Ilovepdf Merged
Ilovepdf Merged
BLUES
Abstract: Childbirth is a happy moment, but there are some cases can be frightening,
this is because women who give birth often experience feelings of sadness and fear
that affects the emotional and sensitivity of the mother, known as postpartum blues.
The purpose of this study is to know the factors - factors that affect the incidence of
postpartum blues.
The research design was cross sectional. The study was conducted at BPM “D” in
Campurejo Village, Bojonegoro District and BPM “S” in Sukorejo Village,
Bojonegoro District from January to February 2018 to 30 postpartum mothers. The
study instrument used an EDPS (Edinburgh Postnatal Depression Scale)
questionnaire. Data processing using Chi Square test. The results showed that the
factors affecting the phenotype of postpartum blues include p value = 0,04, education
with p value = 0,049, obstetric status with p value = 0,011.
Factors affecting postpartum blues events include age, education, occupation, and
obstetric status.
Keywords: Factors, Postpartum blues, Edinburgh Postnatal Depression Scale
130
131 Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018, 130-139
menunjukkan bahwa responden yang terhadap pola pikir seseorang. Pola pikir
paling banyak mengalami depresi seseorang tersebut akan mempengaruhi
sebagian besar responden dengan koping stres. Selain itu dengan
kelompok umur 25-29 tahun sebanyak pendidikan tinggi memungkinkan lebih
40,8%. Hal tersebut dikarenaka untuk banyak pengalaman dan wawasan
usia pernikahan sudah diatur oleh dibandingkan dengan seseorang dengan
BKKBN, undang – undang pernikahan, pendidikan rendah sehingga lebih dapat
dan telah banyaknya sosialisasi tentang mengelola masalah yang dihadapai dan
usia pernikahan ideal, maka sudah terhindar dari maslah – masalah
banyak ibu – ibu yang hamil dengan usia psikologis yang salah satunya
ideal yaitu 20 -35 tahuan. Berkaitan postpartum blues
dengan adanya postpartum blues pada
umur 20 – 35 tahun dimana seorang 3. Mengindentifikasi Pekerjaan Pada
wanita msih produktif baik dalam Kejadian Postpartum Blues
masalah yang berkaitan dnegan Hasil penelitian dapat dijelaskan
kebutuhan fisik dan berperan aktif daam bahwa postpartum blues sebagian besar
keluarga. Dengan adanya peran yang terjadi pada ibu yang tidak bekerja yaitu
melekat tersebut dapa memicu seorang sebanyak 5 responden (16,7%) dengan
ibu untuk mengalami postpartum blues. nilai p value = 0,156 (>0,05) yang berati
tidak ada hubungan pekerjaan dengan
2. Mengindentifikasi Pendidikan Pada kejadian postpartum blues.
Kejadian Postpartum Blues Wanita karir yang sudah matang
Hasil penelitian dapatdijelaskan khususnya, sangat sulit melepaskan
bahwa postpartum blues sebagian sikapnya yang teratur sewaktu merawat
besar terjadi pada tingkat bayi. Mereka berfikir dapat menangai,
pendidikan SMP yaitu sebanyak 7 tetapi sewaktu bayi membuatnya
responden (23,3%) dengan nilai p kerepotan dengan tangisan yang terus
value = 0,049 (<0,05) yang berati menerus, rasa lapar yang tidak teratur,
ada hubungan pendidikan dengan jadwal yang tiak jelasdan membuatnya
kejadian postpartum blues. kurang tidur, perempuan – perempuan
Pendidikan ibu yang rendah ini umumnya lebih rentan terhadap
dapat mempengaruhi postpartum blues. Ibu yang mempunyai
adanya kejadian postpartum. Pada pendidikan tinggi akanmenghadapi
ibu yang memiliki pendidikan konflik peran dan tekanan sosial antara
rendah akan cenderung mempunyai tuntutan sebagai ibu yang bekerja dan
banyak anak dan tehnik dalam sebagai ibu rumah tangga.
perawatan bayi pun kurang baik Pada hasil penelitian tidak sesuai dengan
(Machmudah, 2010). Selain itu hal teori yang diungkapkan karena pada ibu
ini juga dinyatakan oleh penelitian yang tidak bekerja dia lebih fokus
Manurung, (2011) bahwa ibu yang terhadap apa yang terjadi pada diri dan
berpendidikan SD/SMP akan bayinya, sehingga jika terdapat masalah
berpeluang mengalami postpartum maka seorang ibu tersebut lebih
bluessebesar empat kali dibanding menyalahkan dirinya sehingga lebih
ibu yang berpendidikan SLTA atau rentan terkena postpartum blues. Dan
Diploma I. dengan tidak bekerja kurangnya
Pendidikan berpengaruh secara tidak informasi dan wawasan dari teman –
langsung terhadap kejadian postpartum teman yang nantinya dapat dijadikan
blues karena pendidikan berpengaruh pengalaman dalam mengasuh anaknya.
137 Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018, 130-139
.
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
Info Artikel: Diterima: 09 September 2019 Revisi: 15 Oktober 2019 Diterima: 04 November 2019
ABSTRAK
Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko dan angka kejadian postpartum
blues di Kota Palembang.
Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah ibu
postpartum yang diambil dari RSI Muhammadiyah, RS Bhayangkara dan RSI St. Khodijah tahun 2017
dengan jumlah 90 orang, menggunakan teknik Proporsional cluster random sampling. Analisis statistik
menggunakan uji chi square dan regresi binary logistik.. Intrumen penelitian menggunakan instrument
baku yaitu instrument EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) dengan jumlah soal 10 pertanyaan.
Hasil : Angka kejadian Postpartum blues sebesar 46,7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas
(pv=0,0005; OR=15,117), dukungan keluarga (pv=0,009;OR=10,996), perencenaan kehamilan
(pv=0,006;OR=9,863), pendidikan (pv=0,023;OR=3,656) dan kelelahan fisik (pv=0,029 ; OR=3,341),
dengan kejadian Postpartum Blues.
Kesimpulan Terjadinya postpartum blues melibatkan faktor-faktor biopsikososial sebelum dan setelah
bersalin. Adanya kerentanan biologis, kerentanan psikologis, situasi stresfull, dukungan sosial kurang, dan
strategi yang maladaptif, bersama-sama memberi kontribusi bagi berkembangnya postpartum blues.
Dibutuhkan dukungan social, emosional, informasi dan bantuan tenaga bagi ibu postpartum dan mengenali
penyebab postpartum blues sejak awal.
Kata kunci : Post partum blues, faktor risiko, angka kejadian
ABSTRACT
Background: This study aimed to determine the risk factors and the incidence of postpartum blues in the
city of Palembang.
Methods: This study was analytic survey with a cross sectional design. The sample used is 90 postpartum
with Proportional cluster random sampling were from Muhammadiyah, Bhayangkara and Siti Khodijah
Islamic Hospital from September 27 St to December 06 St , 2017. Data were analyzed by chi square test and
multiple logistic regression. The instrument used EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) with 10
questions.
Results: The incidence of postpartum blues were 46,7%. there is a significant relationship with Postpartum
blues were parity (pv= 0,000; OR = 15,117), family support (pv = 0,009; OR = 10,996), pregnancy
planning (pv = 0,006; OR = 9,863), education (pv = 0,023; OR = 3,656) and physical fatigue (pv = 0.029;
OR = 3.341).
Conclusion:The incidence of postpartum blues in the city of Palembang is 46%and parity are the most
influential factors for postpartum blues events. The occurrence of postpartum blues involves
biopsychosocial factors before and after delivery. Biological vulnerability, psychological vulnerability,
stressful situations, less social support, and maladaptive strategies together contribute to the development
of postpartum blues. It requires social, emotional, informed and labor support for postpartum mothers and
identifies the causes of postpartum blues from the outset.
Keywords: Postpartum blues, risk factors, incidence rate
| 91
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
PENDAHULUAN
Periode post partum adalah periode yang berkembang menjadi keadaan yang lebih berat. 7, 8
berhubungan dengan perubahan fisik dan emosional Penyebab postpartum blues tidak diketahui
yang intens mengarah pada gangguan kecemasan secara pasti, tapi diduga dipengaruhi oleh faktor
dan suasana hati. Ada tiga derajat gangguan mood internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti
postpartum, yaitu, postpartum blues, depresi fluktuasi hormonal, faktor psikologis dan
postpartum (PPD), dan postpartum psychosis. 1 kepribadian, adanya riwayat depresi sebelumnya,
Postpartum blues adalah gangguan mood yang riwayat kehamilan dan persalinan dengan
relatif sering dialami ibu pasca persalinan. 2 Kondisi komplikasi, persalinan section caesarea, kehamilan
ini sering terjadi dalam 14 hari pasca persalinan dan yang tidak direncanakan, bayi berat badan lahir
cenderung lebih buruk pada hari ke-3 dan ke-4. 3 rendah (BBLR), dan pada ibu yang menyusui dan
Prevalensi kejadian postpartum blues mengalami kesulitan dalam menyusui serta ibu yang
bervariasi diseluruh dunia. Prevalensi postpartum tidak mempunyai pengalaman merawat bayi.9
blues di Tanzania sebanyak 80% sementara di Ibu postpartum blues harus diidentifikasi
Jepang 8%. 4 Hal ini disebabkan oleh kurangnya sejak awal dan ditangani secara adekuat, karena bila
kriteria diagnosis dan metodologi penelitian yang tidak diobati akan menempatkan ibu pada risiko
berbeda pada masing-masing penelitian, di Asia, penyakit yang berulang dan berdampak jangka
prevalensi depresi pasca persalinan antara 3,5%- panjang terhadap peran ibu yang berhubungan
63,3% dimana Malaysia dan Pakistan menjadi dengan perkembangan emosional dan perilaku anak,
peringkat yang terendah dan tertinggi. 5 serta peran ibu di keluarga. Penanganan Postpartum
Angka kejadian postpartum blues di Indonesia blues yang tidak tepat dapat berkembang menjadi
secara pasti belum diketahui, namun beberapa depresi postpartum atau bahkan gejala yang lebih
penelitian menunjukkan angka kejadian postpartum berat yaitu psikosis.10
blues berada di rentang 50-70%. 6 Rendahnya angka Untuk itu, sangat diperlukan sistem yang
kejadian postpartum blues dibandingkan negara- dapat mengidentifikasi kondisi kesehatan ibu
negara lain diduga karena budaya dan sifat orang selama kehamilan dan masa nifas sehingga
Indonesia yang cenderung “nrimo” dan bersabar gangguan mood pasca melahirkan dapat
menerima apa yang dialaminya, serta masih diidentifikasi sejak dini dan diobati dengan tepat
kentalnya tradisi membantu kerabat yang baru baik dengan terapi farmakologis dan
11
melahirkan, semakin memperkuat keyakinan kalau nonfarmakologis.
wanita Indonesia „kebal‟ terhadap postpartum blues EPSD adalah salah satu upaya untuk
syndrome. mendiagnosis masalah ibu dengan cepat dan
Postpartum blues ditandai dengan gejala- memberikan pengobatan depresi postpartum blues
gejala seperti : reaksi depresi/sedih/disforia, mudah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
menangis (tearfulness), mudah tersinggung dan bayi,12 serta untuk memastikan hubungan yang
(irritable), cemas, nyeri kepala (headache), labilitas sehat antara orang tua-anak 13 Karena itu identifikasi
perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, faktor risiko Postpartum blues dengan EPDS adalah
merasa tidak mampu, gangguan tidur dan gangguan penting untuk mendiagnosa masalah kesehatan ibu
nafsu makan (appetite). Gejala-gejala ini mulai dan mengurangi prevalensi Postpartum blues. Oleh
muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan karena itu penelitian bertujuan untuk menganalisis
menghilang dalam waktu antara beberapa jam faktor risiko dan angka kejadian postpartum blues di
sampai sepuluh hari atau lebih. Namun pada Kota Palembang.
beberapa minggu atau bulan kemudian dapat
METODE
Penelitian ini bersifat servey analitik dengan Sampel terdiri dari ibu postpartum hari ke 2-14 di 3
rancangan cross sectional pada ibu postpartum. sebanyak 90 responden dengan teknik
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelahiran di Proportionale cluster random sampling. Uji
RS Bhayangkara, RS Muhammadiyah dan RSI Siti statistik yang digunakan chi-square dan regresi
Khodijah periode bulan September-Nopember 2017. logistik ganda menggunakan metode Backward LR
| 92
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
HASIL
Hasil analisis statistik dilakukan uji chi – square dijelaskan pada Tabel 1 dan Tabel 2
menggunakan univariat dan bivariat menggunakan dibawah ini:
Tabel 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Postpartum Blues di Kota Palembang
(n= 90)
Kemungkinan terjadinya
Faktor Risiko Post Partum Blues Jumlah pvalue OR (95%CI)
Tidak Ya
n % n % n %
Umur Ibu
1. 20 – 35 tahun 41 59,4 28 40,6 69 100 0,036* 2,929
2. <20 atau >35 tahun 7 33,3 14 66,7 21 100 (1,049-8,176)
Paritas
1. Multipara 33 66 17 34 50 100 0,007* 3,235
2. Primipara 15 37,5 25 62,5 40 100 (1,359-7,701)
Jenis Persalinan
1. Normal 14 45,2 17 54,8 31 100 0,260 0,606
2. Sectio Caesaria 34 57,6 25 42,4 59 100 (0,252-1,454)
Komplikasi/Penyulit
Persalinan
1. Tidak Ada 30 63,8 17 36,2 47 100 0,037* 2,451
2. Ada 18 41,9 25 58,1 43 100 (1,048-5,730)
Perencanaan Kehamilan
1. Direncanakan 43 58,1 31 41,9 74 100 0,051** 3,052
2. Tidak direncanakan 5 31,2 11 68,8 16 100 (0,963-9,672)
Pendidikan Ibu
1. Pendidikan tinggi
(S1, D3, SLTA)
35 63,6 20 36,4 55 100 0,014* 2,962
2. Pendidikan rendah 13 37,1 22 62,9 35 100 (1,230-7,130)
(TS, SD, SMP)
Pekerjaan Ibu
1. Tidak Bekerja 39 51,3 37 48,7 76 100 0,371 0,586
2. Bekerja 9 64,3 5 35,7 14 100 (0,180-1,910)
(p=0,009; OR=5,323) dan pendidikan ibu (p=0,014; variabel yang memiliki nilai p<0,25 meliputi ; umur
OR=2,962) ibu, usia kehamilan, paritas, komplikasi/penyulit
Variabel-variabel kandidat yang memenuhi persalinan, kelelahan fisik, dukungan keluarga,
kriteria kandidat model multivariat adalah variabel pendidikan ibu dan perencanaan kehamilan.
yang bermakna secara statistik (p<0,05) dan
Tabel 3. Model Akhir Analisis Multivariat Faktor yang Mempengaruhi kejadian Postpartum Blues
di Kota Palembang
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dengan penelitian terdahulu yang menyatakan
ibu primipara mengalami postpartum blues. Hal ini terdapat hubungan bermakna antara status
sejalan dengan penelitian terdahulu 10, 14, 15 yang kehamilan yang diinginkan dan tidak diinginkan
menunjukkan wanita primipara mempunyai risiko dengan kejadian postpartum blues.18 Kehamilan
lebih besar terhadap postpartum blues. Ibu yang merupakan proses alamiah yang menyenangkan,
pernah melahirkan sebelumnya memiliki didambakan, dan diinginkan oleh setiap wanita
pengalaman dalam merawat bayinya dibandingkan sehingga perlu adanya kesiapan fisik dan psikologis.
ibu yang baru pertama kali melahirkan, primipara Kehamilan yang diharapkan akan membuat seorang
akan cenderung mengalami gangguan mood ringan. wanita semakin siap dalam persalinan dan menjadi
Pengalaman pertama kali menghadapi proses ibu. 10 Persiapan yang baik membuat ibu postpartum
persalinan dan merawat anak sering kali akan mampu menghadapi masa pasca persalinannya
memunculkan sikap yang beragam pada ibu dengan baik tanpa adanya gangguan syndrome
primipara. Ibu berada dalam proses adaptasi dan postpartum.
belum berpengalaman dalam merawat anak, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sehingga merasa menghadapi masalah sendiri. Oleh pendidikan ibu sebagaian besar berpendidikan
karena itu Ibu primipara membutuhkan orang-orang rendah mengalami postpartum blues. Hasil
yang mendampingi dalam masa nifas, sehingga penelitian ini sejalan dengan penelitian dimana
masa nifas akan dilewati dengan baik. persentasi postpartum blues pada ibu yang memiliki
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian pendidikan rendah (SD-SMP) adalah 54,5% dan
sebelumnya yang menunjukkan terdapat pengaruh 86,6%. 15, 18
dukungan keluarga dengan terjadinya postpartum Tingkat pendidikan sangat berpengaruh
blues.16,17 Merawat bayi bukanlah tugas yang ringan, terhadap kecerdasan emosional, ibu yang memiliki
terutama bagi ibu baru, dalam asuhan pasca tingkat pendidikan tinggi akan memiliki cara
persalinan dukungan suami (keluarga) sangat berfikir yang lebih rasional, dan semakin mudah
diperlukan, karena keputusan suami dan arahan untuk menerima informasi. Ibu yang tidak
keluarga terutama ibu sangat berpengaruh dan mendapatkan informasi yang memadai tentang
menjadi acuan penting bagi ibu dalam merawat kehamilan dan persalinan umunya akan sulit dalam
bayinya sehari-hari. Bila suami dan keluarga tidak menyesuaikan diri terhadap peran dan aktivitas
memberikan dukungan, membuat ibu sedih dan barunya sehingga memungkinkan terjadinya
kewalahan dalam mengasuh bayinya di hari-hari gangguan psikologis seperti postpartum blues.
pertama pasca melahirkan. Hasil penelitian bahwa ibu yang mengalami
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar ibu kelelahan fisik lebih banyak mengalami postpartum
yang tidak merencanakan kehamilan mengalami blues. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
postpartum blues. Hasil penelitian ini sejalan sebelumnya dimana kelelahan fisik dapat memicu
| 94
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
terjadinya postpartum blues.19 Adanya penambahan kurangnya informasi dalam mengakses pelayanan
peran dan tanggung jawab baru ibu dalam kesehatan yang ada. Selain itu pada usia tersebut
perawatan bayi, proses persalinan lama yang tidak juga belum cukup mencapai kematangan fisik,
pernah dialami sebelumnya, kurang istirahat dan mental, peran dan aktivitas baru sebagai ibu dalam
tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik pada ibu. merawat anaknya sehingga mengalami kesulitan
Kelelahan fisik juga disebabkan karena aktivitas sendiri dalam beradaptasi, dibutuhkan pertolongan
mengasuh, menyusui, memandikan, mengganti dari petugas kesehatan yang ada, dalam
popok, dan menimang bayi sepanjang hari bahkan mendampingi ibu melewati masa nifas selama
tak jarang di malam hari, sehingga menguras tenaga perawatan di rumah sakit. Pada usia tua, yang
dan menimbulkan kelelahan pada ibu, apalagi jika membuat menjadi resiko adalah faktor kelelahan
tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga dan keadaan anatomi tubuh yang sudah tidak baik
yang lain.20 lagi untuk hamil dan bersalin dan bila ibu sudah
Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu yang memiliki anak, membuat beban tersendiri bagi ibu,
berumur < 20 atau >35 tahun mengalami sehingga membawa masalah dalam masa nifasnya.
postpartum blues. Hasil penelitian ini sejalan Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu yang
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan melahirkan dengan komplikasi/penyulit persalinan
bahwa kejadian postpartum blues lebih banyak mengalami postpartum blues. Hasil analisis ini
dialami oleh wanita yang berumur <20 tahun atau sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana
>35 tahun 16,18 Hasil penelitian oleh Ilmuwan dari riwayat kehamilan dan persalinan dengan
Royal College of Obstetricians and Gynecologist, komplikasi dapat menjadi faktor pendukung
Inggris Raya, bahwa usia <17 tahun dan >35 tahun terjadinya postpartum blues.6 Komplikasi persalinan
lebih berpotensi keguguran, operasi caesar, dan seperti persalinan yang lama, Ketuban Pecah Dini,
komplikasi saat kelahiran yang angkanya meningkat malpersentasi, hypertensi dalam kehamilan, serta
tajam setelah wanita berusia di atas 35 tahun.21 intervensi medis yang digunakan selama proses
Menurut peneliti, umur berkaitan dengan persalinan diduga semakin memperbesar trauma
kesiapan ibu dalam proses kehamilan dan fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka
persalinan, umur juga mempengaruhi terjadinya semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan
masalah psikologis pada ibu postpartum. Secara kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
umum pada usia di bawah 20 tahun memiliki menghadapi depresi pasca persalinan.
pengetahuan yang terbatas tentang kehamilan atau
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada RSI Khodijah, enumerator dan semua pihak yang
direktur RSI Muhammadiyah,RS Bayangkara dan telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
| 95
(JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Vol. 14, No. 2, Desember 2019, eISSN 2654-3427
DAFTAR PUSTAKA
1. Seyfried LS, Marcus SM. Postpartum mood summary of the evidence for the U.S.
disorders. Int Rev Psychiatry. 2003;15:231– Preventive Services Task Force. Ann Intern
42. (PubMed) (Google Scholar) Med. 2002 ; 136 :765-776
2. Hapgood CC, Elkind GS, Wright JJ. Maternity 13. Norwitz, E.R. & Ali, U.E. 2009 Vacuum-
blues: Phenomena and relationship to later assisted vaginal delivery. Reviews in obstetrics
postpartum depression. Aust N Z J and Gynecology, 2(1), 5-17
Psychiatry. 1988;22:299- 14. Wijayanti, K.,Wijayanti F A, Nuryanti E.
306. (PubMed)(Google Scholar) 2013 Gambaran Faktor–Faktor Risiko
3. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., & Bobak, I.M. Postpartum Blues Di Wilayah Kerja
2000. Maternity women’s health care. 7th ed. Puskesmas Blora. Jurnal Kebidanan, 2(5)
St. Louis: Mosby.Inc Oktober 2013 ISSN.2089-7669
4. Perry, S.E., Hockenberry, M.J., Lowdermilk, 15. Desfanita, Misrawati, Arneliwati. 2015.
D.L., & Wilson, D. 2010. Maternal and Child Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Nursing Care, 1. 4th ed. Missouri: Mosby Postpartum Blues. Program Studi Ilmu
Elsevier. Keperawatan Universitas Riau JOM, 2(2).
5. Stone SD, Menken AE. 2008. Perinatal Mood 16. Kurniasari D, Astuti YA. 2015.Hubungan
Disorder: An Introduction. In Perinatal and Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan
Postpartum mood disorder: Perspectivesand Dukungan Sosial Suami Dengan Postpartum
Treatment guide for Health Care Blues Pada Ibu Dengan Persalinan SC Di
Practicioner. Springer Publishing Company, Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro Tahun
6. Ratna. 2009. Perawatan pasca melahirkan. 2014. Jurnal Kesehatan Holistik Volome 9,
dari Nomor 3, Juli 2015:115-125
http://ratnarespati.com/2009/03/03/perawatan- 17. Benih, Ade, Nirwana. 2011. Psikologi
pasca-melahirkan (diakses tanggal 28 Oktober Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika
2017) 18. Irawati, D dan Yuliani, F. 2014. Pengaruh
7. Freudenthal., Crost., M., & Kaminski., M. Faktor Psikososial dan Cara Persalinan
(1999). Severe post-delivery blues: associated Terhadap Terjadinya Post Partum Blues Pada
factors. Arch Womens Ment Health, No2, 37- Ibu Nifas. Hospital Majapahit (6) 1-7 Vol 6
44 No. 1
8. Olds, S.B., London, M.L., & Ladewig, P.A.W. 19. Jayasima, A M, Deliana SM, dan Mabruri, M
2000. Maternal – newborn nursing a family I,. 2014. Postpartum Blues Syndrome Pada
and community- based approach. 6th ed. New Kelahiran Anak Pertama Developmental and
Jersey: Prentice Hall Health Clinical Psychology , Universitas Negeri
9. Henshaw. 2003. Postnatal blues: A risk faktor Semarang ISSN 2252-6358. Dari
of postnatal depression. J Pychosom Obstet http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp
Gynecol, 25, 267-272 (diakses tanggal 19 Nopember 2017)
10. Bobak, Laudermilk, Jensen, et al. 2005. Buku 20. Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan
Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Penerbit
11. Joy, Saju. 2010. Postpartum Depression. Salemba Medika.
Available from: 21. Dian. (2012). Usia 20-35 tahun tepat untuk
http://reference.medscape.com/article/271662- melahirkan. Fimelle.com; Woman Love &
overview. (diakses 12 Nopember 2017) Life. http://www.universitasgunadarma.com/
12. Pignone MP, Gaynes BN, Rushton JL, et al. (diakses tanggal 6 Nopember 2019)
Screening for depression in adults : a
| 96
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Keywords: Latar Belakang:. Post partum blues merupakan masa transisi mood
Usia; pendidikan; setelah melahirkan yang sering terjadi pada 50-70% wanita paska
Post partum blues melahirkan. Kejadian post partum blues ini terus meningkat 10-15%
dan kejadian psikosis pasca melahirkan 1-2 per 1000 kelahiran.
Sebagian ibu berhasil menyesuaikan diri, namun ada sebagian
lainnya yang tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami post
patum blues. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan usia dan
pendidikan ibu dengan kejadian post partum blues di Desa Mijen
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Tahun 2018. Metode: Jenis
penelitian analitik korelatif dengan metode pendekatan Cross
Sectional, populasi dan sampel sebanyak 30 responden menggunakan
Teknik Total Sampling. Alat ukur kuesioner dan Uji Hubungan
menggunakan uji Chi Square. Hasil Penelitian: ada hubungan yang
signifikan antara usia ibu dengan kejadian post partum blues di Desa
Mijen Keamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus Tahun 2018 dengan p
value =0,021. Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan
kejadian post partum blues di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kudus tahun 2018 dengan p value =0,058. Kesimpulan :
Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian post partum blues di
Desa Mijen Kecamatan Kabupaten Kudus. Tidak ada hubungan
antara kejadian post partum blues di Desa Mijen Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Kudus.
454
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
455
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
partum pada bulan Maret-April tahun 2017 pekerjaan. Kejadian post partum blues di
di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, ukur dengan kuesioner EPDS (Edinburgh
Kabupaten Kudus dan yang bersedia Post natal Depression Scale). Kuesioner ini
menjadi responden dan menanda tangani berisi petanyaan tentang berbagai perasaan
informant Consent. Kriteria eksklusi yaitu. ibu detelah melahirkan dalam jangka waktu
Ibu post partum yang bayinya lahir dengan 7 hari terakhir. Berbagai perasaan ibu
kelainan ibu post partum yang mengalami tersebut dikelompokkan menjadi post
komplikasi post partum, dan ibu post partum blues dan tidak post partum blues.
partum dengan jumlah anak lebih dari 5 Keuntungan menggunakan Kuesioner
(grandemultipara, mulai dari anak ke 6). EPDS adalah Mudah dihitung (oleh
Instrument pengumpulan data yang perawat, bidan, petugas kesehatan lain),
digunakan dalam penelitian ini adalah sederhana, cepat dikerjakan (membutuhkan
lembar kuesioner EPDS (Edinburgh Post waktu 5-10 menit bagi ibu untuk
natal Depression Scale) dan lembar menyelesaikan EPDS). Hasil ukur
Cheklist untuk usia dan pendidikan ibu menggunakan kuesioner EPDS yaitu : Post
dimana peneliti mengumpulkan data secara partum blues, jika skor 10 dan Tidak post
langsung kepada responden untuk partum blues, jika skor < 10.
menjawab pertanyaan secara tertulis dan
wawancara.
456
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarka Kejadian Post Partum Blues Di Desa
Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus Tahun 2018 (N=30)
457
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
458
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Menurut peneliti setiap ibu hamil tidak sabar, tidak percaya diri, sensitif
memiliki kemampuan beradaptasi atau mudah tersinggung, serta merasa
masing-masing untuk menghadapi kurang menyayangi bayinya.
perubahan dalam hidupnya. Ada yang Peningkatan dukungan mental atau
mampu meyesuaikan diri dan ada yang dukungan keluarga sangat di perlukan
tidak mampu menyesuaikan diri dalam mengatasi gangguan psikologis
kemudian terjadi perasaan sedih, kawatir yang berhubungan dengan masa nifas ini
dan stress lainnya yang disebut post (2).
partum blues. Dalam usia ibu saat Kondisi post partum blues yang
melahirkan dibagi menajadi usia dialami oleh sebagian perempuanyang
beresiko dan tidak beresiko. Usiaibu baru melahirkan. Hal ini dapat terjadi
mempengaruhi dalam kejadian post dikarenakan belum siapnya melahirkan
partum blues inikarena proses persiapan bayi dan menjadi seorang ibu,
fisik dan mental ibu terhadap adanya perubahan kadar estrogen, progesteron,
perubahan baru yaitu adanya bayi prolaktin, dan estriol yang terlalu
didalam kehidupannya. rendah,umur,pendidikan,dan paritas,
Berdasarkan hasil penelitian yang serta dukungan emosional darisuami dan
didapatkan hasil pendidikan ibu keluarga memiliki pengaruh besar dalam
sebagian besar adalah Perguruan Tinggi kontribusi post partumblues (4)
(PT) sebanyak 17 responden (56,70%) Beberapa penyesuaian dibutuhkan
dan hasil yang terkecil pedidikan ibu oleh wanita dalam menghadapi aktivitas
adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1 dan peran barunya sebagai ibu pada
responden. minggu-minggu atau bulan-bulan
Pendidikan merupakan proses pertama setelah melahirkan, baik dari
perubahan sikap dan tata laku seseorang segi fisik maupun segi psikologis.
atau kelompok orang dalam usaha Sebagian wanita berhasil menyesuaikan
mendewasakan manusia melalui upaya diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya
pengajaran dan pelatihan. Perempuan tidak berhasil menyesuaikan diri dan
yang berpendidikan tinggi akan mengalaami gangguan-gangguan
menghadapi konflik peran, yaitu psikologis, salah satunya yang disebut
tuntutan sebagai perempuan yang post partum blues. (13,16)
memiliki pekerjaan diluar rumah. Antara Hubungan usia ibu dengan kejadian
berperan sebagai ibu rumah tangga saja post partum blues menunjukkan bahwa ibu
atau melakukan pekerjaan diluar rumah post partumdengan usia beresiko yang tidak
dengan peran mereka juga sebagai ibu mengalami post partum blues sebanyak 2
rumah tangga dan orang tua dari anak– orang (14,3%), dibanding yang mengalami
anak mereka. Hal ini sangat berpengaruh post partum blues sebanyak 12 orang
pada konflik batin ibu tentang (85,7%). Sedangkan ibu post partum
kekhawatiran kelanjutan kehidupan dengan usia tidak beresiko yang tidak
bayinya. (6). mengalami post partum blues sebanyak 10
Berdasarkan penelitian orang (62,5%), dan yang mengalami post
didapatkan hasil responden yang partum blues sebanyak 6 orang (37,5%).
mengalami post partum bluessebanyak Usia merupakan perhitungan yang di
18 responden (60%). Sedangkan yang mulai dari saat kelahiran seeorang sampai
tidak mengalami post partum blues dengan waktu sekarang. Dewasa awal yaitu
sebanyak 12 responden (40%). masa dimana seorang individu mulai
Post partum blues merupakan membina rumah tangga dan mejadi orang
kesedihan atau kemurungan setelah tua (Potter & Perry,2010). Individu akan
melahirkan, biasanya hanya muncul mengalami perubahan fisik maupun
sementara waktu, yakni sekitar dua hari psikologis tertentu bersamaan dengan
hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. masalah penyesuaian diri (Hurlock,2010).
Tanda dan gejalanya antara lain cemas Dewasa awal ditandai dengan adanya
tanpa sebab, menangis tanpa sebab, kemandirian secara finansial, muncul rasa
459
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
tanggung jawab terhadap tindakan yang dengan kejadian Postpartum blues, dari
dilakukan, penyesuaian terhadap pola-pola umur ibu jika ibu terlalu muda berhubungan
kehidupan baru. Setiap individu yang kesiapan peran menjadi seorang ibu
berusia dewasa awal diharapkan dapat sehingga merupakan umur yang beresiko
menjalankan peran-peran barunya sebagai jika ibu berusia< 20 tahun dan jika usia ibu
suami/istri, pencari nafkah, orang tua, dan lebih dari 35 tahun yang membuat menjadi
yang disisi lain dapat mengembangkan resiko adalah faktor kelelahan dan keadaan
sikap, keinginan serta nilai sesuai dengan anatomi tubuh yang sudah tidak baik lagi
tujuan yang baru (1). untuk hamil dan bersalin. (6)
Melahirkan merupakan karunia Pada penelitian terdahulu yang
terbesar bagi wanita dan momen yang dilakukan oleh Devi Kurniasari dan Yetti
sangat membahagiakan, tetapi kadang harus Amir Astuti (2015) mengenai Hubungan
menemukan kenyataan bahwa tidak semua Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan
wanita menganggap seperti itu karena ada Dukungan Sosial SuamiDengan Postpartum
wanita yang mengalami depresi setelah Blues Pada Ibu Dengan Persalinan ScDi
melahirkan.Depresi setelah melahirkan ini Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
adalah gangguan psikologis yang dalam Tahun 2014, didapatkan data dengan nilai
bahasa kedokterannya disebut postpartum OR 2,700 berarti responden dengan usia
blues.Postpartum blues merupakan masa yang beresiko memiliki peluang 2,700 kali
transisi mood setelah melahirkan yang lebih besar untuk mengalami post partum
sering terjadi pada 50-70% wanita pasca blues.
melahirkan. (8). Dari Hasil Uji statistic chi-square
Post partum blues merupakan didapatkan nilai p sebesar 0,021 (< 0.05)
kondisi yang dialami oleh sebagian dan Sehingga P value tabel kurang dari P
perempuan yang baru melahirkan. Hal ini value hitung maka Ho ditolak dan Ha
dapat terjadi dikarenakan belum siapnya diterima. Hal ini dapat ditarik kesimpulan
melahirkan bayi dan menjadi seorang ibu, bahwa ada hubungan usia ibu dengan
perubahan kadar estrogen, progesteron, kejadian post partum blues di Desa Mijen
prolaktin, dan estriol yang terlalu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
rendah,umur,pendidikan,dan paritas, serta Menurut peneliti setiap ibu hamil
dukungan emosional darisuami dan memiliki kemampuan beradaptasi masing-
keluarga memiliki pengaruh besar dalam masing untuk menghadapi perubahan dalam
kontribusi post partumblues (Soffan, 2012). hidupnya. Ada yang mampu meyesuaikan
Usia berkaitan dengan kejadian post diri dan ada yang tidak mampu
partum blues, karena usia mempengaruhi menyesuaikan diri kemudian terjadi
darikondisi keadaan rahim. Pada usia yang perasaan sedih, kawatir dan stress lainnya
kurang dari 20tahun, masih sangat rawan yang disebut post partum blues. Dalam usia
untuk merawat anak sehinggamengalami ibu saat melahirkan dibagi menajadi usia
kesulitan dalam beradaptasi,dibutuhkan beresiko dan tidak beresiko. Usiaibu
pertolongan dari petugas kesehatan yang mempengaruhi dalam kejadian post partum
ada dalam mendampingi ibu melewati masa blues inikarena proses persiapan fisik dan
nifas selamaperawatan di rumah sakit. mental ibu terhadap adanya perubahan baru
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa yaitu adanya bayi didalam
saat yang tepat bagi seseorang perempuan kehidupannya.(4)
untuk melahirkan pada usia antara 20–30 Hubungan pendidikan ibu dengan
tahun, dan hal ini mendukung masalah kejadian post partum bluesmenunjukkan
periode yang optimal bagi perawatan bayi bahwa pendidikan Sekolah Dasar (SD)
oleh seorang ibu. (3) yang tidak mengalami post partum yaitu 0
Faktor usia perempuan yang responden (0.0%), dan yang mengalami
bersangkutan saat kehamilan dan persalinan post partum blues hanya 1 responden
seringkali dikaitkan dengan kesiapan (100%). Pendidikan SMP yang tidak
mental perempuan tersebut untuk menjadi mengalami post partum blues sebanyak 4
seorang ibu. Karakteristik ibu dihubungkan responden (100%), dan yang mengalami
460
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
post partum blues 0 responden (0,0%). Hasil uji stastik menggunakan uji chi
Sedangkan pendidikan SMA yang tidak square diperoleh nilai P value = 0,058 lebih
mengalami post partum blues sebanyak 3 besar dari nilai tingkat kemaknaan α <0,05.
responden(37,5%), dan yang mengalami Sehingga P value tabel lebih dari P value
post partum blues sebanyak 5 responden hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima.
(62,5%). Perguruan tinggi (PT) yang tidak Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
mengalami post partum blues sebanyak 5 tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan
responden (29,45) dan yang mengalami kejadian post partum blues di Desa Mijen
post partum blues sebanyak 12 responden Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
(70,6%). Menurut uraian diatas dapat ditarik
Perempuan yang berpendidikan kesimpulan peneliti, pendidikan ibu yang
tinggi akan menghadapi konflik peran, tinggi maupun rendah tidak banyak
yaitu antara berperan sebagai ibu rumah berpeluang mengakibatkan post partum
tangga saja atau melakukan pekerjaan blues. Kejadian ini lebih besar berpengaruh
diluar rumah dengan peran mereka juga dari lingkungan dibandingkan dengan
sebagai ibu rumah tangga dan orang tua tingkat pengetahuan ibu, namun peran
dari anak–anak mereka.Hal ini sangat suami dan dukungan keluarga sangat
berpengaruh pada konflik batin ibu tentang dibutuhkan oleh seorang ibu dalam hal
kekhawatiran kelanjutan kehidupan membantu mengurus bayinya.
bayinya. (Risa, 2011) Semakin tinggi
pendidikan ibu maka semakin 4. KESIMPULAN
baikpengetahuan ibu karena akan banyak Hasil analisis statistik pada bivariat tentang
informasi yangdidapat. Dengan pendidikan hubungan antara usia ibu dengan kejadian
formal menghasilkan perilakuyang baik post partum blues diperoleh hasil ada
oleh individu, sehingga ibu tidak merasa hubungan yang signifikan antara usia ibu
cemas dan mampu mengurus bayinya dengan kejadian post partum blues dengan
dengan baik meskipun dengan bantuan p valuesebesar 0,021 (< 0,05).
orang lain (babysitter/pembantu rumah Hasil analisis statistik pada bivariat tentang
tangga) atau dibantu oleh keluarga terutama hubungan antara pendidikan ibu dengan
nenek dari bayinya. Namun pada sebagian kejadian post partum blues diperoleh hasil
orang,pendidikan tidak mempengaruhi tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
sikap hal tersebut lebihbesar berasal dari dengan kejadian post partum blues dengan
lingkungan yang diterima oleh individu. p value 0,058 (> 0,05).
Pendidikan tinggi maupun
pendidikanrendah berpeluang untuk
mengalami post partum blues,tergantung REFERENSI
bagaimana individu tersebut
1. Andranita, M Perbedaan Fokus Karir
mengantisipasimasalah yang terjadi.(3)
Antara Pekerja Dewasa Muda yang
Pada penelitian terdahulu yang
Pindah Kerja dan Tidak Pindah
dilakukan oleh Devi Kurniasari dan Yetti
Kerja di Jakarta.Fakultas Psikologi,
Amir Astuti (2015) mengenai Hubungan
Universitas Indonesia. Depok. 2008
Antara Karakteristik Ibu, Kondisi Bayi Dan
2. Dahro, Ahmad. Buku Psikologi
Dukungan Sosial SuamiDengan Postpartum
Kebidanan Analisis Perilaku Wanita
Blues Pada Ibu Dengan Persalinan ScDi
Untuk Kesehatan. Jakarta. Salemba
Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
Medika, 2012.
Tahun 2014, didapatkan bahwa ada
3. Ersan, A. Hubungan Post Partum Blues
hubungan yang bermaknaantara pendidikan
pada Ibu Dewasa awal pasca
dengan kejadian post partum blues di
melahirkan .Universitas Kristen Satya
Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
Wacana (Diakses tanggal 28 November
tahun 2014Dengan nilai OR 2,625 berarti
2017), 2015.
responden denganpendidikan yang rendah
memiliki peluang 2,625 kali lebihbesar
untuk mengalami post partum blues(14)
461
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
462
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
463
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN POSTPARTUM BLUES
DI WILAYAH PUSKESMAS
REMAJA TAHUN 2020
SKRIPSI
SKRIPSI
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : P07224319005
Kalimantan Timur
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah subhanaulah wa ta’ala, karena atas
berkat dan rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor
Tahun 2020”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan Pada Program Studi
Kaltim.
Penulisan skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
Kalimantan Timur.
vi
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan
menjalankan pendidikan.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas
vii
DAFTAR ISI
viii
I. Jalannya Penelitian............................................................................. 42
J. Etika Penelitian .................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 45
B. Pembahasan .......................................................................................... 51
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 65
Daftar Pustaka .................................................................................................. 67
LAMPIRAN .....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 Dokumentasi
xi
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Postpartum Blues
Di Wilayah Puskesmas Remaja Tahun 2020
Abstrak
xii
Factors Related To The Occurrence Of Postpartum Blues at the Remaja
Public Health Center in 2020
Abstract
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3,5%-63,3% (Klainin P & Arthur DG, 2009). Angka kejadian postpartum blues
Postpartum blues atau sering juga disebut Maternity Blues atau Baby
Blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada hari ke
tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung
setelah persalinan (Arfian, 2012). Adapun tanda dan gejalanyan seperti: reaksi
nafsu makan. Gejala-gejala ini muncul setelah persalinan dan pada umumnya
akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari.
Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang
Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah di mulai sejak dia hamil.
hidup, namun banyak ibu yang mengalami stres yang signifikan. Ada kalanya
ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini
1
2
yang dapat mempengaruhi terjadinya postpartum blues yaitu usia ibu, paritas,
dukungan dari suami, pendidikan, ekonomi dan pekerjaan. Faktor -faktor yang
postpartum blues ialah usia, paritas, status kehamilan, pekerjaan, dan dukungan
suami serta keluarga. Seperti salah satu dari beberapa penelitian sebelumya
Dian Irawati dengan judul pengaruh faktor psikososial dan cara persalinan
terhadap terjadinya postpartum blues pada ibu nifas tahun 2014 dengan nilai P-
value<0,05 sehingga usia ≤20 atau >30 tahun, paritas, status kehamilan,
blues.
dari 20% wanita yang mengalami postpartum blues akan berkembang menjadi
gejala depresi mayor dalam satu tahun setelah melahirkan. Apabila postpartum
blues tidak ditangani dengan serius, maka akan berkembang menjadi depresi
postpartum dan kondisi yang paling berat bisa sampai postpartum psychosis.
Postpartum blues sering menyebabkan terputusnya interaksi ibu dan anak, dan
berkembang secara baik. 10-15% ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini
dan hampir 90% mereka tidak mengetahui postpartum blues (Diah Ayu, 2015).
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah, “Apakah ada Faktor yang berhubungan Dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
2. Aspek praktik
a. Peneliti
b. Aplikatif
c. Institusi pendidikan
Kalimantan Timur.
d. Klinik/Puskesmas
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Postpartum
Variabel Hasil
Peneliti Judul Penelitian Metode Perbedaan
Penelitian Penelitian
Komang Prevalensi dan Rancangan Variabel Faktor risiko Variabel
Prayoga faktor risiko penelitian bebas: yang didapat independen:
Ariguna depresi deskriftif usia, dalam usia, paritas,
Dira, Anak postpartum di cross- pekerjaan, penelitian pendidikan,
Ayu Sri Kota Denpasar sectional non paritas ini adalah status
Wahyun menggunakan eksperimental Variabel riwayat kehamilan,
(2016) edinburgh terikat : pendidikan pekerjaan,
postnatal depresi rendah, dukungan
depression scale Postpartum paritas, suami,
umur, dukungan
memiliki keluarga
riwayat anak Variabel
meninggal dependen:
dan Postpartum
kehamilan blues
tidak
diharapkan
1. Pengertian
reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, 2010). Masa nifas
sampai 42 hari persalinan merupakan periode penting bagi ibu dan bayi
suatu proses adaptasi dari seorang ibu postpartum, dimana pada saat ini
ibu akan lebih sensitif dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan
lahir sampai dengan 24 jam. Pada tahap ini bidan harus dengan teratur
7
8
b. Periode Early Puerperium (24 jam-1 minggu). Pada fase ini bidan
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup
dengan baik.
konseling KB.
3. Perubahan Psikologis
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor - faktor yang
d. Pengaruh budaya
Satu atau dua hari postpartum ibu cenderung pasif dan tergantung.
Ibu nifas hanya menuruti nasehat, ragu – ragu dalam membuat keputusan,
a. Taking in
Periode ini berlangsung 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif
waktu bersalin.
b. Taking hold
jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi
c. Letting go
baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang
pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14
berikut:
a. Postpartum blues
b. Postpartum depression
bersalah, lelah cemas, dan dan tidak mampu merawat dirinya dan
banyinya.
c. Postpartum psikosis
Depresi berat yaitu dengan gejala proses pikir yang dapat mengancam
pemberian obat.
11
Kejadian 1-10 hari setelah 1-12 bulan setelah Umum terjadi pada
melahirkan melahirkan bulan pertama
setelah melahirkan
Faktor penyebab postpartum blues menurut (Irawati & Yuliani, 2014) yaitu
sebagai berikut:
a. Faktor Hormonal
dan estriol yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar estrogen turun
b. Faktor Demografi
ibu, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada ibu yang
blues sebelumnya.
terhadap kejadian postpartum blues pada tahun 2015 ialah usia ibu
nifas tahun 2014 menunjukkan bahwa usia ≤20 atau >30 tahun, paritas,
c. Faktor Psikologis
perhatian tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan ibu
besar trauma fisik yang terjadi selama proses persalinan, akan semakin
e. Faktor sosial
ahmad yani metro tahun 2014 menyatakan bahwa ada hubungan antara
f. Faktor Fisik
apalagi jika tidak ada bantuan dari suami atau keluarga yang lain.
faktor-faktor terjadinya baby blues syndrome pada ibu nifas pada tahun
postpartum blues.
bahwa faktor risiko terjadinya postpartum blues ialah usia, paritas, status
koping penting pada saat mengalami stress dan berfungsi sebagai strategi
perawat juga sangat di perlukan oleh ibu postpartum misal dengan cara
dapat berupa saran, nasehat dan petunjuk dari orang lain, sehingga
aman dan nyaman saat bersalin. Dukungan yang diperoleh ibu hamil
dan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa aman. Selain itu suami
atau 1minggu pertama setelah melahirkan, gejala ini dapat sembuh dengan
sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke 3 atau
penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala, sering berganti
keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru
antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
19
optimal, karena merasa tidak berdaya atau tidak mampu sehingga akan
Akibat lainnya adalah hubungan antara ibu dan bayi juga tidak
berubah-ubah yang semua itu perlu ditangggapi dengan respon yang sesuai
dan optimal, namun bila hal ini tidak terpenuhi, anak menjadi kecewa,
Yuliani, 2014).
C. Skrining EPDS
harus dijawab oleh ibu sendiri yang dapat diselesaikan kurang dari 5
menit. EPDS berupa kuesioner baku untuk mengukur seorang ibu nifas
mengalami depresi post partum atau tidak. EPDS dapat digunakan pada 2
value= 73%, dan coefficient alpha= 0.87 dengan sampel 84 wanita nifas.
keadaan gangguan mental yang lebih parah lagi atau biasa disebut depresi
menyakiti bayi atau dirinya sendiri. Saat ini di Indonesia, wanita dengan
(Ningrum, 2017).
21
D. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian dapat dilihat seperti pada gambar di bawah
ini:
Masa Nifas
Psikologi Fisiologis
Hormonal
Postpartum blues
Faktor demografi :
usia dan paritas
Postpartum Depression
Faktor fisik :
Pekerjaan
Postpartum Psikosis
Faktor sosial :
Gejala : pendidikan, status
a. Cemas perkawinan, kehamilan yang
b. mudah marah tidak diinginkan, riwayat
c. sedih, gelisah gangguan jiwa sebelumnya,
d. perasaan kesepian atau ditolak ekonomi, dukungan sosial
e. bingung dari lingkungannya(suami,
f. letih keluarga, dan teman)
g. pelupa
h. perasaan putus asa sampai ibu merasa enggan
untuk mengasuh bayi
i. terjadi 1-10 hari
akan dilakukan.
22
Usia
Paritas
Pekerjaan
Dukungan suami
Dukungan Keluarga
penelitian ini peneliti akan meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari ke 3 yang ada di
24
25
Keterangan
dan persisi yang ditetapkan atau tingkat signifikasi 0,05 maka besarnya
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Ekslusi :
adalah:
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Pekerjaan Beban kerja ibu yang dilakukan Kuesioner Nominal 1. Ada beban kerja
selama melakukan kegiatan ≤50
mengurus anak dan hal lainnya 2. Tidak ada beban kerja
>50
(Kumalasari &
Hendawati, 2019)
F. Instrumen Penelitian
orang tua ibu, saudara yang tinggal bersama atau dekat dengan ibu nifas.
2012).
menggunakan skala likert yang meliputi Sangat Sering (SS), Sering (S),
Tidak Sering (TS), dan Sangat Tidak Sering (STS). Salah satu skor
30
2012).
sejak tahun 1987. EPDS dipilih sebagai instrumen pada penelitian ini
dan diakui validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas tersebut juga telah
diklasifikasikan dengan tanda (*) dan tanpa tanda (*). Pertanyaan tanpa
tanda (*) yakni pertanyaan 1,2, dan 4, kotak jawaban teratas diberi nilai
nol (0) dan kotak jawaban yang terendah diberi nilai tiga (3).
teratas diberi nilai tiga (3) dan kotak jawaban yang paling rendah diberi
waktu dua minggu adalah mengkaji kejadian postpartum blues dan bila
penilaian EPDS dalam waktu satu bulan atau lebih adalah menilai
2017).
uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan
pada sampel lain yang memiliki karakteristik yang sama. Hal ini sesuai
1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan apakah alat ukur itu
pengujian ini adalah rumus Korelasi Product Moment untuk skor 1-5.
Bila hasil perhitungan rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi
(Notoatmodjo, 2012)
Keterangan:
N = Jumlah sampel
berikut :
Keputusan uji :
a. Dukungan Suami
Instrumen pertanyaan yang tidak valid (p5, p6, p9, p12, p13,
tersebut.
b. Dukungan Keluarga
(p5, p6, p7, p8), 6 pertanyaan dukungan instrumental (p9, p10, p11,
c. Pekerjaan
pekerjaan dirumah (p9, p10, p11, p12, p14, p18, p23, p24).
Instrumen pertanyaan yang tidak valid (p3, p5, p7, p8, p13, p15,
p16, p17, p19, p20, p21, p22) maka peneliti membuang atau tidak
2. Reliabilitas
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
36
alpha cronbach.
k b2
r 1 2
k 1 1
Keterangan :
r = Reliabilitas instrumen
Keputusan uji:
atau handal.
37
1. Analisa Data
serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel analisis
a. Analisis Univariat
Keterangan:
y = ∑ sampel total
38
b. Analisis Bivariat
berikut:
39
disarankan:
2. Pengolahan Data
a. Editing
atau format observasi apakah data yang ada sudah lengkap, jelas,
b. Coding
1) Usia
2) Paritas
3) Status kehamilan
a) Direncanakan :1
b) Tidak direncanakan :2
4) Dukungan suami
5) Dukungan keluarga
6) Pekerjaan
a) Ya :1
b) Tidak :2
c. Sorting
program atau komputer. Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari
orang yang melakukan data entry ini. Apabila tidak maka akan terjadi
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
I. Jalannya Penelitian
Ethical Clearance
Informed Concent
Seminar Hasil
J. Etika Penelitian
sukarela.
responden.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2. Analisa
Puskesmas Remaja pada tanggal 12 April s/d 3 Juni 2020 dengan cara
45
46
sebagai berikut :
a. Karakteristik Responden
Persentase
Karakteristk Frekuensi
(%)
Usia
<20 dan > 35 tahun 14 36,8%
20-35 tahun
24 63,2%
Paritas
1 24 63,2%
>2 14 36,8%
>5
0 0%
Status Kehamilan
Direncanakan 36 94,7
Tidak Direncanakan
2 5,3
Dukugan Suami
Ada 3 7,9%
Tidak ada
35 92,1%
Dukungan Keluarga
Ada 14 36,8%
Tidak ada
24 63,2%
Pekerjaan
Ada beban kerja 12 31,6%
Tidak ada beban kerja 26 68,4%
Sumber: Data Primer, 2020
(68,4%).
b. Analisis Chi-square
1) Usia
3,442–289,579).
48
hubungan yang kuat antara usia dengan postpartum blues yang bisa
terjadi pada ibu nifas. Semakin besar resiko variabel usia maka
postpartum blues.
2) Paritas
value 0,671 > 0,005 (PR 0,75 95% CI 0,19-2,82) maka diputuskan
Tahun 2020.
3) Status Kehamilan
dengan P-value 0,003 < 0,005 maka diputuskan tolak H0 dan terima
4) Dukungan Suami
dengan P-value 0,001 < 0,005 maka diputuskan tolak H0 dan terima
blues.
5) Dukungan Keluarga
postpartum blues.
6) Pekerjaan
(95%CI 1,82-5,78).
meningkat.
blues dibandingkan dengan usia ibu yang 20-35 tahun (95% CI 3,44-
289,597).
(95% CI 1,82-5,78).
B. PEMBAHASAN
faktor dalam kejadian postpartum blues didalam penelitian ini adalah usia,
pekerjaan.
direncanakan, sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki beban kerja
pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang dalam rentang waktu 14
hari terhitung setelah persalinan (Irawati & Yuliani, 2014). Dalam penelitian
52
(47,4%).
berikut:
1. Usia
rentang usia 20-35 tahun dengan jarak kelahiran dua sampai lima tahun
rendah.sedangkan pada usia <20 tahun dan >35 tahun merupakan usia
2017).
(Diah Ayu, 2015) yang menganalisi faktor usia ibu < 20 tahun dengan
2,129-5,469.
seorang ibu. Usia terlalu muda untuk hamil akan memicu risiko bagi
ibu dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama kehamilan
Kehamilan dan persalinan pada usia dini menjadi salah satu faktor
sebagai orang tua dan membentuk pola tingkah laku maternal yang
Menurut asumsi peneliti, ibu nifas yang berusia lebih dari 20 tahun
keluarga sehingga pola pikir dan kesiapan menjadi seorang ibu sudah
bisa diterima dan lebih bisa mengkontrol emosinya. Ibu nifas usia
masa nifas. Sedangkan wanita yang usia tua atau lebih dari 35 tahun
fisik yang menurun dan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi
2. Paritas
hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham
dapat dilihat lagi dari kesiapan emosi dan mental pra dan pasca partus
ataupun bidan praktik mandiri pada ibu dari masa kehamilan hingga
3. Status Kehamilan
yang sangat lemah atau sangat kecil terjadinya postpartum blues yang
Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang
2014).
kehamilan yang tak diinginkan dan ibu nifas dapat diberikan dukungan
nifasnya.
58
4. Pekerjaan
tidak bekerja beresiko memiliki peluang 3,684 kali lebih besar untuk
kurang istirahat dan tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik pada ibu.
menimbulkan kelelahan pada ibu, apalagi jika tidak ada bantuan dari
2019).
terjadinya postpartum blues karena ibu tidak dapat beristirahat dan hal
beban kerja, khususnya lebih dari 5 jam dari standar per hari,
perasaan/blues karena rasa lelah dan letih yang mereka rasakan. Pada
ibu rumah tangga yang mengurusi semua urusan rumah tangga sendiri,
postpartum blues karena beban kerja yang ada dan bertambah dengan
ada nya konflik peran ganda sebagai seorang ibu dan istri yang dapat
menimbulkan masalah baru bagi wanita yang tidak bekerja yang hanya
dalam menghadapi peran ganda sebagai seorang ibu dan istri atau saat
5. Dukungan Suami
dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat memberikan cinta
dan perhatian, jadi dukungan yang diberikan itu dikemas secara utuh
tindakan yang dilakukan suami yang berkaitan dengan masa nifas ibu
akan berdapak pada keadaan psikologis ibu serta kelancaran ibu dalam
suami tidak mendukung ibu nifas maka dapat membuat ibu merasa
yang sangat dekat dengan ibu dapat memberikan dukungan positif dan
6. Dukungan Keluarga
dukungan moril, dan dukungan fisik dari mertua, saudara, dan orang
tua ibu yang tinggal atau dekat dengan ibu nifas yang dapat langsung
membantu ibu. Jumlah ibu nifas yang tinggal bersama keluarga dalam
tinggal hanya bersama keluarga inti seperti suami dan anaknya saja
95%CI 0,14-2,03).
Merawat bayi bukanlah tugas yang ringan, terutama bagi ibu baru,
dan menjadi acuan penting bagi ibu dalam merawat bayinya sehari-
dengan postpartum blues dapat terjadi dikarena ibu nifas lebih banyak
hanya tinggal bersama keluarga inti yang berisikan suami dan anaknya
saja sedangkan ibu nifas yang tinggal bersama keluarga besar seperti
C. Keterbatasan Penelitian
yang diberikan.
Covid-19.
A. Kesempulan
yang bisa terjadi pada ibu nifas dengan p-value = 0,000. Usia memiliki
289,579).
64
65
7. Faktor risiko yang dominan dilihat dari hasil P-value adalah variabel
postpartum blues.
B. Saran
1. Bagi peneliti
2. Bagi responden
postpartum blues.
Ali, S. dkk. (2018). Hubungan Antara Usia Dan Paritas Dengan Kejadian Baby
Blues Syndrome. https://doi.org/10.1051/matecconf/201712107005
Alifah, F. N. (2016). Hubungan Faktor Psikososial Terhadap Kejadian Post
Partum Blues di Ruang Nifas RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. 1–104.
Anggraeni, N., Kebidanan, A., & Husada, N. (2014). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Post Partum Blues.
Anggraini, H. N. (2017). Hubungan Antara Dukungan Suami, Paritas, Dan
Keikutsertaan Kp-Ibu Dengan Kejadian Baby Blues Pada Ibu
Pascamelahirkan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Kota Surakarta. 3(1),
87. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Arfian, S. (2012). Baby blues. Solo: Metagraf.
Bahiyyatun. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC.
BKKBN. (2017). Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 24 tahun 2017 tentang Pelayanan Keluarga
Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M. D. (2014). Buku ajar keperawatan
maternitas (P. (Maria & Peter (ed.); Edisi 4). EGC.
Diah Ayu, F. (2015). Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Postpartum Blues. Jurnal EduHealth, 5(2), 82–93.
Fatmawati, D. A. (2015). J Urnal. 5(2).
Fitrah, A. K., Helina, S., & Kunci, K. (2017). Hubungan Dukungan Suami
terhadap kejadian Postpartum Blues di Wilayah kerja Puskesmas Payung
Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017. 7, 45–51.
Fitriyani, D. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan Syndrome
Baby Blues Pada Hari 1-7 Post Partum.
Gutira, T., & Nuryanti, L. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kejadian Baby Blues Syndrome Pada Ibu Post Sectio Caesaria. Jurnal
Llmiah Berkala Psikologi, 12(2), 194–200.
Irawati, D., & Yuliani, F. (2014). Pengaruh Faktor Psikososial dan Cara Persalinan
67
68
Terhadap Terjadinya Post Partum Blues Pada Ibu Nifas (Studi di Ruang Nifas
RSUD Bosoeni Mojokerto). E-Proceeding of Management ISSN : 2355-
9357, 6(1 April), 1–14. https://doi.org/10.1037/cou0000103.
Kemenkes. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Khotimah, H. (2014). Usia dan Paritas dengan Postpartum Blues di RSUD Bangil
Pasuruan 2014.
Klainin P & Arthur DG. (2009). Postpartum depression in Asian cultures: A
literature review. Postpartum Depression in Asian Cultures: A Literature
Review. Int J Nurs Stud, Pp.46: 1355-73.
Kumalasari, I., & Hendawati, H. (2019). Faktor Risiko Kejadian Postpartum
Blues Di Kota Palembang. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang),
14(2), 91–95. https://doi.org/10.36086/jpp.v14i2.408
Kurniasari, D., & Astuti, Y. A. (2015). Hubungan antara karakteristik ibu, kondisi
bayi dan dukungan sosial suami dengan postpartum blues pada ibu dengan
persalinan sc di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro tahun 2014. Holistik
Jurnal Kesehatan, 9(3), 115–125.
Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care.”
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mursidin, W. O. M. (2017). Gambaran Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu
Postpartum Di Rs Pku Gambaran Kejadian Postpartum Blues.
Murtiningsih, A. (2012). Mengenal Baby Blues dan Pencegahannya. Jakarta:
Dunia Sehat.
Nikmah, U. (2015). Hubungan Jenis Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kejadian
Postpartum Bluesdi Poli Nifas Rsud. Dr. Moh. Soewandhie Surabaya.
Metrologia, 53(5), 1–116. https://doi.org/10.1590/s1809-
98232013000400007
Ningrum, S. P. (2017). Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Postpartum
Blues. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), 205–218.
https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.1589
Notoatmodjo. (2012a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
69
Tanggal Pemeriksaan :
Umur :
Status Perkawinan :
Jumlah anak :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Instruksi :
Setelah anda melahirkan bayi, kami ingin mengetahui bagaimana perasaan anda
selama 7 hari ini. Di bawah ini ada sebuah contoh pertanyaan yang dilengkapi
dengan jawabannya.
Saya merasa bahagia :
a. Ya, hampir setiap waktu
b. Ya, kadang-kadang
c. Tidak terlalu sering
d. Tidak, tidak sama sekali
Jika ibu menjawab point b, jawaban ini berarti : Saya kadang-kadang merasa
bahagia.
Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah dengan cara yang sama. Selama
7 hari belakangan ini :
1. Saya dapat tertawa dan melihat sisi yang menyenangkan dari suatu hal :
a. Sebanyak-banyaknya
b. Sekarang ini tidak terlalu banyak
c. Sedikit
d. Tidak sama sekali
2. Saya gembira menghadapi segala sesuatu
a. Sebanyak-banyaknya
b. Berkurang sedikit dari biasanya
c. Sangat kurang dari biasanya
d. Hampir tidak pernah
3. Saya menyalahkan diri sendiri secara tidak semestinya bila keadaan
menjadi buruk *:
a. Ya, hampir selalu
b. Ya, kadang-kadang
c. Tidak terlalu sering
d. Tidak ,tidak pernah
4. Saya merasa khawatir atau cemas tanpa alasan yang jelas.
a. Tidak, tidak sama sekali
b. Hampir tidak pernah
c. Ya, kadang-kadang
d. Ya, sangat sering
5. Saya merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas* :
a. Ya, cukup sering
b. Ya, kadang-kadang
c. Tidak, tidak banyak
d. Tidak sama sekali
6. Segala sesuatu terasa membebani saya* :
a. Ya, hampir selalu saya tidak bisa mengatasinya
b. Ya, kadang-kadang saya tidak bisa mengatasinya sebaik biasanya
c. Tidak, hampir selalu saya bisa mengatasinya dengan baik
d. Tidak, saya bisa mengatasinya dengan baik seperti biasa
7. Saya merasa tidak bahagia hingga saya merasa sulit untuk tidur * :
a. Ya, hampir setiap waktu
b. Ya,kadang-kadang
c. Tidak terlau sering
d. Tidak sama sekali
8. Saya merasa sedih dan jengkel tidak menentu * :
a. Ya, hampir setiap waktu
b. Ya, kadang-kadang
c. Tidak, tidak banyak
d. Tidak sama sekali
9. Saya merasa sangat tidak bahagia hingga saya menangis * :
a. Ya, hampir setiap waktu
b. Ya, cukup sering
c. Tidak begitu sering
d. Tidak sama sekali
10.Pikiran untuk melukai diri sendiri telah terjadi pada saya * :
a. Ya, hampir setiap waktu
b. Ya, cukup sering
c. Hanya sesekali
d. Tidak pernah
Jumlah skor :
Cara penilaian skor :
1. Setiap pertanyaan bernilai 4 poin skala (dari 0-3), dengan total skor berkisar
antara 0-30.
2. Pertanyaan no 1,2 dan 4 ( tanpa tanda *), dinilai 0,1,2,3 mulai dari jawaban
teratas nilai skornya 0 dan jawaban terbawah nilai skornya.
3. Pertanyaan no 3, 5-10 ( dengan tanda *), dinilai 3,2,1,0 mulai dari jawaban
teratas nilai skornya 3 dan jawaban terbawah nilai skornya 0.
4. Nilai cut-off 10, artinya: skor ≥ 10 berarti cenderung untuk mengalami
postpartum skor < 10 berarti tidak cenderung untuk mengalami postpartum
blues.
Pekerjaan (Beban Kerja)
No Pertanyaan SS S C TS STS
1 Saya kesulitan saat menidurkan anak
2 Saya letih saat menggendong untuk menidurkan anak
3 Saya letih saat harus bangun tengah malam untuk
memberikan ASI
4 Saya lelah saat bayi terbangun pada malam hari
5 Saya tidak lelah saat memasak
6 Saya sedih saat telah masak tidak ada yang
memakannya
7 Saya tidak selalu mencuci baju setiap hari
8 Saya lelah mencuci baju yang semakin bertambah
selama mempunyai anak
9 Saya sering merasa lelah saat menyetrika
10 Saat saya lelah, saya hanya melap lantai yang kotor
11 Saya capek saat menyimpun barang dirumah
12 Waktu saya terbuang hanya untuk bersih-bersih rumah
Dukungan Suami
No Pertanyaan SS S C TS STS
1 Suami saya meluangkan waktu untuk mendengarkan
masalah saya
2 Suami tidak menyakinkan saya bahwa saya mampu
mengatasi kesulitan dalam merawat bayi
3 Suami tidak langsung membantu saat saya kerepotan
dalam merawat anak
4 Suami langsung menghibur saya saat kelelahan atau
sedih dalam mengurus anak dan rumah
5 Suami saya memberikan buku perawatan bayi
6 Suami saya tidak memberikan video cara merawat bayi
7 Suami saya menabung untuk kebutuhan saya dan anak
8 Suami saya tidak membelikan buku-buku perawatan
bayi
9 Suami tidak membantu dalam mengurus anak
10 Suami memberikan pujian saat saya benar dalam
mengurus anak
11 Suami membelikan sesuatu hal yang saya inginkan saat
saya mengurus anak dengan baik
12 Suami memberikan perhatian lebih saat saya telah
melakukan pekerjaan yang benar
Dukungan Keluarga
No Pertanyaan SS S C TS STS
1 Keluarga memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa
yang sedang saya ceritakan setelah melahirkan hingga
saat ini
2 Keluarga langsung membatu menenangkan bayi saya
saat menangis
3 Keluarga tidak langsung membatu mengurus anak saya
saat saya kelelahan
4 keluarga yang lebih berpengalaman mengajari ibu cara
merawat bayi
5 keluarga tidak menyarankan ibu untuk menyusui
bayinya secara ekslusif (hanya ASI)
6 Keluarga memberikan buku perawatan bayi dan menjadi
seorang ibu
7 Keluarga tidak mencari informasi melalui internet untuk
membantu ibu dalam mengurus anak
8 keluarga tidak membelikan majalah/ buku yang
berkenaan dengan perawatan bayi pada ibu
9 Keluarga membatu membelikan barang perawatan bayi
10 Keluarga tidak memberikan ayunan untuk bayi
11 Keluarga memberikan mainan untuk bayi
12 Keluarga ikut serta dalam mengganti popok dan
memandikan bayi
13 keluarga tidak menyisikan waktu luang untuk ibu dan
bayinya untuk sekedar menemani
14 keluarga akan menyanjung ibu ketika bayinya
disusui/digendong
15 keluarga membawa oleh-oleh dari luar setelah melihat
ibu sedang merawat bayinya
Kepada YTH :
Bapak/ Ibu
Di
Tempat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dina Rizki Sepriani
NIM : P07224315005
Alamat : Jl.Gunung Lingai, GG.Rahman Kota Samarinda
No. Telp : 0853-3239-1049
Adalah Mahasiswa Program Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, akan melakukan penelitian
tentang :
“Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Postpartum Blues Di Wilayah
Puskesmas Remaja Tahun 2020”.
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi
partisipasi / responden serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan
ditanyakan pada saat wawancara dan yang tersedia pada lembar kuesioner.
Jawaban Bapak/Ibu akan saya jaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Melalui paparan diatas, saya sangat mengharapkan partisipasi dan
kejujuran dari bapak/ibu dalam penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama yang
telah diberikan, saya mengucapkan terima kasih.
Samarinda, April 2020
Peneliti,
NIM : P07224319005
Adapun segala informasi yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya dan
saya bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan ibu, maka
dari itu ibu tidak perlu mencantumkan nama dan atau identitas lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut , apabila ibu setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangini kolom yang telah disediakan. Atas
Peneliti Responden
NIM.P07224319005
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Nama : ......................................................................................................
Alamat : .....................................................................................................
......................................................................................................
(.............................)
Lampiran hasil uji validitas dan reliabilitas, sebagai berikut:
Uji reliabilitas
Uji reliabilitas
A. Analisis univariat
Statistics
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Risiko 24 63,2 63,2 63,2
Resiko 14 36,8 36,8 100,0
Total 38 100,0 100,0
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anak 1 24 63,2 63,2 63,2
Anak >2 14 36,8 36,8 100,0
Total 38 100,0 100,0
Status_Kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid primipara 36 94,7 94,7 94,7
multipara 2 5,3 5,3 100,0
Total 38 100,0 100,0
Dukungan_Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada Dukungan Suami 3 7,9 7,9 7,9
Tidak Ada Dukungan
Suami 35 92,1 92,1 100,0
Total 38 100,0 100,0
Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada Dukungan Keluarga 14 36,8 36,8 36,8
Tidak ada dukungan
Keluarga 24 63,2 63,2 100,0
Total 38 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Beban Pekerjaan 12 31,6 31,6 31,6
Tidak Ada Beban
Pekerjaan 26 68,4 68,4 100,0
Total 38 100,0 100,0
PPB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 20 52,6 52,6 52,6
Tidak 18 47,4 47,4 100,0
Total 38 100,0 100,0
B. Analisis bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Suami * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Keluarga * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Pekerjaan * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Usia * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Paritas * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Statuskehamilan * PPB 38 100,0% 0 ,0% 38 100,0%
Usia Crosstab
PPB Total
Ya Tidak Ya
Usia Resiko Count 13 1 14
Expected Count 7,4 6,6 14,0
Tidak Risiko Count 7 17 24
Expected Count 12,6 11,4 24,0
Total Count 20 18 38
Expected Count 20,0 18,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 14,387 1 ,000 ,000 ,000
Continuity
11,946 1 ,001
Correction(a)
Likelihood Ratio 16,394 1 ,000 ,000 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
Association 14,008 1 ,000 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 38
Risk Estimate
PPB Total
Ya Tidak Ya
Paritas Anak 1 Count 12 12 24
Expected Count 12,6 11,4 24,0
Anak >2 Count 8 6 14
Expected Count 7,4 6,6 14,0
Total Count 20 18 38
Expected Count 20,0 18,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
Risk Estimate
PPB Total
Ya Tidak Tidak
Statuskehamilan Direncanakan Count 18 18 36
Expected Count 18,0 18,0 36,0
Tidak direncanakan Count 2 0 2
Expected Count 2,0 0,0 2,0
Total Count 20 18 38
Expected Count 20,0 18,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
Risk Estimate
PPB Total
Tidak Ya Tidak
Suami tidak ada dukungan Count 15 20 35
Expected Count 15,0 20,0 35,0
ada dukungan Count 3 0 3
Expected Count 3,0 0,0 3,0
Total Count 18 20 38
Expected Count 18,0 20,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
PPB Total
Ya Tidak Ya
Keluarga Ada Dukungan Keluarga Count 6 8 14
Expected Count 7,4 6,6 14,0
Tidak ada dukungan Count 14 10 24
Keluarga Expected Count
12,6 11,4 24,0
Total Count 20 18 38
Expected Count 20,0 18,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
Risk Estimate
PPB Total
Ya Tidak Ya
Pekerjaan Beban Pekerjaan Count 12 0 12
Expected Count 6,3 5,7 12,0
Tidak Ada Beban Count 8 18 26
Pekerjaan Expected Count
13,7 12,3 26,0
Total Count 20 18 38
Expected Count 20,0 18,0 38,0
Chi-Square Tests(d)
Risk Estimate
JADWAL PENELITIAN
Waktu
NO Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustuas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal
1. Skripsi
Seminar Proposal
2. Skripsi
Revisi Proposal
3. Skripsi
4. Perijinan Penelitian
5. Persiapan Penelitian
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Pengelolaan Data
8. Laporan Skripsi
9. Sidang Skripsi
Revisi laporan Skripsi
10. Akhir
SKRIPSI
PRODI D-IV
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2017
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan pada Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Skripsi ini dapat diselesaikan atas
bimbingan, arahan, masukan dari Ibu Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH dan Ibu
Yuliasti Eka P, S.ST., MPH atas jerih payah beliau dalam membimbing skripsi ini
hingga selesai. Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Abidillah Mursyid, SKM., MS (alm), selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan pada mahasiswa
untuk melakukan penelitian.
2. Dyah Noviawati SA, S.SiT., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian.
3. Yuliasti Eka P, S.ST., MPH, selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian.
4. Anita Rahmawati, S.SiT., MPH, selaku Ketua Dewan Penguji skripsi yang
telah memberikan saran, arahan, dan masukan kepada penulis dalam
penelitian ini.
5. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta, Mei 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
F. Keaslian Penelitian .................................................................................. 9
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
RELATIONSHIP BETWEEN TEENAGE PREGNANCY AND
POSTPARTUM BLUES AT RSUD WONOSARI IN 2017
Herlina Tri Nugraheni1, Yuni Kusmiyati2, Yuliasti Eka Purnamaningrum3
1),2),3),
the Ministry of Health Polytechnic Yogyakarta
E-mail: Herlina.erlina@gmail.com
ABSTRACT
xii
HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN
POSTPARTUM BLUES DI RSUD WONOSARI TAHUN 2017
Herlina Tri Nugraheni1 , Yuni Kusmiyati2 , Yuliasti Eka Purnamaningrum3
1),2),3),
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Email : Herlina.erlina@gmail.com
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang penuh dengan potensi stres (Sarwono, 2005). Seorang wanita dalam
mengalami stres yang cukup besar karena keterbatasan kondisi fisik yang
(Sarwono, 2005). Proses adaptasi psikologis ibu dimulai sejak dia hamil
karena dalam kehamilan dan persalinan banyak ibu mengalami stres yang
dengan bayinya, keadaan ini disebut postpartum blues atau baby blues
(Marmi, 2012).
setelah perempuan melahirkan, tetapi sering terjadi pada hari ketiga atau
keempat yang memuncak pada hari kelima dan ke-14 postpartum (Bobak,
2005). Postpartum blues yang tidak sembuh selama dua minggu maka
merupakan suatu depresi yang relatif berat dan timbul setelah melahirkan,
makan, kehilangan tenaga, dan pikiran bunuh diri merupakan tanda gejala
1
tersebut (Harry, 2010). Pada kasus yang berat postpartum psychosi
pada hari ketiga sampai hari keenam setelah melahirkan, walau demikian
gejala tersebut dapat hilang secara perlahan karena proses adaptasi yang
2
baik serta dukungan keluarga yang cukup, sedangkan di Indonesia angka
Machmudah (2010) di DKI Jakarta menunjukkan 120 dari 580 (25%) ibu
yang tidak sedikit dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja (Sylvia, 2006).
Data Dinas Kesehatan DIY belum melaporkan jumlah kasus dengan gejala
perubahan kadar hormon dan faktor usia yang dikaitkan dengan masalah
ini (Gale and Harlow, 2003). Usia yang terlalu muda untuk hamil memicu
risiko bagi ibu dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama
3
terhadap kejadian postpartum blues mendapatkan bahwa usia ibu paling
berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya ditambah sanksi sosial
perempuan diantara usia 10-54 tahun menikah pertama kali pada umur
kurang dari 15 tahun. Perempuan menikah pertama kali pada umur kurang
dari 15 tahun sebanyak 23,95% dan perempuan yang menikah pada umur
adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa seorang
usia muda (Sarwono, 2005). Data mengenai kehamilan usia muda dilihat
jumlah persalinan muda tahun 2014 ada 930 sedangkan tahun 2015
4
tertinggi dengan angka persalinan muda tahun 2014 ada 372, sedangkan
tahun 2015 ada 405 kasus. Peringkat kedua Kabupaten Bantul 364 kasus,
selanjutnya di Sleman sebanyak 110 kasus, Kulon Progo 107 kasus dan
11,29%.
yang berbeda.
257 melahirkan pada usia dini. Pada tahun 2016, sebanyak 1752
tingginya angka kehamilan usia dini dan usia menjadi faktor yang
5
postpartum blues seringkali terabaikan serta tidak tertangani dengan baik,
B. Rumusan Masalah
kehamilan usia dini memiliki angka yang masih tinggi dan remaja yang
psikologisnya.
tahun 2014 ada 372, sedangkan tahun 2015 ada 405. Kabupaten
sebanyak 11,29%.
sebagai hal wajar yang sering terabaikan dan tidak tertangani dengan baik
6
kejadian postpartum blues dengan mempertimbangkan variabel luar
ketuban pecah dini, episiotomi, jenis persalinan, dan berapa besar risiko
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
postpartum blues.
2. Tujuan Khusus
postpartum blues.
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
2. Lingkup Sasaran
7
3. Lingkup Tempat
4. Lingkup Waktu
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Remaja
kehamilan usia dini agar dapat dikaji lebih dalam saat masa
postpartum blues.
8
4) Bagi Peneliti Selanjutnya
peneliti berikutnya.
F. Keaslian Penelitian
9
postpartum blues (p = 0,000), ibu yang berumur < 20 tahun dan > 35
Greec; A Study The First 3 days After Delivery”. Jenis penelitian ini
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Postpartum
a. Pengertian Postpartum
minggu keenam.
11
1) Tanda-tanda vital
2) Sistem perkemihan
3) Sistem pencernaan
4) Sistem kardiovaskuler
12
5) Hematologi
pasca melahirkan lebih besar dari pada sel darah yang hilang.
6) Sistem endokrin
7) Organ reproduksi
a) Uterus
minggu postpartum.
13
c. Proses Adaptasi Psikologis
Penyesuaian ibu terhadap peran sebagai orang tua ada tiga fase
2005).
1) Fase dependen
2) Fase dependen-mandiri
3) Fase interdependen
14
keluarganya bergerak maju sebagai suatu sistem dengan
2. Postpartum Blues
ketiga atau keempat yang memuncak pada hari kelima dan ke-14
durasi 3-7 hari dan dapat memuncak pada hari ke-14 postpartum.
1) Faktor internal
a) Kadar hormon
15
hormon (progesteron, esterogen, prolaktin, kortisol, dan
b) Faktor usia
hamil akan memicu risiko bagi ibu dan anak dari segi fisik
16
hampir setengahnya usia 20-35 tahun yaitu 12 responden
postpartum blues adalah usia <20 tahun dan >35 tahun, usia
20 tahun.
blues.
17
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fatmawati
al., 2006).
c) Faktor fisik
18
remaja tahap awal yang dalam masa hamil juga berisiko
e) Jenis Persalinan
Jones, 2006).
19
semakin besarnya trauma psikis yang dialami perempuan
20
antara pemberian induksi dalam persalinan terhadap
21
dikarenakan pada perempuan yang primipara masih
2) Faktor eksternal
22
b) Pendidikan
responden (54,5%).
23
lebih banyak akan kembali pada rutinitas bekerja setelah
rasakan.
d) Dukungan sosial
24
menggunakan kuesioner Postpartum Depression Prediktirs
12 pertanyaan.
ketujuh sampai keempat belas pasca partum. Hal ini dapat ditandai
25
mampu untuk menjadi seorang ibu (Latifah dan Hartati, 2006).
(Soep, 2009).
Soep, 2009).
suasana hati
merawat bayi
26
7) Mintalah bantuan untuk mengerjakan rumah tangga dan
bayinya.
ibu dan anak, karena pada kondisi mental ibu yang terganggu dapat
27
dan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan anak-anak lain
dua minggu. Tanda dan gejala depresi pasca persalinan yaitu gejala
28
perasaan tidak berharga atau bersalah, kehilangan konsentrasi, dan
2010).
29
penyebab dari depresi pasca persalinan dan tidak bisa
janin, lamanya 280 hari atau 40 minggu atau sembilan bulan tujuh
untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi
30
b. Faktor-faktor penyebab kehamilan usia dini
berkembang)
5) Kemiskinan
31
wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang
32
5) Perubahan fisiologis
perubahan citra tubuh seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu
2006).
Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi
(Susanti, 2008).
33
8) Khawatir berhubungan seksual
(Susanti, 2008).
34
yang sering kali membuat mereka tereksploitasi, bekerja lebih
1) Mengurangi kemiskinan
3) Meningkatkan pendidikan
35
B. Kerangka Teori
Ketidakseimbangan hormonal
estrogen, progesteron,
endorfin menurun
Karakteristik : Umur,
Pendidikan, Pekerjaan
Antenatal Care
i
Mitos
36
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Luar
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Dukungan Sosial
4. Ketuban Pecah Dini
5. Episiotomi
6. Induksi Persalinan
7. Jenis Persalinan
D. Hipotesis
Ada hubungan antara kehamilan usia dini dengan kejadian postpartum
blues setelah dikontrol variabel pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial,
episiotomi, induksi persalinan, dan jenis persalinan.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
yang sama. Peneliti ingin melihat hubungan kehamilan usia dini dengan
2017.
Populasi
1. Populasi
38
2. Sampel dan Sampling
terpilih dan tidak terpilih sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini
2) Ibu primipara
39
3) Ibu yang bayinya hidup
𝑍𝛼 2𝑃𝑄+𝑍𝛽 𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2
n1=n2=[ ]
𝑃1−𝑃2
Keterangan :
deviasi α = 1,96)
1,22 1,4884
= [ 0,18 ]2 = = 45
0,0324
= 45 𝑥 2 = 90
40
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
D. Variabel Penelitian
variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel luar adalah jenis variabel yang
41
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
42
Lanjutan tabel 1. Definisi Operasional
Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Data
6 Ketuban Pecah Ketuban yang sudah Ceklist 1 = Nominal
Dini (KPD) pecah (mrembes) ketika Tidak
belum masuk fase 2 = Ya
persalinan dengan
melihat data rekam
medis dan di konfirmasi
ulang kepada ibu.
7 Episiotomi Persalinan yang Ceklist 1 = Nominal
dilakukan dengan Tidak
tindakan 2 = Ya
episiotomi/membuat luka
pada perineum karna
suatu indikasi tertentu
dan tertulis di rekam
medis.
8 Induksi Persalinan yang Ceklist 1= Nominal
Persalinan dilakukan dengan Tidak
bantuan induksi karena 2 = Ya
suatu indikasi dan ibu
mengetahui
dilakukannya tindakan
induksi serta tertulis di
rekam medis
9 Jenis Persalinan Persalinan yang Ceklist 1 = Nominal
dilakukan dengan Spontan
tindakan Seksio Caesaria 2 =
tertulis di rekam medis Secio
dan di konfirmasi ulang Caesare
kepada ibu. a
ini berupa :
43
a. Bagian A
berbagai budaya dan tersedia dalam berbagai bahasa. Hasil uji coba
(Scott, 2008).
tanda (*). Pertanyaan tanpa tanda (*) yakni pertanyaan 1,2, dan 4,
kotak jawaban teratas diberi nilai nol (0) dan kotak jawaban yang
terendah diberi nilai tiga (3). Pertanyaan dengan tanda (*) yakni
44
nomor 3,5,6,7,8,9,10 kotak jawaban teratas diberi nilai tiga (3) dan
postpartum blues dan bila penilaian EPDS dalam waktu satu bulan
2008).
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
45
a. Peneliti mengurus izin pelaksanaan penelitian di Jurusan
melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
kerumah klien.
inform consent
46
e. Pengisian kuesioner bagian B oleh klien tanpa didampingi oleh
keluarga
untuk dicek
I. Manajemen Data
1. Sumber Data
2. Pengolahan data
a. Editing Data
b. Coding
jawaban yang berbeda diberi kode yang berbeda. Hal yang perlu
diberi kategori yang sama dan antara kategori yang satu dengan
47
Tabel 2. Coding Variabel
c. Entry Data
melakukan coding.
d. Tabulasi data
48
2) Menghitung banyaknya frekuensi untuk tiap kategori jawaban
data yang ada dapat tersusun rapi, mudah untuk dibaca dan
dianalisis.
3. Analisa Data
a. Analisa univariat
𝑥
𝑃= 𝑥 100%
𝑦
Keterangan:
P = Persentase subyek pada kategori tertentu
x = ∑ sampel dengan karakteristik tertentu
y = ∑ sampel total
49
b. Analisis bivariat
1) Chi-square
𝑘
2
2
𝑓0 − 𝑓ℎ
𝑥 =
𝑓𝑛
𝑖=1
Keterangan:
𝑥 2 = Chi Kuadrat
50
2) Rasio Prevalens
Efek
(Postpartum blues)
Ya Tidak Total
Faktor a b a+b
Risiko c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Keterangan :
a
(a + b)
A= c
(c + d)
Keterangan :
a
(a + b) = Proporsi ( prevalens) subyek yang mempunyai
faktor risiko
c
(c + d) = Proporsi ( prevalens) subyek yang tidak
mempunyai faktor risiko
51
Interpretasi hasil :
bahwa dari data yang ada belum dapat disimpulkan bahwa faktor
protektif.
c. Analisis multivariat
52
J. Etika Penelitian
ada empat prinsip yang harus dipegang teguh (Notoatmodjo, 2012), yakni:
dignity)
53
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
Prinsip keterbukaan dan adil juga perlu dijaga oleh peneliti dengan
dan sebagainya.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
beralamat di Jalan Taman Bhakti No.6 Wonosari. Rumah sakit ini mampu
55
memberikan layanan perihal masalah kesehatan organ reproduksi wanita.
tenaga bidan yang terlatih dan dua dokter ahli spesialis kandungan dan
B. Hasil Penelitian
56
Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, ketuban pecah dini,
episiotomi, induksi persalinan, jenis persalinan dan kejadian
postpartum blues di RSUD Wonosari Tahun 2017
Variabel Frekuensi %
Kehamilan Usia Dini
Usia < 20 Th 19 21,1
Usia ≥ 20 Th 71 78,9
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Rendah 55 61,1
Pendidikan Tinggi 35 38,9
Status Pekerjaan
Ibu Bekerja 28 31,1
Ibu Tidak Bekerja 62 68,9
Dukungan Sosial
Tidak Ada 1 1,1
Ada 89 98,9
Episiotomi
Ya 25 27,8
Tidak 65 72,2
Induksi Persalinan
Ya 39 43,3
Tidak 51 56,7
Jenis Persalinan
Seksio Caesaria 46 51,1
Spontan 44 48,9
Postpartum Blues
Ya 50 44,1
Tidak 90 55,6
Total 90 100,0
57
umur <20 tahun , 55 responden (61,1%) memiliki pendidikan rendah
Postpartum Blues
square dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai p-value kurang dari
kehamilan tidak 1dini sebesar 79,9%. Kehamilan usia dini < 20 tahun
58
memiliki risiko 3,8 kali mengalami kejadian postpartum blues (95%CI
Status Pekerjaan
Ibu Bekerja 15 16,7 13 14,4
Ibu Tidak 35 38,9 27 30,0 0,79 0,89 0,36 2,18
Bekerja
Dukungan
Sosial
Tidak Ada 1 1,1 0 0
0,368 0,55 0,45 0,66
Ada 49 54,4 40 44,0
Ketuban Pecah
Dini
Ya 27 30,0 13 14,4
0,068 2,43 1,02 5,78
Tidak 23 25,6 27 30,0
Episiotomi
Ya 34 37,8 31 34,4
0,445 1,62 0,62 4,19
Tidak 16 17,8 9 10,0
Induksi
Persalinan
Ya 27 30,0 12 13,3
0,022 2,7 1,14 6,57
Tidak 23 25,6 28 31,1
Jenis Persalinan
SC 31 34,4 15 16,7
0,036 2,71 1,153 6,412
Spontan 9 21,1 25 27,8
59
adalah usia kehamilan <20 tahun, induksi persalinan dan jenis
persalinan.
Induksi persalinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan
p-value 0,022 (p< 0,05). Pemberian induksi memiliki risiko 2,7 kali
value 0,36 (PR 0,55; 95% CI 0,45-0,66), ketuban pecah dini memiliki
60
Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik dengan tingkat
kemaknaan 0,1.
15,702).
61
kondisi subyek penelitian. Berikut ini adalah perhitungan untuk
penelitian ini :
persalinan.
y = 3,148
p = 1/ (1+2,7-(-3,148))
p = 1/ (1+22,79)
p= 1/23,79 = 0,042
p = 4,2%
C. Pembahasan
faktor dalam kejadian postpartum blues didalam penelitian ini adalah usia
62
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
Kehamilan yang terjadi di usia dini merupakan salah satu risiko seks
berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya ditambah sanksi sosial
memicu risiko bagi ibu dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama
setelah perempuan melahirkan, tetapi sering terjadi pada hari ketiga atau
keempat yang memuncak pada hari kelima dan ke-14 postpartum (Bobak,
satunya adalah perubahan kadar hormon dan faktor usia yang dikaitkan
dengan masalah ini (Gale and Harlow, 2003). Dalam penelitian ini
63
Postpartum blues dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor faktor
dalam penelitian ini yang kemudian dilakukan analisis antara lain usia
kehamilan usia dini memiliki risiko 4,0 kali terjadi postpartum blues
tahun.
kemaknaan yang ditetapkan pada α = 0,05. Oleh karena nilai p< α maka
Fatmawati (2015) yang menganalisi faktor usia ibu < 20 tahun dengan
64
dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) dan OR 3,41;95%CI 2,129-
5,469. Deal & Holt (1998) juga menyatakan bahwa usia dini cenderung
seorang ibu. Usia terlalu muda untuk hamil akan memicu risiko bagi ibu
dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama kehamilan maupun
persalinan (Rusli, 2011). Pada usia yang lebih awal,kehamilan usia dini
mengakibatkan pola tingkah laku yang tidak optimal, baik pada ibu yang
melahirkan maupun pada bayi atau anak yang dilahirkan dan dibesarkan
Kehamilan dan persalinan pada usia dini menjadi salah satu faktor
sebagai orang tua dan membentuk pola tingkah laku maternal yang
optimal pula.
hubungan yang bermakna dengan hasil p-value 0,004 (p-value < 0,05)
65
blues sebanyak 5,1 kali di bandingkan dengan yang tidak dilakukan
(p<0,05).
kontraksi uterus yang regular), mual, muntah, nyeri kepala dan hipotensi
(Bobak, 2005). Hal ini juga dijelaskan oleh Henderson dan Jones, 2006
bagi ibu. Ibu juga akan mengalami kecemasan dan ketakutan serta
66
pasca persalinan yang disebabkan karena atonia uteri. Kecemasan dan
ketakutan ibu, kemungkinan komplikasi pada bayi dan ibu menjadi salah
postpartum blues.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abadan (2015)
0,037. Perasaan gagal yang timbul karena tidak dapat melahirkan secara
operasi Caesar dan akan memakan waktu lebih lama ( Irawati, 2014).
epidural dan seksio caesaria dapat menimbulkan efek jangka panjang pada
67
perannya, mengganggu proses kelekatan yang alami serta dapat
negatif pada konsep diri ibu. Tujuan seksio sesaria adalah memberikan
kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya, yaitu karena adanya stress
pendidikan dalam penelitian ini didapatkan p-value 1,00 (p> 0,05). Hal ini
rumah dan peran sebagai ibu rumah tangga atau orang tua jika ia
dengan p-value 0,89 (p>0,05) dengan CI 95%; 0,363-2,18. Hal ini sesuai
68
faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian postpartum blues,
dan Gath (1999) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan bermakna
perkawinan.
sosial.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Machmudah (2010)
69
persalinan terhadap terjadinya postpartum blues menunjukkan tidak ada
membantu persalinan.
D. Keterbatasan Penelitian
terjadi ketika masuk masa persalinan. Tujuan umum dari penelitian ini
blues, namun dalam penelitian ini terdapat data variabel yang juga
70
yang dapat memperbesar atau memperkecil pengaruh paparan yang
sesungguhnya.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
95%CI : 1,050-15,298.
3. Kehamilan usia dini < 20 tahun meningkatkan risiko 4,0 kali untuk
B. Saran
diantaranya adalah :
1. Bagi Remaja
72
2. Bagi Direktur RSUD Wonosari
variabel dukungan sosial yang lebih mendalam dan waktu yang lebih
dihindari.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, R. dkk. 2009. Klinik Keperwatan pada Mata Ajaar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : TIM
Ayu, F. R., dan Lailatushifah, S. N. 2008. Dukungan Suami dan Depresi Pasca
Melahirkan. Jurnal Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. 1-7
Barnett, R.C & Marshall, N.L. (1992). Worker ang Mother Roles, Spillover
Effects ang Psychological Distress. Women and Health, 18 (2) : 9 40
Bobak I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., Perry, S.E. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih Bahasa : Maria & Peter. Jakarta :
EGC
Curry., Alexandre., Faisal, Menezes., Paulo., Rossi & Tedecco., Jose., Julio. 2008.
Maternity “Blues” : Prevalence and Risk factors. The Spanish Journal of
Pschology, vol 11 No.2 593599. Diperoleh tanggal 25 desember 2016 dari
http://www.ucm.es/info/psi/docs/journal/VII_n2_2008/art/pdf
Deal, L & Holt, V. (1998). Young maternal Age and Depressive Symptoms:
Results from the 1988 National maternal and Infant Health Survey, Bureau
of Maternal and Child Health, Am J Public Health, 88(2): 266-270.
Depkes RI, WHO. 2011. Profil Kesehatan Reproduksi Indonesia. Jakarta : Depkes
RI
Dewi dkk. 2012. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
74
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC
Fatmawati, Diah Ayu. 2015. Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Postpartum Blues. Jurnal EDU Health. Vol 5.No 2, hal 82 93.September
2015.
Gale, S., & Harlow, B. L. 2003. Postpartum Mood Disorders : a review of clinical
and epidemiological factors. Journal of Psychosomatic Obstetrics and
Gynecology.
Gemari. 2008. Faktor Resiko Stroke. Emari Edisi 94/Tahun IX/November 2008
Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, Edisi 4. Jakarta : EGC
Gonidakis, F., Rabavilas, A.D., Varson, E., Kreatsas, G., & Christodoulou,G.N.
2007. Maternity Blues in Athens, Greec; A Study The First 3 days After
Delivery. Journal of Affective Disorders, 99, 107-115. Diperoleh tanggal
30 desember 2016 dari http://www.jadjournal.com
Helen, V., Jan M. Kriebs. Dan Carolyn L. Gegor. 2008. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
75
Ibrahim, F., Rahma & Ikhsan, M. 2012. Faktor faktor yang berhubungan dengan
depresi postpartum di RSIA Pertiwi Makassar tahun 2012. FKM Unhas.
Diperoleh pada tanggal 31 Januari 2017 dari http://repository.unhas.ac.id
Indriasari, Retno. 2013. Hubungan umur dan paritas dengan kejadian postpartum
blues di wilayah puskesmas kalimanah kabupaten purbalingga tahun 2013.
Jurnal. Akademi Kebidanan YLPP. Diperoleh tanggal 28 desember 2016
dari http://senayan.akbidylpp.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1782
Irawati dan Yuliani. 2014. Pengaruh faktor Psikososial dan Cara Persalinan
terhadap terjadinya Postpartum Blues Pada Ibu Nifas. Hospital Majapahit
(6) 1-7 vol 6 No. 1 Februari 2014. Diperoleh tanggal 28 Desember 2016
dari http://www.poltekkkesmajapahit.ac.id
Jardri, R., Pelta, J., Maron, M., Thomas, P., Delion, P., Codaccioni, X., Gourdemand,
M. (2006). Predictive Validation Study of The Edinburg Postnatal Depression
Scale in The First Week after Delivery and Risk Analysis for Postnatal
Depression. Journal of Affective Disorders, 93: 69 176.
Khotimah, Hosnol. 2014. Usia dan Paritas dengan Postpartum Blues di RSUD
Bangil Pasuruan 2014. Jurnal. Sumenep Madura. Diperoleh tanggal 31
Februari 2017 dari http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/
Latifah dan Hartati. 2006. Efektifitas Skala Edinburgh dan Skala beck dalam
mendeteksi risiko depresi Postpartum Di RSUD Prof. Dr Margono
Soekarjo Purwokerto. Universitas soedirman : Purwokerto.
76
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Manurung, Suryani. 2011. Efektifitas terapi music teradap pencegahan PPB pada
ibu primipara di ruang kebidanan RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta
pusat. Tesis. Depok : FIK UI
Masland, R.P dan Estridge, D. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja Tentang
Seks Alih bahasa: Windy, M.T. Jakarta: Bumi Aksara
McAnarney, E.R. & Hendee, W.R (1999). Adolescent Pregnancy and Its
Cosequences, JAMA, 19 (4) : 327 347
Nurbaeti, Siti. 2015. Gambaran Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Nifas
Berdasarkan Karakteristik di RSU Tingkat IV Sariningsih Kota Bandung.
Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia. Diperoleh tanggal 31 Januari
2017 dari http://repository.upi.edu
Paykel, E.S., Emms, E.M. & Fletcer, J. (2000) Life Events and Social Support in
Purperal Depression. Br J Psychiat, 136;339 346.
Perry, S.E., Hockenberry, M.J., Lowdermilk, D.L, & Wilson, D. (2010). Maternal
and Child Nursing Care. Vol 1. 4th ed. Missouri : Mosby Elsevier.
Riwidikdo. 2008. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam
Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia : Yogyakarta
Robertson, E., Grace, S., Wallington, T., Stewart, D.E (2004). Antenatal Risk
Factors for Postpartum Depression : A Synthesis of Recnt Literature.
General Hospital Psychiatry, 26: 289 295.
77
Rusli, R. A., Meiyuntariningsih, T., & Warni., W. E 2011. Perbedaan Depresi
Pasca Melahirkan pada Ibu Primipara ditinjau dari usia Ibu Hamil. Jurnal
INSAN. Vol 13, No 01: 21-31.
Wisner., Katherine & Piontek., Catherine. 2002. Postpartum Depression. The New
England Journal of Medicine, vol 347 : 194 199, 18 Juli 2002.
78
Lampiran 1
ANGGARAN PENELITIAN
Dengan Hormat,
NIM : P07124213013
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat kerugian bagi ibu dan bayi sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Ibu
Hormat saya,
(PSP)
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kehamilan Usia
3. Penelitian ini dapat memberi manfaat berupa informasi terkait kehamilan usia
4. Penelitian ini akan berlangsung selama kurang lebih 20 menit yaitu saat ibu
datang ke Poli RSUD Wonosari atau saat kami akan datang ke rumah untuk
dapat memberi informasi terkait kehamilan usia dini yang dapat menjadi sebab
7. Patisipasi Ibu dapat bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan Ibu bisa sewaktu-
8. Nama dan jati diri Ibu akan tetap dirahasiakan, bila ada hal-hal yang belum
jelas Ibu dapat menghubungi Herlina Tri Nugraheni dengan nomor telepon
085729240452.
Hormat saya,
Nama :
Usia :
Alamat :
Herlina Tri Nugraheni dengan judul “Hubungan Kehamilan Usia Dini dengan
terhadap diri saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Saksi Responden
(…………………………………….) (…………………………………….)
Peneliti
KUESIONER PENELITIAN
1. No. Responden :
2. Tanggal Lahir/Umur :
3. Kehamilan Ke :
4. Nifas Hari Ke :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan :
Petunjuk Kuesioner
No Pernyataan Skor
1 Saya bisa tertawa pada saat melihat kejadian yang lucu
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
2. Saya dapat memandang kehidupan dimasa depan dengan
penuh harapan
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
3. Saya merasa tidak berguna karena sesuatu kesalahan
dimasa lalu
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
4. Saya merasa cemas atau merasa kuatir tanpa alasan yang
jelas
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
5. Saya merasa takut dan panik karena sesuatu alasan yang
tidak jelas
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
6. Saya sering merasa segala sesuatu terasa sulit untuk di
kerjakan
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
7. Saya merasa tidak bahagia, yang membuat saya sulit untuk
tidur
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
8. Saya merasa sedih
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
9. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga membuat saya
menangis
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
10. Saya merasakan sesuatu kegagalan atau kerugian
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
Lampiran 8
Beri tanda
No Dukungan Sosial centang
Ya Tidak
1. Dukungan Dari Pasangan
A. Analisi Univariat
USIAIBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
POSTPARTUMBLUES
Valid Cumulativ
Frequency Percent Percent e Percent
PENDIDIKAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
PEKERJAAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
TIDAKADADUKUNGANS
1 1.1 1.1 100.0
OSIAL
KETUBANPECAHDINI
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
EPISIOTOMI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
INDUKSI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Analisis Bivariat
POSTPARTUMBLUES
TIDAKPOSTPA POSTPARTUM
RTUMBLUES BLUES Total
% within
90.0% 70.0% 78.9%
POSTPARTUMBLUES
REMAJA Count 4 15 19
% within
10.0% 30.0% 21.1%
POSTPARTUMBLUES
% within
100.0% 100.0% 100.0%
POSTPARTUMBLUES
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.44.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMBLUES
TIDAKPOS POSTPA
TPARTUM RTUMBL
BLUES UES Total
PENDIDIKANR Count 24 31 55
ENDAH % within PENDIDIKAN 43.6% 56.4% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMBLUES
TIDAKPOSTPA POSTPARTU
RTUMBLUES MBLUES Total
% within
67.5% 70.0% 68.9%
POSTPARTUMBLUES
IBUBEKE Count 13 15 28
RJA % within PEKERJAAN 46.4% 53.6% 100.0%
% within
32.5% 30.0% 31.1%
POSTPARTUMBLUES
% within
100.0% 100.0% 100.0%
POSTPARTUMBLUES
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.44.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMBLUES
POSTPA
TIDAKPOSTPA RTUMBL
RTUMBLUES UES Total
TIDAKAD Count 0 1 1
ADUKUN % within DUKUNGANSOSIAL 0.0% 100.0% 100.0%
GANSOSI % within POSTPARTUMBLUES 0.0% 2.0% 1.1%
AL
% of Total 0.0% 1.1% 1.1%
Total Count 40 50 90
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .44.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
For cohort
POSTPARTUMBLUES = .551 .456 .664
POSTPARTUMBLUES
N of Valid Cases 90
POSTPARTUMBLUES
TIDAKPOS
TPARTUM POSTPART
BLUES UMBLUES Total
INDUKSI Count 12 27 39
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMBLUE
S
TIDAKPOS POSTP
TPARTUM ARTUM
BLUES BLUES Total
KETUBANPE Count 13 27 40
CAHDINI % within KETUBANPECAHDINI 32.5% 67.5% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.78.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMB
LUES
TIDAKP POST
OSTPA PART
RTUMB UMBL
LUES UES Total
EPISIOT Count 9 16 25
OMI % within EPISIOTOMI 36.0% 64.0% 100.0%
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
POSTPARTUMBLUES
TIDAKPO
STPARTU POSTPART
MBLUES UMBLUES Total
SC Count 15 31 46
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
95% C.I.for
EXP(B)
2. Step 2
95% C.I.for
EXP(B)