355-Article Text-1034-1-10-20200201
355-Article Text-1034-1-10-20200201
ABSTRAK
Angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar rata-rata lebih dari 50% perempuan
disetiap negara mengalami nyeri haid. Di Indonesia kejadian nyeri primer sebesar 48,89 %
serta di sumatera Barat kejadian nyeri haid sebesar 36,5%. Minimnya pengetahuan wanita
khususnya remaja mengenai kesehatan reproduksi bisa menimbulkan salah presepsi bahkan
dalam berprilaku,. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
siswi tentang menstruasi dengan perilaku dalam mengatasi nyeri haid. Penelitian ini bersifat
deskriptif analitik dengan desain cross sectional terhadap 84 orang responden dengan
menggunakan lembar kuesioner di SMP 12 Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung pada bulan
April-Mei tahun 2016. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,017 berarti ada hubungan yang
bermakan antara pengetahuan siswi tentang menstruasi dengan perilaku mengatasi nyeri
haiddi SMP 12 Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Kesimpulan Diharapkan agar dapat
mengadakan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi guna meningkatkan
pengetahuan siswi khususnya tentang menstruasi.
ABSTRACT
The incidence of menstrual pain in the world is very large on average more than
50% of women in each country experience menstrual pain. In Indonesia the incidence of
primary pain was 48.89% and in West Sumatra the incidence of menstrual pain was 36.5%.
The lack of knowledge of women, especially adolescents about reproductive health can lead
to misperceptions even in behavior. The purpose of this study was to determine the
relationship of student knowledge about menstruation with behavior in dealing with
menstrual pain. This research is analytic descriptive with cross sectional design of eighty
four respondents using questionnaire sheets at SMP 12 Lubuk Tarok, Sijunjung Regency in
April-May 2016. The statistical test results obtained p = 0.017 means there is a meaningful
relationship between student knowledge about menstruation with behaviors to overcome
haiddi pain at 12 Lubuk Tarok Middle School, Sijunjung Regency. Conclusion It is expected
to be able to hold reproductive health counseling activities in order to increase student
knowledge, especially about menstruation.
30
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
dewasa. Batasan usia remaja menurut pengetahuan berkembang, nyeri haid mulai
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) banyak dibahas. Banyak ahli yang telah
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika menyumbangkan pikiran dan temuannya
pada usia remaja seseorang sudah menikah, untuk mengatasi nyeri haid. Dalam istilah
maka ia tergolong dalam dewasa atau medis, nyeri haid disebut dismenorhoe.
bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia Nyeri haid itu ada yang ringan dan samar
sudah bukan lagi remaja tetapi masih tetapi ada pula yang berat bahkan beberapa
tergantung pada orang tua (tidak mandiri), wanita yang sampai pingsan dan tidak kuat
maka dimasukkan ke dalam kelompok menahannya. Separuh wanita tergangu oleh
remaja. (Admin,2008) nyeri haid. Penyebab nyeri haid bisa
Terjadinya pertumbuhan fisik yang bermacam-macam bisa karena proses
cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan penyakit misalnya radang panggul,
organ-organ reproduksi (organ seksual) endometriosis, tumor, kelainan letak uterus,
untuk mencapai kematangan, sehingga selaput dara yang tidak berlobang,
mampu melangsungkan fungsi produksi. ketidakseimbangan hormonal, dan stress
Perubahan ini ditandai dengan munculnya atau kecemasan yang berlebihan (Beryl
:tanda-tanda seks primer, yaitu yang Kingstone:21).
berhubungan langsung dengan organ Nyeri haid dapat digolongkan
seks(terjadinya haid pada remaja berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya
puteri/menarche dan terjadi mimpi basah kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan
pada remaja laki-laki. Tanda-tanda skunder jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi,
yaitu pada laki-laki terjadi perubahan dismenore spasmodik dan dismenore
suara,tumbuhnya jakun,penis dan buah kongestif. Sedangkan berdasarkan ada
zakar bertambah besar dan lainya, pada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat
remaja putri pinggul membesar, diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi,
pertumbuhan rahim dan vagina, payudara dismenore primer dan dismenore sekunder.
membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan (Dr. Dito Anurogo,2008).
kemaluan. Pertumbuhan fisik dalam masa Angka kejadian nyeri haid di dunia
remaja ini merupakan hal yang sangat sangat besar rata-rata lebih dari 50%
penting bagi kesehatan reproduksi.(Depkes perempuan disetiap negara mengalami
RI,2003:21) nyeri haid. Di Amerika Serikat sendiri,
Setiap bulan secara periodik, diperkirakan hampir 90% wanita
seorang wanita normal akan mengalami mengalami Dismenore ini, dan 10-15%
peristiwa reproduksi yaitu menstruasi. diantaranya mengalami Dismenore berat,
Menstruasi merupakan meluruhnya yang menyebabkan mereka tidak mampu
jaringan endometrium karena tidak adanya melakukan kegiatan apapun diasumsikan
telur matang yang dibuahi oleh sperma, dari berbagai gejala yang belum dilaporkan.
peristiwa itu begitu wajar dan alami Banyak wanita yang membeli obat sendiri
sehingga dapat dipastikan bahwa semua dan tidak berkunjung ke dokter.
wanita yang normal pasti akan mengalami Dismenorea juga dapat menyebabkan
proses itu. Walaupun begitu, pada ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah,
kenyataannya banyak wanita yang sebanyak 13-51% wanita telah absen
mengalami masalah menstruasi, di sedikitnya sekali, dan 5-14% berulangkali
antaranya adalah nyeri haid. ( Dr. Dito absen (Laurel D Edmundson, 2007).
Anurogo,2008) Sementara hasil survei terhadap 113 pasien
Beberapa tahun yang lalu, nyeri di family practice setting menunjukkan
haid hanya dianggap sebagai penyakit prevalensi dismenorea 29-44% (Sobczyk,
psikosomatis. Akan tetapi, karena 1978). Dan ini akan menurunkan kualitas
keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu hidupnya. Studi longitudinal dari Swedia
31
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
melaporkan dismenorea pada 90% wanita istirahat, tidur, pengalihan rasa sakit,
yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% kompres air hangat dan tidak stress pada
wanita yang berusia 24 tahun (French, saat menstruasi karena nyeri haid terjadi
2005). Di Indonesia kejadian nyeri primer pada wanita dengan tingkat stres rendah
sebesar 48,89 % dan nyeri haid sekunder sebesar 22%, dengan tingkat stres sedang
sebesar 9,63%, Angka kejadian nyeri haid 29% dan wanita dengan tingkat stres tinggi
di Sumatera Barat sebesar 36,5%, sebesar 44%. (Sumber: Jurnal
penderitanya mempunyai gejala yang hebat Occupational and Environmental
sehingga memerlukan istirahat ditempat Medicine,2008)
tidur dan terpaksa meninggalkan pekerjaan Berdasarkan informasi yang penulis
atau sekolah (Haris,2007) dapat dari siswi SMP 12 Lubuk Tarok
Wanita yang menderita nyeri haid Kabupaten Sijunjung bahwa hampir tiap
hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya hari siswi yang izin dari PBM (proses
tanpa mengetahui apa yang harus Belajar Mengajar) dengan alasan nyeri
dilakukannya dan ke mana ia harus haid. Bertolak dari informasi tersebut
mengadu. Kadang kala wanita tersebut penulis menemui bagian kemahasiswaan
hanya meminum obat penghilang rasa nyeri SMP 12 Lubuk tarok Kabupaten Sijunjung
tiap bulannya padahal ada beberapa dari wawancara singkat beliau, penulis
alternatif lain yang dapat mengurangi nyeri mendapatkan data dalam laporan tahunan
haid selain meminum obat penghilang rasa 2010 kehadiran sisiwa SMP 12 Lubuk
nyeri, sedangkan mereka tidak mengetahui Tarok, Sijunjung tercatat bahwa dari 110
apa efek dari obat yang di minumnya. siswa yang izin dengan alasan sakit 70%
(Sumber: Jurnal Occupational and diantaranya adalah siswa perempuan.Pada
Environmental Medicine,2008) kunjungan berikutnya penulis
Minimnya pengetahuan wanita mewawancarai 15 orang siswi SMP 12
khususnya remaja mengenai kesehatan Lubuk Tarok, Sijunjung yang pernah izin
reproduksi bisa menimbulkan salah dalam PBM dengan alas an nyeri haid, 13
presepsi bahkan dalam berprilaku, tak orang dari mereka mengaku tidak memiliki
terkecuali dalam hal menstruasi, khususnya pengetahuan tentang bagaiman mengatasi
dalam mengatasi nyeri haid. Apabila nyeri nyeri haid tersebut.
haid tidak bisa diatasi dengan baik maka Berdasarkan latar belakang diatas
keadaan ini akan mempengaruhi wanita penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam menjalani hidup seperti tidak bisa tentang hubungan pengetahuan siswi
bekerja secara maksimal. Kondisi ini akan dengan perilaku dalam mengatasi nyeri
mengakibatkan hilangnya hari kerja dan haid di SMP 12 Lubuk Tarok Kabupaten
akhirnya terjadi penurunan produktifitas Sijunjung tahun 2016. Mengingat usia
dan prestasi bagi yang masih mengalami remaja adalah masa yang rawan atau kritis
pendidikan. (Arifin,2007) yang sangat memerlukan perhatian khusus
Apabila siswa sering meninggalkan dan bantuan agar remaja dapat memahami
PBM (proses belajar mengajar) dengan dan memiliki perilaku positif terhadap
alasan nyeri haid maka keadaan ini jelas kesehatan reproduksinya, khususnya dalam
sangat berpengaruh pada kualitas mengatasi nyeri haid.
pendididkan mereka sebagai seorang
pelajar, dimana mereka akan ketinggalan METODE PENELITIAN
pelajaran karena merasakan mules dan sakit Penelitian ini menggunakan metode
perut bagian bawah deskriptif analitik dengan desain cross
Perilaku yang dapat mengatasi nyeri sectional. Populasi yaitu siswi kelas VII
haid kecuali obat-obat penghilang rasa dan VIII SMP 12 Lubuk Tarok Kabupaten
nyeri adalah dengan berolahraga ringan, Sijunjung yang sudah menstruasi yang
32
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
33
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
HASIL df = 1 p= 0,017
Analisis data menggunakan analisis
univariat dan bivariat terhadap 84 orang Tabel 2. menunjukkan bahwa dari
responden. 41 responden yang memiliki pengetahuan
tinggi, terdapat 38 orang (92,7 %)
Analisis Univariat melakukan prilaku dalam mengatasi nyeri
haid dan dari 43 responden yang
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan memiliki pengetahuan rendah, hanya
Responden terdapat 30 orang (69,8 %) yang
No Pengetahuan f % melakukan prilaku dalam mengatasi nyeri
haid.
1. Tinggi 41 48,8
Setelah dilakukan uji statistic
2. Rendah 43 51,2
didapatkan bahwa adanya hubungan yang
bermakna antara pengetahuan siswi
Jumlah 84 100
tentang menstruasi dengan prilaku
mengatasi nyeri haid di SMP 12 Lubuk
Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih Tarok Kabupaten Sijunjung tahun 2016,
dari sebagian memiliki pengetahuan dengan p = 0,017 (p < 0,05).
rendah tentang menstruasi, yaitu 43 orang
(51,2 %).
PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi Perilaku Mengatasi
Nyeri Haid Pengetahuan
No Perilaku f % Secara umum pengetahuan
1. Melakukan 68 81,0 responden tentang menstruasi tergolong
2. Tidak melakukan 16 19,0 rendah, yaitu 51,2 % dari 84 orang
responden yang diteliti.
Jumlah 84 100 Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang didapatkan oleh Dewi
Tabel 2. menunjukkan bahwa Ratna Silistina pada tahun 2009 yang
sebagian besar melakukan prilaku dalam meneliti tentang hubungan pengetahuan
mengatasi nyeri haid, yaitu 68 orang menstruasi dengan prilaku remaja putri
(81,0 %). tentang menstruasi di SMPN 1
Trenggalek Surakarta didapatkan hasil
Analisis Bivariat tingkat pengetahuan siswi tentang
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Siswi menstruasi sesuai umur yang memiliki
tentang Menstruasi dengan Prilaku pengetahuan rendah sebanyak 26 siswi
Mengatasi Nyeri Haid (24,30%) terdapat paling banyak pada
Prilaku Mengatasi umur 12 tahun.
Nyeri Haid .
Pengeta Jumlah
Tidak Pengetahuan merupakan hasil dari
huan Melkukn
Melakukn
apa yang diketahui seseorang dan ini
f % f % f %
terjadi setelah orang melakukan
Tinggi 38 92,7 3 7,3 41 100 pengindraan terhadap suatu objek
Rendah 30 69,8 13 30,2 43 100
Total 68 81,0 16 19,0 84 100
tertentu. Sebagian besar pengetahuan
34
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
manusia diperoleh melalui mata dan dalam mengatasi nyeri haid dan 19,0 %
telinga (Notoatmodjo, 2002: 127). tidak melakukan prilaku dalam mengatasi
Rendahnya pengetahuan dapat nyeri haid.
diakibatkan karena beberapa factor yaitu Hasil penelitian yang didapat oleh
factor interna seperti intelegensi Eka Trisia pada tahun 2009 yang meneliti
seseorang yang rendah yang akan tentang hubungan pengetahuan siswi
mengakibatkan prestasi belajar yg tidak dengan prilaku mengatasi nyeri haid di
baik dan tidak adanya motivasi pada diri MTsM Saniangbaka Kecamatan X Koto
untuk memiliki kemauan agar menjadi Singkarak Kabupaten Solok didapatkan
lebih baik dan lebih berpotensi serta tidak bahwa siswi yang mempunyai prilaku
memiliki kepribadian sendiri yaitu tidak yang tidak baik sebanyak 36 orang
mampunya diri sendiri menyesuaikan diri (52,9%).dan yang baik sebanyak 32
secara unik dengan lingkungan, dan orang (47,1%).
factor eksterna yaitu lingkungan rumah
dimana sarana yang disediakan oleh Dismenorea adalah nyeri yang
orang tua tidak memadai dan factor bersifat cramping, dibagian bawah perut,
lingkungan sekolah dimana jumlah murid punggung bawah bahkan sampai paha
yang terlalu banyak dengan ruang kelas yang berasal dari kram rahim dan terjadi
yang kecil sehingga lebih banyaknya selama menstruasi. Nyeri dapat dirasakan
siswa yang bermain dalam belajar. sebelum dan sesudah haid yang dapat
(Admin, 2010) bersifat kolik atau terus menerus
Menurut asumsi peneliti, (Syamsul Arifin, 2007).
Rendahnya pengetahuan ini dapat Tindakan terbaik untuk mengatasi
disebabkan karena kurangnya informasi nyeri haid adalah menjaga pola hidup
kesehatan yang diperoleh responden dari sehat dengan asupan vitamin dan gizi
sember-sumber yang akurat, karena yang cukup, olah raga secara teratur serta
keterbatasan sarana informasi seperti menjaga kondisi psikologis tetap baik.
jaringan internet,media massa dan buku Berbaring dengan posisi kaki tinggi atau
tentang prilaku mengatasi nyeri haid, menekuk lutut dan meringkuk serta
adapun sarana informasi disana tapi jauh minum teh hangat adalah cara tradisional
dari sekolah dan tempat tinggal yang dapat mengurangi nyeri haid.( Dr.
mereka.dan sebagian besar responden Dito Anurogo, 2008)
kurangnya komunikasi dengan orang tua Untuk mengatasi nyeri haid para
khususnya dalam hal menstruasi karena dokter menyarankan untuk melakukan
mereka malu atau takut buat bicara relaksasi dan hipnoterapi. Selain itu, ada
tentang masalah itu. Rendahnya cara lain yang dapat dilakukan seperti
pengetahuan remaja memberi dampak suhu panas, istirahat cukup, minum
negatif dimana mereka sering kali yogurt, mengkonsumsi vitamin E,
berprilaku salah termasuk dalam melakukan yoga, aroma terapi dan
mengatasi nyeri haid. refleksi, serta melakukan hiburan. (Dr.
Dito Anurogo, 2008)
Perilaku Mengatasi Nyeri Haid
Menurut asumsi peneliti, banyak
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui responden yang melakukan prilaku dalam
81,0 % responden melakukan prilaku mengatasi nyeri haid disebabkan karena
35
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
36
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Volume 3 nomor 1 tahun 2016
37