Anda di halaman 1dari 10

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Hubungan Usia dan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Post


Partum Blues di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kudus
Anny Rosiana Masithoh1*, Nor Asiyah2 , Yuyun Naimah3
1,2
S1 Keperawatan , Universitas Muhammadiyah Kudus
2
DIII Kebidanan , Universitas Muhammadiyah Kudus
*Email:annyrosiana@umkudus.ac.id

Keywords: Latar Belakang:. Post partum blues merupakan masa transisi mood
Usia; pendidikan; setelah melahirkan yang sering terjadi pada 50-70% wanita paska
Post partum blues melahirkan. Kejadian post partum blues ini terus meningkat 10-15%
dan kejadian psikosis pasca melahirkan 1-2 per 1000 kelahiran.
Sebagian ibu berhasil menyesuaikan diri, namun ada sebagian
lainnya yang tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami post
patum blues. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia dan
pendidikan ibu dengan kejadian post partum blues di Desa Mijen
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Tahun 2018. Metode: Jenis
penelitian analitik korelatif dengan metode pendekatan Cross
Sectional, populasi dan sampel sebanyak 30 responden menggunakan
Teknik Total Sampling. Alat ukur kuesioner dan Uji Hubungan
menggunakan uji Chi Square. Hasil Penelitian: ada hubungan yang
signifikan antara usia ibu dengan kejadian post partum blues di Desa
Mijen Keamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Tahun 2018 dengan p
value =0,021. Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan
kejadian post partum blues di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kudus tahun 2018 dengan p value =0,058. Kesimpulan :
Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian post partum blues di
Desa Mijen Kecamatan Kabupaten Kudus. Tidak ada hubungan
antara kejadian post partum blues di Desa Mijen Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Kudus.

1. PENDAHULUAN hingga dua minggu sejak kelahiran bayi.


Melahirkan merupakan karunia Tanda dan gejalanya antara lain cemas
terbesar bagi wanita dan momen yang tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak
sangat membahagiakan, tetapi kadang harus sabar, tidak percaya diri, sensitif atau
menemukan kenyataan bahwa tidak semua mudah tersinggung, serta merasa kurang
wanita menganggap seperti itu karena ada menyayangi bayinya. Peningkatan
wanita yang mengalami depresi setelah dukungan mental atau dukungan keluarga
melahirkan. Depresi setelah melahirkan ini sangat di perlukan dalam mengatasi
adalah gangguan psikologis yang dalam gangguan psikologis yang berhubungan
bahasa kedokterannya disebut postpartum dengan masa nifas ini (2). Kejadian
blues. (30). post partum blues ini terus meningkat.
Post partum blues merupakan Kejadian post partum blues 10-15% dan
kesedihan atau kemurungan setelah kejadian psikosis pasca melahirkan 1-2 per
melahirkan, biasanya hanya muncul 1000 kelahiran. World Health Organization
sementara waktu, yakni sekitar dua hari (WHO), dalam wanita melahirkan dan

454
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

mengalami post partum blues ringan sekitar Berdasarkan hasil survey


10 per 1000 kelahiran hidupdan post pendahuluan pada tanggal 25 November
partum blues berat 30-200 per 1000 2017 Di desa Mijen didapatkan hasil
kelahiran hidup. Di klinik Ibu dan Anak wawancara dengan 10 ibu post partum
Seremban Malaysia menemukan sekitar dengan jarak sejak ibu melahirkan dengan
3,9% post partum blues. Di India kejadian dilakukannya wawancara kurang dari 7
post partum blues 8,5%, dan kejadian post hari.Didapatkan 4 ibu post partum dengan
partum blues di Melayu sebesar 3,0% . Di umur beresiko (<20 tahun, > 35 tahun)
Taiwan kejadian post partum bluessebesar mengalami cemas dan murung karena takut
40% ( 28). bayinya tidak mendapatkan perhatian
Hal ini terjadi karena dipengaruhi dengan baik. Sedangkan 2 ibu post partum
oleh adanya faktor usia. Usia individu usia 20 tahundan 35 tahun terlihat antusias
terhitung saat dilahirkan sampai saat terhadap bayinya dan. Sementara itu 3 ibu
berulang tahun. Semakin cukup usia, post partum dengan pendidikan rendah
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang (SD-SMP) terlihat antusias terhadap
akan lebih matang dalam berpikir dan bayinya, saat di observasi dan ketika
bekerja. Usia perempuan saat kehamilan dilakukan wawancara bersikap kooperatif
dan persalinan seringkali dikaitkan dengan karena ibu lebih mengutamakan mengurus
kesiapan mental perempuan tersebut untuk anak menjadi ibu rumah dibandingkan
menjadi seorang ibu. Sebagian besar bekerja. Dan 1 ibu pada tingkat pendidikan
masyarakat percaya bahwa saat yang tepat yang tinggi ibu merasa cemas tidak dapat
bagi seseorang perempuan untuk merawat bayi karena memiliki pekerjaan
melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, diluar rumah.
dan hal ini menjadi optimal bagi perawatan Berdasarkan uraian data dan
bayi oleh seorang ibu. (27) Selain itu latarbelakang diatas, peneliti tertarik untuk
juga adanya faktor pendidikan yang melakukan peneletian tentang “ Hubungan
merupakan proses perubahan sikap dan tata Usia dan Pendidikan ibu dengan Kejadian
laku seseorang atau kelompok orang dalam Post Partum Blues di Desa Mijen Kecamtan
usaha mendewasakan manusia melalui Kaliwungu Kabupaten Kudus.
upaya pengajaran dan pelatihan.
Perempuan yang berpendidikan tinggi akan 2. METODE
menghadapi konflik peran, yaitu tuntutan Penelitian ini dilakukan untuk
sebagai perempuan yang memiliki mengetahuiadanya hubungan usia dan
pekerjaan diluar rumah. Antara berperan pendidikan ibu dengan kejadian post
sebagai ibu rumah tangga saja atau partum blues di desa Mijen kecamatan
melakukan pekerjaan diluar rumah dengan Kaliwungu kabupaten Kudus. Penelitian ini
peran mereka juga sebagai ibu rumah menggunakan penelitian dengan jenis
tangga dan orang tua dari anak–anak penelitian survey analitik korelatif, dan
mereka.Hal ini sangat berpengaruh pada menggunakan pendekatan cross sectional
konflik batin ibu tentang kekhawatiran dimana pengumpulan data baik variable
kelanjutan kehidupan bayinya.(27). independen maupun variabel dependen,
Menurut penelitian yang dilakukan dilakukan secara bersama-sama atau
oleh Devi Kurniasari1 & Yetti Amir Astuti sekaligus (Notoadmojo,2012). Penelitian ini
(2014) dengan judul Hubungan Antara telah dilakukan di Desa MIjen Kecamatan
Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan Kaliwungu Kabupaten Kudus pada bulan
Dukungan Sosial Suami Dengan Post Maret-April 2018.
partum Blues Pada Ibu Dengan Persalinan Populasi dalam penelitian ini yaitu
Sc Di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani seluruh ibu melahirkan pada bulan Maret-
Metro Tahun 2014. Mendapatkan hasil April dengan teknik pengumpulan sampel
bahwa ada hubungan antara umur dan purposive sampling yang berjumlah 30
pendidikan ibu dengan post partum blues responden. Adapun pemilihan sampel
dengan nilai p-value 0.040 <0,05, OR didasarkan kriteria inklusi yaitu Ibu post
2.700, dan p-value 0.017<0,05, OR 2.625.

455
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

partum pada bulan Maret-April tahun 2017 pekerjaan. Kejadian post partum blues di
di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, ukur dengan kuesioner EPDS (Edinburgh
Kabupaten Kudus dan yang bersedia Post natal Depression Scale). Kuesioner ini
menjadi responden dan menanda tangani berisi petanyaan tentang berbagai perasaan
informant Consent. Kriteria eksklusi yaitu. ibu detelah melahirkan dalam jangka waktu
Ibu post partum yang bayinya lahir dengan 7 hari terakhir. Berbagai perasaan ibu
kelainan ibu post partum yang mengalami tersebut dikelompokkan menjadi post
komplikasi post partum, dan ibu post partum blues dan tidak post partum blues.
partum dengan jumlah anak lebih dari 5 Keuntungan menggunakan Kuesioner
(grandemultipara, mulai dari anak ke 6). EPDS adalah Mudah dihitung (oleh
Instrument pengumpulan data yang perawat, bidan, petugas kesehatan lain),
digunakan dalam penelitian ini adalah sederhana, cepat dikerjakan (membutuhkan
lembar kuesioner EPDS (Edinburgh Post waktu 5-10 menit bagi ibu untuk
natal Depression Scale) dan lembar menyelesaikan EPDS). Hasil ukur
Cheklist untuk usia dan pendidikan ibu menggunakan kuesioner EPDS yaitu : Post
dimana peneliti mengumpulkan data secara partum blues, jika skor 10 dan Tidak post
langsung kepada responden untuk partum blues, jika skor < 10.
menjawab pertanyaan secara tertulis dan
wawancara.

Pada penelitian ini peneliti


mengumpukan data umum yang berupa
data demografi yaitu : usia, pendidikan, dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu di Desa


Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N=30)

Usia frekuensi Presentase


(%)
Beresiko (>20 dan < 35 tahun) 14 46,70
Tidak beresiko (20-35 tahun) 16 53,30
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di


Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N = 30)

Pendidikan Frekuensi Presentase


SD 1 3,30
SMP 4 13,30
SMA 8 26,70
PT 17 56,70
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2018.

456
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di


Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N = 30)

Pekerjan frekuensi Presentase


(%)
Bekerja 16 53,30
Tidak 14 46,70
bekerja
total 30 100
Sumber : Data Primer, 2018.

3.2 Analisa Univariat


Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu di Desa
Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N=30)

Usia frekuens Presentase


i (%)
Beresiko 14 46,70
(<20 dan > 35
tahun)
Tidak 16 53,30
beresiko (20-
35 tahun)
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di


Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N = 30)

Pendidikan Frekuen Presentas


si e
SD 1 3,30
SMP 4 13,30
SMA 8 26,70
PT 17 56,70
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarka Kejadian Post Partum Blues Di Desa
Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N=30)

Post Partum Frekuen Presentas


Blues si e
YA 18 60,0
TIDAK 12 40,0
Total 30 100,0
Sumber : Data Primer, 2018.

457
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3.3 Analisa bivariat


Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian Post
Partum Blues Di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018
(N=30)

USIA IBU Kejadian Post Partum blues Total


TIDAK PPB PPB
N % N % N %
Beresiko 2 14, 12 85,7% 14 100
Tidak beresiko 10 3% 6 37,5% 16 100
62, 100
5%
Total 12 18 30
p value = 0,021
Sumber : Data Primer, 2018.

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian


Post Partum Blues Di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018
(N=30)
4.
Pendidikan Kejadian Post Partum Blues Total
Ibu TIDAK PPB
PPB
N % N % N %
SD 0 0,0% 1 100% 1 100
SMP 4 100% 0 0,0% 4 100
SMA 3 37,5 5 62,5% 8 100
PT 5 % 12 70,6% 17
29,4
%
Total 12 18 30
p value = 0,058
Sumber : Data Primer, 2018.
masyarakat percaya bahwa saat yang
Berdasarkan penelittian tepat bagi seseorang perempuan untuk
menunjukkan bahwa hasil usia ibu yang melahirkan pada usia antara 20–30
beresiko (<20 dan >35 tahun ) sebanyak tahun, dan hal ini menjadi optimal bagi
14 responden (53,30%) dan usia ibu perawatan bayi oleh seorang ibu. ( 27).
yang tidak beresiko (20-35 tahun)
sebanyak 16 responden (46,70%). Faktor usia pada seorang ibu juga
Usia merupakan satuan waktu mempengaruhi terjadinya post partum
yang mengukur waktu keberadaan blues. Pada usia yang lebih muda
makhluk hidup. Semakin cukup usia, (kehamilan remaja) ataupun usia yang
tingkat kematangan dan kekuatan lebih lanjut, telah banyak diyakini dapat
seseorang akan lebih matang dalam meningkatkan resiko biomedik,
berpikir dan bekerja. Usia perempuan mengakibatkan pola tingkahlaku yang
saat kehamilan dan persalinan seringkali tidak optimal baik pada ibu yang
dikaitkan dengan kesiapan mental melahirkan ataupun pada bayiyang
perempuan tersebut untuk menjadi dilahirkan dan dibesarkan (5).
seorang ibu. Deng. Sebagian besar

458
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Menurut peneliti setiap ibu hamil tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif
memiliki kemampuan beradaptasi atau mudah tersinggung, serta merasa
masing-masing untuk menghadapi kurang menyayangi bayinya.
perubahan dalam hidupnya. Ada yang Peningkatan dukungan mental atau
mampu meyesuaikan diri dan ada yang dukungan keluarga sangat di perlukan
tidak mampu menyesuaikan diri dalam mengatasi gangguan psikologis
kemudian terjadi perasaan sedih, kawatir yang berhubungan dengan masa nifas ini
dan stress lainnya yang disebut post (2).
partum blues. Dalam usia ibu saat Kondisi post partum blues yang
melahirkan dibagi menajadi usia dialami oleh sebagian perempuanyang
beresiko dan tidak beresiko. Usiaibu baru melahirkan. Hal ini dapat terjadi
mempengaruhi dalam kejadian post dikarenakan belum siapnya melahirkan
partum blues inikarena proses persiapan bayi dan menjadi seorang ibu,
fisik dan mental ibu terhadap adanya perubahan kadar estrogen, progesteron,
perubahan baru yaitu adanya bayi prolaktin, dan estriol yang terlalu
didalam kehidupannya. rendah,umur,pendidikan,dan paritas,
Berdasarkan hasil penelitian yang serta dukungan emosional darisuami dan
didapatkan hasil pendidikan ibu keluarga memiliki pengaruh besar dalam
sebagian besar adalah Perguruan Tinggi kontribusi post partumblues (4)
(PT) sebanyak 17 responden (56,70%) Beberapa penyesuaian dibutuhkan
dan hasil yang terkecil pedidikan ibu oleh wanita dalam menghadapi aktivitas
adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1 dan peran barunya sebagai ibu pada
responden. minggu-minggu atau bulan-bulan
Pendidikan merupakan proses pertama setelah melahirkan, baik dari
perubahan sikap dan tata laku seseorang segi fisik maupun segi psikologis.
atau kelompok orang dalam usaha Sebagian wanita berhasil menyesuaikan
mendewasakan manusia melalui upaya diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya
pengajaran dan pelatihan. Perempuan tidak berhasil menyesuaikan diri dan
yang berpendidikan tinggi akan mengalaami gangguan-gangguan
menghadapi konflik peran, yaitu psikologis, salah satunya yang disebut
tuntutan sebagai perempuan yang post partum blues. (13,16)
memiliki pekerjaan diluar rumah. Antara Hubungan usia ibu dengan kejadian
berperan sebagai ibu rumah tangga saja post partum blues menunjukkan bahwa ibu
atau melakukan pekerjaan diluar rumah post partumdengan usia beresiko yang tidak
dengan peran mereka juga sebagai ibu mengalami post partum blues sebanyak 2
rumah tangga dan orang tua dari anak– orang (14,3%), dibanding yang mengalami
anak mereka. Hal ini sangat berpengaruh post partum blues sebanyak 12 orang
pada konflik batin ibu tentang (85,7%). Sedangkan ibu post partum
kekhawatiran kelanjutan kehidupan dengan usia tidak beresiko yang tidak
bayinya. (6). mengalami post partum blues sebanyak 10
Berdasarkan penelitian orang (62,5%), dan yang mengalami post
didapatkan hasil responden yang partum blues sebanyak 6 orang (37,5%).
mengalami post partum bluessebanyak Usia merupakan perhitungan yang di
18 responden (60%). Sedangkan yang mulai dari saat kelahiran seeorang sampai
tidak mengalami post partum blues dengan waktu sekarang. Dewasa awal yaitu
sebanyak 12 responden (40%). masa dimana seorang individu mulai
Post partum blues merupakan membina rumah tangga dan mejadi orang
kesedihan atau kemurungan setelah tua (Potter & Perry,2010). Individu akan
melahirkan, biasanya hanya muncul mengalami perubahan fisik maupun
sementara waktu, yakni sekitar dua hari psikologis tertentu bersamaan dengan
hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. masalah penyesuaian diri (Hurlock,2010).
Tanda dan gejalanya antara lain cemas Dewasa awal ditandai dengan adanya
tanpa sebab, menangis tanpa sebab, kemandirian secara finansial, muncul rasa

459
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

tanggung jawab terhadap tindakan yang dengan kejadian Postpartum blues, dari
dilakukan, penyesuaian terhadap pola-pola umur ibu jika ibu terlalu muda berhubungan
kehidupan baru. Setiap individu yang kesiapan peran menjadi seorang ibu
berusia dewasa awal diharapkan dapat sehingga merupakan umur yang beresiko
menjalankan peran-peran barunya sebagai jika ibu berusia< 20 tahun dan jika usia ibu
suami/istri, pencari nafkah, orang tua, dan lebih dari 35 tahun yang membuat menjadi
yang disisi lain dapat mengembangkan resiko adalah faktor kelelahan dan keadaan
sikap, keinginan serta nilai sesuai dengan anatomi tubuh yang sudah tidak baik lagi
tujuan yang baru (1). untuk hamil dan bersalin. (6)
Melahirkan merupakan karunia Pada penelitian terdahulu yang
terbesar bagi wanita dan momen yang dilakukan oleh Devi Kurniasari dan Yetti
sangat membahagiakan, tetapi kadang harus Amir Astuti (2015) mengenai Hubungan
menemukan kenyataan bahwa tidak semua Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan
wanita menganggap seperti itu karena ada Dukungan Sosial SuamiDengan Postpartum
wanita yang mengalami depresi setelah Blues Pada Ibu Dengan Persalinan ScDi
melahirkan.Depresi setelah melahirkan ini Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
adalah gangguan psikologis yang dalam Tahun 2014, didapatkan data dengan nilai
bahasa kedokterannya disebut postpartum OR 2,700 berarti responden dengan usia
blues.Postpartum blues merupakan masa yang beresiko memiliki peluang 2,700 kali
transisi mood setelah melahirkan yang lebih besar untuk mengalami post partum
sering terjadi pada 50-70% wanita pasca blues.
melahirkan. (8). Dari Hasil Uji statistic chi-square
Post partum blues merupakan didapatkan nilai p sebesar 0,021 (< 0.05)
kondisi yang dialami oleh sebagian dan Sehingga P value tabel kurang dari P
perempuan yang baru melahirkan. Hal ini value hitung maka Ho ditolak dan Ha
dapat terjadi dikarenakan belum siapnya diterima. Hal ini dapat ditarik kesimpulan
melahirkan bayi dan menjadi seorang ibu, bahwa ada hubungan usia ibu dengan
perubahan kadar estrogen, progesteron, kejadian post partum blues di Desa Mijen
prolaktin, dan estriol yang terlalu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
rendah,umur,pendidikan,dan paritas, serta Menurut peneliti setiap ibu hamil
dukungan emosional darisuami dan memiliki kemampuan beradaptasi masing-
keluarga memiliki pengaruh besar dalam masing untuk menghadapi perubahan dalam
kontribusi post partumblues (Soffan, 2012). hidupnya. Ada yang mampu meyesuaikan
Usia berkaitan dengan kejadian post diri dan ada yang tidak mampu
partum blues, karena usia mempengaruhi menyesuaikan diri kemudian terjadi
darikondisi keadaan rahim. Pada usia yang perasaan sedih, kawatir dan stress lainnya
kurang dari 20tahun, masih sangat rawan yang disebut post partum blues. Dalam usia
untuk merawat anak sehinggamengalami ibu saat melahirkan dibagi menajadi usia
kesulitan dalam beradaptasi,dibutuhkan beresiko dan tidak beresiko. Usiaibu
pertolongan dari petugas kesehatan yang mempengaruhi dalam kejadian post partum
ada dalam mendampingi ibu melewati masa blues inikarena proses persiapan fisik dan
nifas selamaperawatan di rumah sakit. mental ibu terhadap adanya perubahan baru
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa yaitu adanya bayi didalam
saat yang tepat bagi seseorang perempuan kehidupannya.(4)
untuk melahirkan pada usia antara 20–30 Hubungan pendidikan ibu dengan
tahun, dan hal ini mendukung masalah kejadian post partum bluesmenunjukkan
periode yang optimal bagi perawatan bayi bahwa pendidikan Sekolah Dasar (SD)
oleh seorang ibu. (3) yang tidak mengalami post partum yaitu 0
Faktor usia perempuan yang responden (0.0%), dan yang mengalami
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan post partum blues hanya 1 responden
seringkali dikaitkan dengan kesiapan (100%). Pendidikan SMP yang tidak
mental perempuan tersebut untuk menjadi mengalami post partum blues sebanyak 4
seorang ibu. Karakteristik ibu dihubungkan responden (100%), dan yang mengalami

460
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

post partum blues 0 responden (0,0%). Hasil uji stastik menggunakan uji chi
Sedangkan pendidikan SMA yang tidak square diperoleh nilai P value = 0,058 lebih
mengalami post partum blues sebanyak 3 besar dari nilai tingkat kemaknaan α <0,05.
responden(37,5%), dan yang mengalami Sehingga P value tabel lebih dari P value
post partum blues sebanyak 5 responden hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima.
(62,5%). Perguruan tinggi (PT) yang tidak Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengalami post partum blues sebanyak 5 tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan
responden (29,45) dan yang mengalami kejadian post partum blues di Desa Mijen
post partum blues sebanyak 12 responden Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
(70,6%). Menurut uraian diatas dapat ditarik
Perempuan yang berpendidikan kesimpulan peneliti, pendidikan ibu yang
tinggi akan menghadapi konflik peran, tinggi maupun rendah tidak banyak
yaitu antara berperan sebagai ibu rumah berpeluang mengakibatkan post partum
tangga saja atau melakukan pekerjaan blues. Kejadian ini lebih besar berpengaruh
diluar rumah dengan peran mereka juga dari lingkungan dibandingkan dengan
sebagai ibu rumah tangga dan orang tua tingkat pengetahuan ibu, namun peran
dari anak–anak mereka.Hal ini sangat suami dan dukungan keluarga sangat
berpengaruh pada konflik batin ibu tentang dibutuhkan oleh seorang ibu dalam hal
kekhawatiran kelanjutan kehidupan membantu mengurus bayinya.
bayinya. (Risa, 2011) Semakin tinggi
pendidikan ibu maka semakin 4. KESIMPULAN
baikpengetahuan ibu karena akan banyak Hasil analisis statistik pada bivariat tentang
informasi yangdidapat. Dengan pendidikan hubungan antara usia ibu dengan kejadian
formal menghasilkan perilakuyang baik post partum blues diperoleh hasil ada
oleh individu, sehingga ibu tidak merasa hubungan yang signifikan antara usia ibu
cemas dan mampu mengurus bayinya dengan kejadian post partum blues dengan
dengan baik meskipun dengan bantuan p valuesebesar 0,021 (< 0,05).
orang lain (babysitter/pembantu rumah Hasil analisis statistik pada bivariat tentang
tangga) atau dibantu oleh keluarga terutama hubungan antara pendidikan ibu dengan
nenek dari bayinya. Namun pada sebagian kejadian post partum blues diperoleh hasil
orang,pendidikan tidak mempengaruhi tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
sikap hal tersebut lebihbesar berasal dari dengan kejadian post partum blues dengan
lingkungan yang diterima oleh individu. p value 0,058 (> 0,05).
Pendidikan tinggi maupun
pendidikanrendah berpeluang untuk
mengalami post partum blues,tergantung REFERENSI
bagaimana individu tersebut
1. Andranita, M Perbedaan Fokus Karir
mengantisipasimasalah yang terjadi.(3)
Antara Pekerja Dewasa Muda yang
Pada penelitian terdahulu yang
Pindah Kerja dan Tidak Pindah
dilakukan oleh Devi Kurniasari dan Yetti
Kerja di Jakarta.Fakultas Psikologi,
Amir Astuti (2015) mengenai Hubungan
Universitas Indonesia. Depok. 2008
Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan
2. Dahro, Ahmad. Buku Psikologi
Dukungan Sosial SuamiDengan Postpartum
Kebidanan Analisis Perilaku Wanita
Blues Pada Ibu Dengan Persalinan ScDi
Untuk Kesehatan. Jakarta. Salemba
Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
Medika, 2012.
Tahun 2014, didapatkan bahwa ada
3. Ersan, A. Hubungan Post Partum Blues
hubungan yang bermaknaantara pendidikan
pada Ibu Dewasa awal pasca
dengan kejadian post partum blues di
melahirkan .Universitas Kristen Satya
Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
Wacana (Diakses tanggal 28 November
tahun 2014Dengan nilai OR 2,625 berarti
2017), 2015.
responden denganpendidikan yang rendah
memiliki peluang 2,625 kali lebihbesar
untuk mengalami post partum blues(14)

461
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

4. Fuad,I. Dasar-Dasar Kependidikan. 17. Padila. Buku Ajar Keperawatan


Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher, Maternitas. Yogyakarta. Nuha Medika,
2010. 2014.
5. Gondo,K. Skrining Edinburgh Posnatal 18. Papalia, D,E, Old, S, W., Feldman, &
Depression Scale (EPDS) pada Post R, D. Human Development(Terjemahan
Partum Blues. Fakultas Kedokteran A, K, Anwar). Jakarta, Prenada
Universitas Wijaya Kusuma Media Group, 2008.
Surabaya.(Diakses tanggal 28 19. Putra, Nusa. Metode Penelitian
November 2017). 2011. Kualitatif Pendidikan. Jakarta. PT Raja
6. Hasdianah & Rohan, Hasan.Buku Ajar Grafindo Persada, 2012.
Kesehatan Reproduksi.Yogyakata. 20. Ratna. Perawatan pasca melahirkan.
Nuha Medika, 2013. Diakses tanggal 20 November 2017
7. Hasjanah, Yusrita. Pada Ibu Yang dari
Mengalami Baby Blues http://ratnarespati.com/2009/03/03/pera
Syndrome.Vol.1 No.1 Juli 2012. watanpasca-melahirkan/. 2009
8. Herawati, Mansyur dan Temu, 21. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi
Budiarti.Psikologi Ibu dan Anak.Edisi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Salemba Medika.Jakarta, 2013. Nuha Medika, 2011.
9. Hidayat, A, Aziz Alimul.Pengantar 22. Saleha.Asuhan Kebidanan Pada Masa
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Nifas. Jakarta. Salemba Medik, 2009..
Salemba Medika, 2008. 23. Sahrul. Perubahan Psikologis Ibu pada
10. Hidayat, A, Aziz Alimul.Metode Masa Nifas. Diakses tanggal 20
Penelitian Kesehatan Paradigma November 2017
Kuantitatif. Jakarta. Heath Books, 24. Saifuddin, Ab. Buku Acuan Nasional
2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
11. Hurlock, E. B. Psikologi Neonatal. Jakarta . Ybp-Sp, 2008.
Perkembangan Suatu Pendekatan 25. Setiawan, A. dan Saryono. Metodologi
Sepanjang Rentan Kehidupan (Alih Penelitian Kebidanan. Jakarta. Nuha
Bahasa Istiwidayanti dkk.Edisi Kelima. Medika, 2010.
Jakarta. Erlangga. 2010 26. Suherni, S., Hesti, Widyasih, Anita,
12. Machmudah.Pengaruh Persalinan Rahmawati. Perawatan Masa Nifas.
Dengan Komplikasi Terhadap Yogyakarta. Fitramaya, 2009.
Kemungkinan Terjadinya Postpartum 27. Sloane & Benedict. Petunjuk lengkap
Blues Di Kota Semarang.Asuhan kehamilan. Alih Bahasa, Anton
Kebidanan Pada Masa Nifas Adiwiyoto. Jakarta. Pustaka Mina
“Puerperium care”. Pustaka Pelajar. Salemba Medika. 2009.
Yogyakarta (Diakses tanggal 28 28. Soep. Pengaruh Intervensi
November 2017). 2010. Psikoedukasi dalam Mengatasi Depresi
13. Marmi. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Postpartum Di RSU DR. Pringadi
“Peurperium Care”. Medan, Tesis PascaSarjana Universitas
Yogyakarta.Pustaka Belajar, 2015. Sumatera Utara,Medan, 2009.
14. Maryunani, Anik. Asuhan pada Ibu 29. Sugiyono. Metode Penelitian
dalam Masa Nifas (Postpartum). Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Jakarta. Trans Info Media, 2009. Bandung. Alfabeta, 2008.
15. Mudyaharjo. Pengantar Pendidikan 30. Sujiyatini, dkk. Asuhan Patologi
Sebuah Studi Awal Tentang Dasar- Kebidanan. Jakarta. Nuha Medika,
Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan 2008
Pendidikan Di Indonesia. Jakarta. 31. Tukiran, Agus, Joko, & Pande, M.
Grafindo Persada, 2009. Kesehatan Berencana Dan Kesehatan
16. Notoadmodjo, S. Metologi Penelitian Reproduksi. Yogyakarta . Pustaka
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta, 2010. Belajar. 2009.
32. Wisner KL, Parry BL, Piontek
CM,Scoot . Postpartum Depression.

462
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

New England Journal Of Medicine. tanggal 28 November 2017). 2008.


Vol 347.2002; 2: 194-99 .(Diakses

463

Anda mungkin juga menyukai