Gilang Widi
Gilang Widi
Oleh :
SYARIF ARDIYANTO
D200150050
Abstrak
Kopling gesek pelat tunggal adalah salah satu bagian dari komponen pada
kendaraan yang digunakan untuk mentransfer torsi dan kecepatan dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan tanpa terjadi selip. Penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan hasil antara perhitungan matematika (manual) dengan
metode elemen hingga pada perancangan kopling gesek pelat tunggal. Pengujian
dilakukan pada poros dengan bahan S30C, spline dengan bahan S30C, pelat gesek
dengan bahan baja paduan dan pegas dengan bahan kawat baja karbon. Hasil dari
proses simulasi dengan perhitungan matematika (manual) dibandingkan dan hasil
penyimpangan maksimum sebesar 4,188%, dengan batas penyimpangan sebesar 10%
sehingga penyimpangan diterima. Proses pemodelan komponen dan simulasi
menggunakan software Solidworks17.
Kata Kunci : Kopling Gesek Pelat Tunggal, Metode Elemen Hingga, software
Solidworks17 .
Abstract
Single plate friction clutch is one part of the components of the vehicle used to
transfer torque and speed from the drive shaft to the shaft that is driven without
slippage. This study aims to compare the results of mathematical calculations
(manual) with the finite element method in the design of a single plate friction
coupling. Tests carried out on the shaft with S30C material, spline with S30C
material, friction plates with alloy steel material and springs with carbon steel wire
material. The results of the simulation process with mathematical calculations
(manual) are compared and a maximum deviation of 4,188% is obtained, with a
deviation limit of 10% so that the deviation is accepted. Process of component
modeling and simulation using a software Solidworks17.
1
Keywords : Single Plate Friction Coupling, Finite Element Method. software
Solidworks17.
1. PENDAHULUAN
Kopling adalah alat mekanis yang meneruskan tenaga penggerak ke mekanisme
lain, biasanya dengan menghubungkan mekanisme yang digerakkan dengan
mekanisme penggerak. Komponen sebaliknya adalah rem, yang menghambat
gerakan. Kopling berguna pada perangkat yang memiliki dua poros berputar, pada
perangkat ini, satu poros biasanya terpasang ke motor atau unit daya lain (bagian
penggerak), dan poros lainnya (bagian yang digerakkan) memberikan daya output
untuk pekerjaan yang harus dilakukan. Dalam bor mesin misalnya, satu poros
digerakkan oleh motor, dan yang lain menggerakkan bor chuck. Kopling
menghubungkan dua poros sehingga keduanya dapat dikunci bersama dan berputar
pada kecepatan yang sama (diaktifkan), atau dipisahkan dan berputar pada
kecepatan yang berbeda (terlepas) (Sreevani, 2015).
Secara umum kopling gesek dipakai pada suatu sistem dimana sistem
penggerak dan sisitem yang digerakkan harus dihubungkan dan atau dilepas ketika
sistem tersebut sedang bekerja. Peralatan ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu
dua buat pelat atau bidang gesek yang masing-masing dihubungkan dengan poros
input dan poros output. Poros input berhubungan dengan sisitem penggerak
sedangkan poros output dengan sistem yang digerakkan. Pengaplikasian sistem
kopling gesek pelat tunggal bisa dilihat pada Mobil Mitsubishi Xpander.
Kopling tidak hanya terdiri atas satu komponen saja, tetapi terdiri dari
beberapa komponen dengan jenis material dari setiap komponen yang berbeda-
beda. Sehingga untuk perancangan sebuah kopling dibutuhkan waktu yang relatif
lama karena harus menghitung kekuatan material dari setiap komponen kopling
tersebut, selain itu apabila dibutuhkan penggantian komponen kopling dengan jenis
material yang berbeda membutuhkan waktu yang relatif lama. Metode elemen
hingga merupakan suatu program yang digunakan didunia industri untuk membantu
para perancang. Dengan menggunakan metode elemen hingga waktu yang
diperlukan untuk penggantian material ataupun ukurannya dapat dipersingkat.
2
2. METODE
2.1 Diagram Alir
Penelitian dilakukan sesuai dengan diagram alir yang ditunjukan pada gambar 1
3
2.2 Spesifikasi Komputer
Dalam simulasi ini digunakan komputer yang mumpuni untuk melakukan simulasi
dan pemodelan. Pemodelan dan simulasi dilakukan pada software Solidworks17.
Adapun spesifikasi komputer adalah sebagai berikut :
Processor : Intel(R) Core(TM) I3 CPU M330 @ 2.13GHz
Memory : 2,00 GB RAM
Computer Name : LENOVO-PC
OS : Windows 7 Pro 64-bit
= 122,6115 N.m
= 122611,5 N.mm
b. Tegangan geser yang terjadi pada poros (𝜏𝑠 ) dihitung dengan persamaan
2 (Khurmi dan Gupta, 2005).
π 3
T = x τp x (Dp ) (2)
16
π
122611,5 = x τp x (28)3
16
𝜋
122611,5 = x 𝜏𝑝 x 21952
16
122611,5 = 4308,08 𝜏𝑝
122611,5
𝜏𝑝 = 4308,08
4
𝜏𝑝 = 28,461 N/mm2
c. Poros menggunakan bahan S30C (baja karbon untuk konstruksi mesin)
(Sularso, 2002) dengan kekuatan tarik bahan (𝜎𝑢𝑏 ) sebesar 48 Kg/mm2,
dengan diketahui faktor keamanan bahan sebagai berikut:
Sf1 = 6
Sf2 = 2,15
Dimana :
Sf1 = Faktor keamanan dari batas kekuatan tarik bahan, untuk bahan
S-C dengan pengaruh massa dan paduan baja digunakan faktor
keamanan sebesar 6,0.
Sf2 = Faktor keamanan yang digunakan jika poros terdapat alur pasak
atau dibuat bertangga, faktor keamanan diambil antara nilai
1,3-3,0.
Maka tegangan geser bahan yang diizinkan (𝜏𝑏 ) dihitung dengan
persamaan 3 (Sularso, 2002).
σub
τb = (3)
Sf1 x Sf2
48
= 6 x 2,15
= 3,721 Kg/mm2
= 36,503 N/mm2
Jadi, 𝜏𝑝 < 𝜏𝑏 atau 28,461 N/mm2 < 36,503 N/mm2
Bahan S30C aman digunakan.
2. T
= Dp
5
2 . 122611,5
= = 8757,964 N
28
= 3,5 mm
d. Lebar spline (bs) dihitung dengan persamaan 7 (Khurmi dan Gupta,
2005).
bs = 0,25 . Ds (7)
= 0,25 . 35
= 8,75 mm
e. Panjang spline (ls) karena material spline dan poros sama (τp = τb).
Dihitung dengan persamaan 8 (Khurmi dan Gupta, 2005).
ls = 1,571 . Ds (8)
= 1,571 . 28
= 43,988 mm
f. Jumlah spline (Zs) dihitung dengan persamaan 9.
Dp
π . ( ⁄2)
Zs = (9)
bs
3,14 . (28⁄2)
= 8,75
= 5,024
= 6 buah
g. Gaya yang terjadi pada setiap spline (Fs) Dihitung dengan persamaan
10.
F𝑝
Fs = (10)
Z𝑠
6
8757,964
= 6
= 1459,661 N
h. Tegangan geser yang terjadi pada spline (τs ) dihitung dengan
persamaan 11.
Fs
τs = b (11)
s . ls
1459,661
= 8,75 . 43,988
= 3,792 N/mm2
Jadi, τs < τb atau 3,792 N/mm2 < 36,503 N/mm2
Bahan S30C aman digunakan.
i. Tegangan crushing yang terjadi (σcs) dihitung dengan persamaan 12.
𝐹𝑠
σcs = 𝐻𝑠 . (12)
𝐿𝑠
1459,661
= 3,5 . 43,988
= 9,481 N/mm2
Spline menggunakan bahan S30C dengan kekuatan tarik bahan (σb)
sebesar 48 kg/mm2 (470,88 N/mm2) (sularso, 2002).
Jadi σcs < σb sehingga bahan S30C aman digunakan.
7
Tabel 1 Sifat material untuk lapisan permukaan gesek.
Maximum
Coefficient Maximum
Material Of Friction Operating Operating
Of Pressure
Surface Condition Temperature
Friction (N/mm2)
(oC)
Cast iron on cast iron
Dry 0,15-0,20 250-300 0,25-0,4
or steel
8
d. Dimana harga Rf adalah hasil (1) dan rumus (15), dengan nf = 2 (untuk
kedua sisi plat efektif) menjadi :
π
T = . μf . R3f . 𝑃f . nf
2
π
122611,5 = 2 0,2 . R3f . 0,25 . 2
bf = 23,25 mm
f. Diketahui r1 dan r2 = Radius luar dan dalam dari plat kopling, lebar
muka (lebar radial) pelat sama dengan perbedaan jari-jari luar dan
dalam, dihitung dengan persamaan 17 (Khurmi dan Gupta, 2005).
bf = r1 - r2 (17)
r1 - r2 = 23,25 mm.
g. Dengan pemakaian seragam dan radius rata-rata pelat kopling, dihitung
dengan persamaan 18 (Khurmi dan Gupta, 2005).
r1 +r2
Rf = (18)
2
r1 + r2 = 2 . Rf = 2 .93 = 186 mm
h. Substitusi dari persamaan (17) dan (18), didapatkan sebagai berikut
r1 + r2 = 186 x1 r1 + r2 = 186
r1 - r2 = 23,25 x1 r1 - r2 = 23,25 -
2r2 = 162,75
162,75
r2 = 2
r2 = 81,375 mm
Maka r1,
9
r1 - r2 = 23,25
r1 = 23,25 + r2
r1 = 23,25 + 81,375
r1 = 104,625 mm
∴ r1 = 104,625 mm dan
r2 = 81,375 mm
3.1.4 Perhitungan Pegas
Proses perhitungan pegas pada kopling gesek pelat tunggal menggunakan
material yang telah ditetapkan dengan spesifikasi seperti pada tabel 4.2
(Khurmi dan Gupta, 2005).
Tabel 2 Sifat Material Pegas
Allowable Shear Stress, τ
(MPa) Modulus Of Modulus Of
Material Rigidity, G Elasticity, E
Severe Average Light (kN/m2) (kN/mm2)
Service Service Service
1. Carbon steel
a. Up to 2,125 mm
420 525 651
dia
a. 2,125 to 4,625 mm 385 483 595
b. 4,625 to 8,00 mm 336 420 525
c. 8,00 to 13,25 mm 294 364 455
d. 13,25 to 24,25 mm 252 315 392 80 210
e. 24,25 to 38,00 mm 224 280 350
2. Music wirs 392 490 612
3. Oil tempered wire 336 420 525
4. Hard-drawn spring 280 350 437,5
wire
5. Stainless-steel wire 280 350 437,5 70 106
6. Monel metal 196 245 306 44 105
7. Phosphor bronze 196 345 306 44 105
8. Brass 140 175 219 35 100
10
dc = 4,877 mm
C =6
n =4
Dari data material yang dipilih maka proses perhitungan pegas adalah :
a. Gaya aksial pada Spring (Ws) dihitung dengan persamaan 19 (Khurmi
dan Gupta, 2005).
𝑇
Ws = 𝑛.𝑅𝑐 (19)
122611,5
Ws = 4 . 48,69
Ws = 629,552 N
b. Faktor tekanan Wahl (K) dengan C = 6 (springs index) dihitung dengan
persamaan 20 (Khurmi dan Gupta, 2005).
1
Ks = 1 + 2𝐶 (20)
1
= 1 + 2. 6
= 1,0833
c. Tegangan Geser Maksimum (τ) pada pegas dihitung dengan persamaan
21 (Khurmi dan Gupta, 2005).
8 . Ws . Dc
τ =K. (21)
π . dc3
8 x 629,552 x 18,75
τ = 1,0833 x π .4,8773
102299,052
τ = 364,24
τ = 280,8559 N/mm2
jadi, τ < τc atau 280,8559 N/mm2 < 525 N/mm2
Bahan carbon steel aman digunakan
d. Defleksi pegas (δ) (Dengan jumlah lilitan aktif, nc = 4). Dihitung dengan
persamaan 22 (Khurmi dan Gupta, 2005) :
8 . 𝑊𝑠 . 𝐶 3 . 𝑛𝑐
δ = (22)
𝐺. 𝑑𝑐
8 . 629,552 . 63 . 4
= 80 𝑥 103 . 4,877
4351463,424
= 390160
11
= 11,153 mm
e. Jumlah total coil (lilitan) (n′c ) dihitung dengan persamaan 23 (Khurmi dan
Gupta, 2005) :
n′c = nc + 2 (23)
=4+2
=6
f. Panjang bebas pegas (Lc) dihitung dengan persamaan 24 (Khurmi dan
Gupta, 2005) :
Lc = n′c . dc + δ + 0,15 . δ (24)
= 6 . 4,877 + 11,153 + 0,15 × 11,153
= 42,087 mm
g. Pitch Coil (pc) dihitung dengan persamaan 25 (Khurmi dan Gupta, 2005):
L
pc = n′ −c 1 (25)
c
42,087
= 6−1
= 8,4174 mm
12
Kondisi beban pada poros diperlihatkan pada tabel 3.
Tabel 3 beban poros
Beban Harga
Momen Torsi 122611,5 N.mm
13
Gambar 4 Desain spline model seperempat bagian
14
3.2.3 Simulasi Tegangan Pelat Gesek
Proses simulasi dari pemodelan pelat gesek dengan bahan cast iron
dan spesifikasi dimensi geometri seperti pada tabel 6.
Tabel 6 Ukuran geometri pelat gesek
Dimensi Harga
D1 209,25 mm
D2 162,75 mm
Tebal 10 mm
Dengan kondisi batas beban pada pelat gesek seperti pada tabel
7
Tabel 7 Kondisi batas pelat gesek
Beban Harga
Gaya 3394,733 N
Kecepatan 6000 rpm
628,319 Rad/s
15
Penelitian pada pelat gesek menggunakan data properti dari
material Cast Iron seperti pada tabel 8 (Matweb, 2019).
Tabel 8 Data properti material pelat gesek (cast iron)
Massa Jenis Modulus Elastisitas
Poissons Ratio
(Ton/mm3) (N/mm2)
5,54 x 10-9 63 x 103 0,25
16
Desain dari pegas seperti pada gambar 8:
Dengan kondisi batas beban pada pegas seperti pada tabel 10.
Tabel 10 Kondisi batas pegas
Beban Harga
Gaya 629,552 N
17
Hasil simulasi dengan software solidworks maka diperoleh
visualisasi pada gambar 9. Dari hasil ini dapat diketahui distribusi
tegangan von mises yang terjadi sebesar 503,01 N/mm2.
18
3.4 Perbandingan Dimensi
Perbandingan dimensi / ukuran antara perhitungan manual dengan
dimensi kopling mobil mitsubhisi Xpander.
Tabel 13 Perbandingan Dimensi
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis hasil penelitian antara perhitungan
matematika (manual) dengan proses simulasi pada komponen kopling
gesek pelat tunggal maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perancangan kopling gesek pelat tunggal dengan
menggunakan perhitungan matematika (manual) didapatkan data
sebagai berikut:
a. Poros
Dari hasil perhitungan matematika (manual) didapat tegangan
geser yang terjadi sebesar s = 28,461 N/mm2
b. Spline
Dari hasil perhitungan matematika (manual) didapat tegangan
tekan yang terjadi sebesar p (total) = 9,4809 N/mm2
c. Pelat gesek
Dari hasil perhitungan matematika (manual) didapat pressure
yang terjadi sebesar P = 0,25 N/mm2
d. Pegas
Dari hasil perhitungan matematika (manual) didapat tegangan
geser yang terjadi sebesar c = 525 N/mm2
2. Hasil perancangan kopling gesek pelat tunggal dengan
menggunakan metode elemen hingga.
a. Poros
19
Dari hasil simulasi dengan menggunakan software solidworks
dapat diketahui distribusi tegangan geser yang terjadi sebesar
28,713 N/mm2
b. Spline
Dari hasil simulasi dengan menggunakan software solidworks
dapat diketahui distribusi tegangan tekan yang terjadi sebesar
9,882 N/mm2
c. Pelat gesek
Dari hasil simulasi dengan menggunakan software solidworks
dapat diketahui distribusi tekanan maksimal yang terjadi sebesar
0,2583 N/mm2
d. Pegas
Dari hasil simulasi dengan menggunakan software solidworks
dapat diketahui distribusi tegangan geser yang terjadi sebesar
503,01 N/mm2
3. Hasil antara perhitungan matematika (manual) dengan
menggunakan metode elemen hingga pada perancangan kopling
gesek pelat tunggal adalah valid dan bisa diterima karena
penyimpangan maksimum adalah 4,188 % dengan batas
penyimpangan yang dapat diterima adalah 10 %.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis berharap agar
peneliti selanjutnya dapat:
1. Menggunakan bahan dari besi cor sebagai bahan untuk disimulasikan.
2. Mensimulasikan kopling kaku dengan solidworks.
DAFTAR PUSTAKA
Sularso. Kiyokatsu Suga. 2004. “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin”. Jakarta : Pradnya Paramitra
Khurmi, R.S J.Gupta. 2005. “Machine Design”. New Delhi : Eurasia Publishing
House
Purohit, Rajesh. Pooja Khitoliya And Dinesh Kumar Koli. 2014. “Design And
Finite Element Analysis Of Anautomotive Clutch Assembly”. Procedia
Materials Science.
Abdullah. Schlattmann And Emir Pireci. 2013. “Optimization Of Shape And Disign
Parameters Of The Rigid Clutch Disc Using FEM”. FEM Transactions.
Pp.317-324
20
Isworo, Hajar. Pathur Razi Ansyah. 2018. “Metode Elemen Hingga”. Banjarmasin
: Universitas Lambung Mangkurat.
Jadhav. Anil. Dkk. 2017. “Static Structural Analysis Of Multiplate Clutch With
Different Friction Materials”. Internasional Journal Of Engineering
Research And Technology, ISSN:2278-0181
21