PERMASALAHAN
SOLUSI PERMASALAHAN
Mobil elektrik tidak memiliki mesin serumit dan sebesar mobil bensin biasa,
sehingga perawatannya lebih mudah, walaupun dalam kenyataannya sebenarnya
mesin mobil elektrik lebih canggih dan lebih modern. Masalah terbesar bagi mobil
elektrik ialah baterainya. Baterai mobil ini tidak mampu menggerakan mobil
bermassa besar, oleh sebab itulah mobil-mobil elektrik cenderung berukuran kecil.
Saat ini, sebagian besar mobil elektrik menggunakan lead-acid battery.
Adalah General Motors (GM) dan Ford Motor Co. (FMC) yang telah
membuka selubung dari kendaraan bertenaga hibrid-nya, yaitu Chevrolet Volt dan
Ford Airstream, dimana sumber tenaganya berasal dari baterei yang dapat di-
recharge ulang sepanjang malam ketika mobil berada di dalam garasi.
Yang menarik adalah ketika baterei pada Chevrolet Volt dan Ford
Airstream mulai melemah. Untuk Volt, mesin bensin kecil menggerakkan
generator untuk me-recharge baterei, sedangkan Airstream memiliki hydrogen-fed
fuel cell yang aktif saat baterei melemah dan tentunya lebih ramah lingkungan.
Teknologi hibrid ini tidak terbatas layaknya mobil elektrik murni yang
harus menepi untuk mengisi ulang baterei selama lima jam di saat baterei
melemah. Walaupun Chevrolet Volt maupun Ford Airstream telah disetujui untuk
diproduksi - itupun jika supplier baterei dapat mengatasi beberapa hambatan teknis
- nampaknya kedua kendaraan tersebut siap ke dalam format produksi.
Melihat hal itu, para pemasok berupaya mengembangkan versi yang lebih
tahan lama (durable), dan pihak GM berani bertaruh baterei lithium-ion telah dapat
diproduksi massal pada tahun 2010. Saat ini GM sedang membuat hitungan
spekulasi pada baterei tersebut.
Sedikitnya tiga produsen otomotif asal Jepang lainnya, yaitu Toyota Motor
Corp., Honda Motor Co., dan Nissan Motor Co. Ltd sedang berkonsentrasi pada
teknologi plug-in ini. Namun tidak satupun dari ketiga produsen tersebut yang
mempublikasikan untuk melakukan pengembangan pada versi produksinya.
Mobil listrik fuel cell di Indonesia merupakan mobil listrik hibrida seri
antara fuel cell sebagai sumber energi dan baterai lithium sebagai penyimpan dan
pengatur energi. Karena mobil ini menggunakan bahan bakar hidrogen, ramah
lingkungan, dan tidak ada emisi gas efek rumah kaca, maka mobil ini merupakan
teknologi baru yang bisa dijadikan peluang baru bagi Indonesia.
Namun, setelah ada wujud teknologi itu, perlu sistem yang mendukung dari
pemerintah Indonesia. Kita janganlah dulu membicarakan bagaimana nantinya di
lapangan. Yang jelas setiap perkembangan teknologi, dimaksudkan agar pada
saatnya nanti kita membutuhkan, kita sudah siap dan mengerti dengan teknologi
itu. Terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia ini.
SUMBER
cyberwoman.cbn.net.id
www.metaefficient.com
www.electriccarsandcarts.com
www.charterandshuttle.com, blog.360.yahoo.com