Anda di halaman 1dari 10

15/04/2021

PPh Pasal 22

Dosen Pengampu:
Intan Puspanita, S.E.,M.Ak.

AGENDA
• Definisi
• Pemungut Pajak
• Objek PPh Pasal 22
• Kenaikan Tarif PPh Pasal 22
• Saat Terutangnya PPh Pasal 22
• Kegiatan yang Tidak Dikenakan
PPh Pasal 22
• Contoh Perhitungan

1
15/04/2021

PPh Pasal 22

Pengertian: 1. Bendahara Pemerintah


Pusat/Daerah, instansi atau
lembaga pemerintah dan
lembaga-lembaga negara
lainnya, berkenaan dengan
pembayaran atas
penyerahan barang;
Pajak Penghasilan 2. Badan-badan tertentu, baik
(PPh) Pasal 22 badan pemerintah maupun
adalah PPh yang swasta berkenaan dengan
dipungut oleh: kegiatan di bidang impor
atau kegiatan usaha di
bidang lain.
3. Wajib Pajak Badan yang
melakukan penjualan
barang yang tergolong
sangat mewah.

PPh Pasal 22
Diagram Pemungutan PPh Pasal 22
Ekspor Impor

Bendaharawan

Produsen/Importir BBM, BBG dan


Pelumas
Dikenakan
PPh Pasal 22 Penjualan oleh Industri tertentu

Pedagang Pengumpul

Pembelian Komoditas Tambang


PPh Batubara, Mineral Logam dan
Pasal 22 Mineral bukan Logam

Penjualan Barang Sangat Mewah

Dikecualikan
PPh Pasal 22

2
15/04/2021

PPh Pasal 22

Pemungut Pajak (PMK Nomor: 34/PMK.010/2017).


 Bank Devisa dan Ditjen Bea dan Cukai (untuk impor barang)
 Ditjen Anggaran dan Bendarahawan Pemerintah (untuk pembelian
barang)
 BUMN
 Badan usaha dalam bidang usaha industri semen, kertas, baja,
otomotif dan industri farmasi yang ditunjuk Kepala KPP atas
penjualan lokalnya.
 Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), ATM dan importir umum
kendaraan bermotor atas penjualan kendaraan bermotor di dalam
negeri.
 Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan
pelumas.
 Badan usaha yang melakukan komoditas tambang.
 Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk Kepala KPP
atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul.
 WP penjual barang yang tergolong sangat mewah.

Atas Impor PPh 22


• Atas Barang tertentu yang tercantum dalam
10 % dari Nilai Lampiran A PMK No. 110/PMK.010/2018
Impor • Contoh: Parfum dan cairan pewangi, pakaian
selam, peti dll
• Atas Barang tertentu yg tercantum dalam Lampiran
7,5% dari Nilai B PMK No.110/PMK.010/2018
Impor • Contoh: Perangkat Makanan, dapur, perangkat rmh
tanggal lainnya dan peralatan toilet dll.

• Impor kedelai, gandum dan tepung terigu yang


0,5% dari Nilai
menggunakan API sesuai Lampiran C PMK No.
Impor
110/PMK.010/2018
2,5 % dari Nilai
Impor • Menggunakan Angka Pengenal Impor (API)

7,5 % dari Nilai


Impor • Tidak Menggunakan API

7,5 % dari Harga


Jual Lelang • Atas Barang yang Tidak Dikuasai

3
15/04/2021

PPh 22 Atas Ekspor


Objek
 Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan
mineral bukan logam, sesuai uraian barang dan pos
tarif/Harmonized System (HS) sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV 34/PMK.010/2017, oleh eksportir
 KECUALI…
 yang dilakukan oleh WajibPajak yang terikat dalam
perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan
Kontrak Karya

 1,5% dari nilai ekspor sebagaimana tercantum dalam


Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
 Terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat
penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas
ekspor (Pasal4 ayat3PMK 34/PMK.010/2017)

PPh Pasal 22-Bendaharawan

Dipungut oleh:
1. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sebagai pengungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, instansi atau Lembaga pemerintah, dan Lembaga-
Lembaga negara lainnya atas pembelian barang
2. Bendahara Pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang
persediaan
3. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat
Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA atas pembelian
barang oleh pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme
pembayaran langsung.

Tarif:
1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN

4
15/04/2021

PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN


SAAT PENYETORAN DAN PELAPORAN

• Penyetoran dilakukan pada hari yang sama dengan


pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang
dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah

• Pelaporan dilakukan paling lama 14 hari setelah masa


pajak berakhir

PPh Pasal 22 Dipungut Penjual


Industri Semen PPh 22 = 0,25% dari DPP PPN, (tidak final)
c

Industri Farmasi PPh 22 = 0,3% dari DPP PPN, (tidak final)


c

Industri Kertas PPh 22 = 0,1% dari DPP PPN, (tidak final)


c

Industri Baja PPh 22 = 0,3% dari DPP PPN, (tidak final)


c

Industri Otomatif PPh 22 = 0,45% dari DPP PPN, (tidak final)


c

Pertamina Memungut PPh 0,3% atas setiap penjualan


hasil produksi kepada SPBU swasta dan 0,25%
atas setiap penjualan hasil produksi kepada
SPBU Pertamina (penyalur/agen bersifat final)

5
15/04/2021

PPh Pasal 22 Dipungut oleh Industri atau Eksportir Sektor


Perhutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan

Tarif: 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.

Pedagang
Petani Industri/Eksportir
Pengumpul

Tidak terutang Terutang


PPh Pasal 22 PPh Pasal 22

Pemungut PPh Pasal 22 (PMK Nomor 92/PMK.03/2019):


WP Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

6
15/04/2021

KENAIKAN TARIF PPh PASAL 22

Besarnya pungutan PPh Pasal 22 yang diterapkan


terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus
persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap
Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok
Wajib Pajak.

Saat Terutang dan Pelunasan


Pemungutan pajak terutang dilakukan saat pembayaran kecuali
ditetapkan berlainan oleh Menkeu. Pengecualian tersebut antara lain:

Saat pembayaran bea masuk.


Kecuali jika pembayaran bea masuk ditunda/
Kegiatan Impor dibebaskan, pemungutan dilakukan saat
penyelesaian Pemberitahuan Impor Barang
(PIB).

Kegiatan Ekspor Saat penyelesaian dokumen PEB.

Kegiatan Pembelian Barang Saat pembayaran.

Pembelian Hasil Produksi Saat penjualan.

Penjualan Hasil Produksi/


Saat penerbitan delivery order.
Pengolahan Barang
Penyetoran hasil pungutan dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor
14
Pos.

7
15/04/2021

Dikecualikan dari Pemungutan PPh Pasal 22


1. Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan;
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai;
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk
diekspor kembali;
4. Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor
kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang
telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
5. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak berkenaan dengan:
1. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak (Bendahara Pemerintah dan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), bendahara pengeluaran, KPA atau pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)), yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah)
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
2. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak (BUMN tertentu dan Bank
BUMN) yang jumlahnya paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
3. pembayaran untuk:
1. pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos;
2. pemakaian air dan listrik.
6. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor;
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Contoh Soal
PT Andalan (Importir ber-API) mengimpor barang selama tahun 2009 (CIF
= US$100.000), Bea Masuk yang dibayar 10%, dan Bea Masuk Tambahan
20%. Kurs bank pada saat transaksi Rp12.100 dan kurs pajak saat itu
adalah Rp12.000. Hitunglah PPh terutang dan buatlah jurnalnya!
Jawab:
Cost Insurance Freight (CIF) = US$100.000
Bea masuk (10%) = 10.000
Bea masuk tambahan (20%) = 20.000 +
Nilai Impor = US$130.000
Nilai Impor (dalam Rupiah) = 130.000 x Rp12.000 = Rp1.560.000.000
PPN Impor = 10% x Rp1.560.000.000 = Rp156.000.000
PPh Pasal 22 = 2,5% x Rp1.560.000.000 = Rp39.000.000
Jurnal yang dicatat PT Andalan:

Pembelian Rp 1.560.000.000
PPN Impor Rp 156.000.000
PPh Pasal 22 Terutang Rp 39.000.000
Utang Usaha Rp 1.677.000.000

8
15/04/2021

Contoh Soal

Pada 20 April 2019, Dinas Pekerjaan Umum membeli peralatan senilai


Rp962.500.000 (termasuk PPN 10%) dari PT Nagata. Sesuai ketentuan yang
berlaku di Wilayah tersebut, untuk pembelian dengan nilai di atas
Rp200.000.000 dilakukan dengan cara mekanisme langsung, yaitu pembayaran
dilakukan oleh Bendaharawan umum daerah dalam hal ini Badan Pengelolaan
Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah langsung kepada PT Nagata.
Hitunglah PPh 22 yang di pungut oleh Bendaharawan dinas tersebut?
Jawab:
Dasar Penganaan Pajak: (100:110) x Rp962.500.000 = Rp875.000.000
PPh Pasal 22 : 1,5% x Rp875.000.000 = Rp13.125.000

Jurnal yang dicatat PT Nagata

Kas/Bank Rp 949.375.000
PPh 22 dibayar dimuka Rp 13.125.000
PPN Pemungut Rp 87.500.000
Penjualan Rp 875.000.000

Latihan

1. PT Sari Masa adalah importir alat-alat elektronik dari Korea dan


belum memiliki API. Pada bulan Januari 2014 memasukkan barng
dengan cost US$20.000; premi asuransi yang dibayar di luar
negeri (insurance) sebesar US$1.500, dan biaya angkut kapal ke
pelabuhan tujuan (freight) sebesar US$3.500. Bea Masuk 20%
(Kurs KMK Rp12.050 dan Kurs BI Rp12.150). Hitunglah PPh Pasal
22 yang dipungut oleh Bea dan Cukai?

2. PT Bahagia melakukan penyerahan barang kena pajak kepada


suatu instansi pemerintah seharga Rp275.000.000. Berapa
besarnya PPh pasal 22 yang dipotong oleh Bendaharawan dan
buatlah jurnalnya!

3. PT Lingkar Jaya mensuplai barang-barang elektronik kepada suatu


instansi pemerintah daerah dengan harga Rp16.500.000
(termasuk PPN 10%). Berapa uang yang diterima oleh PT Lingkar
Jaya!

9
15/04/2021

TERIMA KASIH

10

Anda mungkin juga menyukai