Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

DIBUAT OLEH :
NAMA : NIM :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis wajarnya terkait dengan produksi dan distribusi produk dan jasa, kontribusi nyata dari
sebuah bisnis kepada masyarakat merupakan manajemen risiko. Namun para manajer lebih
memilih berasumsi bahwa manajemen risiko yaitu risiko mengontrak manusia, modal fisik dan
uang untuk membentuk suatu produk atau jasa yang mungkin bisa diterima oleh masyarakat.
Jika sukses akan untun, dan jika kalah akan bangkrut. Jadi manajemen sangat menantang level
internasional karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
Manajemen risiko dalam level perusahaaan, saat ini risiko banyak dilihat dari portofolio
investasi dengan banyak fungsi bisnis yang dikoordinasikan oleh manajer keuangan senior.
Namun faktor-faktor dari berbagai dimensi bervariasi antar perusahaan. Jadi akuntan
manajemen harus bisa mengamati faktor ini untuk diberikan ke manajer risiko dengan data
yang relevan dan terbaru. Selanjutnya dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko, informasi
yang terdapat dalam laporan kinerja manajemen risiko ditinjau kembali yang mana akan
mempengaruhi atau mengubah tujuan strategis dan proses identifikasi risiko.
Meskipun manajemen risiko merupakan perkara yang dapat diatur, bukan berarti mengurangi
pentingnya manajemen risiko ditingkat individu. Pada tingkat ini, biasanya bendaharawan
diseluruh dunia menghargai cara-cara yang baru dan unik untuk menghindari risiko pasar.
Usaha pelayanan keuangan pun juga menawarkan prpoduk perlindungan keuangan. Begitupun
para penyusun standar akuntansi di dunia juga sedang berusaha menyusun prinsip pengukuran
dan pelaporan yang cocok untuk produk keuangan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya manajemen risiko keuangan ?
2. Apa saja peranan akuntansi dalam proses manajemen risiko?
3. Bagaimana lindung nilai aset dan kewajiban yang diakui atau kesepakatan perusahaan
yang tidak diakui ?
4. Bagaimanakah lindung nilai investasi bersih dalam operasional asing ?
5. Bagaimana berspekulasi dalam mata uang asing ?
6. Bagaimana pengungkapan manajemen risiko keuangan ?
7. Bagaiamana tolak ukur yang sesuai dengan manajemen risiko ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan risiko pasar. Meskipun volatilitas
harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya:
1. Risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan
secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
3. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
6. Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat
selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
Contohnya, perusahaan di Swedian yang mengeluarkan saham baru kepada investor-investor
dalam negeri mungkin melihat risiko pasar sebagai pemanjanan (Volatilitas) terhadap naiknya
harga-harga saham. Kenaikan harga-harga saham yang tidak diperkirakan ini merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan jika pihak penerbit saham mengeluarkan saham yang lebih
sedikit jumlah uang yang sama dengan cara menunggu. Seorang investor Swedia, sebaliknya
akan melihat risiko sebagai kemungkinan jatuhnya harga ekuitas. Jika harga saham secara
signifikan dalam waktu dekat, investor biasanya lebih memilih untuk menunggu daripada
membeli.
Orang-orang dipasar cenderung menolak risiko. Oleh karena itu sebagian besar mereka akan
menukarkan sebagian laba operasional dari perubahan harga yang merugikan. Perantara
keuangan dan makelar pasar telah memberikan respon dengan menciptakan produk keuangan
yang memungkinkan orang-orang di pasar untuk mentransfer risiko perubahan harga yang
tidak diperkirakan kepada orang lain, yang disebut mitra pengimbang.
Apa Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan ?
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Adanya harapan yang
besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Mengendalikan risiko keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor
menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko pasar.
Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik.
Stabilitas laba mengurangi risiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif
membuat perusahaan bisa konsentrasi pada risiko bisnis utama.
B. PERANAN AKUNTANSI
Akuntan manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
a. Mengenali Risiko-risiko Pasar
Pemetaan risiko merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali beragam jenis risiko
pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja ini dimulai dengan memeriksa hubungan antara
beragam risiko pasar dengan value drivers sebuah perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya
disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan
dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas
dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan
antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
b. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya
kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.
Sebagai contoh, importir yang memiliki kesepakatan pembelian perusahaan yang terbilang
dalam mata uang asing dapat memilih untuk tidak melakukan pencegahan risiko jika dia yakin
bahwa mata uang asing akan melemah sebelum tanggal pengiriman. Seorang akuntan akan
mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan biaya yang dikeluarkan, juga biaya-biaya
dan keuntungan terdahulu dengan cara mengamati pergerakan pasar.
c. Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup :
1) Antisipasi pergerakan kurs
2) Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3) Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4) Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
1. Meramalkan Perubahan Nilai Tukar
Dalam meramalkan program manajemen risiko bursa, manajer keuangan harus memiliki
informasi tentang arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai tukar. Jika mengetahui prospek
nilai tukar, manajer keuangan dapat menyusun pengukuran pertahanan dengan lebih efektif dan
efisien. Namun, ketepatan yang pasti dalam memperkirakan pergerakan mata uang masih sulit.
Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata
uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:
• Perbedaan Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
• Neraca Perdagangan (balance of trade)
• Neraca pembayaran (balance of payment)
• Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and
debt capacity)
• Anggaran nasional (national budget)
• Kurs forward (forward exchange quotations)
• Kurs tidak resmi (unofficial rates)
• Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies)
• Perbedaan suku bunga (interest rate differentials)
• Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)

2. Mendefinisikan dan Menghitung Risiko


Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu translasi dan transaksi :
a) Potensi Rsiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata
uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal,
pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva
atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi risiko kurs jika suatu perubahan
dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
b) Potensi Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing
yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak
seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
d. Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang
memungkinkan penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya
mnegalihkan risiko pasar kepada orang lain. Pengetahuan tentang aturan-aturan menejemen
akuntansi berkenaan dengan derivative merupakan hal yang penting ketika kita sedang
merancang strategi lindung nilai yang efektif untuk perusahaan. Untuk memahami seberapa
penting auntansi lindung nilai, kita menggambarkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai
dasar. Pertama-ama, tinjaulan komponen dasar dari laporan keuangan (pajak hilang).
Para analisis biaya berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi seberapa baik
manajemen dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas dampak
pembauran dari kejadian-kejadian yang tidak biasa. Perlakuan akuntansi pada derivatif
keuangan yang mendapat sambutan secara operasional adalah menandai produk untuk
dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian yang dianggap sebagai komponen pendapatan
non-operasional. Masalah akuntansi terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta
asing memiliki hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan
memiliki arti apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau kewajiban
dalam laporan keuangan.
1) Kontrak Valuta Asing Berjangka
Pengimpor dan pengekspor biasanya menggunakan kontrak valuta asing berjangka ketika
barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual kepada pihak
asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko keuntungan atau kerugian
transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal transaksi dan penyelesaian. Kontrak
berjangka juga melindungi nilai mata uang asing antisipasi yang dapat dibayar atau dibayarkan
kembali (kesepakatan mata uang asing) dan dapat digunakan untuk pertukaran yang diatur dan
karenanya bersifat kurang likuid daripada kontrak-kontrak lainnya. Dengan kata lain, kontrak
ini bersifat fleksibel dalam jumlah dan waktunya.
Kontak valuta asing berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima sejumlah
mata uang asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang akan datang,
dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai berjangka.
2) Opsi Keuangan
Kontrak ijon keuangan (futures contract) adalah hal yang serupa dengan kontrak berjangka
(forward contract). Seperti halnya kontrak berjangka, kontrak ijon merupakan kesepakatan
untuk membeli atau mengirim sejumlah mata uang asing pada tanggal di masa yang akan
datang dengan harga yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah, kontrak ijon dapat
memungkinkan penyelesaian kas dari pada pengiriman dan dapat dibatalkan sebelum
pengiriman dengan membuat kontrak koompensasi untuk instrumen kuangan yang sama.Cara
kerja kontrak ijon, jika alpha corporation meminjam yen selama 3 bulan dan ingin melindungi
dirinya dari apresiasi yen sebelum jatuh tempo, perusahaan ini dapat membeli kontrak ijon
untuk menrima jumlah yen yang setara dalam 90 hari. Apresiasi yen ini dapat menyebabkan
keuntungan pada kontrak ijon, menjadi kompensasi kerugian pinjaman yen.
3) Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak pada pembeli untuk membeli (tarif) atau menjual (tawar)
mata uang dari penjual (penulis) dengan harga yang ditentukan (pengacau) pada atau sebelum
tanggal yang ditentukan (strike). Opsi tipe Eropa hanya dapat dilaksanakan pada tanggal
berakhirnya. Opsi tipe Amerika dapat dilaksanakan kapan pun hingga dan termasuk tanggal
berakhirnya.Pembeli hak tarik membayar premi untuk opsi dan keuntungan jika harga aset
pokok melebihi harga pangacau pada saat jatuh tempo. Pembeli hak tawar memperoleh
keuntungan jika harga jatuh dibawah harga pengacau pada akhir periode. Opsi mata uang juga
bisa digunakan untuk mengatur pendapatan. Anggaplah bahwa seorang penjual opsi meyakini
bahwa nilai euro akan naik dalam waktu tertentu.
4) Swap Mata Uang
Swap mata uang terdiri atas perubahan kini dan nanti dari dua mata uang yang berbeda pada
kurs yang ditetapkan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk
mengakses pasar modal yang tadinya tidak dapat diakses dengan biaya yang layak. Swap mata
uang juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk menjalankan lindung nilai terhadap risiko
nilai tukar yang muncul dari bisnis internasional.
Alpha Corporation (perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris) ingin meningkatkan
10.000.000 dari utang nilai tetap dalam poundsterling Inggris untuk membiayai perusahaan
baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif belum dikenal oleh investor Inggris. Hal
yang sama juga terjadi pada Beta Company yang berlokasi di Inggris. Perusahaan ini ingin
membiayai anak perusahaan yang ada di New York dengan jumlah modal dolar yang serupa.
Dalam situasi ini Bank Gamma dapat mengakomodasi dua perusahaan tersebut dengan
melakukan swap mata uang dolar AS/ poundsterling Inggris. Jika nilai tukar swap 1,00 dolar
= 0,66 poundsterling (keduanya pada masa awal dan masa jatuh tempo); waktu swap tersebut
adalah 5 tahun, dan swap ini menentukan suku bunga sebanyak 10% dalam poundsterling dan
8% dalam dolar. Pola arus kas, pada masa awal Alpha Corporation menukar 10.000.000 dolar
untuk 6.600.000 poundsterling daru Beta Company. Anggaplah bunga yang dibayar pertahun.
Alpha membayar 660.000 poundsterling pada Beta setiap tahun. Dan beta membayar 800.000
dolar pada Alpha.
Sebagai hasil transaski swap ini, baik Alpha Corporation dan Beta Company, Ltd. telah bisa
mengakses dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan keduanya bisa
mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar. Perusahaan berutang pada
keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan pnjaman di pasar dalam negerinya,
sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan pinjaman mata uang asing dengan harga yang
lebih rendah dari pada degan cara lain.
5) Perlakuan Akuntansi
Badan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan FAS no. 133, dan diamandemen oleh FAS
138 dan diperjelas oleh FAS 149, untuk memberikan sebuah pendekatan yang menyeluruh
terhadap akuntansi bagi transaksi derivative dan lindung nilai. IAS 39, yang baru-baru ini
direvisi, berisi petunjuk-petunjuk sama yang memberikan, untuk pertama kalinya, panduan
universal mengenai akuntansi dalam keuangan derivatif. Meski kedua ketetapan ini memiliki
tujuan yang sama, standar-standar ini rincian panduan penerapannya berbeda.
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak
konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Sebagian besar instrument keuangan, yang
sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB
menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk
memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif
dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan
tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.
Provisi dasar standara-standar ini adalah :
• Semua instrumen derivatif harus dilaporkan dalam neraca sebagai aset dan kewajiban.
Pos-pos tersebut harus dicatat dengan nilai wajar, termasuk pos-pos yang disimpan
dalam kontrak penyelenggara yang tidak dijabarkan dengan nilai yang seimbang.
• Laba dan rugi dari perubahan-perubahan dalam nilai yang seimbang dari instrumen
derivatif bukanlah termasuk aset dan kewajiban. Laba dan rugi secara otomatis
termasuk ke dalam pendapatan jika laba dan rugi tersebut tidak berperan sebagai
lindung nilai.
• Lindung nilai harus sangar efektif untuk memenuhi syarat perlakuan akuntansi khusus.
• Hubungan lindung nilai harus dicatat secara keseluruhan untuk keuntungan pembaca
laporan.
• Laba dan rugi lindung nilai investasi bersih mata uang asing scara langsung dilaporkan
dalam pendapatan komperhensif lainnya. Laba rugi ini setelah itu diklasifikasi lagi
kedalam pemasukan saat ini ketika anak perusahaan terjual atau dilikuidasi.
• Laba atau rugi dalam lindung nilai arus kas yang belum pasti, seperti penjualan ekspor
yang diperkirakan, secara langsung dianggap sebagai elemen pendapatan
komperhensif. Laba rugi termasuk pendapatan ketika transaksi yang diperkirakan
memengaruhi pendapatan.

6) Masalah-masalah Praktis
Meskipun panduan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah berperan dalam
menjelaskan pengakuan dan pengukuran derivatif, beberapa masalah masih tersisa. Masalah
pertama berhubungan dengan penentuan nlai wajar. Wallace memperkirakan bahwa ada 64
hitungan yang mungkin dipakai dalam mengukur perubahan nilai wajar dari risikoyang dicegah
dan instrumen lindung nilai. Dia menemukan empata cara untuk mengukur perubahan nilai
wajar dari risiko-risiko yang dicegah, yaitu:Nilai pasar seimbang,Penggunaan nilai tukar spot-
to-spot, Penggunaan nilai tukar forward-to-forward, Penggunaan model penetapan harga opsi
Kerumitan pelaporan keuangan juga muncu jika lindung nilai tidak dianggap begitu efektif
dalam mengompensasi risiko valuta asingnya. Namun, ‘begitu efektif’ merupakan anggapan
yang subjektif. Dalam teorinya, begitu efektif berarti korelasi negatif yang sempurna antara
perubahan nilai atau arus kas suatu derivatif dan perubahan dalam nilai atau arus kas dari pos-
pos yang nilainya dilindunzgi. Hal ini menunjukan lingkupan perubahan nilai derivatif yang
dapat diterima.
C. LINDUNG NILAI ASET dan KEWAJIBAN YANG DIAKUI atau KESEPAKATAN
PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKU I
Jika pada tanggal 1 Sep sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-barang
kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar Kanada/
Peso adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1. Eksportir
Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan jika nilai
spot tetap tidak berubah hingga 1 Des. Untuk menghindari menerima kurang dari CAD
140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir Kanada melakukan kontrak
berjangka pada 1 Sep untuk mengirimkan MXP 1.000.000 untuk dolar Kanada pada 1 Des
dengan nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.
Keuntungan atas kontrak berjangka secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso.
Perkiraan margin kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak berjangka merupakan
biaya atas lindung nilai risiko valas.Perlakuan akuntansi yang sama dapat terjadi jika eksportir
kanada tersebut melakukan perjanjian penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan
barang dan menerima pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan
ke depan, dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima
pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.
Tampilan di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan ekspor.
Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan hasil dari komitmen
penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti (antisipasi
transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak berjangka untuk
melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat
dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif. Jumlah ini akan direklasifikasikan
menjadi laba kini di dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar dilakukan.
D. LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASIONAL ASING
Ketika anak perusahaan asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan
perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai
terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga muncul jika
anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang
asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu cara untuk mengurangi kerugian semacam
ini adalah dengan membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan
keuntungan transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.
E. BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan menggunakan
kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing. Kontrak berjangka yang dibeli
ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka adalah indikator terbaik
dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo.
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip
dengan perlakuan untuk kontrak berjangka. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini
berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen
perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan
sebagainya.
F. PENGUNGKAPAN
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan
dan terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan
masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
• Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
• Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
• Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
• Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
• Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
• Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan risiko pasar
• Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan

Kendali Keuangan
Strategi manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai.
Masukan dari sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program manajemen
risiko juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi sesuai.
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi
tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan
hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian tresury perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
G. TOLAK UKUR YANG SESUAI
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan risiko
dan biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan digunakan untuk menilai kinerja
yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem penilaian kinerja mana pun. Tolak
ukur ini harus ditentukan dari awal dalam program perlindungan mana pun dan harus
berdasarkan pada konsep biaya peluang. Ketika program manajemen risiko valuta asing dibuat
terpusat, tolok ukur yang sesuai digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan
risiko perusahaan akan menjadi program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer lokal.
Acuan Yang Tepat
Objek dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan risiko
dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual
merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di
perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada
konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan
eksternal. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya
mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi risiko dan akun-akunkeuangan
untuk keperluan pelaporan eksternal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman dari suatu rangkaian aktivitas manusia. Tujuan
utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul
dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.Akuntansi
manajemen membantu dalam mengenali risiko pasar, mengukur trade offs, akuntansi untuk
produk lindung nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Adanya harapan yang
besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Strategi manajemen risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai.
Masukan dari sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi
kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi
risiko dan akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

https://maksi.binus.ac.id/2019/09/17/mengenal-dan-mengelola-risiko-keuangan/
https://machdarhelmi.wordpress.com/2016/05/08/manajemen-resiko-keuangan/
Edwards, Timothy. 2013. Manajemen Risiko Keuangan. https://www.scribd.com/doc/
169966202/BAB-11-Manajemen-Risiko-Keuangan, diakses 9 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai