Anda di halaman 1dari 26

Journal Reading

*Kepaniteraan Klinik Senior / G1A220114 / Maret 2021


** Pembimbing / dr. Hj. Erni Zainuddin, Sp.Rad. K-RA

Infeksi TORCH Kongenital Pada Pasien Anak dan


Hubungannya Dengan Bagian Sirkulasi Anterior Otak : Studi
Observasi dengan Ilustrasi Kasus

Gita Safitri Amalia*

dr. Hj. Erni Zainuddin, Sp.Rad.K-RA**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU RADIOLOGI
RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

Infeksi TORCH Kongenital Pada Pasien Anak dan Hubungannya Dengan


Bagian Sirkulasi Anterior Otak : Studi Observasi dengan Ilustrasi Kasus

Disusun Oleh :
Gita Safitri Amalia
G1A220114

Kepaniteraan Klinik Senior

Bagian Ilmu Radiologi RSUD Raden Mattaher Prov. Jambi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

Laporan ini telah diterima dan dipresentasikan


Pada Maret 2021

Pembimbing

dr. Hj. Erni Zainuddin, Sp.Rad. K-RA

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Journal Reading dan
terjemah jurnal yang berjudul “Infeksi TORCH Kongenital Pada Pasien Anak dan
Hubungannya Dengan Bagian Sirkulasi Anterior Otak : Studi Observasi dengan
Ilustrasi Kasus” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Provinsi Jambi.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Hj. Erni Zainuddin, Sp.Rad.


K-RA yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing
penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekerangan dalam menerjemahkan
jurnal ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
terjemahan jurnal ini. Penulis mengharapkan semoga terjemahan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jambi, Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
JURNAL..................................................................................................................1
Daftar Pustaka........................................................................................................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tampilan Macrocephaly.........................................................................7


Gambar 2. Tampilan Hernia Umbilikal...................................................................7
Gambar 3. Pembengkakan Skrotum.........................................................................8
Gambar 4..................................................................................................................8
Gambar 5..................................................................................................................9
Gambar 6................................................................................................................10
Gambar 7. Target Viral Loud.................................................................................10
Gambar 8................................................................................................................11
Gambar 9................................................................................................................11
Gambar 10..............................................................................................................12
Gambar 11..............................................................................................................12
Gambar 12..............................................................................................................13
Gambar 13..............................................................................................................13
Gambar 14..............................................................................................................15
Gambar 15..............................................................................................................15
Gambar 16..............................................................................................................16
Gambar 17..............................................................................................................16
Gambar 18..............................................................................................................17

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1......................................................................................................................4
Tabel 2......................................................................................................................4

vi
1

Infeksi TORCH Kongenital Pada Pasien Anak dan Hubungannya Dengan


Bagian Sirkulasi Anterior Otak : Studi Observasi dengan Ilustrasi Kasus

Dhiman Chaudhury1, Vijay Kumar Raut2, Nazmin Ahmed2, Bipin


Chaurasia3*, Rabiul Karim4, Susant Kumar Sarkar5, Raj Kumar Roy6 and
Anant Kumar Bhakta7

1Associate Professor, Department of Neurosurgery, Bangabandhu Seikh Mujib Medical

University, Dhaka, Bangladesh


2Resident, Department of Neurosurgery, Bangabandhu Seikh Mujib Medical University,

Dhaka, Bangladesh
3Chief Resident, Department of Neurosurgery, Bangabandhu Seikh Mujib Medical

University, Dhaka, Bangladesh


4Assistant Professor, Chittagaon Medical College, Chittagaon, Bangladesh

5Associate Professor, Shahid Ziaur Rahaman Medical College, Bogura, Bangladesh

6Associate Professor, Rangpur Medical College, Rangpore, Bangladesh


7Registrar, NITOR, Dhaka, Bangladesh

*Corresponding Author

Dhaka, Bangladesh.
Received: July 04, 2018; Published: January 28, 2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Infeksi TORCH kongenital tidak jarang terjadi pada neonatus.
Infeksi TORCH pada kehamilan terjadi sekitar sepuluh persen, dengan
menularkan infeksi ke janin sejak gestasi hingga kelahiran. Gejala neurologis
jangka panjang dari infeksi TORCH menyebabkan komplikasi anatomi otak yang
beragam, dengan fokus pada bagian sirkulasi anterior otak.
Bahan dan Metode: Bayi yang dirawat diselidiki dan didiagnosis sebagai infeksi
TORCH kongenital. Kami mempelajari CT otak dan MRI otak bayi. Total 15
kasus infeksi TORCH kongenital bergejala dipelajari dan dianalisis. Sepuluh
diantaranya terinfeksi CMV dan dua diantaranya terinfeksi T. Gondii. Tiga di
antaranya adalah rubella dan HSV1. Kami mempelajari pasien dari Juli 2012
hingga Juni 2017.
2

Hasil: Semua pasien dengan infeksi CMV mengalami hydrocephalus, empat


pasien mengalami microcephali meskipun hydrocephalus. Pola hydrocephalus
secara signifikan atipikal dan terdapat lissencephaly-pachygyria. Namun
kelainan fossa posterior tampaknya tidak signifikan dibandingkan dengan
komplikasi serebral pada semua pasien dengan infeksi CMV dan T. gondii.
Kesimpulan: Gejala klinis bayi dan gambaran radiologi otak dipelajari secara
rinci. Sebagian besar gejala muncul pada bayi usia minggu sampai bulan. Paling
banyak terdapat pada usia dua bulan. Penelitian ini bertujuan untuk
menyimpulkan hubungan infeksi kongenital dengan bagian otak yang terkena,
tetapi tidak untuk memprediksi hasil. Sirkulasi anterior otak lebih `bat dari
sirkulasi posterior.
Kata kunci: Infeksi TORCH; T. gondii; Otak; Bawaan Cytomegalovirus (CMV)

PENDAHULUAN

TORCH mengacu pada infeksi kongenital yang paling umum terjadi:


toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex virus.1 Lebih dari 15%
kehamilan dipersulit oleh infeksi di beberapa titik selama kehamilan atau
persalinan. Ketika infeksi ini ditularkan ke janin yang sedang berkembang atau bayi
baru lahir, maka infeksi itu disebut infeksi kongenital. Infeksi kongenital dapat
terjadi "kapan saja sejak konsepsi sampai lahir".1,2 Infeksi kongenital
cytomegalovirus (CMV) merupakan penyebab utama infeksi virus kongenital dan
penyakit otak pada anak-anak di negara maju, terjadi pada sekitar 1% dari semua
kelahiran hidup (dari sekitar 0,3% hingga 2,4%). Penularan dari ibu ke anak
terutama disebabkan oleh infeksi CMV maternal primer, yang memiliki risiko
penularan bervariasi dari 14,2% menjadi 52,4% (prevalensi gabungan 32,4%).
Sepuluh persen dari bayi baru lahir yang terinfeksi secara kongenital menunjukkan
gejala saat lahir, dan cedera saraf permanen terjadi hingga 60% pada bayi.3

Infeksi CMV kongenital menyebabkan beberapa perubahan patologis dan


anatomis pada otak, termasuk ventriculomegaly, microcephaly, anomali kortikal,
kalsifikasi, kista subependimal, dan hipoplasia serebelar. Temuan MRI ini bukan
patognomonik infeksi CMV kongenital dan ada beberapa penyakit yang harus
dipertimbangkan sebagai diagnosis banding infeksi CMV kongenital seperti
gangguan perkembangan otak (misalnya lissencephaly, pachygyria),
3

leukoencephalopathy4,6, cerebral palsy dan infeksi system saraf pusat kongenital


lainnya. Terdapat laporan klinis sebelumnya tentang faktor-faktor yang terkait
dengan hasil yang buruk pada pasien dengan infeksi CMV kongenital.

Infeksi T. gondii berkisar antara 0,8 hingga 20 per 10.000 kelahiran hidup.
Infeksi kongenital biasanya disebabkan oleh infeksi maternal primer T. gondii
selama atau segera sebelum kehamilan.5

T. gondii adalah hasil parasitemia maternal yang menyebabkan infeksi


plasenta dan kemudian janin. Toksoplasmosis kongenital bersifat subklinis pada
sekitar 75% bayi yang terinfeksi dan, dicatat, berbanding terbalik dengan usia
kehamilan pada infeksi maternal diperoleh manifestasi paling umum dari infeksi
kongenital berat termasuk keterlambatan perkembangan, kalsifikasi intrakranial,
kejang, hidrosefalus, korioretinitis , anemia, dan penyakit kuning.6 Mikrosefali
ditemukan pada 5 - 15% bayi yang terinfeksi secara kongenital bergejala berat, dan
mikroftalmia pada 1 - 2%. Fenomena unik dari korioretinitis akut yang terjadi pada
individu berusia antara 15 dan 20 tahun dengan infeksi kongenital ringan atau
asimtomatik, masih belum dapat dijelaskan dengan baik; seperti halnya predileksi
untuk makula, ganglia basal, dan area periventrikular otak pada toksoplasmosis
kongenital berat.5,6 Toksoplasmosis okuler lebih sering bilateral pada penyakit
kongenital dibandingkan pada penyakit yang didapat. Di sisi lain, seringkali secara
subklinis, individu yang terinfeksi secara kongenital yang memanifestasikan
korioretinitis akut selama masa remaja7, diperkirakan bahwa perubahan halus
dalam status kekebalan yang dimediasi sel mereka memungkinkan kista okular T.
gondii untuk aktif kembali dan pecah. Yang menarik adalah fakta bahwa
mikrosefali mungkin tidak dikenali pada toksoplasmosis kongenital saat lahir dan
dikenali antara usia 12 dan 24 bulan. Beberapa dari bayi ini, dengan mikrosefali
yang terlambat dikenali, dianggap mengalami infeksi kongenital subklinis. Hal ini
menunjukkan bahwa pengobatan antimikroba mungkin penting dalam membatasi
kerusakan jaringan SSP yang sedang berlangsung. Kemanjuran pengobatan
toksoplasmosis kongenital didukung oleh hasil penelitian kolaboratif yang sangat
baik.5,6,8,9
4

Subjek dan Metode

Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan secara prospektif antara Juli 2012 dan Juni 2017.
Sampel dan data dikumpulkan dari pasien dengan kemungkinan infeksi CMV
kongenital dan toksoplasmosis yang menunjukkan gejala neurologis seperti
disabilitas intelektual, gangguan pendengaran, cerebral palsy, microcephaly,
kalsifikasi periventrikular dan epilepsi.

Tabel 1

Umur Jenis Laki- Perempu CMV Toxoplasmosis Gabungan


Kela laki an
min

Minggu ke bulan M: F 10 05 10 02 03

(rata-rata 02 bulan) 2: 1

Tabel 2

presentasi klinis presentasi Radiologi Multi-sistem keterlibatan

Microcephaly Hydrocephalus hernia umbilical hernia

macrocephaly asimetris ventrikulomegali skrotum

Cerebral palsy Lissencephaly-pachygyria Anemia

Epilepsi Septations dan kavitasi dalam sistem ventrikel

bawaan anomali lainnya hydraenencephaly

Desain studi

Desain studi yang digunakan adalah studi observasional yang dilakukan di


departemen bedah saraf, Bangabandhu seikh mujib universitas kedokteran.
Bangladesh, Dhaka. Usia para pasien dari beberapa minggu sampai bulan, biasanya
5

didapatkan pada usia dua bulan dengan dominasi laki-laki.

Rancangan investigasi

Semua pasien dilakukan CT otak, MRI otak, skrining infeksi TORCH bayi
dan ibu dilakukan, kandungan DNA virus pada urin (polymerase chain reaction,
PCR) dilakukan untuk beberapa pasien. Semua investigasi dasar lainnya juga
dilakukan untuk menyingkirkan keterlibatan multisistem. Penelitian ini bertujuan
untuk menyimpulkan hubungan kerusakan otak pada infeksi TORCH, paling sering
pada infeksi CMV dan toksoplasmosis, pada bagian sirkulasi anterior daripada
bagian sirkulasi posterior otak.

Hasil dan Diskusi

Dalam seri kami, kami mempelajari presentasi klinis, riwayat kelahiran, CT


scan dan MRI otak bayi positif infeksi TORCH, kebanyakan positif CMV dan dua
di antaranya positif T. gondii. Anatomi otak bayi ini dipelajari secara menyeluruh,
hidro cephalus, ventriculomegaly, microcephaly, macrocephaly, lissencephaly-
pachygyria adalah temuan umum. Penelitian ini terutama difokuskan pada analisis
distorsi anatomi otak dan pola hidrosefalus dan ventrikulomegali, yang secara
atipikal berbeda dengan jenis hidrosefalus dan ventrikulomegali lainnya.
Kerusakan kortikal juga paling menonjol di korteks serebral. Pada semua pasien
dengan infeksi CMV terdapat. ventrikulomegali dan semua ventrikulomegali
bersifat asimetri, septasi kistik, kavitasi dan pembuluh darah yang sangat buruk.
Jenis kerusakan otak dan ventrikulomegali yang serupa ini menarik perhatian ahli
bedah saraf untuk perencanaan pembedahan dan hasilnya. Meskipun alasan dibalik
presentasi pada CT dan MRI dipelajari secara ekstensif tetapi penelitian kami
berfokus pada membedakan distorsi anatomik otak pada infeksi CMV dan
Toksoplasmosis dengan fitur yang membedakan antara kompartemen
supratentorial dan infratentorial otak. Karena sistem sirkulasi darah mereka berbeda
secara filogenetik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerusakan otak pada
infeksi CMV dimulai pada masa kehamilan dan bersifat inflamasi, hubungan
6

korioamnionitis dan usia kerusakan otak janin juga telah dijelaskan.10 Pola
kerusakan juga telah dipelajari dengan mengikuti materi putih otak besar, lapisan
germinal, sel mikroglia, sel ependymal ventrikel dan pembuluh darah.3 Infeksi
berhubungan dengan aborsi berulang, retardasi pertumbuhan intrauterin, kematian
intrauterin, persalinan prematur, kematian neonatal dini dan malformasi
kongenital.2 Dalam rangkaian pengamatan kami, kami menemukan distorsi
anatomis otak paling menonjol di atas serebrum dan supratentorial setelah sirkulasi
anterior daripada fossa posterior dan infratentorial di bagian sirkulasi posterior.

Ilustrasi di bawah ini dipelajari secara rinci dan menemukan patologi seperti
yang dijelaskan di bagian masing-masing. Studi kami bertujuan untuk
membuktikan temuan radiologis yang disebutkan di atas dan juga diilustrasikan di
bawah ini. Prevalensi temuan supratentorial relatif umum ditemukan dibandingkan
keterlibatan infratentorial. Jadi alasan yang jelas untuk jenis keterlibatan
supratentorial ini tidak diketahui dengan baik, tetapi kebanyakan kasus hanya
memiliki tingkat keterlibatan infratentorial yang sangat kecil.

Kasus Ilustrasi

Kasus 1: Infeksi CMV dengan macrocephaly

Seorang bayi laki-laki berusia dua bulan datang ke IGD dengan riwayat
demam ringan dan muntah intermiten. Bayi itu lahir dengan persalinan normal di
rumah sakit setempat. Tidak ada riwayat asfiksia setelah melahirkan. Selama
kehamilan ibu tidak memiliki riwayat demam dan ibu menjalani pemeriksaan rutin
dan biasa mengkonsumsi suplemen zat besi, asam folat dan kalsium. Seiring
berjalannya waktu orang tua memperhatikan ukuran kepala bayi tersebut bertambah
besar. Terjadi pembengkakan di daerah pusar dan daerah skrotum. Tidak ada
riwayat pernikahan kerabat. Fungsi usus dan kandung kemih normal.

1. Tampilan anemia. 4. GCS-E4V4M6


2. Refleks menghisap yang 5. Pupil -normal.
buruk 6. Tidak ada defisit neurologis
3. Tangisan normal fokal.
7

7. OFC-40 cm saat masuk, 42 posterior terbuka dan tegang.


cm setelah 4 hari masuk. 10. Hernia umbilikalis dan
8. Adanya setting sun sign skrotum.
9. Fontenel anterior dan

Gambar 1: Tampilan Makrocephali

Gambar 2: Tampilan Hernia Umbilikalis.


8

Gambar 3: Pembengkakan Skrotum.

CT Kepala menunjukkan gambaran hidrosefalus kongenital dengan hidroenensefali

Gambar 4
9

Gambar 5

Infeksi CMV kongenital yang ditunjukkan melalui pemeriksaan darah dan Ibu juga
ditemukan CMV, rubella dan HSV1 positif.

MRI otak dilakukan untuk menyingkirkan kelainan kongenital terkait dan


agenesis anatomik. MRI otak menunjukkan gambaran ventrikulomegali dengan
septasi, kavitasi, mikrogyria, lissencephaly-pachygyria.3,11 Namun fossa posterior
menunjukkan temuan biasa saja. Dengan demikian infeksi CMV kongenital
menghambat wilayah sirkulasi anterior otak pada pasien ini.

Gejala yang terlihat pada pasien ini adalah karena distorsi anatomis
supratentorial otak akibat kandungan virus yang terdapat dalam urin pasien.
10

Gambar 6

Gambar 7: Target viral load.

Target kandungan virus CMV terdeteksi pada pasien ini melalui PCR urin dan
terapi antivirus dimulai dan pasien membaik tanpa diversi CSF

Kasus 2: Kasus toksoplasmosis kongenital

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan riwayat penurunan penglihatan


secara bertahap dan demam tinggi, mual dan muntah. Riwayat lima kali ventrikulo-
peritoneal shunt untuk hidrosefalus obstruktif. Pasca masuk diduga shunt tidak
11

berfungsi karena infeksi. Tindakan lebih lanjut telah dilakukan. Pemeriksaan mata
menunjukkan temuan yang berbeda dari hidrosefalus, yang mengarah pada
penyelidikan lebih lanjut dari riwayat kelahiran hingga sampel darah untuk infeksi
TORCH.

Gambar 8

Gambar 9

Toksoplasmosis okular kanan menyebabkan kebutaan mata kanan.9

CT Kepala menunjukkan beberapa kalsifikasi di kedua sisi ganglia basal dan di


saluran air, yang menyebabkan hidrosefalus obstruktif5,8 tanda target sentris pada
12

komputer tomografi otak.9 Namun fossa posterior menunjukkan perubahan yang


tidak signifikan dari toksoplasmosis, menunjukkan bagian sirkulasi anterior lebih
mungkin terkena daripada bagian sirkulasi posterior otak.

Gambar 10

Gambar 11
13

Pasien diobati dengan klindamisin, azitromisin, steroid dan antiepilepsi untuk


toksoplasmosis setelah infeksi shunt telah diatasi setelah dua minggu terapi
antibiotik spektrum luas IV seperti meropenem dan vankomisin.

Anak laki-laki itu dipulangkan dengan obat untuk toksoplasmosis tetapi masuk
kembali dengan keluhan dua episode kejang dan muntah. CT Kepala diulang.

Akhirnya pasien meninggal karena infeksi shunt berulang dan kejang, yang
menyebabkan kegagalan kardiorespirasi.

Gambar 12
14

Kasus 3: Kasus rubella dan HSV 1

Gambar 13

Bayi satu bulan dengan riwayat makrosefali setelah kebocoran CSF dari
fontenel posterior, mengakibatkan disfigurasi kranium. Terdapat settimg sun sign.
Bayi diperiksa dan ditemukan positif rubella dan HSV1, CT kepala telah dilakukan
dan menunjukkan pola atipikal hidrosefalus, hidranensefali

Kasus 4: Kasus infeksi CMV dengan kegagalan diversi CSF

Kasus infeksi CMV kongenital, bayi sepuluh bulan datang dengan


macrocephaly, CT kepala pertama menunjukkan ventrikulomegaly asimetris,
kavitasi dan septasi system ventricular, hidranensefali. CT kepala kedua dilakukan
setelah tujuh bulan ventriculoperitoneal shunt yang tidak menunjukkan perubahan
signifikan pada otak. Namun pada CT Kepala kedua yang dilakukan selanjutnya
menunjukkan daerah sirkulasi posterior yang terpengaruh relatif lebih sedikit.
15

Gambar 14

Gambar 15
16

Gambar 16

Kasus 5: Kasus infeksi CMV kongenital.

Seorang bayi laki-laki dua bulan dirawat dengan riwayat makrosefali, diselidiki dan
ditemukan infeksi CMV kongenital dari ibu positif.

Gambar 17

CT Kepala menunjukkan ventrikulomegali asimetris, namun fossa posterior


menunjukkan perubahan yang biasa saja. MRI otak juga dilakukan untuk
mempelajari distorsi anatomis secara detail.
17

Gambar 18

MRI di luar otak menunjukkan ciri-ciri ventrikulomegali asimetris, sekat sistem


ventrikel, hidranensefali. Dalam kasus ini juga kami menemukan fossa posterior
kurang terpengaruh dan menemukan distorsi anatomis yang relatif lebih sedikit
selain agenesis vermian.12,13,14,15,16
18

Kesimpulan

Infeksi TORCH kongenital biasanya ditularkan kepada janin selama kehamilan


hingga melahirkan. Diantaranya yang paling umum adalah infeksi CMV, kami
mempelajari kerusakan anatomis otak pada pasien yang terinfeksi secara detail.
Kami menemukan pola atipikal umum dari ventrikulomegali dan hidranensefali
dengan anomali kongenital lain juga. Diketahui bahwa infeksi TORCH melibatkan
multisistem pasien, namun kerusakan otak dan distorsi anatomisnya bergantung
pada kandungan virus pasien yang terinfeksi, yang telah dibuktikan dalam banyak
penelitian lain. Dalam penelitian observasional kami, kami menemukan pola
kerusakan anatomi pada infeksi TORCH kongenital mengikuti sirkulasi anterior
otak dibandingkan sirkulasi posterior. Namun hasil dari pasien tersebut dengan atau
tanpa intervensi bedah tidak bervariasi secara signifikan dan peran terapi antivirus
mungkin membantu dalam beberapa kasus. Karena ini adalah studi observasional,
kasus-kasus yang ditunjukkan di atas dipelajari dan dianalisis secara rinci.
Meskipun alasan pasti untuk kelainan korteks serebral dan sistem ventrikel tidak
diketahui, kami dapat menjelaskan variasi kelainan pada otak pasien anak.
Penelitian ini didasarkan pada evaluasi pasien dan penatalaksanaannya dengan
prognosis. Peran operasi tidak mengubah hasil kecuali dalam kasus selektif.
Penatalaksanaan pasien ini sangat penting dan mungkin memerlukan pendekatan
multidisiplin. Kelainan kongenital terlihat jelas pada pasien ini, sebagian besar ibu
juga ditemukan positif untuk skrining TORCH, sehingga modalitas
penatalaksanaan berbeda pada pasien jenis ini dari pasien hidrosefalus lainnya
dengan hasil yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan pandangan
tentang penatalaksanaan tetapi bukan mekanisme perubahan arsitektur otak pada
pasien anak.

Daftar Pustaka

1. Hutchinson MK dan Sandall SR. "Infeksi TORCH bawaan pada bayi dan anak
kecil: gejala sisa perkembangan saraf dan implikasi untuk intervensi". Topik
19

Pendidikan Khusus Anak Usia Dini 15.1 (1995): 65-82.


2. Surpam RB., Dkk. “Studi serologis untuk infeksi TORCH pada wanita dengan
riwayat kebidanan yang buruk”. Jurnal Kebidanan dan Ginekologi India 56.1
(2006): 41-43.
3. Gabrielli L., dkk. “Infeksi sitomegalovirus kongenital: pola kerusakan otak
janin”. Mikrobiologi Klinik dan Infeksi 18.10 (2012): E419-E427.
4. Manara R., dkk. “Temuan resonansi magnetik otak pada infeksi
sitomegalovirus kongenital bergejala”. Radiologi Anak 41.8 (2011): 962-970.
5. Macías N. “Toksoplasmosis otak: ciri-ciri pencitraan yang khas dan atipikal”.
Kongres Radiologi Eropa (2011).
6. Moncada PA dan Montoya JG. “Toksoplasmosis pada janin dan bayi baru
lahir: pembaruan tentang prevalensi, diagnosis, dan pengobatan”. Review Ahli
Terapi Anti Infeksi 10.7 (2012): 815-828.
7. Alford CA., dkk. “Infeksi sitomegalovirus bawaan dan perinatal”. Review
tentang Penyakit Menular 12.7 (1990): S745-S753.
8. Smets K., dkk. “Memilih neonatus dengan infeksi sitomegalovirus bawaan
untuk terapi gansiklovir”. European Journal of Pediatrics 165,12 (2006): 885-
890.
9. Stegmann BJ dan Carey JC. “Infeksi TORCH. Toksoplasmosis, Lainnya
(sifilis, varicella-zoster, parvovirus B19), Rubella, Cytomega lovirus (CMV),
dan infeksi Herpes ”. Laporan Kesehatan Wanita Saat Ini 2.4 (2002): 253-
258.
10. Patrick LA dan Smith GN. "Sitokin proinflamasi: hubungan antara
korioamnionitis dan cedera otak janin". Jurnal Kebidanan dan Ginekologi
Kanada 24.9 (2002): 705-709.
11. Sanchez TR., Dkk. "Kalsifikasi periventrikular difus dan atrofi otak: Kasus
infeksi sitomegalovi rus sistem saraf pusat neonatal". Jurnal Neuroradiologi
29.5 (2016): 314-316.
12. Frenkel LD., Dkk. “Patogenesis mikrosefali akibat infeksi bawaan: mengapa
kepala bayi saya sangat kecil?” Euro pean Journal of Clinical Microbiology
and Infectious Diseases 37.2 (2017): 209-226.
20

13. Hayward JC., Dkk. "Lissencephaly-pachygyria terkait dengan infeksi


cytomegalovirus bawaan". Jurnal Neurologi Anak 6.2 (1991): 109-114.
14. Kumar GG., Et al. "Tanda target eksentrik pada toksoplasmosis otak:
neuropatologis berkorelasi dengan fitur pencitraan". Jurnal Pencitraan
Resonansi Magnetik 31.6 (2010): 1469-1472.
15. Kwak M., dkk. “Temuan Pencitraan Resonansi Magnetik Otak dari Infeksi
Cytomegalovirus Bawaan sebagai Faktor Prognostik untuk Hasil Neologi”.
Neurologi Anak 83 (2018): 14-18.
16. Zeichner SL dan Plotkin SA. “Mekanisme dan jalur infeksi bawaan”.
Klinik Perinatologi 15.2 (1988): 163-188.

Anda mungkin juga menyukai