Anda di halaman 1dari 22

Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No.

2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X


https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Pemeliharaan Preventif Pompa Vakum STG PLTGU Unit 1 Tambak


Lorok Semarang
Win Alfalah1; Jasmid Edy2; Yunanto Wisnu3
1, 2, 3
Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknik PLN
1
winalfalah@sttpln.ac.id
2
jasmidedy@sttpln.ac.id
3
yunanto.wisnu@gmail.com

ABSTRACT
To increase the efficiency of condensation on the PLTGU (Gas and Steam Power Plant) a low
pressure in condenser is needed, so steam moves faster toward the condenser because high pressure
difference. To reduce pressure in the condenser, a vacuum pump is used. Vacuum pump engine
maintenance in this study is in form of preventive maintenance (repairs carried out with the schedule
scheduled by the component factory and/or by user experience), etc. This is because maintenance
that is considered to be affordable both in terms of cost and field implementation in our country for
power plants currently is preventive maintenance. What will be discussed here is preventive
maintenance at the vacuum pump unit 1 of PT Indonesia Power PLTGU Tambak Lorok, Semarang.
This discussion covers details of the vacuum pump preventive maintenance of each components,
causal relationship of damage to causes, detailed analysis of the damage causes to vacuum pump
components, etc.

Keywords: vacuum pump, steam gas power plant, condenser, preventive maintenance, vacuum pump
components, damage

Jurnal PowerPlant | 117


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

1. PENDAHULUAN
Prinsip kerja pada PLTGU Tambak Lorok tidak jauh berbeda dengan PLTU. Perbedaannya
adalah PLTGU Tambak Lorok memiliki pemanas air laut yang sumber panasnya bukan bahan bakar
melainkan menggunakan panas dari gas buang yang diberikan dari Combuster pada PLTG.
Awal mula-mula udara dimasukkan ke dalam kompresor dengan memalui air filter/penyaring
udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor. Setelah itu, tekanan udara dinaikkan
lalu dialirkan ke ruang bakar (combustor) bersama bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan adalah
bahan bakar gas dan HSD (High Speed Diesel). Setelah tekanan panas dari pembakaran bahan bakar
memutar turbin gas,gas buang disalurkan menuju HRSG dengan melewati Diverter Dumper sebagai
penghubung ke HRSG. Gas buang pada HRSG masing memiliki suhu yang tinggi sekitar 500° C.Dan
panas dari gas inilah yang digunakan untuk memasak air pada HRSG sehingga menjadi uap panas
bertekanan.

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.1. Kondensor
Pada PLTU maunpun PLTGU pasti memiliki system konsensasi atau yang sering diartikan
dengan merubah uap bekas dari LP Steam Turbine menjadi air kondensat yang nantinya di panaskan
untuk menjadi uap kembali. Perpindahan panas merupakan suatu fenomena yang sangat lazim terjadi
pada pembangkit yang memanfaatkan uap panas.
2.2. Pompa Vakum

Gambar 1. Siklus PLTGU


(Sumber: Pengetahuan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)

Pompa vakum adalah sebuah alat untuk mengeluarkan molekul - molekul gas dari dalam
sebuah ruangan tertutup untuk mencapai tekanan Exchanger. Dua media yang memiliki kandungan
energi panas yang berbeda bertemu pada
kondensor. Kondensor adalah salah satu alat yang menggunakan prinsip heat exchanger yang
dimana kondensor berfungsi untuk cycle karena

118 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Gambar 2. Proses uap dan air pada kondensor (Rakhman, 2018)

mengkondensasikan uap air yang berasal dari turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali.
Kondensor menjadi salah satu komponen yang paling penting pada water steam pada alat ini terjadi
perpindahan panas yang masih terkandung pada uap air menuju media pendingin seperti air laut atau
air vakum. Pompa vakum menjadi salah satu komponen penting di beberapa industri besar seperti
pabrik lampu, vacuum coating pada kaca, pabrik komponen-komponen elektronik, pemurnian oli,
bahkan hingga alat - alat kesehatan seperti radiotherapy, radiosurgery dan radiopharmacy.
Pompa vakum membuat kondensor menjadi bertekanan rendah. Fluida yang mengalir pada
pompa vakum berfungsi untuk mengikat gas-gas yang masuk melalui suction connection. Dengan
begitu gas / uap yang sudah di isap Pompa vakum akan mengalir melewati Cone dan Impeller dan di
buang pada discharge connection.Maka ruangan yang dipasangkan Pompa vakum akan mengalami
kondisi vakum (hampa udara).

Gambar 3. Pompa vakum

Jurnal PowerPlant | 119


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

2.2.1. Prinsip Kerja Pompa Vakum


1. Positive Displacement: menggunakan cara mekanis untuk mengekspansi sebuah volume
secara terus-menerus, mengalirkan gas melalui pompa tersebut, men-sealing ruang volume
sistem, dan membuang gas ke atmosfer.
2. Pompa Momentum Transfer: menggunakan sistem jet fluida kecepatan tinggi, atau
menggunakan sudu putar kecepatan tinggi untuk menghisap gas dari sebuah ruang tertutup.
3. Pompa Entrapment: menggunakan suatu zat padat atau zat adsorber tertentu untuk
mengikat gas di dalam ruangan tertutup.
Pada proyek akhir ini, jenis pompa vakum yang dibahas adalah liquid ring vacuum pump
(LRVP). LRVP memiliki prinsip positive displacement yang artinya menggunakan cara mekanis
untuk mengekspansi volume secara continue dan mengalirkan gas melalui suction connection
kemudian di sealing oleh liquid dan kemudian di buang ke discharge connection.

2.2.2. Konstruksi Pompa Vakum


Tidak hanya pada bentuk fisik, perbedaan antara pompa biasa dengan pompa vakum juga ada
pada konstruksinya. Walaupun dasar kontruksi pompa ada pada masing-masing pompa, pompa
vakum memiliki beberapa bagian / komponen yang tidak dimiliki pompa umum. Dan di bawah ini
konstruksi pompa vakum Liquid Ring Two Stage:
A. Konstruksi gambar belahan Pompa vakum Liquid Ring Two Stage
Penjelasan setiap nomer yang di tunjukan pada gambar:
1. Suction Casing
2. Discharge Casing
3. Mechanical Seal
4. Intermediate Element
5. Manifold
6. Shaft
7. First Stage Impeller
8. Second Stage Impeller
9. Ball Bearing
10. Bearing And Mechanical Seal Housing
11. First Stage Bearing Cover
12. Second Stage Bearing Cover
13. Gasket
14. Packing
15. Flat Valve
16. First Stage Radial Seal Ring
17. Second Stage Radial Seal Ring
18. First Stage Bearing
19. Second Stage Bearing
20. Shoulder Ring 1
21. Shoulder Ring 2
22. Seal Bush
23. Companion Flange
24. Plug
25. Plug
26. Bolt
27. Circlip
28. Circlip
29. Elastic Ring
30. Tie Bolt
31. Spi
32. Spi

120 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Gambar 4. Gambar belahan pompa vakum liquid ring two stage

2.2.3. Komponen - Komponen Pompa Vakum


Sama seperti pompa pada umunya vaacuum pump, memiliki komponen utama yang berfungsi
agar pompa berkerja dengan efisien. Pada setiap pompa memiliki bagian-bagian penting yang perlu
diperhatikan. Berikut adalah komponen utama pada liquid ring vacuum pump:
Berikut penjelasan mengenai nama komponen yang tertera pada gambar :
a. Shaft (Poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian berputar lainnya.

b. Vacuum Pump First Stage Inlet


Vacuum pump first stage inlet adalah saluran masuk nya gas / uap yang ada pada
kondensor.atau bisa dikatakan sebagai Suction nozzle yaitu sebagai sisi isap bagi gas / uap.Ada
2 inlet stage pada Vacuum Pump First Stage Inlet yaitu:
• Floating (free) Bearing End Head
• Floating (locked) Bearing End Head

c. First Stage Floating Bearing End Cone


First stage floating bearing end cone adalah bearing cone (kerucut) yang berfungsi
sebagai penjebak fluida gas yang mengalir dari first stage inlet. Cone pada vacuum pump di
buat memilki celah pada selimut permukaan kerucutnya. Fungsi celah tersebut sebagai jalan
masuk fluida gas menuju first stage impeller. Berputarnya poros pada pompa membuat kerucut
berfungsi sebagai perangkap fluida gas pada vacuum pump.

d. First Stage Rotor


Ketika rotor penggerak ini berputar maka rotor yang digerakkan akan ikut berputar
bersama-sama. Karena posisi antara rotor penggerak dan yang digerakkan offset, ada
perubahan besar volume ruang yang dihasilkan ketika rotor berputar.

Jurnal PowerPlant | 121


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

e. First Stage Body


First stage body adalah ruangan tempat impeller dan proses kombinasi liquid bekerja
pada tahap pertama.

f. Second Stage Bracket


Paking yang berfungsi untuk memperapat gabungan first stage dengan second stage dan
menahan kebocoran dari kedua fluida (air dan gas).

g. Second Stage Rotor


Fungsi kerjanya sama dengan rotor yang sama dengan first stage. Yang membedakan
adalah pada tahapnya. Pada tahap kedua, fluida gas dan air dikombinasi dengan impleller yang
berbeda.Second stage berfungsi unutk memaksimalkan vakum dan membuangnya pada
discharge nozzle.

h. Second Stage Lobe


Second stage lobe terletak antara shaft/poros yang berputar dengan casing atau bearing
yang diam.

i. Second Stage Cone


Second stage cone (celah) sebagai jalan masuk fluida gas menuju second stage impeller.
Berputarnya poros pada pompa membuat kerucut berfungsi sebagai perangkap fluida gas pada
Vacuum Pump.

j. Second Stage Discarge Manifold


Second stage discarge manifold adalah outlet dari proses pengolahan fluida pada First
stage dan Second Stage. Discarge menuju ke separator pemisah air dan gas.

k. Interstage Check Valve


Interstage check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya
mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow untuk mengalirkan
fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya tidak menggunakan handel
untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri.

l. Discharge Gas
Maksud dari Discharge Gas sama dengan Discarge nozzle berfungsi untuk
mengeluarkan fluida dari impeller.

2.2.4. Gangguan pada Pompa Vakum


Pompa vakum liquid ring dan kompresor adalah mesin yang berputar. Mereka beroperasi
sesuai dengan prinsip positif displacement. Dalam mesin ini, liquid atau air dibuat untuk bertindak
sebagai piston. Cairan yang digunakan pada umumnya adalah air,dan cairan ini yang berfungsi
sebagai pengikat gas saat peroses sealing pada house pompa. Pompa hampir tidak membutuhkan
perawatan kecuali untuk pelumasan bearing. Umumnya, dalam hal pelumasan pada Bearing,
dianjurkan untuk melumasi bagian dalam Bearing dan luar seperti yang direkomendasikan.
Namun, jika kotoran atau benda padat (misalnya pasir) atau endapan kapur masuk ke dalam
pompa melalui cairan operasi dan / atau gas yang dipompa, maka perlu untuk membersihkan pompa
secara berkala untuk mencegah impeller dari macet.

122 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

2.3. Kavitasi
Kavitasi adalah suatu proses atau fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa, bagian
yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa, misalnya air pada tekanan 1 atm akan
mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat Celsius.
Pada pompa, kavitasi sering terjadi pada sisi suction/isap.Adapun akibat dari fenomena ini
antara lain:
1. Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa saat gelembung-gelembung fluida
tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya menghasilkan kikisan –
kikisan ukuran sangat kecil, tetapi karena jumlahnya gelembungnya banyak dan berulang
– ulang, maka kerusakannya berarti.
2. Kapasitas pompa menjadi berkurang
3. Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
4. Berkurangnya efisiensi pompa

2.4. Vibrasi
Vibrasi adalah gerakan osilasi (bolak balik) yang berulang dari bagian suatu mesin (suatu
benda) yang elastis dari posisi kesetimbangan statisnya (posisi diam) pada interval tertentu jika
kesetimbangan tersebut terganggu oleh adanya momen gaya gerakan badan mesin. Vibrasi atau
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan yang berputar semisal motor, pompa, fan dan sejenisnya
akan memberikan petunjuk tentang kondisi dari peralatan tersebut,
Secara umum penyebab terjadinya anomali getaran pada sebuah peralatan yang berputar
adalah sebagai berikut:
• Unbalance atau imbalance
• Misalignment
• Variasi beban
• Clearance Mechanical looseness
• Kerusakan pada gigi
• Kerusakan pada bearing
• Masalah pada kelistrikan
• Gesekan (rubbing)

2.5. Pemeliharaan dan Diagnosa Kegagalan pada Pompa Vakum


Dari banyak sistem perawatan pada pompa, di antaranya ada 3 macam yaitu (Gusniar, 2014):
1. Routine Maintenance: Merupakan inspeksi harian terhadap peralatan yang terpasang dan
dalam keadaan beroperasi. Hal ini dilakukan agar gejala-gejala kerusakan dapat segera
diketahui, sehingga kerusakan dapat segera diketahui, sehingga kerusakan yang lebih fatal
dapat dihindari.
2. Predictive Maintenance: Merupakan tindakan perawatan yang bersifat pengamatan
terhadap objek dengan melakukan pengukuran-pengukuran tertentu.
3. Preventive Maintenance: Merupakan perawatan yang sifatnya berupa pencegahan dan
dilakukan secara rutin sesuai jadwal yang telah ditentukan yang bertujuan untuk
meningkatkan keandalan dan memperpanjang umur peralatan.
Diagnosis kondisi pompa vakum selalu termasuk komponen getaran dari pompa vakum untuk
mendiagnosa kondisi. Pompa vakum digerakkan oleh motor. Saat kondisi mesin berputar, getaran

Jurnal PowerPlant | 123


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

sinyal harus dimasukkan ke data pengamatan. Selain itu, komponen – komponen berfrekuensi
getaran tinggi dari rotor berputar. Komponen – komponen ring juga bergetar dengan frekuensi tinggi.
Pengukuran getaran untuk menentukan status operasi bagian - bagian komponen pompa vakum
(Cheung, 2015). Selain itu, filter tersumbat, kebocoran dari fitting atau koneksi, selang retak atau
tertekuk, pemeriksaan katup – katup, sabuk longgar atau using dan nozel using juga dapat menjadi
hal – hal yang harus diperhatikan saat mendiagnosa kegagalan pompa.
Setelah menunjukkan kemampuan untuk menentukan tingkat degradasi pompa pada suatu saat
tertentu, informasi yang paling berguna bagi pengguna adalah perkiraan dari RUL (remaining useful
life/waktu pakai yang tersisa) pompa. Ini memungkinkan untuk perencanaan penggantian pompa
dalam jangka waktu yang memungkinkan dan gangguan minimal terhadap operasional pengguna
pompa. Dalam mementukan RUL (waktu pakai yang tersisa) pompa, ada sejumlah faktor yang tidak
dapat digolongkan apriori, seperti jadwal pompa ke depannya, seperti lamanya akan tidak digunakan
dan lamanya akan digunakan dan berapa kali pompa dimatikan dan dihidupkan ulang yang dapat
mempengaruhi RUL (waktu pakai yang tersisa) (Butler dkk., 2009).
Pada kasus lain, pompa diamati memiliki getaran yang tidak semestinya selama pemeriksaan
rutin dari semua peralatan yang sedang berjalan. Pengamatan dicatat dalam buku catatan untuk
melakukan pemantauan kondisi menyeluruh sebelum terjadi kerusakan besar. Tim pemeliharaan
preventif meminta untuk mematikan pompa tersebut dan membebankannya pada analisis minyak,
analisis inframerah, analisis partikel minyak dan analisis getaran. Akan tetapi, dari semua teknik
hanya analisis vibrasi yang mampu memberikan jawabannya (Ganapathy dkk., 2014).
Pada kasus lainnya, kecepatan putaran melebihi batas di semua tiga sumbu. Kesalahan telah
diidentifikasi sebagai ketidaksejajaran bearing. Perataan bantalan mengurangi intensitas kecepatan
(Rao dkk., 2012). Pada kasus lainnya, penentuan pemeliharaan suatu system produksi ditentukan dari
mesin kritis adalah mesin yang mengalami frekuensi kerusakan terbesar dengan total downtime
terbesar. Downtime adalah lamanya suatu mesin tidak bisa digunakan. Untuk penentuan mesin kritis
ini, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengukur lamanya waktu downtime produksi
dari tiap - tiap mesin yang ada. Sehingga dengan demikian akan diketahui mesin yang mengalami
total downtime terbesar. Inilah yang merupakan mesin kritis. Begitu pula cara untuk menentukan
komponen kritis (Nandiroh dkk, 2006).
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, preventive maintenance merupakan
perawatan yang sifatnya berupa pencegahan dan dilakukan secara rutin sesuai jadwal yang telah
ditentukan yang bertujuan untuk meningkatkan keandalan dan memperpanjang umur peralatan.
Pemakaian sistem preventive maintenance pada suatu perusahaan akan lebih menguntungkan
daripada menggunakan sistem breakdown maintenance (Baringbing dkk, 2013).

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dibuatnya metode penelitian berguna untuk mempermudah penulis untuk merumuskan teknik
membuat penelitian yang baik dan benar.Karena pada metode penelitian terdapat langkah - langkah
untuk membuat penelitian.Dalam pembuatan proyek akhir ini penulis menggunakan metode
deskriptif,metode ini biasa digunakan pada penulisan fakultas teknik.Pada penulisan proyek akhir ini
penulis ingin meyampaikan Analisa yang telah didapat selama dilakukannya penelitian di PT
Indonesia Power UP Semarang.Dengan proyek akhir yang berjudul “Pemeliharaan Preventive
Pompa vakum STG Unit 1Tambak Lorok Semarang” penulis ingin menujukan data-data yang telah
dikumpulkan yang akan disampaikan dengan metode deskriptif.

124 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu dilaksanakannya penelitian tanggal 21 September 2017 – 31 Mei 2018. Lokasi
penelitian yaitu di PT Indonesia Power UP Semarang Jl. Ronggowarsito, Tanjung Mas, Semarang
Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.

4. PEMBAHASAN
4.1. Pompa Vakum
Pompa vakum atau vacuum pump adalah pompa yang berfungsi untuk memvakum suatu
ruangan tertutup dengan metode mengikatan gas-gas yang ada dalam ruangan dan mengikatnya pada
housing pompa dan melepasnya pada discharge nozzle. Pada pusat listrik yang menguunakan turbin
uap sebagai penggerak generator,pompa vakum digunakan untuk mengisap gas yang ada pada
kondensor sehingga mencapai tekanan vakum

Gambar 5. Gambar belahan pompa vakum liquid ring two stage


(Sumber: Standard Operation Procedure Vaccum Pump NASH)

Gambar 6. Pompa vakum liquid ring two stage di lokasi pennelitian

Jurnal PowerPlant | 125


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4.1.1. Spesifikasi Pompa Vakum di Lokasi Penelitian


Pompa vakum yang dibahas pada proyek akhir ini adalah pompa vakum dengan tipe liquid
ring. Tipe ini memanfaatkan cairan liquid sebagai seal untuk mengikat gas yang telah diisap yang
kemudian di keluarkan ke discharge nozzle.
Berikut adalah spesifikasi pompa vakum yang ada di lokasi penelitian:

Tabel 1. Spesifikasi Vacuum Pump PT Indonesia Power UP Semarang


Model 2XAT – 2006
Manufacturer NASH
EGINEERING.C
o
Material :
Pump Casing Cast Iron
Shaft Carbon Steel
Number Of Pump 2 (Two)
Pump Operating Speed 590 Rpm
Capacity Of Each Pump 7.08 Lt/Sec At 25
MmHgAbs With
Cooling Water
Temp 19 °C
Power Consumtion/Pump 125 Hp
Motor :
Manufacturer Reliance Electric
Type A.C MOTOR
Days 125 Hp
Speed 590 Rpm
Frame Size 449T
RPM 600 3 PH 80 V 50
Hz
Shaft Dia 3,375 Inch
(85,725 mm)

4.1.2. Spesifikasi Kondensor


Pada pusat listrik yang memanfaatkan tekanan uap sebagai penggerak rotor generator,
kondensor tidak akan luput dari komponen penting untuk menujang sirkulasi uap dan air pada pusat
listrik tersebut. Berikut adalah spesifikasi kondensor pada lokasi penelitian:

Tabel 1. Spesifikasi kondensor PT Indonesia Power UP Semarang


Condenser
Manufacturer YUBA
Type Of Condenser SINGLE
PASS
Steam Flow 639,330
kg/hr
Condenser Back Pressure 62,2 mm Hg
A
Tube Cleanliness Factor 85 %
Steam Absolut Pressure 0,083 bar
Abs
Circulating Water Flow 48,750 m3/h

126 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Circulating Water Pressure Drop 0,317


Kg/cm2
Circulating Water Inlet Temp 30 C
Circulating Water Outlet Temp 36,83 °C
Number Of Tubes 13,956
Tube Diameter And Thickness 25,4 mm
Tube Sheet
Material Titanium
Thickness 28,575 mm
Method Of Attachement Of Rolled
Tubes To Tobe Sheet
Tube Support Plates
Material Carbon Steel
(SA 526-70)
Hot Well
Dimensions (L x W x H) 12,766 x
6,706 x
4,648
Storage Sapacity 56 m3
condenser Shell And Hot Well Carbon Stell
Plate Material
Water Box Design Pressure 4.22
Water Boc Test Pressure 1,5 x 4,22
Water Box Circulating Water 2100 (mm) -
Inlets And Outlets Nozzle Size 125
Pressure Drop 31 (mbar)

4.2. Pemeliharaan Pompa Vakum


Pemeliharaan pompa vakum memegang peranan penting dalam menjaga efisiensi uap kinerja
dari kondensor. Peralatan/mesin yang akan mengalami penurunan akan kinerja dan performa apabila
suatu peralatan tersebut tidak dipelihara dan dirawat berdasarkan SOP (Standar Operational
Procedure) yaitu sesuai dengan manual book atau buku petunjuk yang dikeluarkan oleh perusahaan
mesin tersebut.
Ada beberapa pemeliharaan yang dilakukan pada Vacuum Pump di PLTGU tambak Lorok
Semarang,yaitu :
• Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu
secara rutin maupun periodik karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan
mengurangi down time dari vacuum pump.
• Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan atas dasar gangguan atau
kelainan yang terjadi pada vacuum pump.

4.2.1. Pemeliharaan Preventive


Pemeliharaan preventive merupakan pemeliharaan yang sifatnya mencegah. Pada
pemeliharaan preventive pompa vakum yang terdapat pada STG Block 1 adalah two-stage vacuum
pump dengan type 2XAT- 2006 yang di produksi oleh NASH. Tidak berbeda dengan pompa pada
umumnya, vacuum pump ini memiliki jadwal pemeliharan juga, di antaranya pemeliharaan yang
dilaksanakan meliputi pemeliharaan periodic dengan jangka waktu telah dintentukan. Berikut
penjelasannnya:

Jurnal PowerPlant | 127


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Tabel 2. Data Pemeliharaan


Tanggal Vacuum Pump Condenser
Pressure Vacuum
Pressure
29 Maret 109 mmHg -90,027
2018 kPa
1 Mei 2018 111 mmHg -93,088
kPa
Dari data di atas dapat di olah menjadi: Kenaikan vakum condenser:

(-93,088 kPa) – (-90,027 kPa) = -3,061 kPa


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛
Presentase Kenaikan = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100%
3,061 𝑘𝑃𝑎
= 90,027 𝑘𝑃𝑎 × 100%
= 3,4 %
Jadi, presentase kenaikan vakum tertinggi pada kondensor setelah dilakukan pemeliharaan
preventive adalah 3,4 %.
Tujuan dari Preventive Maintenance bagi pompa yaitu sebagai acuan untuk pembenahan
komponen-komponen yang terjadi gangguan. Apabila preventive maintenance dilakukan dengan
teratur maka hasil yang peroleh akan baik untuk kinerja pompa itu sendiri. Dan berikut pengecekan
yang dilakukan ketika pemeliharaan berlangsung:
1. Pengecekan kebocoran HE (Heat Excenger)
2. Mengencangkan gland packing pump
3. Regreasing bearing
4. Membersihkan stainer seal water
5. Check vibrasi pompa
6. Memeriksa kerapatan baut (mengencangkan kembali)
7. Membersihkan area dari sampah dan debu

4.2.1.1. Pemeliharaan Periodik dalam Jangka 6 Bulan


Pelumasan kopling dan bearing sebagai berikut ini:
a. Saat kopling dilumasi, sebelumnya harus dilumasi oli atau gemuk sesuai dengan instruksi
manufaktur.
b. Periksa bearing (bantalan) pompa dan lumasi
c. Pindahkan kembali bantalan motor penggerak sesuai dengan instruksi
d. Periksa untuk memastikan bahwa lubang pada Unloader body tidak terpasang pada
colokan, berikut penjelasannya:
1. Cabut plug pipa dari head Bearing dan memeriksa lubang orifice plug
2. Jika orifice plug telah dilepas, gunakan sapu panjang untuk membersihkan kotoran yang
menempel
3. Jika lubang orifice tidak bisa dibersihkan dengan sapu panjang, gunakan kunci pas dan
lepaskan steker orifice. Dan bersihkan kotoran yang ada pada kepala bearing, jika
mungkin ganti orifice steker.
4. Pasang kembali baut pipa pada head Bearing

4.2.1.2. Pemeliharaan Periodik dalam Jangka 12 Bulan


A. Periksa bearing (bantalan) pompa dan lumasi, pada pemumasan bearing dilakukan pada
saat pembongkaran pertama. Yaitu ketika membuka kover poros. Pelumasan bantalan
menggungakan minyak gembuk dan apabila telah dilumasi sebelumnya,pelumasan
bearing tidak perlu dilakukan lagi untuk bebrapa bulan.
B. Ganti stuffing box, pada saat penggantian stuffing box Jadwal pemeliharaan pencegahan
harus ditetapkan untuk penggantian packing dalam Stuffing box.

128 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4.2.2. Kerusakan Komponen Vacuum Pump


Jika sewaktu-waktu terjadi masalah dalam mendapatkan debit dan vakum tertentu, poin-poin
berikut harus diperiksa sebelum memutuskan untuk membongkar pompa.
1. Arah yang tidak tepat untuk rotasi: Rotasi pada impeller dan shaft sangat
mempengaruhi aliran uap dan liquid cair
2. Kegagalan liquid (cairan) operasi: Vakum yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh dan
dipertahankan tanpa kuantitas cairan operasi yang tepat. Periksa saluran pasokan cairan
yang ditutup, periksa saringan.
3. Sealing water panas: Pendingin cairan operasi, lebih tinggi vakum maksimum yang
dapat diperoleh. Di atas 30 ° C.
4. Pembatasan dalam penyedotan hisap: Pembuangan suction dan discharge yang ditutup
akan mengurangi kapasitas pompa.
5. Kebocoran dalam sistem: Kebocoran mungkin telah berkembang dalam sistem sehingga
meningkatkan pembuangan dan menurunkan vakum yang diperoleh.

Jika tidak ada masalah ditemukan setelah memeriksa poin di atas, pompa dapat dibongkar untuk
diperbaiki.

4.2.3. Perbaikan Pompa Vakum


Untuk pengoperasian pompa vakum yang efisien, bilah rotor tidak menyentuh cone (bilah
rotor dan pelat port dalam kasus desain pelat) tetapi berjalan dengan jarak yang ditentukan
sebelumnya antara bilah kerucut dan permukaan kerucutnya dari kerucut. Pembersihan disegel oleh
cairan yang beroperasi di dalam pompa. Jika pembukaan meningkat melampaui nilai yang
disarankan, kapasitas / efisiensi pompa akan menurun. Dalam hal ini, pemesinan dan peredupan,
perbaikan dengan pengelasan dan pemesinan ulang atau penggantian oleh bagian-bagian baru akan
diperlukan.
Bagian pompa juga bisa rusak karena kavitasi, erosi, korosi dll. Dan mungkin memerlukan
perbaikan atau penggantian.Perbaikan juga harus mencakup inspeksi untuk menentukan akar
penyebab masalah atau kegagalan sehingga tindakan korektif dapat dilakukan selama perbaikan
untuk mencegah terulangnya kembali.Pastikan untuk memasang komponen pompa di tempat asalnya
karena kinerja pompa tidak akan memuaskan jika suku cadang tidak dipasang di tempat asalnya.

Gambar 7. Cone yang sudah korosi Gambar 8. Gambar impeller First


dan harus diganti Stage yang keropos

Jurnal PowerPlant | 129


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4.3. Pembongkaran Vacuum Pump Liquid Ring Two Stage


Sebelum membongkar pompa, isolasi input listrik diputuskan dan putuskan sambungan
Sealing water,lepaskan kopling ke drive motor, dan koneksi inlet dan outlet. Bongkar pompa pada
permukaan yang rata. Sebelum lakukan pembongkaran tanandai semua komponen pompa, hal ini
dilakukan agar saat pembongkaran dilakukan, tanda - tanda tesebut digunakan untuk memastikan
posisi yang benar untuk pembongkarannya. Sebelum memulai pembongkaran, kumpulkan bagian,
bahan dan alat standar, dan alat khusus yang tercantum pada SOP.

4.3.1. Tools dan Alat yang Dibutuhkan

Tabel 4. Daftar Peralatan yang Dibutuhkan


No Nama Alat Jumlah
1 Kunci soket diatur dengan 1 pack
ekstensi poros
2 Kunci pas heksagonal 1 Buah
3 Kunci soket diatur dengan 1 Buah
ekstensi poros
4 Grace dengan Oil Sesuai
viscosity @ 100 (38 C) Kebutuhan
5 Palu Rawhide. 1 Buah
6 Bearing puller 1 Buah
7 Dial Indicator 1 Buah
8 Tang 3 Buah
9 Standard bearing puller 1 Buah
10 Sarung tangan yang Sesuai
terisolasi secara termal. kebutuhan
teknisi yang
bekerja
11 Hoist dan sling. 1 Buah
12 Hydraulic jack, kapasitas 1 Buah
20 ton.
13 WD-40 5 Botol
14 Majun Sesuai
kebutuhan

130 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Tabel 5. Komponen dan Perbaikan Pompa Vakum


Alat Yang
No Nama Kondisi Fisik Langkah - Langkah
Digunakan
1 Kopling • Kotoran Bersihkan dari kotoran menggunakan majun • Sikat baja

• Berkarat Bersihkan bgian dari karat menggunakan • Amplas


amplas
• Keausan Bila ada yang aus /abrasi makah harus di • Majun
ganti
• Keretakan Cek kerataan dengan menggunakan dial • S.M.T (Shell
indicator Mineral Therpin)
Cek keretakan dengan menggunakan spray
warna
Cek secara visual apabila ada keretakan • Dial indikator
maka harus diganti
2 Housing/ • Berkarat Bersihkan permukaan dari karat • Sikat baja
Body menggunakan amplas
Bersihkan bagian dari karat menggunakan • Amplas
amplas
• Keretakan Cek keretakan dengan menggunakan spray • Majun
warna
Cek secara visual apabila ada keretakan • S.M.T (Shell
maka harus diganti Mineral Therpin)

3 First stage • Berkarat Bersihkan bagian yang berkarat • Sikat baja


Impeller • Keretakan Cek sudu impeller dari keretakan secara • Amplas
visual
Apabila ada kerusakan mengakibatkan • Majun
gangguan balanceing pompa maka harus
diganti dengan yang baru
• S.M.T
(Shell Mineral
Therpin)
• spray
4 Fist stage • Ke ausan Rotor disini menyatu dengan impeller • Jangka
rotor Sorong
• Keretakan Kondisi rotor berdasarkan permukaan yang • Amplas
masih halus dan tidak retak
Priksa diameter rotor menggunakan jangka • Majun
sorong
5 First stage • Korosi Cone disini berfungsi untuk menseal fluida • Majun
Cone yang masuk dari suction nozzle
Bersihkan karat menggunakan amplas • Amplas
Cek keretakan secara visual • Sikat baja
• keretakan Apabila permukaan retak maka harus
diganti

Jurnal PowerPlant | 131


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4.4. Sirkulasi Vakum pada Kondensor


Pada pusat listrik yang memanfaatkan turbin uap sebagai penggerak generator pasti memilki
kondensor sebagai komponen penunjang siklus air dan uapnya. Pada kondensor terdapat raangan
yang berisi pipa-pipa yang di aliri CW (Cooling Water), cooling water ini berfungsi untuk
mendinginkan uap hasil LP turbine yang kemudian uap tersebut berubah fasa dan di tampung di
hotwell.

Tabel 5. Komponen dan Perbaikan Pompa Vakum (lanjutan)


Alat Yang
No Nama Kondisi Fisik Langkah - Langkah
Digunakan
6 Shaft / Poros • Kondisi drat Gunakan kikir untuk mengikis bagian yang • Amplas
rusak
• Keausan poros Cek keausan pada dudukan • Kikir
kopling,cone,bearing
Apabila dan impeller
poros mengalami keausan maka • Dial indicator
harus diganti
• Kebengkokan poros Bila ada kebengkokan yang terlihat atau • Majun
akbiat pemuaian tinggi maka poros harus diganti bar
7 Second • Perubahan posisi Apabila bearing memiliki indikasi atau
Stage dari asal, keausan, tanda-tanda maka perlu diganti
Bearing singgungan dan
keretakan
8 Second • Berkarat Berseihkan bagian yang berkarat • Sikat baja
Stage
Impeller
• Keretakan Cek sudu impeller dari keretakan secara • Amplas
visual
Apabila ada kerusakan mengakibatkan • Majun
gangguan balanceing pompa maka harus
diganti dengan yang baru
• S.M.T
(Shell Mineral
Therpin)
spray
9 Second • Keausan Rotor disini menyatu dengan impeller • Jangka
Stage rotor Sorong
• keretakan Kondisi rotor berdasarkan permukaan yang • Amplas
masih halus dan tidak retak
Priksa diameter rotor menggunakan jangka • Majun
sorong
10 Second • Korosi Cone disini berfungsi untuk menseal fluida • Majun
Stage Cone yang masuk dari suction nozzle
Bersihkan karat menggunakan amplas • Amplas
Cek keretaan secara visual • Sikat baja
• keretakan Apabila permukaan retak maka harus
11 Penekan • Keausan diganti dengan penyambungan
Perbaiki
Gland
Packing

132 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Pada condenser memiliki tekanan vakum yang berfungsi untuk menghampakan udara agar
perubahan fasa terjadi dengan lancar dan cepat. Untuk pemvakuman kondensor dibutuhkan vacuum
pump. Vacuum pump berfungsi untuk menghisap udara / gas yang tidak terkondensasi dan kemudian
diproses dan di sirkulasikan kembali.
A. Aliran Fluida Cair (Sealing Water)
1. Sealing water mengalir melalui pipa heat exchanger
2. Kemudian mengalir menuju spray nozzle dan liquid inlet pada vacuum pump
3. Sealing water bekerja sebagai sealing untuk mengikat gas-gas yang mengalir pada vacuum
pump.Temperature sealing water adalah sekitar 60°F.
4. Setelah sealing water mengikat gas-gas dari First Stage Vacuum Pump, campuran fluida gas
dan air keluar menuju pipa penghubung first stage dan second stage.

Tabel 5. Komponen dan Perbaikan Vacuum (lanjutan)


Alat Yang
No Nama Kondisi Fisik Langkah - Langkah
Digunakan
12 First stage • Kerusakan, Ganti baru • Siklo
lobe paking sobek,keras
• Plong
13 Second stage • Ganti baru • Siklo
lobe paking Kerusakan,sobek,keras

• Plong
14 Packing • Kerusakan, atau Mengganti yang baru dengan membuat • Alat pembuat
untuk cover sobek ukuran sesuai yang ditetapkan packing siklo
bearing (0.5
mm)
15 Pelumas • Viskositas, level Ganti baru • Oli HPU
oli,dan warna
16 Baut Dan • Berkarat, Kondisi Deibersihkan • Sikat Baja
Mur drat rusak, Sulit untuk
dilepas
Diamplas • WD
Diganti yang baru • S.M.T
(Shell Mineral
Therpin)

5. Campuran fluida gas dan air kembali di sealing pada second stage. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan system dan membuat tingkat vakum akhir yang lebih dalam.
6. Setelah proses sealing second stage selesai, campuran fluida gas dan cair mengalir menuju
second stage discharge.
7. Setelah itu kemudian menuju ke separator pada separator fluida cair berada di dasar tangki.
Sirkulasi pada gambar menunjukan peran penting setiap fluida yang mengalir. Penjelasan
sirkulasi sebagai berikut:
B. Aliran Fluida Gas
1. Gas / uap masuk dari suction nozzle
2. Kemudian menuju inlet manifold.
3. Fluida cair dan gas fluida gas hasil pemvakuman di buang ke atmosfer melalui gas discharge
separator. Kemudian gas / uap di sirkulasi pada impeller first stage

Jurnal PowerPlant | 133


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4. Setelah gas tersealing oleh fluida cair, gas mengalir menuju ke tahap second stage dan second
stage
5. Gas dan fluida cair keluar melalui second stage discharge, kemudian menunju separator untuk
pemisahkan
Pada gambar sirkulasi aliran vacuum pump,terdapat pipa HE (heat exchanger) yang
mengalirkan Cooling Water. Cooling water disini berfungsi untuk mendinginkan air hasil sirkulasi
pada Vacuum Pump.Temperature Colling water berkisar antara 29 °C – 32 °C. Pada pipa HE terjadi
pertukaran panas yaitu memanfaatkan penukar panas yang dapat digunakan untuk mengambil panas
dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain. Proses perpindahan panas ini biasanya terjadi dari
fase cair ke fase cair atau dari fase uap ke fase cair.

4.5. Analisa Fishbone


Pada saat perawatan di simpulkan bahwa pemeliharan pada pemeliharaan pompa vakum dapat
meningkatkan efisiensi pompa, maka akan ada beberapa factor yang mempengaruhi penurunan
efisiensi pompa yang membuat pompa tersebut harus diperbaiki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pompa yang dapat membuat pompa mengalami
penurunan efisiensi dijelaskan menggunakan diagram fishbone sebagai berikut:

4.5.1. Proses Penurunan Kerja Vacuum Pump dengan Diagram Fishbone

Gambar 9. Diagram fishbone penelitian

134 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

4.5.2. Analisa Diagram Fishbone


Dari penjelasan analisa mekanisme dilakukannya pemeliharaan preventive disimpulkan

4.5.3. Kesimpulan Diagram Fishbone


1. Vibrasi yang terjadi pada pompa adalah pengaruh dari komponen pompa berputar. Vibrasi
yang tinggi disebabkan oleh shaft yang tidak berfungsi normal akibat overheat. Overheat
terjadi karena jam operasi pompa yang sudah melebihi batas yang ditentukan. Asumsi lain
vibrasi tinggi pada pompa disebabkan oleh baut - baut yang longgar. Suara bising pada
mesin terjadi karena beberapa sebab, di antaranya poros yang sudah tidak center dan
bearing-bearing yang aus karena pelumasan kurang.
2. Shaft yang overheat dapat menyebabkan banyak masalah pada kinrja pompa, penyebab
overheat adalah jam operasi pompa yang melebihi batas oprasi ataupun mengoprasian
pompa yang dilakukan secara continue. Tekanan gas pada impeller yang tidak stabil.
3. Pada saat proses ekspansi terjadi kavitasi yang disebabkan oleh uap yang mengalir dengan
sealing water, dan sealing water tersebut terjadi kavitasi sebelum proses sealing, sehingga
Cone dan Blade pada impeller keropos akibat proses kavitasi tersebut. Keroposnya
komponen penting ini membuat kinerja pompa menurun.

4.6. Analisa Perbaikan Pompa Vakum


Pemeliharaan pompa vakum di lokasi penelitian sudah termasuk memenuhi hal – hal yang
seharusnya dilakukan pada pemeliharaan pompa preventif, meskipun masih ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan. Sesuai dari namanya pemeliharaan preventif berarti aktivitas yang dilakukan
terjadwal yang dijadwalkan dalam waktu sedikit sebelum suatu mesin atau sistem mengalami
kerusakan secara natural (Mobley, 2004). Pemeliharaan dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki
mesin atau sistem, tetapi untuk mengoptimasi output dari mesin atau sistem (Mobley, 2004).
Menurut pengertian – pengertian tadi, pemeliharaan preventif yang dilakukan di lokasi penelitian (di
pembahasan sebelumnya) tampaknya sudah memenuhi kriteria pemeliharaan preventif pada
beberapa hal, tetapi tampak masih belum memenuhi pada beberapa hal, yaitu pada pembiaran
kebocoran uap pada ruang ekspansi pompa. Hal ini terjadi mungkin diakibatkan terbatasnya dana
untuk membeli pompa vakum yang baru atau bekas dan stok pompa vakum yang setipe/semodel,
maka komponen yang menjadi cepat rusak adalah impeller dan cone pompa.
Meskipun tampak belum memenuhi kriteria pemeliharaan preventif yang baik, tetapi keadaan
seperti ini (mesin baru yang mahal, sehingga tidak dibeli atau susah mencari tipe yang sama, sehingga
mengorbankan rusaknya komponen – komponen yang lebih murah di pompa) dapat dimaklumi
asalkan sudah dihitung tepat keuntungan dan kerugiannya dengan patokan mencari mesin yang
semodel/setipe. Jika mesin model baru yang dibeli tentu saja akan menjadi kurang tepat karena
teknisi dan supervisor harus mempelajarinya dan ini memakan waktu. Penggunaan mesin baru juga
belum tentu diperoleh hasil yang baik pada efisiensi keseluruhan sistem bahkan bisa jadi mesin baru
tidak cocok di sistem atau sistem susah untuk diatur untuk sesuai dengan mesin pompa baru. Oleh
karena itu, keadaan pengorbanan komponen – komponen yang lebih murah seperti cone dan impeller
tersebut merupakan keadaan yang dimaklumi.
ukan di lokasi penelitian (di pembahasan sebelumnya)

Jurnal PowerPlant | 135


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

Tabel 6. Komponen dan Perbaikan Pompa Vakum


No Diagnosa Discussion Rootcause
1. Faktor Manausia yang Pemeliharaan periodic yang
mempengaruhi gangguan pada dilakukan setiap 6 bulan dan 12
Kinerja Vacuum Pump . bulan adalah pemeliharaan rutin
yang sudah terjadwal.Walaupun
pompa masih dalam keadaan normal TIDAK
dan layak opreasi apabila sudah BERPENGARUH
masuk pada jadwal dilakukan
pemeliharaan maka dilakukanlah
pemeliharaan preventive.

2. Gangguan pada komponen yang Pada saat perawatan rutin,dilakukan


ada di dalam Vacuum Pump pengecekan vibrasi dan pembersihan
dapat dilihat dan didengar. area kerja pompa.Pada saat
dilakukan perawatan rutin apabila
vibrasi diatas rata-rata dari ketentuan
pompa maka.Harus dilakukan
perbaikan.Begitu juga pada suara
yang dapat didengaar. TIDAK
BERPENGARUH
Suara komponen yang mengalami
ngangguan relatif lebih nyaring dari
pada saat tidak
gangguan.karenakomponen yang
berotasi akan menimbulkan suara
nyaring apabila pelumasan kurang
dan telah terjadi korosi.
3. Aliran Uap dan Air yang Pipa pompa yang menghubungkan
bersirkulasi dapat mengakibatkan ruang kondensor dan pipa yang
kerusakan karena suhu dan menghubungkan ke Heat Excanger
tekanan masing masing fluida berbeda.Dimana pipa kondonsor
yang tidak konstan. mengalir uap yang tidak
terkondensasi di kondensor.dan pipa
heat exchanger mengalir cooling
water dari colling tower.
BERPENGARUH

Kebocoran uap biasa terjadi pada


ruang ekspansi pada Vacuum
pump. Dan membuat proses kerja
pompa dan sikulasi dluida
terganggu.Dan mengakibatkan
komponen seperti Impeller dan
Cone pada pompa rusak.

136 | Jurnal PowerPlant


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

5. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan - pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Komponen yang sering/rawan mengalami kerusakan pada pompa vakum adalah bagian
blade impeller dan cone.
2. Apabila pompa vakum telah melewati batas jam oprasinya dan tidak dilakukan
pemeliharaan, performa pompa akan turun yang akan mempengaruhi pemvakuman
kondensor.
3. Pemeliharaan preventif pompa vakum bertujuan untuk menjaga dan mencegah terjadinya
kerusakan dan mengurangi kemungkinan breakdown maintenance dan menaikkan
presentase output kerja pompa sekitar 3,4 %.
4. Proses pembongkaran pompa vakum dilakukan dengan prosedur seusai SOP yang ada agar
performa pompa vakum tidak terjadi penurunan karena ada kesalahan teknis
pembongkaran. Sedangkan, perbaikan dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja
komponen pompa seperti semula.
5. Sirkulasi fluida pompa vakum liquid ring dibagi menjadi 2 jenis fluida yaitu air dan uap.
Kedua fluida ini mengalir masuk pada inlet port yang berbeda. Setelah bercampur akibat
ekspansi pada ruang impeller, keluar pada saluran discharge port yang sama.
6. Pemeliharaan preventif pompa vakum harus tetap dilakukan dengan terjadwal agar life time
dari pompa vakum dapat bertahan lebih lama dan biaya akibat kerusakan pompa relatif
tidak besar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 1999. Liquid Ring Pump MV and MVP Design Installation, Operation and
Maintenance Manual. New York: Graham Co.
[2] Anonim. 2014. Instruksi Kerja Mengoperasikan Pompa Vakum PLTGU. IK.SMG.Q.02.67.
Semarang: PT Indonesia Power UP Semarang.
[3] Anonim. PT Indonesia Power UP Semarang. (online).
(https://www.indonesiapower.co.id/id/produk-dan-layanan/produk/Pages/Unit-
Pembangkitan-Semarang.aspx, diakses 5 Juni 2018: 08.15 WIB)
[4] Anonim. Cat Pumps (online). (http://www.catpumps.com/preventive-maintenance.asp),
diakses pada 21 September 2018 7.50 WIB.
[5] Baringbing, H. M. & Hazwi, M. (2013). Analisa Kerusakan Pompa Vertikal Tipe Tait Model
15 BCH-3 dengan Kapasitas 150 L/S di PDAM Tirtanadi Sunggal. Jurnal e-Dinamis, 6(2),
56-60.
[6] Butler, S. W., Ringwood, J. V., MacGearailt N. (2009). Prediction of Vacuum Pump
Degradation in Semiconductor Processing. Preprints of the 7th IFAC Symposium on Fault
Detection, Supervision and Safety of Technical Processes, 1(1), 1635-1640.
[7] Cheung, Wan-Sup. (2015). Predictive Diagnosis and Preventive Maintenance Technologies
for Dry Vacuum Pumps. Jurnal Vacuum Magazine (The Korean Vacuum Society), 2(1), 31-
34.
[8] Denver, Gardner. How a Liquid Ring Vacuum Pump Works. (online).
(http://www.gdnash.com/liquid-ring-vacuum-pump-operation/, diakses 8 Juni 2018: 08.15
WIB)
[9] Ganapathy, A. U., Sainath K. (2014). Vibrational Analysis a Key for Pump Maintenance-Case
Study. International Journal of Modern Engineering Research (IJMER), 4(3), 58-64.

Jurnal PowerPlant | 137


Jurnal PowerPlant, Vol. 6, No. 2 November 2018 P-ISSN: 2356-1513, e-ISSN: 2656-372X
https://doi.org/10.33322/powerplant.v6i2.397

[10] Gusniar. I. N. (2014). Optimalisasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal di Unit Utility PT.
ABC. Jurnal Ilmiah Solusi, 1(1), 77-86.
[11] Nandiroh, S. (2006). Penentuan Waktu Perawatan untuk Pencegahan pada Komponen Kritis
Cyclone Feed Pump Berdasarkan Kriteria Minimasi Down Time. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, 5(1), 39-44.
[12] Rao, S. S., Vikas, V. C., Rao, M. R. (2012). Preventive Maintenance and Fault Diagnosis of
Pump Motor Bearings. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering (IOSRJMCE),
2(6), 17-20.
[13] Totok I. 2016. Analisa Jumlah Energi yang Terserap pada Tiap Tingkatan Pipa - Pipa HRSG
Unit 2.1 pada PLTGU Blok 2. Semarang: POLINES Semarang.

138 | Jurnal PowerPlant

Anda mungkin juga menyukai