x Ag4 = 3 x 202 = 606 N, arahnya berlawanan dengan arah Ag4 , dan letaknya di
titik G4

(e )

4. Analisa Dinamika
Analisa gaya-gaya pada setiap link., gambar ( f )
Pada link 3 F43 diurai menjadi F43n dan F43t ( F43 = F43n + F43t ), dan terdapat gaya f3 dan
F23
Dari persamaan ∑MA = 0, bisa dicari F43t secara grafik, dengan dengan skala F: 1 cm =
100 N ,gambar ( g ) ,arah F43 tegak lurus batang AB ke bawah, sehingga reaksinya
F34t = - F43t (arahnya berlawanan)
Pada link 4 terdapat gaya-gaya: P, f4 , F34n , F34t , dan F14 (terdapat 2 anu, yaitu besar
F34n dan besar F14, sehingga bisa dibuat polygon F berdasarkan persamaan :
P + f4 + F34t + f34n + F14 = 0
Dari Poligon didapat besar F34n dan F14 , gambar ( h )
Akibatnya pada link 2 terdapat 2 anu, yaitu besar dan arah F23 , sehingga dapat dibuat
polygon F berdasarkan persamaan : f3 + F43n + F43t + F23 = 0,
Dari polygon di dapat besar dan arah F23 , gambar ( i ), sehingga sebagai reaksinya pada
link 2 didapat F32 = - F23 ( arahnya berlawanan )
Pada link 2 terdapat 3 gaya yaitu F32, F12, dan f2 serta sat Torsi, T2
109

Supaya sistim setimbang,harus terpenuhi ∑F = 0 dan ∑M = 0


Maka F32 + f2 + F12 = 0, (F32 + f2 ) = R, dicari secara jajaran genjang sehingga diperolih
gaya R = 3,2 cm atau R = 3,2 x 100 = 320 N, gambar ( j )
Sehingga dilerolih F12 = R = 320 N dengan arah berlawanan arah R
Dari ∑M = 0, T2 + Rxh = 0, dimana h diukur dari gambar ( j ), h = 1 cm, karena skala
gambar : 1:5, maka harga h = 1 x 5 = 5 cm = 0,05 m
Maka T2 = - Rxh = 320 x 0,05 = 16 Nm
Jadi supaya system setimbang, maka pada link 2 harus diberi Torsi sebesar = 16 Nm,
dengan arah searah jarum jam (cw)
110

Anda mungkin juga menyukai