Anda di halaman 1dari 92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN PEKERJA PADA


PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA di
PT. SANDHY PUTRA MAKMUR

Penulisan Hukum
(Skripsi)

Disusun dan diajukan untuk


Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum
Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

LADY DIANA Y. D. P. P.
NIM: E1104162

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
2011

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum ( Skripsi )

KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN PEKERJA PADA PERUSAHAAN


PENYEDIA JASA PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA MAKMUR

Disusun oleh :
LADY DIANA Y. D. P. P
NIM: E1104162

Disetujui untuk Dipertahankan


Dosen Pembimbing

Purwono Sungkowo R, S.H


NIP.196106131986011001

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum ( Skripsi )

KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN PEKERJA PADA PERUSAHAAN


PENYEDIA JASA PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA MAKMUR

Disusun oleh :
LADY DIANA Y. D. P. P
NIM: E1104162

Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum ( Skripsi )
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 21 April 2011

TIM PENGUJI

1. Pius Triwahyudi, S.H.,M.Si : ……………………………...


Ketua

2. Lego Karjoko, S.H., M.H : ……………………………...


Sekretaris

3. Purwono Sungkowo R, S.H : ……………………………...


Anggota

MENGETAHUI
Dekan,

Mohammad Jamin, S.H, M.Hum


NIP : 196109301986011001

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Mengetahui kekurangan diri sendiri adalah tangga untuk mencapai cita-cita dan berusaha
mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian luar biasa”
(Hamka)

“Kamu maju bukan dengan memperbaiki apa yang sudah terjadi melainkan menggapai ke arah
apa yang belum terjadi”
(Kahlil Gibran)

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Penulis persembahkan sebagai wujud syukur, cinta, dan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta atas segala karunia, rahmat, dan nikmat yang
telah diberikan-Nya
2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Darmadi dan Ibu Maryani atas segala doa, bimbingan,
nasehat, kehangatan cinta dan kasih sayang yang senantiasa tercurahkan untukku.
3. Suamiku Nugroho atas segala cinta, kasih sayang, doa, semangat, dan pengorbanan yang
senantiasa diberikan untukku.
4. Anak-anakku tercinta Vicko Giffana Dianata Nugraha dan Vincent Elysia Nugraha atas
semangat dan keceriaannya.
5. Seluruh keluarga besarku atas dukungan dan semangatnya.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama: Lady Diana Y. D. P. P.


NIM: E1104162
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul
KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN PEKERJA PADA PERUSAHAAN
PENYEDIA JASA PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA MAKMUR adalah
betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum
(skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila
kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
meneriama sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan
gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, April 2011


Yang membuat pernyataan

Lady Diana Y. D. P. P.
NIM: E1104162

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Lady Diana Y. D. P. P, NIM: E1104162, 2011. KAJIAN YURIDIS


PERLINDUNGAN PEKERJA PADA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA
PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA MAKMUR. Fakultas Hukum UNS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pekerja memperoleh
perlindungan pada perusahaan penyedia jasa pekerja di PT. Sandhy Putra
Makmur. Penelitian ini mendeskripsikan dan mengkaji mengenai 2 (dua)
peristiwa konkrit atau fakta hukum yaitu mengenai jenis pekerjaan yang menjadi
obyek perjanjian dan apakah hak-hak pekerja sudah mendapat perlindungan
hukum diperusahaan penyedia jasa PT. Sandhy Putra Makmur.
Penelitian yang dilakukan di PT. Sandhy Putra Makmur ini termasuk
penelitian normatif yang bersifat perspektif: jenis data yang digunakan yaitu data
sekunder, sumber data sekunder yang mencakup: bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, bahan hukum tersier dimana Penulis mengumpulkan data-data
yang diperoleh secara langsung dari manajer dan pekerja PT. Sandhy Putra
Makmur melalui studi dokumen dan kepustakaan. Kemudian dari semua data
yang terkumpul dilakukan analisis data dengan teknik silogisme deduktif dengan
metode Interpetasi Menurut Bahasa dan Interpretasi Sistematis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
kesatu: jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian sudah sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dan KUH
Perdata, karena jenis pekerjaan tersebut bukan merupakan jenis pekerjaan yang
menunjang, jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian adalah costemer
servis, scurity, cleaning service. Kedua hak-hak pekerja sudah mendapatkan
perlindungan hukum di perusahaan penyedia jasa PT. Sandhy Putra Makmur
dalam hal: a). Pemberian upah sudah sesuai dengan Keputusan Gubernur no 150
tahun 2009 tentang pemberian upah minimum regional di kota solo yaitu Rp.
785,000.00, b). Penerapan jam kerja bagi para pekerja sudah sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu jam kerja
tidak melebihi 8 jam perhari atau 40 jam seminggu, c) Pemberian cuti atau waktu
istirahat sebagian besar telah sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 antara lain: istirahat mingguan, cuti hamil
dan bersalin, cuti haid, istirahat alasan penting, akan tetapi masih perlu adanya
peningkatan yaitu memberikan cuti tahunan dan istirahat panjang bagi para
pekerja kontrak yang senantiasa memperpanjang kontrak kerja mereka belum
diberlakukan bagi pekerja kontrak PT. Sandhy Putra Makmur, d) Penerapan
Jamsostek bagi para pekerja sudah sesuai dengan Permenaker No. 150 tahun 1999
tentang penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga
kerja harian Lepas, Borongan dan Perjanjian kerja Waktu Tertentu, e) Pemberian
THR bagi para pekerja juga sudah sesuai dengan Permenaker No 4 Tahun 1994
yang mengatur tentang THR,

Kata kunci: Jenis Pekerjaan Yangcommit to user


Merupakan Obyek Perjanjian Kerja.

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
berkah, serta karunia-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis
mampu menyelesaikan tugas penulisan hukum dengan judul “ KAJIAN YURIDIS
PERLINDUNGAN PEKERJA PADA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA
PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA MAKMUR”

Penulisan hukum ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi syarat-


syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Atas berbagai bantuan yang telah banyak membantu Penulis selama


melaksanakan studi sampai terselesaikannya penyusunan penulisan hukum ini,
maka pada kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. Dr. Syamsulhadi, SpKj selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Purwono Sungkowo R, S.H. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing Penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
atas segala dedikasinya terhadap seluruh mahasiswa termasuk Penulis
selama Penulis menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Seluruh karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah
banyak membantu segala kepentingan Penulis selama Penulis menempuh
studi di Fakultas Hukum UNS Surakarta.

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Ibu wahyu selaku manajer PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta yang telah
mengijinkan Penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan
informasi kepada penulis.
7. lilik maya selaku pekerja PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta yang telah
memberikan informasi kepada penulis
8. Teman-teman Angkatan 2004 Non Reguler, dan semua pihak yang
membantu dalam penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari sempurna,
mengingat kemampuan Penulis yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan Penulis terima dengan
senang hati
Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi sumbangan Pengetahuan dan
Pengembangan Ilmu Hukum pada khususnya dan Ilmu Pengetahuan pada
umumnya.

Surakarta, Maret 2011


Penulis

Lady Diana Y. D. P. P.
NIM: E1104162

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN............................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Metode Penelitian ....................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan Hukum .................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kerangka Teori ........................................................................... 10
1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja ........................... 10
a. Pengertian Perjanjian Kerja ............................................ 10
b. Syarat sahnya perjanjian kerja ........................................ 11
c. Bentuk dan jangka waktu perjanjian kerja ..................... 13
d. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerja .. 16
e. Berakhirnya Perjanjian Kerja ......................................... 18
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Kerja .......................... 20


a. Pengertian Hubungan Kerja ........................................... 20
b. Unsur-unsur Hubungan Kerja ........................................ 21
3. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum
terhadap Pekerja.................................................................... 24
4. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Penyedia Jasa.............. 39
B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 49

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Uraian Singkat tentang Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja PT. Sandhy Putra Makmur............................................. 51
B. Jenis Pekerjaan yang Menjadi Obyek Perjanjian Kerja
di Perusahaan penyedia Jasa Pekerja PT. Sandhy Putra Makmur 57
C. Perlindungan terhadap Hak-Hak Pekerja di Perusahaan
Penyedia jasa Pekerja PT. Sandhy Putra Makmur ..................... 70

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 80
B. Saran............................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang


perpustakaan.uns.ac.id begitu cepat
digilib.uns.ac.id
telah membawa banyak perubahan di berbagai sektor, sehingga menimbulkan
persaingan usaha yang begitu ketat disemua sektor usaha. Perubahan di berbagai
sektor tersebut juga menjadi sebagai salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial,
termasuk di bidang hukum ketenagakerjaan. Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Dasar
RI 1945 yang menyatakan setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pada zaman sekarang sulit terialisasikan.
Mengacu pada pasal tersebut amanat dari para pendiri Republik Indonesia dapat kita
pahami bahwa tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah menciptakan lapangan
pekerjaan bagi warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Liberalisasi ekonomi yang dibarengi laju perkembangan teknologi yang pesat
telah memunculkan persaingan bisnis yang ketat dikalangan dunia usaha. Berbagai
pemikiran kearah efisiensi terus bergulir didorong oleh tuntutan pasar yang hanya
memihak kepada perusahaan yang mampu menghasilkan kualitas barang yang baik,
dengan harga yang lebih murah dan layanan yang cepat. Hanya perusahaan yang
mampu memberikan kulitaas layanan terbaik yang akan memenangkan atau bertahan
di pasar.
Dengan didasarkan pada operasional perusahaan yang saat ini hampir
seluruhnya berkait dengan biaya produksi seperti harga bahan baku, bunga Bank,
pajak, listrik, telepon dan lain-lain, hampir seluruhnya berada di luar kekuasaan
perusahaan, saat ini tarif tersebut ditentukan oleh mekanisme pasar atau ditentukan
oleh pemerintah, kecuali komponen tenaga kerja. Efisiensi dalam proses produksi,
pengusaha tidak dapat mempengaruhi apalagi ikut mengendalikan harga maupun
tarif yang termasuk dalam biaya produksi, kecuali komponen tenaga kerja, oleh
sebab tersebut satu-satunya komponen yang dapat diintervensi atau dimainkan oleh
pengusaha hanyalah komponen tenaga kerja. Kondisi demikian mendorong

commit to user
2

pengusaha untuk lebih jauh dalam meminimalkan komponen pekerja agar biaya
produksi dapat lebih rendah.
Dalam dunia usaha perkembangan tersebut telah mempengaruhi proses
produksi maupun jasa khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan yang selama ini
dikerjakan oleh manusia telah berubah menjadi oleh mesin-mesin produksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berakibat berkurangnya peranan manusia. Demikian juga dalam meningkatkan
pelayanan kepada perusahaan lain (konsumen) dibutuhkan waktu yang cepat dan
efisien, sehingga dilakukanlah suatu business process reengineering (BPR). BPR
adalah suatu pendekatan baru dalam manajemen yang bertujuan meningkatkan
kinerja, untuk memberikan respons atas perkembangan ekonomi secara global dan
perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehingga berkembang persaingan yang
bersifat global dan berlangsung sangat ketat.
Lingkungan yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk
mengutamakan tuntutan pasar yang menghendaki kecepatan dalam merespons
tuntutan pelanggan, karena seringkali faktor kecepatan dalam merespons tuntutan
pasar dan pelanggan lebih dapat menentukan kemenangan dalam persaingan dan
bukan faktor harga. Oleh karena itu, belakangan ini perusahaan sering mementingkan
hal-hal yang mempercepat suatu proses. Tuntutan akan hal-hal tersebut sering kali di
luar kemampuan perusahaan baik kemampuan staf maupun kemampuan sumber
daya. Sebagai hasilnya timbullah outsourcing, yaitu usaha untuk mengontrakkan
suatu kegiatan pada pihak luar untuk memperoleh layanan pekerjaan yang
dibutuhkan. Mengingat tujuan utama outsourcing adalah efisiensi maka perusahaan –
perusahaan outsourcing juga dituntut melakukan spesialisasi untuk memperoleh
keunggulan komperatif. Outsourcing merupakan suatu bisnis kemitraan dengan
tujuan untuk mencapai keuntungan bersama dalam prosesenya mempunyai hubungan
yang tidak terpisahkan (Sehat Damanik, 2006:3).
Istilah outsourcing dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan kita tidak dapat kita temukan. Akan tetapi praktek outsourcing
sudah berlangsung bahkan sebelum lahirnya UU Ketenagakerjaan itu sendiri, yaitu
dalam pasal 1601 b KUH Perdata yang mengatur perjanjian pemborongan pekerjaan.
Dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, praktek

commit to user
3

outsourcing dikenal dalam dua bentuk, yaitu pemborongan pekerjaan dan penyediaan
jasa pekerja. Pada perkembangannya dalam draf revisi Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, mengenai pemborongan pekerjaan
dihapuskan karena lebih condong ke arah sub contracting pekerjaan dibandingkan
dengan pekerja. Sedangkan penyediaan jasa pekerja diatur dalam Pasal 64, 65 dan 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, sedangkan
pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No.Kep.101/Men/VI/2004 Tahun 2004 tentang Tata Cara
Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja, dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.220/Men/X/2004 Tentang Syarat-
syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan lain
(www.depnaker.go.id).
Pekerja dalam pelaksanaan oursourcing dimaksudkan dalam rangka efisiensi
biaya produksi dimana dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran
dalam membiayai pekerja di perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan
perjanjian penyedia jasa pekerja antara pihak pekerja dan penyedia jasa kerja, masa
kerja seorang pekerja akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara
pengusaha dengan perusahaan penyedia jasa pekerja (www.depnaker.go.id).
Istilah pekerja kontrak atau kontrak kerja tidak kita temukan dalam undang-
undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Namun demikian istilah
tersebut sudah terlanjur populer di kalangan masyarakat untuk menyebut Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang diatur dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 59
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Modus hubungan
kerja melalui pola kontrak ini dilakukan oleh perusahaan dengan maksud untuk
menghindari kewajiban pemberian pesangon, penghargaan masa kerja dan lain-lain.
Hal ini karena dalam perjanjian kerja kontrak/PKWT, apabila perjanjian kerja yang
diperjanjikan telah selesai atau jangka waktu yang diperjanjikan telah berakhir maka
hubungan kerja putus demi hukum tanpa adanya kewajiban pihak satu kepada pihak
yang lain, kecuali diperjanjikan lain (www.depnaker.go.id).
Konsekuensi menjadi pekerja di perusahaan penyedia jasa pekerja
menimbulkan beberapa permasalahan yaitu perusahaan penyedia jasa pekerja

commit to user
4

seringkali mengurangi hak-hak pekerja yang seharusnya dia dapatkan bila menjadi
pekerja permanen misalnya: kesehatan, benefit, dkk. Posisi perusahaan penyedia jasa
pekerja selain rawan secara sosial seperti antara kecemburuan antar rekan juga rawan
secara pragmatis seperti halnya kepastian kerja, kelanjutan kontrak, jaminan pensiun
(http://papabonbon.wordpress.com). Akan tetapi para pekerja menutup mata dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hal tersebut, karena yang mereka fikirkan hanya bagaimana mendapatkan pekerjaan
untuk mendapatkan upah demi memenuhi kebutuhan hidupnya, meski upah yang
diberikan tidak sesuai dengan upah standart kerja pegawai tetap perusahaan pemakai
jasa pekerja.
Melihat adanya permasalahan diatas maka perjanjian kerja pada perusahaan
penyedia jasa pekerja perlu adanya ketegasan hubungan kerja yang jelas sehingga
pemenuhan hak-hak pekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan jelas penanggungjawabnya. Oleh karena itu pekerja harus diikat
dengan perjanjian kerja sesuai dengan kesepakatan antara pihak penyedia jasa
pekerja dengan pengguna jasa pekerja/perusahaan. Berdasarkan atas uraian diatas,
maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai
perlindungan hukum terhadap pekerja. Oleh sebab itu penulis memilih judul pada
penulisan hukum ini adalah “KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN PEKERJA
PADA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA di PT. SANDHY PUTRA
MAKMUR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah yang


akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian Penyedia Jasa Pekerja
antara PT. Sandhy Putra Makmur dengan PT. TELKOM Surakarta sudah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan?
2. Apakah hak-hak pekerja sudah mendapatkan perlindungan hukum di perusahaan
penyedia jasa PT. Sandhy Putra Makmur?

commit to user
5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dibagi 2 macam, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Untuk mengetahui sudah sesuaikah jenis pekerjaan yang menjadi obyek
perjanjian dengan peraturan perundang-undangan.
b. Untuk mengetahui sudah ada atau belum perlindungan hukum bagi hak-hak
pekerja dalam perjanjian penyedia jasa pekerja di PT. Sandhy Putra Makmur.
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk memperluas wawasan penulis dalam bidang hukum administrasi negara
terutama perlindungan hukum bagi pekerja dalam perjanjian penyedia jasa
pekerja.
b. Mengembangkan daya berfikir dan daya penalaran penulis agar dapat
berkembang sesuai dengan bidang penulis.
c. Untuk memperoleh data-data yang akan penulis pergunakan dalam penyusunan
skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam
bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan


yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang didapat dari
penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai
bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar
kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
b. Untuk sedikit memberi pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.

commit to user
6

c. Untuk mendalami teori–teori yang telah penulis peroleh selama menjalani


kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta serta
memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal
untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak – pihak yang terkait
dengan masalah yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan Ilmiah berdasarkan pada


metode, sistemetika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari suatu atau
beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya (Soerjono Soekanto,
1986:43). Metode penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang
diamggap efektif dan efisien, dan pada umumnya sudah mempola untuk
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data dalam rangka menjawab masalah
yang diteliti secara benar.
Metode penelitian yang penulis digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian normatif.
Penelitian normatif merupakan suatu penelitian yang mempelajari norma-norma
hukum yang merupakan bagian yang esensial dalam ilmu hukum (Peter
Mahmud,2005:36).
Dalam penelitian ini merupakan praktek hukum yang berkonotasi atas
telaah suatu pekerja, pembuatan perjanjian kerja, dan penyampaian peraturan
perundang-undangan. Dari hasil telaah tersebut dapat dibuat opini atau pendapat
hukum.

commit to user
7

2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam penelitian hukum normatif ini adalah preskriptif.
Yaitu penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori/konsep
baru sebagai preskriptif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Petter
Mahmud, 2005:35).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan hukum ini
adalah pendekatan perundang-undangan yaitu pendekatan dengan menafsirkan
ketentuan undang-undang untuk merealisasikan fungsi agar hukum positif itu
berlaku.
4. Sumber Data
Sumber data adalah tempat ditemukan data. Adapun jenis data dari
penelitian ini yaitu data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Bahan Hukum Primer
Yaitu merupakan bahan hukum mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Bahan Hukum Sekunder
Yaitu memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer merupakan hasil
karya dari kalangan hukum, hasil-hasil penelitian, artikel koran dan internet
serta bahan lain yang berkaitan dengan pokok bahasan.
c. Bahan Hukum Tersier
Yaitu bahan yang memberi petunjuk/penjelasan terhadap bahan hukum primer
dan sekunder, yakni kamus hukum, kamus besar bahasa Indonesia. Untuk
melengkapi data, dilakukan konfirmasi pada pimpinan PT. Sandhy Putra
Makmur dan pekerja.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan hukum
ini menggunakan:
a. Studi Dokumen
Merupakan teknik dokumentasi pada penyedia jasa pekerja dan pekerja.

commit to user
8

b. Studi Kepustakaan
Merupakan teknik yang mengkaji substansi peraturan perundang-undangan
maupun peraturan pemerintah lainnya. Kemudian data tersebut dimintakan
penjelasan dan konfirmasi dari staf personalia dan pegawai PT. Sandhy Putra
Makmur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Teknik analisis data
Pada penulisan hukum normatif ini, teknik analisis data yang digunakan
adalah silogisme deduktif dengan menggunakan metode:
a. Interpetasi Menurut Bahasa
Merupakan penafsiran undang-undang pada dasarnya selalu akan merupakan
penjelasan dari segi bahasa, metode interpretasi ini yang disebut dengan
interpretasi gramatikal. Merupakan cara penafsiran/penjelasan yang paling
sederhana untuk mengetahui makna ketentuan undang-undang dengan
menguraikannya menurut bahasa, susunana kata/bunyi. Disini artinya makna
ketentuan undang-undang dijelaskan menurut bahasa sehari-hari (Sudikno
Mertokusumo, 2003: 170).
b. Interpretasi Sistematis
Menafsirkan undang-undang sebagai bagian dari keseluruhan sistem
perundang-undangan dengan jalan menghubungkannya dengan undang-undang
lain (Sudikno Mertokusumo, 2003: 172).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Agar skripsi ini dapat tersusun secara teratur dan berurutan sesuai apa yang
hendak dituju dan dimaksud dengan judul skripsi, maka dalam sub bab ini penulius
akan membuat sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang pendahuluan dari
penyusunan skripsi ini yang terdiri dari beberapa sub–sub bab, yaitu: Latar
Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Skripsi.

commit to user
9

BAB II : Tinjauan Pustaka


Dalam Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang dibagi menjadi dua,
yang pertama yaitu kerangka teori yang berisi tinjauan umum tentang
perjanjian kerja, tinjauan umum tentang hubungan kerja, tinjauan umum
tentang perlindungan hukum terhadap pekerja dan tinjauan umum tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penyedia jasa pekerja. Yang kedua yaitu kerangka pemikiran.
BAB III : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini akan menguraikan penjelasan dari hasil konfirmasi yang
telah diperoleh di lapangan dan membahasnya sesuai dengan perumusan
masalah yang telah ditentukan penulis yaitu mengenai jenis pekerjaan
yang menjadi obyek perjanjian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan sudah ada atau belum perlindungan hukum bagi hak-hak
pekerja dalam perjanjian penyedia jasa pekerja di PT. Sandhy Putra
Makmur.
BAB IV : Penutup
Dalam bab ini berisi tentang simpulan dirumuskan secara singkat dan jelas
menjawab rumusan masalah yang sinkron dengan pembahasan serta
rumusan masalah dan saran sebagai solusi atas masalah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Toeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kerja

a. Pengertian Perjanjian Kerja


Perjanjian pekerja/kesepakatan kerja bersama atau istilah yang
dipergunakan dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan adalah perjanjian kerja bersama. Perjanjian ini dikenal dalam
khasanah hukum Indonesia berdasarkan ketentuan dalam KUHPerdata Pasal
1601, disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah peraturan yang dibuat oleh
seorang atau beberapa orang perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum
dan atau beberapa serikat pekerja yang berbadan hukum mengenai syarat-
syarat kerja yang harus diindahkan pada waktu membuat perjanjian kerja
(Lalu Husni, 2003:66).
Menurut Pasal 1601a KUHPerdata memberikan pengertian
perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (pekerja)
mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah pihak lain (pengusaha) untuk
suatu waktu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah. Dari
pengertian pasal diatas Sendjun H. Manulang (1990:64) menguraikan
perjanjian kerja sebagai berikut:
1) Perjanjian antar seorang pekerja dengan pengusaha/pemberi kerja untuk
melakukan pekerjaan.
2) Dalam mekakukan pekerjaan itu pekerja harus tunduk dan berada
dibawah perintah pengusaha/pemberi kerja.
3) Sebagai imbalan dari pekerjaan yang dilakukan, pekerja berhak atas upah
yang wajib dibayar oleh pengusaha/pemberi kerja.
Pendapat lain dikemukakan oleh Iman Soepomo yang mengatakan
perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (pekerja),
10

commit to user
11

mengikatkan diri untuk bekerja dengan meneriama upah dari pihak kedua
yakni pengusaha, dan pengusaha mengikatkan diri untuk mempekerjakan
pekerja dengan bayaran upah (Lalu Husni, 2003:54). Dalam bukunya Abdul
Khakim (2003:27) perjanjian kerja ialah perjanjian antara seorang pekerja
dan seorang majikan, perjanjian mana ditandai dengan ciri adanya
perpustakaan.uns.ac.id suatu upah
digilib.uns.ac.id
atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan diperatas
(dienstverhoending), dimana pihak majikan berhak memberikan perintah
yang harus ditaati oleh pihak lain.
Menurut Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, memberikan pengertian perjanjian kerja adalah
suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dari
pengertian diatas dapat diketahui bahwa ciri khusus dari perjanjian kerja
adalah dibawah perintah pihak lain (majikan), ini menunjukkan bahwa
hubungan antara pengusaha dan pekerja adalah hubungan atasan dan
bawahan.
Perjanjian kerja mempunyai manfaat yang besar bagi para pihak
yang mengadakan perjanjian tersebut. Pasal 124 ayat 1 Undang-undang
No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perjanjian
kerja paling sedikit memuat:
1) Hak dan kewajiban pengusaha
2) Hak dan kewajiaban pekerja
3) Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya peranjian kerja
4) Tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja
b. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian Kerja
Pembuatan perjanjian kerja menurut Darwan Prinst (2000:64) dalam
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata haruslah diperhatikan. Sahnya suatu
perjanjian sesuai pasal tersebut haruslah memenuhi 4 syarat sebagai berikut:

commit to user
12

1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri;


Artinya bahwa perjanjian itu haruslah merupakan kesepakatan dari para
pihak yang membuatnya. Perjanjian yang tidak memenuhi ketentuan
tersebut adalah batal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Kecakapan membuat perjanjian;
Kecakapan dalam membuat perjanjian menurut Pasal 330 KUHPerdata
ditentukan bahwa seseorang cakap hukum (dewasa) apabila telah berusia
21 tahun. Sedangkan dalam undang undang ketenagkerjaan seseorang
dianggap cakap dalam bekerja apabila sudah berumur 18 tahun.
3) Suatu hal tertentu;
Objek dari suatu perjanjian haruslah ada, dalam perjanjian kerja, maka
objeknya adalah perjanjian tentang melakukan pekerjaan. Dalam
perjanjian tersebut akan dirinci mengenai pekerjaan yang akan dilakukan,
waktu kerja, waktu istirahat, besarnya upah dan lain-lain.
4) Suatu sebab yang halal;
Artinya bahwa isi perjanjian itu tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang, moral, adat istiadat, kesusilaan dan lain-lain.
Seperti halnya syarat pembuatan suatu perjanjian yang terdapat
dalam Pasal 1320 KUHPerdata diatas, suatu perjanjian kerja harus memenuhi
syarat sahnya perjanjian sebagai mana yang diatur dalam Pasal 52 ayat 1
undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar:
1) Kesepakatan kedua belah pihak.
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum.
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan. dan
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan-perundang undangan yang berlaku.
Keempat syarat tersebut bersifat kumulatif artinya harus dipenuhi
semuanya baru dapat dikatakan bahwa perjanjian tersebut sah. Syarat

commit to user
13

kemauan bebas kedua belah pihak dan kemampuan atau kecakapan kedua
belah pihak dalam hukum perdata disebut sebagai syarat subjektif karena
menyangkut mengenai orang yang membuat perjanjian, sedangkan syarat
adanya pekerjaan yang diperjanjikan dan pekerjaan yang diperjanjikan harus
halal disebut sebagai syarat objektif karena mnyangkut objek digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id perjanjian. Jika
syarat objektif tidak dipenuhi, maka perjanjian itu batal demi hukum artinya
dari semula perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada (Lalu Husni,
2003:39).
Jika yang tidak dipenuhi syarat subjektif, maka akibat hukum dari
perjanjian tersebut dapat dibatalkan, pihak-pihak yang tidak memberikan
persetujuan secara tidak bebes, demikian juga oleh orang tua/wali atau
pengampu bagi orang yang tidak cakap membuat perjanjian dapat meminta
pembatalan perjanjian itu kepada hakim. Dengan perjanjian tersebut
mempunyai kekuatan hukum selama belum dibatalkan oleh hakim (Lalu
Husni, 2003:39).
Syarat esensial dari perjanjian kerja adalah adanya:
1) Pekerjaan
2) Upah
3) Kewenangan dari pihak pengusaha memberi instruksi, pimpinan,
bimbingan kepada pekerja yang dipekerjakan (sub ordinasi) (Darwan
Prinst, 2000:63).
c. Bentuk dan Jangka Waktu Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk lisan dan/atau tertulis,
namun demikian secara normatif, bentuk tertulis menjamin kepastian hak dan
kewajiban para pihak, sehingga jika terjadi perselisihan akan sangat
membantu proses pembuktian. Pengecualian untuk beberapa perjanjian kerja
tertentu seperti perjanjian kerja laut, perjanjian kerja AKAD (antar kerja antar
daerah), dan perjanjian kerja AKAN (antar kerja antar negara) harus dibuat
secara tertulis (Sendjun H. Manulang, 1990:69).

commit to user
14

Bagi perjanjian kerja waktu tertentu yang dibuat secara tertulis,


ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan latin, serta harus
memuat:
1) Nama dan alamat pengusaha/perusahaan
2) Nama, alamat, umur dan jenis kelamin pekerja
perpustakaan.uns.ac.id
3) Jabatan atau jenis/macam pekerjaan digilib.uns.ac.id
4) Besarnya upah serta cara pembayarannya
5) Hak dan kewajiban pekerja
6) Hak dan kewajiban pengusaha
7) Syarat-syarat kerjanya
8) Jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
9) Tempat atau lokasi kerja
10) Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat dan tanggal mulai berlaku
(Djumialdji:2001,35).

Perjanjian kerja waktu tertentu dibuat rangkap 3 dan masing masing


diberikan kepada pekerja, pengusaha dan kantor departemen tenaga kerja
setempat. Perjanjian kerja waktu tertentu harus didaftarkan pada Kandep
setempat dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari sejak ditandatangani.
Biaya dalam rangka pembuatan perjanjian kerja menjadi tanggungan
pengusaha (Djumialdji:2001,35).
Jangka waktu perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu bagi
hubungan kerja yang dibatasi jangka waktu berlakunya, dan waktu tidak
tertentu bagi hubungan kerja yang tidak dibarasi jangka waktu berlakunya
atau selesainya pekerjaan tertentu. Macam-macam perjanjian kerja menurut
bab 7A buku III KUHPerdata tidak secara tegas ditentukan. Namun
demikian, dari beberapa pasal dalam KUHPerdata dapat diketahui ada 2
macam perjanjian kerja, yaitu:
1) Perjanjian kerja waktu tertentu
Perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja yang
jangka waktu belakunya ditentukan dalam perjanjian kerja tersebut. Pada
umumnya perjanjian kerja untuk waktu tertentu diadakan untuk suatu
pekerjaan yang tidak bersifar kontinyu atau dengan lain perkataan suatu
pekerjaan yang sudah dapat diperkirakan pada suatu saat akan selesai dan

commit to user
15

tidak akan dilanjutkan walaupun ada kemungkinan perpanjangan, karena


mungkin waktu yang diperkirakan ternyata tidak cukup (Sendjun H.
Manulang, 1990:69).
Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diambil dari kesimpulan
Pasal 1603 e ayat 1 KUHPerdata yang berbunyi: hubungan
perpustakaan.uns.ac.id kerja berakhir
digilib.uns.ac.id
demi hukum jika habis waktunya yang ditetapkan dalam perjanjian atau
peraturan-peraturan atau dalam peraturan perundang-undangan atau jika
semuanya itu tidak ada menurut kebiasaan. Dengan demikian perjanjian
waktu tertentu ada 3 macam, yaitu:
a) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dimana waktu berlakunya
ditentukan menurut perjanjian
b) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dimana waktu berlakunya
ditentukan menurut Undang-undang
c) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dimana waktu berlakunya
ditentukan menurut kebiasaan (Djumialdji, 2001:24).
Pembuatan perjanjian kerja waktu tertentu terdapat syarat
pembuatannya yang terbagi menjadi dua macam (Abdul Khakim,
2003:34), yaitu:
a) Syarat materiil
Syarat materiil seperti yang diatur pada Pasal 52 Ayat 1 Undang-
Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Dan juatur pula
bahwa perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan
adanya masa percobaan kerja (pasal 58 ayat 1 Undang-Undang No 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). Jika ada perjanjian kerja watu
tertentu yang mensyaratkan masa percobaan, maka perjanjian kerja
waktu tertentu tersebut batal demi hukum.
b) Syarat formil
Sesuai ketentuan Pasal 54 ayat 1 Undang-Undang No 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, syarat formil harus memuat:
i) Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha

commit to user
16

ii) Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja


iii) Jabatan atau jenis pekerjaan
iv) Tempat pekerjaan
v) Besarnya upah dan cara pembayarannya
vi) Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
perpustakaan.uns.ac.id pengusaha
digilib.uns.ac.id
dan pekerja
vii) Jangka wartu mulai berlakunya perjanjian kerja
viii) Tempat dan lokasi perjanjian kerja dibuat
ix) Tandatangan para pihak dalam penjanjian kerja
Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat
secara tertulis, hal ini sesuai dengan Pasal 57 Undang-undang no.13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Ketentuan tersebut dimaksud untuk
lebih menjamin atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sebunungan
dengan berkhirnya perjanjian kerja tersebut. Perjanjian kerja untuk waktu
tertentu tidak boleh mensyaratkan adanya masa percobaan (Lalu Husni,
2003:60).
2) Perjanjian kerja waktu tidak tertentu
Mengenai hal ini dapat disimpulkan dari Pasal 1603g ayat 1
KUHPerdata yang berbunyi: jika waktu lamanya hubungan kerja tidak
ditentukan baik dalam perjanjian atau peraturan perusahaan, maupun
dalam peraturan perundang-undangan atau pun menurut kebiasaan, maka
hubungan kerja itu dipandang diadakan untuk waktu tidak tertentu.
Dengan demikian perjanjian kerja utnuk waktu tidak tertentu adalah
perjanjian kerja di mana waktu berlakunya tidak ditentukan baik dalam
perjanjian, undang-undang ataupun dalam kebiasaan (Djumialdji,
2001:26).
Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu lazimnya
disebut dengan perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja tidak
tetap. Status pekerjanya adalah pekerja tidak tetap. Sedangkan pada

commit to user
17

perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tidak tertentu biasanya disebut
dengan perjanjian kerja tetap dan status pekerjanya adalah pekerja tetap.
d. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pekerja


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan pengusaha dengan objeknya adalah pekerjaan. Dalam perjanjan itu
akan dimuat mengenai hak dan kewajiban dari para pihak yang timbul karena
terjadinya suatu hubungan kerja yang didasarkan pada perjanjian kerja antara
pengusaha dan pekerja. Hak dan kewajiban harus dipenuhi agar tercipta
hubungan kerja yang serasi. Hak dari pihak yang satu rupakan kewajiban bagi
pihak yang lainnya, demikian juga sebaliknya kewajiban pihak yang satu
merupakan hak bagi pihak yang lainnya.
Adapun kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pekerja
menurut Lalu Husni (2003:62) antara lain:
1) Kewajiban melakukan pekerjaan
2) Kewajiban mentaati tata tertib
3) Kewajiban membayar ganti rugi dan denda
KUHPerdata Pasal 1603d mengatakan bahwa pekerja yang baik
adalah pekerja yang menjalankan kewajiban-kewajiban dengan baik, yang
dalam hal ini kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan segala
sesuatu dalam keadaan yang sama, sebarusnya dikalukan atau tidak
dilakukan. Selanjutnya dalam KUHPerdata dirinci tentang berbagai
kewajiban dari Pekerja, yaitu:
1) Pekerja berkewajiban melakukan pekerjaan yang dijanjikan menurut
kemampuannya dengan sebaik-baiknya;
2) Pekerja berkewajiban melakukan sendiri pekerjaannya, hanya dengan
seizin majikan ia dapat menyuruh orang ketiga untuk menggantikannya;
3) Pekerja wajib taat terhadap peraturan mengenai hal melakukan
pekerjaannya;
4) Pekerja yang tinggal pada pengusaha, wajib berkelakuan baik menurut
tata tertib rumah tanga pengusaha.

commit to user
18

Pendapat tambahan lain dikemukakan oleh Abdul Khakim (2003:26)


yang diatur dalam KUHPerdata, kewajiban pekerja ialah:
1) Melaksanakan tugas/pekerjaan sesuai dipejanjikan dengan sebaik-
baiknya (Pasal 1603 KHUPerdata)
2) Melakukan pekerjaannya sendiri, tidak dapat digantikan digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id oleh orang lain
tanpa izin pengusaha (Pasal 1603a KUHPerdata)
3) Menaati peraturan dalam melasanakan pekerjaan (Pasal 1603b
KUHPerdata)
4) Menaati peraturan tata tertib dan tata cara yang berlaku di perusahaan
tersebut (Pasal 1603c KUHPerdata)
5) Melaksanakan tugas dan segala kewajibannya secara layak (Pasal 1603d
KUHPerdata)
6) Membayar ganti rugi atau denda (Pasal 1601w KUHPerdata)

Kewajiban umum dari pengusaha sebagai akibat timbulnya hubungan


kerja adalah membayar upah. Sedangkan kewajiban tambahan adalah
memberikan surat keterangan kepada pekerja yang dengan karena
kemauannya sendiri hendak berhanti bekerja diperusahaan tersebut.
Demikian pula kewajiban-kewajiban lain yang harus dipenuhi oleh
pengusaha menurut Abdul Khakim (2003:26) adalah:
1) Mengatur pekerjaan dan tempat kerja (Pasal 1602 u,v,w dan y
KUHPerdata);
2) Membayar upah kepada pekerja (Pasal 1602 KUHPerdata);
3) Kewajiban memberikan istirahat/cuti (Pasal 1602v KUHPerdata);
4) Kewajiban mengurus perawatan dan pengobatan (Pasal 1602x
KUHPerdata);
5) Kewajiban memberikan surat keterangan (Pasal 1602z KUHPerdata);
e. Berakhirnya Perjanjian Kerja
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja/buruh dan pengusaha (Pasal 1 ayat 25 Undang-undang Nomor

commit to user
19

13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). Menurut Halim dalam Abdul


Khakim (2003:108) pemutusan hubungan kerja adalah suatu langkah
pengakhiran hubungan kerja antara buruh dan pengusaha karena suatu hal
tertentu. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pemutusan hubungandigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id kerja adalah
pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha.
Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam Pasal 150
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan meliputi
pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum
atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan
hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial
dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Ada beberapa
cara yang dapat mengakibatkan berakhirnya/putusnya hubungan kerja
menurut (Sendjun H. Manulang, 1990:70), yaitu:
1) Putus demi hukum
Berdasarkan ketentuan ini pemutusan hubungan kerja demi hukum dalam
praktek dan secara yuridis disebabkan oleh:
a) Berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu
b) Pekerja telah mencapai usia pensiun yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
c) Pekerja meninggal dunia (Abdul Khakim, 2003:109)
2) Diputuskan oleh pengusaha
Pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha ialah pemutusan hubungan
kerja dimana kehendak atau prakarsanya berasal dari pengusaha, karena
adanya pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan oleh pekerja atau
mungkin karena faktor-faktor lain, seperti pengurangan tenaga kerja,
perusahaan tutup karena merugi, perubahan status dan sebagainya (Abdul
Khakim, 2003:112).

commit to user
20

3) Diputuskan oleh pihak pekerja


Pemutusan hubungan kerja oleh pekerja ialah pemutusan hubungan kerja
yang timbul karena kehendak pekerja secara murni tanpa adanya
rekayasa pihak lailn (Abdul Khakim, 2003:110).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Karena putusan pengadilan.
Pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan ialah tindakan pemutusan
hubungan kerja karena adanya putusan hakim pengadilan. Dalam hal ini
salah satu pihak mengajukan pembatalan perjanjian kepada pengadilan
(Abdul Khakim, 2003:110)

2. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Kerja

a. Pengertian Hubungan Kerja


Hubungan kerja di Indonesia diawali dengan suatu masa yang sangat
suram yakni zaman perbudakan, rodi dan poenale sanksi. Terjadinya
perbudakan pada masa dahulu disebabkan karena raja, pengusaha yang
mempunyai ekonomi kuat membutuhkan orang yang dapat mengabdi
kepadanya, sementara penduduk miskin yang tidak berkemampuan secara
ekonomi saat itu cukup banyak yang disebabkan karena rendahnya kualitas
sumber daya manusia sehingga tidak mengherankan perbudakan hidup
tumbuh berkembang dengan subur (Lalu Husni, 2000:2)
Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dengan pengusaha
yang terjadi setelah adanya perjanjian kerja (lalu husni, 2005:53). Hubungan
kerja meurut pasal 1 angka 15 undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja
berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah. Hubungan kerja menurut Sendjun H. Manulang (1990:63) adalah
suatu hubungan antara pengusaha dengan pekerja yang timbul dari perjanjian
kerja yang diadakan untuk waktu tertentu maupun waktu yang tidak tertentu.

commit to user
21

Hubungan kerja hanya lahir karena adanya perjanjian kerja.


Perjanjian kerja melahirkan perikatan, perikatan yang lahir karena perjanjian
kerja inilah yang merupakan hubungan kerja. Hubungan kerja hanya ada
apabila salah satu pihak dalam perjanjian dinamakan pengusaha dan pihak
lainnya dinamakan pekerja atau pekerja. Digunakannya perkaataan
perpustakaan.uns.ac.id hubungan
digilib.uns.ac.id
kerja, untuk menunjukkan bahwa hubungan kerja antara majikan dengan
pekerja mengenai kerja (Abdul Rahcmad Budiono, 1995:25). Dari pengertian
diatas jelaslah bahwa hubungan kerja sebagai bentuk hubungan hukum lahir
atau percipta setelah adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan
pengusaha.
b. Unsur-Unsur Hubungan Kerja
Dengan adanya perjanjian kerja akan timbul hubungan kerja, dan
hubungan kerja harus memenuhi unsur-unsur, tiga unsur yang menentukan
adanya hubungan kerja menurut (Sendjun H. Manulang, 1990:64), adalah
1) Adanya pekerjaan yang dilakukan
Suatu hubungan kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan, pekerjaan
tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja. Hal ini seperti yang
terdapat dalam KUHPerdata Pasal 1603a, yang berbunyi: pekerja wajib
melakukan sendiri pekerjaanya, hanya dengan seizin majikan ia dapat
menyuruh orang ketiga menggantikannya.
2) Adanya perintah (bekerja sesuai perintah atasan/pengusaha)
Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh
pengusaha adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah
pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan diperjanjikan.
3) Adanya upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja, bahkan dapat
dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada pengusaha
adalah untuk memeperoleh upah.
Hampir sama dengan pendapat seorang pakar Hukum
Ketenagakerjaan dari negeri Belanda, yaitu Prof, Mr. M.G. Rood dalam

commit to user
22

makalah Retno Kusumayanti (2010:4), dan diperkuat dengan pendapat Abdul


Khakim (2003:25) menyebutkan bahwa hubungan kerja harus memenuhi 4
(empat) unsur, yaitu berupa unsur-unsur yang terdiri dari:

1) Ada unsur work atau pekerjaan (terdapat dalam Pasal 1601a KUHPerdata
perpustakaan.uns.ac.id
dan Pasal 341 KUHDagang); digilib.uns.ac.id
2) Adanya unsur service atau pelayanan (terdapat dalam Pasal 1603b
KUHPerdata);
3) Adanya unsur time atau waktu tertentu (karena tidak ada hubungan kerja
berlangsung terus-menerus);
4) Adanya unsur pay atau upah (terdapat dalam Pasal 1603p KUHPerdata).
Hubungan kerja ini menunjukkan kedudukan kedua pihak tersebut,
yang pada dasarnya menggambarkan hak-hak dan kewajibab-kewajiban
kedua belah pihak yaitu hak-hak dan kewajiban-kewajiban pekerja terhadap
pengusaha, serta hak-hak dan kewajiban-kewajiban pengusaha terhadap
pekerja (Sendjun H. Manulang, 1990:64).
Hubungan kerja setelah adanya contract of employment, isinya
tentang peraturan perusahaan dan peraturan kerja. Pihak–pihak yang terkait
dalam hubungan kerja adalah:
1) Pekerja
Istilah pekerja sangat populer dalam dunia ketenagakerjaan, pada
zaman belanda yang dimaksud buruh adalah pekerja kasar seperti kuli,
tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar. Sedangkan yang
melakukan pekerjaan dikantor pemerintah maupun swasta disebut
sebagai pekerja atau white collar (Lalu Husni, 2003:33). Akan tetapi
setelah Indonesia merdeka tidak ada perbedaan antara buruh halus
maupun buruh kasar. Semua orang yang bekerja di perusahaan swasta
perorangan maupun berbadan hukum disebut pekerja dan mempunyai
hak dan kewajiban yang sama.
Pengertian pekerja yang beredar dalam masyarakat berbeda-beda,
dalam masyarakat berkembang istilah pekerja dibedakan karena adanya

commit to user
23

beberapa faktor yang berkembang dalam masyarakat itu sendiri, misalnya


buruh, karyawan dan pekerja tetapi pada dasarnya semua istilah itu adalah
sama pegertiannya, yaitu orang yang bekerja pada orang lain dengan
menerima upah (Darwan Prinst, 2000:20). Istilah pekerja dalam Pasal 1
angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 2003 tentang
Ketenagakarjaan memberikan pengertian pekerja adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun.
Staatsblad 1931 nomor 366 mendifinisikan pekerja adalah pegurus
perusahaan dan mereka yang dibawah pimpinan atau pengawasan atas
pekerjaan di lapangan, pabrik, tempat kerja atau kantor. Selanjutnya
peraturan pemerintah nomor 8 tahun 1981 tentang pengusaha, pekerja
adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima
upah. Oleh karena itu ruang lingkup pekerja sangat luas, yakni dapat
meliputi pembantu rumah tangga, tukang becak sampai pimpinan
perusahaan yang menerima upah sebagai imbalan prestasinya dari
majikan (Darwan Prinst, 2000:22).
2) Pengusaha
Pengusaha adalah orang atau badan hukum yang menjalankan
perusahaan milik sendiri atau milik orang lain atau mewakili orang atau
badan hukum yang berkedudukan diluar negeri, yang mempekerjakan
seorang pekerja atau lebih dengan membayar upah. Oleh karena itu dapat
dipahami pengertian pengusaha itu sangat luas, karena dapat berupa
perorangan, pemikik dari suatu usaha, pengurus dari suatu badan hukun
baik Yayasan, Perseorangan Terbatas, Koperasi, IMA dan badan usaha
lainnya seperti Firma, CV dan lainnya asal mempekerjakan minimal
seorang pekerja dengan memberikan upah (Darwan Prinst, 2000:36).
Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa pengertian pengusaha adalah:
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.

commit to user
24

b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara


berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada point i
dan ii yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan pengertian perusahaan merurut Pasal 1 angka 6
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menjelaskan bahwa pengertian perusahaan adalah:
a) Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b) Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus
dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
Dari uraian diatas jelas bahwa pengertian pengusaha merujuk pada orangnya,
sedangkan pengertian perusahaan merujuk pada bentuk usahanya.

3. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum terhadap Pekerja

Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah dan


masyarakat, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja dapat menjaga
keselamatannya dalam menjakankan pekerjaan. Demikian pula perlu diusahakan
ketenangan dan kesehatan pekerja, sehingga kewaspadaan dalam menjalankan
pekerjaan itu tetap terjamin. Ulasan merupakan program perlindungan pekerja,
yang dalam praktik sehari-hari berguna untuk dapat mempertahankan
produktifitas dan kestabilan pengusaha.
Perlindungan hukum bagi pekerja pada dasarnya mengandung dua unsur
yaitu perlindungan hukum preventif dan represif. Pada perlindungan hukum
prefentif, tujuannya adalah menghindari sengketa. Perlindungan hukum bagi
para pekerja ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian atas hak dan

commit to user
25

kewajiban para pekerja yang berkaitan dengan norma kerja yang meliputi waktu
kerja, waktu istirahat, istirahat cuti, waktu lembur bagi pekerja perempuan.
Perlindugnan ini sebagai wujud pengakuan terhadap hak-hak pekerja sebagai
manusia yang harus diperlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan
keterbatasan kemampuan fisiknya, sehingga harus diberikan waktu
perpustakaan.uns.ac.id yang cukup
digilib.uns.ac.id
untuk beristirahat (Lalu Husni, 2003:83).
Jenis perlindugnan pekerja dikemukankan oleh Zainal Asikin (1993:76)
pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Perlindungan ekonomis
Yaitu perlindungan pekerja dalam bentuk penghasilan yang cukup,
termasuk bila pekerja tidak mampu bekerja diluar kehendaknya. Perlindungan
ekonomis ini meliputi:
1) Perlindungan pemberian upah terhadap pekerja
Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan untuk memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja
seperti yang terdapat dalam Pasal 88 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja meliputi :
a) Upah minimum.
b) Upah kerja lembur.
c) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.
d) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya.
e) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
f) Bentuk dan cara pembayaran upah.
g) Denda dan potongan upah.
h) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah.
i) Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.

commit to user
26

j) Upah untuk pembayaran pesangon.


k) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan wilayah
propinsi atau kabupaten/kota dan berdasarkan sektor ada wolayah
wilayah provinsi atau kabupaten/kota yang ditentukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id pasal 89
digilib.uns.ac.id
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena
kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.
Pemberian perlindungan hukum kepada para pekerja mengenai
pemberian upah kerja diatur dalam Pasal 95 Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa:
a) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja karena kesengajaan atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda.
b) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan
persentase tertentu dari upah pekerja.
c) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau
pekerja, dalam pembayaran upah.

2) Jamsostek
Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja, dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari
penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa
kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
Tujuannya untuk memberikan ketenangan kerja, meningkatkan disiplin
dan produktivitas tenaga kerja (Darwan Prinst:2000,149).
Program jamsostek mempunyai beberapa aspek, antara lain:
a) Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.
b) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbang
tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja
(Darwan Prinst:2000,150).

commit to user
27

Menurut Darwan Prinst (2000,164) peserta jamsostek adalah


pengusaha dan tenaga kerja. Pasal 17 Undang-undang Nomor 3 Tahun
1992 mewajibkan pengusaha dan tenaga kerja dalam jamsostek.
Pengusaha dimaksud dalam pasal tersebut adalah:
a) Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
perpustakaan.uns.ac.id suatu
digilib.uns.ac.id
perusahaan mikik sendiri.
b) Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
c) Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia,
mewakili perusahaan sebagaimana dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia (Pasal 1 butir 3 Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1992).
Sedangkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja, guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(Pasal 1 butir 3 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992).
Setiap pekerja dan keluarganya berhak untuk memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat
dalam Pasal 100 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang menyatakan:
a) Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja dan keluarganya,
pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.
b) Penyediaan fasilitas kesejahteraan dilaksanakan dengan
memperhatikan kebutuhan pekerja dan ukuran kemampuan
perusahaan.
c) Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai
dengan kebutuhan pekerja dan ukuran kemampuan perusahaan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

3) Perlindungan terhadap pemberian tunjangan hari raya (THR)


Permenaker No. 4 Tahun 1994 tanggal 16 September 1994
mengatur tentang Tunjangan Hari Raya (THR) yang harus diterima

commit to user
28

pekerja setiap tahun sekali, yakni pada saat melaksanakan hari raya
keagamaan masing-masing. Perusahaan wajib membayar THR kepada
para pekerja minimal 1 bulan gaji dan harus dibayar paling lambat 7 hari
sebelum hari raya keagamaan (Darwan Prinst:2000,61). Menurut Pasal
1d Permenaker No. 4 Tahun 1994 Tentang Tunjangan
perpustakaan.uns.ac.id Hari Raya
digilib.uns.ac.id
Keagamaan Bagi Pekerja diperusahaan, Tunjangan Hari Raya
Keagamaan yang selanjutnya disebut THR, adalah pendapatan pekerja
yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja atau keluarganya
menjelang Hari Raya Keagamaan yang berupauang atau bentuk lain.
Menurut Pasal 2 Permenaker No. 4 Tahun 1994 Tentang
Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja diperusahaan, Pengusaha
wajib memberikan T H R kepada pekerja yang telah mempunyai masa
kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih. Perhitungan THR yang
diterima pekerja menurut Khoirulkhuluq’s Weblog :
a) Pekerja dengan masa kerja kurang dari 3 bulan, tidak mendapat THR
b) Pekerja dengan masa kerja 3 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
4 bulan mendapat THR sebesar 25% dari Gaji Pokok
c) Pekerja dengan masa kerja 4 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
5 bulan mendapat THR sebesar 33% dari Gaji Pokok
d) Pekerja dengan masa kerja 5 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
6 bulan mendapat THR sebesar 42% dari Gaji Pokok
e) Pekerja dengan masa kerja 6 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
7 bulan mendapat THR sebesar 50% dari Gaji Pokok
f) Pekerja dengan masa kerja 7 bulan atau lebih tetapi masih kurang
dari 8 bulan mendapat THR sebesar 58% dari Gaji Pokok
g) Pekerja dengan masa kerja 8 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
9 bulan mendapat THR sebesar 67% dari Gaji Pokok
h) Pekerja dengan masa kerja 9 bulan atau lebih tetapi masih kurang dari
10 bulan mendapat THR sebesar 75% dari Gaji Pokok

commit to user
29

i) Pekerja dengan masa kerja 10 bulan atau lebih tetapi masih kurang
dari 11 bulan mendapat THR sebesar 83% dari Gaji Pokok
j) Pekerja dengan masa kerja 11 bulan atau lebih tetapi masih kurang
dari 12 bulan mendapat THR sebesar 92% dari Gaji Pokok
k) Pekerja dengan masa kerja 12 bulan atau lebih mendapat
perpustakaan.uns.ac.id THR sebesar
digilib.uns.ac.id
100% dari Gaji Pokok (www. Khoirulkhuluq.com)
Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak
lainnya dari pekerja merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.
b. Perlindungan sosial
Yaitu perlindungan pekerja dalam bentuk jaminan kesehatan pekerja,
kebebasan berserikat dan perlindungan hak dalam berorganisasi.
Perlindungan sosial diberikan oleh perusahaan kepada:
1) Pengusaha yang mempekerjakan penyandang cacat
Perlindungan terhadap pekerja penyandang cacat terdapat dalam
Pasal 67 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
yang menyatakan bahwa Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja
penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis
dan derajat kecacatannya. Pemberian perlindungan tersebut dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengusaha yang mempekerjakan Anak-anak
Pengusaha dilarang mempekerjakan anak-anak, kecuali bagi anak
yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial. Pengusaha yang
mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi
persyaratan:
a) Izin tertulis dari orang tua atau wali.
b) Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali.
c) Waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam.

commit to user
30

d) Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah.


e) Keselamatan dan kesehatan kerja.
f) Adanya hubungan kerja yang jelas.
g) menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h) Ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a, b, f, dan digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id g dikecualikan
bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya ( Pasal 68 Undang-
undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan)
Persyaratan mempekerjakan anak-anak terdapat juga dalam Pasal
70 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
menyatakan bahwa:
a) Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan
bagian darikurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
b) Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berumur 14
(empat belas)tahun.
c) Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan
dengan syarat :
i) Diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta
bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan; dan
ii) Diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam mempekerjakan anak dapat memberikan arahan yang


positif terhadap anak sesuai dengan Pasal 71 Ayat 1 Undang-undang
Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa
Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan
minatnya. Dalam hal Pengusaha yang mempekerjakan anak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) wajib memenuhi syarat :
a) Di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali;
b) Waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari; dan
c) Kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik,
mental,
d) Sosial, dan waktu sekolah (Pasal 71 Ayat 2 Undang-undang Nomor 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan)

Dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama dengan pekerja


dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja

commit to user
31

pekerja dewasa, seperti yang terdapat dalam Pasal 73 Undang-undang


Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Larangan-larangan
mempekerjakan anak terdapat dalam Pasal 74 Undang-undang Nomor 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa:
a) Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id anak pada
digilib.uns.ac.id
pekerjaan-pekerjaan yang terburuk.
b) Pekerjaan-pekerjaan yang terburuk yang dimaksud dalam ayat (1)
meliputi :
i) Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya;
ii) Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau
menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi,
pertunjukan porno, atau perjudian;
iii)Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau
melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras,
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya; dan/atau
iv) Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan,
atau moral anak.
v) Jenis-jenis pekerjaaan yang membahayakan kesehatan,
keselamatan, atau moral anak sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf d ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Perlindungan terhadap anak harus sangat diperhatikan oleh


pemerintah, agar tidak ada penyalahgunaan dalam mempekerjakan anak.
Pemerintah dalam hal melindungi pekerja anak sesuai dengan Pasal 75
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
menyatakan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan upaya
penanggulangan anak yang bekerja di luar hubungan kerja. Upaya
penanggulangan anak yang bekerja di luar hubungan kerja ini
selengkapnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3) Pekerja perempuan
Perlindungan hukum terhadap para pekerja perempuan terdapat
dalam Pasal 76 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa:
a) Pekerja perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas)
tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00.

commit to user
32

b) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang


menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00
sampai dengan pukul 07.00.
c) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul
23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :
i) memberikan makanan dan minuman bergizi; dan digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ii) menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
d) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja
perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00
sampai dengan pukul 05.00.
e) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur
dengan Keputusan Menteri.
4) Waktu kerja
Undang-undang No. 2 Tahun 1949 mengatur waktu kerja bagi
para pekerja selama 7 jam sehari atau selama 40 jam dalam satu minggu.
Dalam hal pekerjaan itu berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan
pekerja, maka waktu kerja itu tidak boleh melebihi dari 6 jam sehari atau
selama 35 jam dalam satu minggu. Akan tetapi dalam prakteknya
ketentuan ini belum berjalan sebagaimana mestinya, karena masih ada
perusahaan yang mempekerjakan pekerjanya lebih dari 7 jam sehari.
Didalam Undang-undang No. 2 Tahun 1949 juga mengatur bahwa
setelah menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus-menerus, kepada
pekerja harus diadakan waktu istirahat sedikitnya setengah jam. Waktu
istirahat ini tidak termasuk jam bekerja. Dan dalam waktu satu minggu
diadakan sedikitnya satu hari istirahat. Jadi pekerja maksimal hanya
bekerja selama 6 hari kerja. Dalam prakteknya adakalanya pengaturan
waktu istirahat ini diatur secara bergilir, sehingga jalannya perusahaan
dapat berlangsung terus (Darwan Prinst:2000,125).
Menurut Pasal 77 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan mengatur tentang ketentuan waktu kerja, yaitu:
a) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

commit to user
33

Pasal 78 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan menerangkan bahwa Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja melebihi waktu kerja harus mendapatkan persetujuan pekerja
yang bersangkutan; dan waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas)
perpustakaan.uns.ac.id jam dalam 1
digilib.uns.ac.id
(satu) minggu. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu
kerja wajib membayar upah kerja lembur. Ketentuan upah lembur kerja
dapat ditentukan menggunakan kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja.
5) Cuti
Cuti adalah istirahat (perlop). Menurut Darwan Prinst, (2000,128)
menyebutkan adanya beebrapa cuti, antara lain:
a) Cuti haid
Pasal 13 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948 menentukan, bahwa
pekerja perempuan tidak boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama
dan kedua waktu haid. Tidak boleh diwajibkan disini berarti dia boleh
bekerja, tetapi juga boleh tidak, terserah kepada pekerja wanita itu
sendiri, dan pekerja tersebut harus memberitahukan keadaannya
kepada pengusahanya untuk alas an izin tidak masuk bekerja.
b) Cuti hamil/melahirkan/keguguran
Pasal 13 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948 menentukan, bahwa
pekerja wanita harus diberi istirahat satu setengah bulan sebelum
saatnya ia menurut perhitungan akan melahirkan dan satu setengah
bulan sesudah melahirkan atau keguguran kandungan.
c) Cuti tahunan
Dalam satu tahun sekali, pekerja mendapat hak untuk cuti selama 12
hari kerja, sesuai dengan isi Pasal 14 Undang-undang Nomor 12
Tahun 1948. Cuti tahunan baru dapat diambil oleh pekerja setiap
tahun sekali setelah ia mempunyai masa kerja 12 bulan berturut-turut
pada satu pengusaha atau beberapa pengusaha dalam satu perusahaan.

commit to user
34

Hak mengambil cuti tahunan menjadi gugur, apabila dalam waktu 6


bulan setelah lahirnya hak itu pekerja tidak menggunakannya. Ada
kalanya dalam beberapa perusahaan cuti ini dapat diganti dengan
uang, artinya bila pekerja tidak mengambil cuti maka diberikan
sejumlah uang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Cuti besar
Bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada
seorang atau beberapa orang pengusaha dalam satu perusahaan,
berhak atas istirahat selama 3 bulan 90 hari lamanya (Pasal 14 ayat 2
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948)
e) Cuti karena menunaikan ibadah agama
Bagi pekerja yang menunaikan ibadah agama juga diberikan waktu
istirahat sepatutnya untuk menjalankan kewajibannya menuut
agamanya (Pasal 15 ayat 1 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948
dengan tidak mengurangi yang telah ditetapkan pada Pasal 10 ayat 1
dan 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948)
f) Cuti karena alasan penting
Adanya suatu alasan penting juga menjadi alasan untuk memberikan
cuti bagi seorang pekerja. Adapun yang dimaksud dengan alasan
penting ini adsalah sebagai berikut:
i) Pekerja menikah lama cuti 2 hari
ii) Orangtua meninggal lama cuti 1 hari
iii)Menyunatkan anak lama cuti 1 hari
iv) Mertua meninggal lama cuti 1 hari
v) Istri/suami meninggal lama cuti 2 hari
vi) Sakit lama cuti 1 hari
c. Perlindungan teknis
Perlindungan teknis Yaitu perlindungan terhadap pekerja dalam
bentuk kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Pasal 9 Undang-undang
No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja

commit to user
35

menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas


keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama (Sendjun H.
Manulang, 1990:82).
1) Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengartian keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau dari segi
keilmuan, keselamatan dan sesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan dan penerapatnnya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akitab kerja di tempat kerja (Sendjun
H. Manulang, 1990:83). Kesehatan kerja adalah bagian dari imlu
kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan
kesehatan yang sempurna baik phisik, mental maupun social sehingga
memungkinkan dapat bekerja secara optimal (Sendjun H. Manulang,
1990:89).
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja Pasal 1 yang dimaksud dengan tempat kerja ialah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal
2 mengatur keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Berbicara mengenai keselamatan kerja, maka yang dimaksudkan
disini adalah yang bertalian dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan
yang terjadi ditempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan
insustri (Sendjun H. Manulang, 1990:87).
2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Tujuan usaha keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:

commit to user
36

a) Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
b) Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien
c) Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa
perpustakaan.uns.ac.id hambatan
digilib.uns.ac.id
apapun (Sendjun H. Manulang, 1990:83)
Tujuan kesehatan kerja adalah:
a) Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya baik phisik, mental maupun social
b) Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
c) Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan
pekerja
d) Meningkatkan produktivitas kerja (Sendjun H. Manulang, 1990:89).
Syarat-syarat keselamatan kerja menurut Undang-undang Nomor
1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 3, ditetapkan syarat-
syarat keselamatan kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physic maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;

commit to user
37

o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;


p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang;
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Kewajiban pengusaha berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
Yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja adalah pimpinan atau pengurus tempat kerja/perusahaan
atau pengusaha. Kewajiban pengusaha atau pimpinan perusahaan dalam
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
a) Terhadap tenaga kerja yang baru bekerja, ia berkawajiban:
i) Menunjukkan dan menjelaskan tentang:
(a) Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja
(b)Semua alat pengamanan dari pelindung yang diharuskan
(c) Cara dan sikap dalam melakukan pekerjaannya
ii) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental tenaga kerja
yang bersangkutan
b) Terhadap pekerja yang telah/sedang dipekerjakan, ia berkewajiban:
i) Melakukan pembinaan dalam hal pencegahan kecelakaan,
penanggulangan kebakaran, pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) da peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan
kerja pada umumnya.
ii) Memeriksakan kesehatan baik fisik maupun mental secara berkala
(Sendjun H. Manulang, 1990:84).
4) Hak dan kewajiban pekerja berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja
Dari sudut pekerja, juga mempunyai hak dan kewajibab dalam
pelaksanaan peselamatan dan kesehatan kerja.
Kewajiban-kewajiban pekerja adalah:
a) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja

commit to user
38

b) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan


c) Memenuhi dan mentaati persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
yang berlaku ditempat kerja/perusahaan yang bersangkutan (Sendjun
H. Manulang, 1990:86).

perpustakaan.uns.ac.id Hak-hak pekerja adalah: digilib.uns.ac.id


a) Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut agar
dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan ditempat kerja/perusahaan yang bersangkutan.
b) Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan tidak
memenuhi persyaratan, kecuali dalam hal khusus ditetapkan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertangggungjawabkan (Sendjun H. Manulang, 1990:86).
Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan mengatut tentang kesehatan dan
keselamatan kerja diantaranya adalah:
a) Pasal 86 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas :
i) Keselamatan dan kesehatan kerja;
ii) Moral dan kesusilaan; dan
iii)Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
a) Pasal 86 ayat (2) yang menyatakan bahwa untuk melindungi
keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
b) Pasal 87 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

4. Tinjauan Umum Tentang Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja

commit to user
39

Outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dan source yang
berarti sumber, dari pengertian tersebut maka dapat ditarik suatu definisi
operasional mengenai outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara
perusahaan A sebagai pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia
jasa, dimana perusahaan A meminta kepada perusahaan B untuk
perpustakaan.uns.ac.id menyediakan
digilib.uns.ac.id
tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang
dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan B (Retno Kusumayanti,
2010:2).
Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari
suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa Outsourcing)
melalui pendelegasian, maka pengelolaan tidak lagi dilakukan oelh perusahaan,
melainkan dilimpahkan kepada perusahaan jasa Outsourcing (Sehat Damanik,
2006:2)
Outsourcing adalah alternatif dalam melakukan pekerjaan sendiri,
tetapi outsourcing tidak sekedar mengontrakkan secara biasa, tetapi jauh
melebihi itu. Maurice F. Greaver II dalam makalah Retno Kusumayanti (2010:2)
memberikan definisi outsourcing sebagai berikut :
“Outsourcing is the act of transferring some of a company’s
recurring internal activities and decision rights to outside provider, as
set forth in a contract. Because the activities are recurring and a
contract is used, outsourcing goes beyond the use of consultants. As a
matter of practise, not only are the activities transferred, but the factor of
production and decision rights often are, too. Factors of production are
the resources that make the activities occur and include people, facilities,
equipment, technology, and the other asset. Decision rights are the
responsibility for making decisions over certain elements of the activities
transferred.”

Menurut Shreeveport Management Consultancy, outsourcing adalah “


The transfer to a third party of the continuous management responsibility for the
provision of a service governed by a service level agreement “.(Retno
Kusumayanti, 2010:2). Hal tersebut merupakan suatu pola perjanjian kerja
dalam bentuk outsourcing, yang secara umum ada beberapa pekerjaan kemudian
diserahkan ke perusahaan lain yang telah berbadan hukum, dimana perusahaan

commit to user
40

yang satu tidak berhubungan secara langsung dengan pekerja tetapi hanya
kepada perusahaan penyedia jasa pekerja. Pendapat lain menyebutkan bahwa
outsourcing adalah pemberian pekerjaan dari satu pihak kepada pihak lainnya
dalam 2 (dua) bentuk,yaitu:
a. Mengerahkan dalam bentuk pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Pemberian pekerjaan oleh pekerja dalam bentuk jasa pekerja.
Bidang ketenagakerjaan Outsourcing dapat diterjemahkan sebagai
pemenfaatan tenaga kerja untuk memproduksi/melakukan suatu pekerjaan oleh
suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia jasa tenaga kerja (Sehat
Damanik, 2006:3). Outsourcing dapat juga diartikan sebagai pemindahan atau
pendelegasian beberapa proses bisnis kepada suatu badan penyesia jasa pekerja,
dimana badan penyedia jasa pekerja tersebut merlakukan proses administrasi
dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh
para pihak.
Menurut Pasal 1601 b KUHPerdata, outsourcing dalam hal disamakan
dengan perjanjian penyedia jasa pekerja. Pengertian outsourcing dalam hal ini
adalah suatu perjanjian dimana penyedia jasa pekerja mengikat diri dengan satu
atau lebih perusahaan untuk membuat suatu perjajian kerja dalam hal
menyediakan jasa pekerja untuk dipekerjakan di perusahaan tersebut dengan
menerima bayaran tertentu dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 64 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan sebagai perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya (outsourcing) melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja yang dibuat
secara tertulis (Sehat Damanik, 2006:12). Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaansebagai dasar hukum diberlakukannya penyerahan
sebagian pekerjaan pada pihak lain, membagi Outsourcing menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Pemborongan pekerjaan

commit to user
41

Sebelum adanya Undang-undang Ketenagakerjaan mengatur


tentang Penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain, khususnya
mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan (PPP), terminologi
pemborongan pekerjaan sudah dikenal sebelumnya sebagaimana terdapat
dalam Pasal 1601 b KUH Perdata yang mengatur perjanjian-perjanjian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemborongan pekerjaan. Dalam Kitab ini Perjanjian pemborongan pekerjaan
diartikan sebagai suatu perjanjian dimana pihak yang kesatu pemborong,
mengikatkan diri untuk membuat suatu kerja tertentu bagi pihak lain, yang
memborongkan dengan menerima bayaran tertentu. Perjanjian pemborongan
kerja antara pemborong dengan pihak yang memborongkan akan berakhir
apabila objek perjanjian telah selesai diperjanjikan dan tidak dapat
diperpanjang.
Menurut Sehat Damanik, (2006:3) pemborongan pekerjaan dapat
dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu:.
1) Penyerahan suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan
lain untuk dipekerjakan di tempat perusahaan lain tersebut.
2) Penyerahan jasa pekerja oleh perusahaan penyedia jasa pekerja yang
dipekerjakan pada perusahaan lain yang membutuhkan.
Titik berat yang pertama pada produk kebendaan sedangkan yang kedua lebih
pada orang perorangan yang jasanya dibutuhkan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 65 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, maka Penyerahan sebagian pekerjaan kepada
perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan harus memenuhi
syarat yaitu;
1) Perjanjian pemborongan pekerjaan wajib dibuat secara tertulis;
2) Pekerjaan dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;

3) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi


pekerjaan;
4) Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan dan;
5) Tidak menghambat proses produksi secara langsung;

commit to user
42

6) Perusahaan lain tersebut harus berbentuk badan hukum.


7) Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja pada perusahaan
pemborong pekerjaan sekurang-kurangnya sama dengan perlindungan
kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan atau
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Penyedia jasa pekerja
Penyerahan sebagain pekerjaan kepada perusaaan lain melalui
penyedia jasa pekerja dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 66 menerangakan sebagai berikut:
1) Pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh digunakan oleh
pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan
jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan
proses produksi.
2) Penyedia jasa pekerja untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a) Adanya hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa
pekerja;
b) Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja merupakan
perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 dan/atau perjanjian kerja
waktu tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak;

c) Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta


perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan
penyedia jasa pekerja;
d) Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja dan perusahaan
lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja dibuat

commit to user
43

secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud


dalam undang-undang ini
3) Penyedia jasa pekerja merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum
dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2)
huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat (3) Pasal 66 Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak terpenuhi maka
demi hukum status hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan
penyedia jasa pekerja beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja dan
perusahaan pemberi pekerjaan.
Jika diperhatikan dengan seksama ketentuan dalam pasal 66
tersebut diatas dapat diketahui bahwa penyerahan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja hanya dapat dilaksanakan
dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Perjanjian penyediaan pekerja dibuat secara tertulis.
2) Pekerja tidak untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses produksi (hanya untuk jasa
penunjang yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi).
3) Ada hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedia jasa
pekerja untuk perjanjian kerja waktu tertu atau perjanjian kerja waktu
tidak tertentu yang dibuat secara tertulis.
4) Perusahaan Penyediaan Jasa pekerja harus berbadan hukum dan memiliki
izin operasional dari instansi yang membidangi ketenagakerjaan.
Untuk mencegah terjadinya salah penafsiran mengenai criteria
core business itu sendiri, ada baiknya bahwa setiap perusahaan seharusnya
telah terlebih dahulu telah mengklasifikasikan apa yang menjadi pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang ke dalam suatu dokumen tertulis dan
kemudian melaporkannya kepada instansi ketenagakerjaan setempat. Hal ini
juga sudah dinyatakan secara implisit dalam Keputusan Menteri Tenaga

commit to user
44

Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.220/Men/X/2004


Tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan lain, terkait dalam melakukan perencanaan untuk melakukan
penerapan terhadap perusahaan penyedia jasa pekerja terhadap pekerjanya.
Pembuatan dokumen tertulis penting bagi penerapan penyediadigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id jasa pekerja di
perusahaan, karena alasan-alasan sebagai berikut :
1) Sebagai bentuk kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan tentang
ketenagakerjaan dengan melakukan pelaporan kepada Dinas Tenaga
Kerja setempat;
2) Sebagai pedoman bagi manajemen dalam melaksanakan penyedian jasa
pekerja pada bagian-bagian tertentu di perusahaan;
3) Sebagai sarana sosialisasi kepada pihak pekerja tentang bagian-bagian
mana saja di perusahaan yang mambutuhkan penyedian jasa pekerja
terhadap pekerjanya;
4) Meminimalkan risiko perselisihan dengan pekerja, serikat pekerja,
pemerintah serta pemegang saham mengenai keabsahan dan pengaturan
tentang pekerja pada perusahaan penyedia jasa pekerja di Perusahaan
penggauna jasa pekerja.
Pada dasarnya tidak ada hubungan hukum langsung antara pekerja
pada perusahaan penyedia jasa pekerja dengan perusahaan pemberi pekerjaan
karena Perjanjian Kerja dibuat antara pekerja dengan perusahaan penyedia
jasa pekerja. Dalam perjanjian kerja tersebut disebutkan bahwa pekerja
ditempatkan dan bekerja di perusahaan pemberi kerja. Hubungan hukum
hanya terjadi antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia
jasa pekerja. Namun demikian, pekerja tersebut dalam hal ini juga harus
mentaati Peraturan Perusahaan yang berlaku dalam perusahaan pemberi
kerja, dengan alasan:
1) Pekerja tersebut bekerja di tempat/lokasi perusahaan pemberi kerja;

commit to user
45

2) Standard Operational Procedures (SOP) atau aturan kerja perusahaan


pemberi kerja harus dilaksanakan oleh pekerja, dimana semua hal itu
tercantum dalam peraturan perusahaan pemberi kerja.
Dengan keadaan ini, maka pekerja dalam hal ini harus mematuhi dua
peraturan perusahaan sekaligus, yaitu peraturan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id penyedia jasa
digilib.uns.ac.id
pekerja dan perusahaan pemberi kerja.
Menurut makalah Iftida Yasar (2009) dalam penyediaan jasa
pekerja, ada 2 jenis perjanjian yang harus dilakukan, yaitu:
1) Perjanjian antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan
penyedia pekerja.
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pekerjaan kepada
perusahaan lain melalui perjanjian penyediaan jasa pekerja yang dibuat
secara tertulis. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama.
b) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan.
c) Merupakakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan.
d) Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
e) Dalam hal penempatan pekerja, maka perusahaan pengguna jasa
pekerja akan membayar sejumlah dana (management fee) pada
perusahaan penyedia pekerja.
2) Perjanjian antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja
Penyediaan jasa pekerja untuk kegiatan penunjang perusahaan
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Adanya hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa
pekerja;
b) Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian
kerja waktu tertentu yang memenuhi persyaratan, dan atau perjanjian

commit to user
46

kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan


ditandatangani oleh kedua pihak;
c) Perlindungan usaha dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja maupun
perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan
penyedia jasa pekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dengan adanya 2 (dua) perjanjian tersebut, maka walaupun pekerja sehari-
hari bekerja di perusahaan pemberi pekerjaan, ia tetap berstatus sebagai
pekera perusahaan penyedia jasa pekerja. Pemenuhan hak-hak pekerja seperti
perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan
yang timbul tetap merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia jasa
pekerja (www.indosdm.com).
Perlindungan hukum bagi pekerja merupakan perwujudan dari
usaha untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam pembuatan perjanjian kerjasama antara perusahaan penyedia
jasa pekerja dengan perusahaan pengguna jasa pekerja, perlu diatur beberapa
hal agar tidak muncul permasalahan, di antaranya yaitu adanya pemahaman
perusahaan pengguna tentang hak dan tanggung jawab vendor yang berbeda
dalam hal labour supply dan full outsourcing. Selain itu, sering juga muncul
pemahaman bahwa vendor harus menanggung resiko keseluruhan. Untuk
menghindari hal-hal tersebut, ruang lingkup perjanjian kerja harus meliputi,
diantaranya:
1) Definisi
2) Ruang lingkup pengadaan jasa
3) Hubungan kemitraan
4) Persyaratan administratif
5) Biaya penyediaan jasa
6) Cara pembayaran
7) Penerbitan PO
8) Pernyataan Jaminan
9) Laporan

commit to user
47

10) Hak, Kewajiban, dan tanggung jawab


11) Sanksi
12) Bencana tak terduga
13) Benturan kepentingan
14) Kepemilikan Informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15) Informasi rahasia
16) Penggunaan logo
17) Audit
18) Jangka waktu kontrak
19) Penyelesaian perselisihan
20) Hukum yang berlaku
21) Pemberitahuan
22) Pengalihan tugas
23) Keterpisahan
24) Lampiran
25) Pengakhiran kontrak
26) Aturan Tambahan (www.indosdm.com).
Konsekuensi apabila persyaratan yang telah ditetapkan tidak
dipenuhi oleh penyedia jasa pekerja maupun perusahaan pemberi kerja
apabila:
1) Perusahaan pemberi kerja ternyata mempekerjakan pekerja dari
perusahaan penyedian jasa pekerja untuk kegiatan pokok atau kegiatan
yang berhubungan langsung dengan proses produksi, maka status
hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedian jasa demi
hukum beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan
pemberi pekerjaan.
2) Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja dengan perusahaan
penyedia jasa pekerja tidak dibuat secara tertulis, maka status hubungan
kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedian jasa demi hukum

commit to user
48

beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan


pemberi pekerjaan.
3) Perusahaan penyedia jasa pekerja statusnya tidak berbadan hukum maka
status hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penyedian jasa
demi hukum beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja
perpustakaan.uns.ac.id dengan
digilib.uns.ac.id
perusahaan pemberi pekerjaan.
Dalam pelaksanaan pada perusahaan penyedia jasa pekerja
berbagai potensi perselisihan mungkin timbul, misalnya berupa pelanggaran
peraturan perusahaan oleh pekerja maupun adanya perselisihan antara pekerja
pada perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja lainnya. Menurut
pasal 66 ayat (2) huruf c UU No.13 Tahun 2003, penyelesaian perselisihan
yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja. Jadi
walaupun yang dilanggar oleh pekerja pada perusahaan penyedia jasa pekerja
adalah peraturan perusahaan pemberi pekerjaan, yang berwenang
menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan penyedia jasa pekerja.
Dalam hal ini perusahaan penyedia jasa pekerja harus bisa menempatkan diri
dan bersikap bijaksana agar bisa mengakomodir kepentingan pekerja,
maupun perusahaan pengguna jasa pekerja, mengingat perusahaan pengguna
jasa pekerja sebenarnya adalah pihak yang lebih mengetahui keseharian
performa pekerja, daripada perusahaan penyedia jasa pekerja itu sendiri. Ada
baiknya perusahaan penyedia jasa pekerja secara berkala mengirim
pewakilannya untuk memantau para pekerjanya di perusahaan pengguna jasa
pekerja sehingga potensi konflik bisa dihindari dan performa kerja pekerjanya
bisa terpantau dengan baik (http://www.makepovertyhistory.org).

commit to user
49

B. Kerangka Pemikiran

Peraturan Perundang-undangan:
1. KUHPerdata
2. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenaga
interpretasi
perpustakaan.uns.ac.id kerjaan digilib.uns.ac.id
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor : Kep.101/Men/Vi/2004
Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/Buruh
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia No.Kep.220/Men/X/2004 Tentang
Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan lain

penerapan

1. Kesesuaian jenis pekerjaan


dengan peraturan perundang-
Perjanjian penyedia jasa pekerja di undangan
PT. Sandhy Putra Makmur: 2. perlindungan hak-hak pekerja
1. Jenis pekerjaan yang menjadi dalam perjanjian penyedia jasa
obyek perjanjian penyedia jasa pekerja
pekerja
2. Perlindungan hukum terhadap
hak-hak pekerja dalam Kesimpulan
perjanjian penyedia jasa pekerja (Perlindungan terhadap pekerja
oleh perusahaan penyedia jasa
pekerja di PT. Sandhy Putra
Makmur terlindungi atau tidak)

Gambar 1: Kerangka Pemikiran


Keterangan:
PT. Sandhy Putra Makmur membuat perjanjian dengan satu atau lebih
perusahaan pemakai jasa pekerja untuk melakukan hubungan kerja sama
penyedia jasa pekerja kepada perusahaan pemakai jasa pekerja. Dalam hal ini
PT. Sandhy Putra Makmur yang merupakan penyedia jasa pekerja dengan kata
lain disebut juga perusahaan outsourcing (perusahaan penyedia jasa pekerja).
PT. Sandhy Putra Makmur mempekerjakan pekerjanya untuk bekerja di

commit to user
50

perusahaan pemakai jasa pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi
obyek perjanjian penyedia jasa pekerja dan hak-hak pekerja yang diberikan PT.
Sandhy Putra Makmur apakah jenis pekerjaan dan hak-hak pekerja mendapatkan
perlindungan hokum atau tidak di PT. Sandhy Putra Makmur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Singkat tentang Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja


PT. Sandhy Putra Makmur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PT. Sandhy Putra Makmur didirikan berdasarkan Akta Notaris Tn. Rachmat
Santoso, SH nomor 35 tangal 6 Januari 1989 dan perubahannya, dengan perubahan
terakhir sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Dyah Guntari LS, SH Nomor 3
tanggal 11 Maret 2002. PT. Sandhy Putra Makmur merupakan perusahaan penyedia
jasa pekerja, bentuk usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sesuai No. SIUP LPTKS KEP.
130/PPTK-PTKDN/VII/2002 Tanggal 11 April 2002. PT. Sandhy Putra Makmur
berkantor pusat di Gd. Grha Citra Craka Lt-15 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52
Jakarta Selatan. Data lain yang mendukung legalitas PT. Sandhy PutraMakmur :
1. SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) No. 0347/1.824.1/06
2. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) No. 01.342.312.4-014000
3. PKP (Perusahaan Kena Pajak) No. PEM-68/WJP.04/HP.1303/2003
4. SIUP (Surat Ijin Usaha Perusahaan) No. 296/09-04/PB/VIII/98
5. SIUJK (Surat Ijin Jasa Konstruksi) No. 0904.2.89.00.30303
6. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dengan kegiatan usaha Jasa Pembersih
No.090317439381 berlaku s/d 19 Mei 2008,
7. KTA. (Kartu Tanda Anggota) KADIN No. 20203.58683-5/31032003 dan
terikat dengan Asosiasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan perusahaan
diantaranya Asosiasi APBI yang mendukung pengelolaan dan Perawatan
Bangunnan (BM) Nomor 002/APBI/09/IV/04 Klasifikasi B2
8. Asosiasi APKLINDO dengan Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan
untuk Jasa Cleaning Service/Pembersih Klas B No. 1-0903-012-1000615 serta
Sertifikasi Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan untuk Bidang ME Klas B

51

commit to user
52

No.1-0903-033-1000614 serta Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan untuk


Bidang Pemasok Barang Klas B No. 1-0903-000-0010659
9. Sertifikasi GAPEKNAS : untuk Bidang Arsitektur Klas M2
No.1.3171.2.004957.1.04, Bidang Mekanikal Klas M1 No.
1.3171.2.004957.3.04, Bidang Elektrikal Klas M1 No. 1.3171.2.004957.4.04,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bidang Sipil Klas M1 No. 1.3171.2.004957.2.04
Dalam menjalankan kerja perusahaan PT. sandhy Putra Makmur mempunyai
Visi, Misi, Strategi, dan Moto, yaitu: Misi: Landasan PT. Sandhy PutraMakmur
mengemban Misi untuk memberikan kepuasan kepada Stakeholder melalui kualitas
layanan ekselen kepada para pelanggan, memaksimalisasi nilai dan daya saing
perusahaan, peningkatan kesejahteraan bagi karyawan dan menciptakan sinergy
antara perusahaan dan mitra kerja, pelanggan dan pemasok yang berbasis
peningkatan daya saing dengan hubungan win-win solution melalui economic value
added (EVA) guna memberikan performansi yang ekselen dan unggul bagi semua
pihak serta memberikan kontribusi pajak kepada Negara. Visi: Sedangkan Visi PT.
Sandhy PutraMakmur adalah menjadi Property Management dengan kualitas
pelayanan standar internasional yang berbasis teknologi informasi. Strategi: Strategi
perusahaan dalam pengelolaan bisnis melalui Strategy Cost Leadership, Product
Differentiation dan Focus. Moto: Motto perusahaan Komitmen Dalam Pelayanan
Layanan dan Jasa yang di lakukan dalam pengelolaan kegiatannya di PT.
Sandhy putra makmur adalah:
1. Manajemen Gedung
Pengoprasian & Pemeliharaan gedung secara total solution, meliputi : House
keeping, General Affair, Security & perparkiran, Finance & Engineering dengan
penerapan teknologi informasi, Smart Power Management System (SPMS).
2. Pemeliharaan Gedung
Perawatan gedung yang meliputi: Cleaning Service (Gedung, Halaman &
Taman), Perangkat fasilitas Mekanikal & Elektrikal penunjang dalam gedung
3. Mekanikal dan Elektrikal

commit to user
53

Pengoprasian & Pemeliharaan perangkat fasilitas Mekanikal & Elektrikal


gedung dengan penerapan teknologi informasi, Smart PowerManagement
System (SPMS).
4. Jasa Telekomunikasi
Pekerjaan jaringan kabel telekomunikasi yang meliputi :Jaringan
perpustakaan.uns.ac.id primer &
digilib.uns.ac.id
sekunder, Optimalisasi Jaringan Akses Lokal, Instalasi Kabel Rumah/Gedung
(IKR/G), pasang baru (PSB), Perawatan jaringan instalasi & system
telekomunikasi serta Pembangunan Tower BTS Telkom Flexi
5. Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil meliputi : perencanaan & pembuatan disain bangunan, renovasi
& disain interior dan lain-lain.
PT. Sandhy Putra Makmur telah bergerak di bidang outsourcing sejak 1989
dan memiliki reputasi baik mensuply karyawan berkwalitas kepada banyak
perusahan dan instansi. PT. Sandhy Putra Makmur merupakan perusahaan yang
menyediakan jasa pekerja bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. PT.
Sandhy Putra Makmur dalam menjalankan kegiatannya melakukan kerjasama
dengan berbagai perusahaan-perusahaan, rekanan yang menggunakan layanan dan
jasa PT. Sandhy Putra Makmur diantaranya:
1. Sektor Perbankan
a. Bank Indonesia
b. Bank Jabar
c. Bank Permata
d. Bank Universal
e. Bank Pembangunan Daerah
f. Bank Central Asia
g. Bank Mandiri
2. Sektor Perkantoran
a. PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)
b. PT. Telkomsel
c. PT. PT. Indosat

commit to user
54

d. PT. Angkasa Pura I


e. PT. Angkasa Pura II
f. Perusahaan Listrik Negara (Pln)
g. PT. Wijaya Karya (Wika)
h. PT. Pramindo Ikat Nusantara (PIN)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i. Infomedia Nusantara Batam
j. PT. Surya Dumai Industri
k. PT. Mobile-8 Bandung
l. Asuransi Astra Buana Solo
m. PT. Trakindo Utama Kalimantan
n. PT. Daya Mitra Telekomunikasi Banjarmasin
o. Jasmsotek Makassar
p. PT. Telesera Denpasar
q. Cv. Suintex Bandung
r. PT. Coca Cola Balikpapan
s. PT. Astra Sedaya Finance Balikpapan
t. PT. Gramedia
u. PT. Kompas
v. Indian Culture Centre Bali
3. Sektor Perdagangan
a. Mall Pekanbaru
b. Istana Plasa Bandung
c. Sentrasari Plasa Bandung
d. Pertokoan Pasar Baru Bandung
e. Pertokoan IITC Kopo
4. Sektor Kesehatan
a. Lab Klinik Pramita Bandung & Jakarta
b. RSUD Cilacap
c. RSUD Jember
5. Jasa Telekomunikasi

commit to user
55

PT. Sandhy Putra Makmur dalam pengelolaan Telekomunikasi services


meliputi, Jaringan Kabel (OSP) tembaga dan fiber optik PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk, PT. Pramindo Ikat Nusantara, PT. Aria West Indonesia,
Sampoerna Telekomunikasi (diseluruh pelosok tanah air), Rancang Bangun dan
pemeliharaan Tower (BTS) clusterisasi PT. Telkomsel Sumatera
perpustakaan.uns.ac.id bagian Utara
digilib.uns.ac.id
dan Kalimantan, Rancang Bangun dan pemeliharaan Tower (BTS) Flexy PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk Kalimantan Timur dan lain-lain
PT. Sandhy Putra Makmur telah melakukan kegiatannya di Surakarta sejak
tahun 2003 hingga sekarang. PT. Sandhy Putra Makmur berkantor disalah satu
ruangan di TELKOM Gladak solo di Jl. Kusumantono no. 1 Surakarta. Alasan
didirikannya cabang di kota solo karena PT. Sandhy Putra Makmur menilai bahwa
kota juga solo merupakan kota yang berkembang dengan cepat dan banyaknya
perusahaan-perusahaan yang didirikan di kota solo, dan juga banyaknya minat
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa tenaga kerja pada perusahaan
penyedia jasa pekerja. Alas an penulis memilih penelitian di PT. Sandhy Putra
Makmur cabang Surakarta karena satu wilayah dengan domisili penulis dan juga
mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang penulis miliki dan penulis memilih
PT. TELKOM sebagai salah satu pengguna jasa dan layanan PT. Sandhy Putra
Makmur dikarenakan satu lokasi dengan kantor PT. Sandhy Putra Makmur berada.
Kian menjadi kecenderungan bagi perusahaan-perusaan besar yang
merupakan sikap perusahaan dalam menggunakan jasa dari perusahaan penyedia jasa
pekerja, sebuah model rekrutmen melalui perusahaan jasa penyedia tenaga kerja.
Memang belum diketahui persis seberapa besar tenaga yang terserap melalui model
perusahaan penyedia jasa pekerja. Tapi, hampir mudah dijumpai tenaga-tenaga kerja
perusahaan penyedia jasa pekerja di berbagai perusahaan besar, berstatus swasta
nasional atau perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN), bahkan di instansi-
instansi pemerintahan. Tidak hanya perusahaan yang diuntungkan melainkan pekerja
PT. Sandhy Putra Makmur juga tidak dirugikan, karena PT. Sandhy Putra Makmur
selain mencari pekerja yang handal juga memperhatikan kesejahteraan dan
kelangsungan hidup para pekerjanya. (hasil wawancara dengan ibu wahyu).

commit to user
56

Perusahaan penyedia jasa pekerja saat ini telah bertebaran di level rendah
seperti cleaning service sampai ke level menengah (manajerial) bahkan pimpinan
puncak (direksi), meski dalam status yang berbeda. Tentu banyak pertimbangan
menarik yang mendorong perusahaan menyerap tenaga kerja menerapkan model
dengan perantara perusahaan penyedia jasa pekerja di antaranya adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Perusahaan pengguna tenaga kerja melalui jasa perusahaan penyedia jasa pekerja
tidak harus mengalokasikan waktu dan tenaganya secara khusus untuk
mengambil tenaga/pekerja yang diperlukan, bahkan dapat diproses dalam waktu
relatif singkat. Di sini terlihat efisiensi (waktu dan tenaga) untuk memperoleh
tenaga/pekerja yang diharapkan. Efisiensinya dapat dirancang untuk proses
manajemen lainnya yang lebih konstruktif.
2. Perusahaan pengguna tenaga kerja melalui perusahaan penyedia jasa pekerja
terlepas dari kewajiban ideal untuk program pengembangan karir mereka,
terlepas juga dari kewajiban memberikan jaminan sosial, terlepas dari beban
tunjangan tahunan (tunjangan hari raya atau akhir tahun). Semua ini memberikan
makna positif dalam kontek pengurangan biaya operasional perusahaan
manakala muncul konflik tentang penyesuaian upah/gaji bahkan persoalan
lainnya bagi kepentingan pekerja, pihak perusahaan pengguna pekerja
perusahaan penyedia jasa pekerja dapat mengalihkan persoalannya ke
perusahaan penyedia jasa pekerja.
3. Perusahaan pengguna tenaga pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja
dapat leluasa memutus hubungan kerja (PHK) secara sepihak tanpa dibayang-
bayangi tuntutan secara hukum apabila pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja
tersebut dirasa tidak baik. Olah karena itu, muncul renungan mengapa
perusahaan pengguna tenaga kerja terdorong melakukannya, yang dikarenakan
di luar sejumlah kemanfaatan tersebut diperuntukkan bagi kepentingan
perusahaan pengguna Jasa pekerja dan membantu masyarakat dalam pencarian
kerja (hasil wawancara dengan ibu wahyu).
Pelaksanaan oursourcing dimaksudkan dalam rangka efisiensi biaya
produksi di mana dengan sistem ini perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam

commit to user
57

membiayai pekerja di perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, perjanjian


kerja antara pekerja outsourcing dengan perusahaan outsourcing biasanya mengikuti
jangka waktu perjanjian kerjasama antara perusahaan outsourcing dengan
perusahaan pengguna jasa outsourcing. Hal ini dimaksudkan apabila perusahaan
pengguna jasa outsourcing hendak mengakhiri kerjasamanya dengan
perpustakaan.uns.ac.id perusahaan
digilib.uns.ac.id
outsourcing, maka pada waktu yang bersamaan berakhir pula kontrak kerja antara
pekerja dengan perusahaan outsource (hasil wawancara dengan ibu wahyu).
PT. Sandhy Putra Makmur perusahaan penyedia jasa adalah perusahaan
berbadan hukum yang dalam kegiatan usahanya menyediakan jasa pekerja untuk
dipekerjakan di perusahaan pemberi pekerjaan, hal ini telah sesuai dengan Pasal 1
ayat 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : Kep.101/Men/Vi/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia
Jasa Pekerja. Status perdirinya perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy Putra
Makmur telah sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan pasal 66 ayat 3
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
Kep.101/Men/Vi/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja yang berbunyi “penyedia jasa pekerja merupakan bentuk usaha yang
berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan”. Demikian juga menurut fungsinya, keberadaan PT. Sandhy Putra
Makmur telah memenuhi peraturan perundang-undangan yang berfungsi sebagai
penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusaaan lain melalui penyedia jasa pekerja
yang dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 64. Tuntutan jaman sekarang perusahaan untuk menghasilkan
barang atau jasa tidak perlu mengerjakan sendiri semua pekerjaan untuk produknya.
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pekerjaan tersebut kepada perusahaan
lainnya melalui Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja seperti pada PT. Sandhy Putra
Makmur.

commit to user
58

B. Jenis Pekerjaan yang Menjadi Obyek Perjanjian Kerja di Perusahaan


Penyedia Jasa Pekerja PT. Sandhy Putra Makmur

Hubungan kerjasama antara PT. Sandhy Putra Makmur dengan perusahaan


pengguna jasa tentunya diikat dengan suatu perjanjian tertulis. Perjanjian-perjanjian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dibuat oleh para pihak yang memenuhi syarat sah perjanjian seperti yang
tercantum dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu: sepakat bagi para pihak, kecakapan
para pihak untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal tertentu, sebab yang halal.
Hasil wawancara dengan ibu wahyu bahwa PT. Sandhy Putra Makmur
dalam kegiatan penyediaan jasa pekerja outsourcing, ada 2 jenis perjanjian yang
dilakukan, yaitu:
1. Perjanjian antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penyedia
pekerja dibuat secara tertulis dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
b. dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan;
c. merupakakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan;
d. tidak menghambat proses produksi secara langsung.
e. dalam hal penempatan pekerja, maka perusahaan pengguna jasa pekerja akan
membayar sejumlah dana (management fee) pada perusahaan penyedia
pekerja.
Contoh perjanjian antar perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan
penyedia jasa PT. TELKOM Surakarta dengan PT. Sandhy Putra Makmur
Surakarta, sebagai berikut:

commit to user
59

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA


ANTARA PT. TELKOM DENGAN TP. Sandhy Putra Makmur

Yang bertanda tangan di bawah ini:


PIHAK I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam hal ini bertindak sebagai PT. TELKOM Surakarta yang beralamat di Jl.
Kusumantono no. 1 Surakarta.
Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama.
PIHAK II
Dalam hal ini bertindak sebagai PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam bidang
Ketenagakerjaan. Perjanjian yang dimaksud disebutkan dalam pasal-pasal
perjanjian ini, sebagai dasar untuk melakukan kerjasama.

PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1. Perjanjian ini bersifat mengikat perusahaan kedua belah pihak yang mengadakan
perjanjian sebagai dasar untuk melakukan kerjasama yang dimaksud.
2. Perlu adanya kejelasan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak atas
kegiatan Ketenagakerjaan.
PASAL 2
KEGIATAN OPERASIONAL PT. TELKOM Surakarta
1. Pihak kedua selaku PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta bertanggung jawab atas
penyedia jasa pekerja di PT. TELKOM Surakarta sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dalam bidang Ketenagakerjaan di Indonesia.
2. Pihak pertama melimpahkan sebagian kegiatan perusahaan kepada pihak kedua
tanpa mengurangi fungsi dan tanggung jawabnya sebagai PT. TELKOM
Surakarta.

commit to user
60

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. Kewajiban pihak kedua selaku PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta adalah
fungsi dan tanggung jawab sebagai pengelola sebagian pekerjaan pada PT.
TELKOM Surakarta untuk bidang castemer servise, securitydigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id dan cleaning
servise.
2. Berada di PT. TELKOM Surakarta sesuai dengan Pasal 2 ayat 2 perjanjian ini.
3. Sebagai imbalan atas kewajibannya, pihak kedua berhak untuk mendapatkan :
a. Gaji perbulan sebesar Rp.2,800,000 (dua juta delapan ratus ribu rupiah) per
orang untuk castemer servise, Rp. 2,950,000 (dua juta sembilan ratus lima
puluh ribu rupiah) per orang untuk security dan Rp. 1.100 000 (satu juta
seratus ribu rupiah) per orang untuk cleaning servise yang dibayarkan paling
lambat akhir bulan berjalan pada PT. Sandhy Putra Makmur Surakarta.
b. Tunjangan hari raya agama diberikan sebesar satu kali gaji pada saat hari raya
agama masing-masing pekerja.
c. Pasal 3 ayat 3 poin a dan b mulai berlaku pada saat pekerja sudah bekerja.
d. Hak-hak pihak kedua besaran rupiahnya akan ditinjau kembali, berdasarkan
perkembangan PT. TELKOM Surakarta dengan kesepakatan bersama.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. Kewajiban pihak pertama adalah memenuhi hak-hak pihak kedua.
2. Hak pihak pertama adalah hal-hal yang menjadi kewajiban pihak kedua.
PASAL 5
LAIN-LAIN
Dalam hal terjadi perselisihan dengan pekerja outsourcing maka menjadi tanggung
jawab pihak kedua
PASAL 6
PENUTUP
1. Surat perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani di bawah materai yang cukup
oleh kedua belah pihak dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak lain.

commit to user
61

2. Apabila di kemudian hari terjadi ketidaksepahaman dan atau terdapat hal-hal


lain yang belum terdapat dalam surat perjanjian ini maka akan diselesaikan
secara musyawarah apabila tidak tercapai kesepakatan maka dapat diselesaikan
secara hukum yang berdomisili di wilayah hukum Surakarta.
3. Perjanjian ini berlaku sejak disepakatinya perjanjian ini oleh kedua
perpustakaan.uns.ac.id belah pihak
digilib.uns.ac.id
dan berlaku sampai salah satu pihak merasa perlu meninjau kembali kesepakatan
bersama ini.
Demikian surat perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK I PIHAK II
Ir. Iyun Rahayu Dr. Sumardi Suriatna, MM

SAKSI PIHAK I
Saksi I Saksi II
Dian Agnes Wisnu Siregar
SAKSI PIHAK II
Saksi I Saksi II
Agung laksono Anton Firman

2. Perjanjian antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja telah


memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Adanya hubungan kerja antara pekerja atau buruh dan perusahaan penyedia
jasa pekerja;
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian kerja
untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan dan atau perjanjian kerja
waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua
pihak;

commit to user
62

c. Perlindungan usaha dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja maupun


perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa
pekerja.
PT. Sandhy Putra Makmur dalam mendapatkan pekerjaan di PT.
TELKOM Surakarta mengadakan perjanjian kerja waktu tertentu
perpustakaan.uns.ac.id dengan
digilib.uns.ac.id
pekerjanya. Sedangkan dalam mengadakan perjanjian kerja tersebut dibuat
secara tertulis, ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan latin,
contoh isinya perjanjian kerjanya seperti (hasil wawancara dengan ibu wahyu):
SURAT PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
PT. SANDHY PUTRA MAKMUR SURAKARTA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : Dr. Sumardi Suriatna, MM
Jabatan : Kepala Cabang PT. Sandhy Putra Makmur Cabang
Surakarta
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perusahaan : PT. Sandhy Putra Makmur
Yang berkedudukan di : Jl. Kusumantono no. 1 Surakarta
Jenis Usaha : Pelayanan dan Jasa Perusahaan
Selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama
(Pengusaha)
2. Nama : Lilik Maya Sari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & Tgl lahir : 5 April 1985
Umur : 24
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1
Alamat : Sawahan Rt 002 Rw 009 Telukan Sukoharjo
No.KTP : 3311094504850001
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua (karyawan).

commit to user
63

Kedua belah pihak sepakat untuk membuat perjanjian kerja dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
1. Pihak Pertama dengan ini menyatakan menerima Pihak Kedua sebagai
karyawan/pekerja perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur cabang digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Surakarta, yang
terletak di Jl. Kusumantono No. 1 Surakarta,
2. Pihak kedua sebagai karyawan/pekerja Pihak pertama bersedia dipekerjakan
pada PT. TELKOM Surakarta dalam bidang tugas Customer Servis tahun
anggaran 2009.
Pasal 2
1. Masa pelatihan ditetapkan selama 1 bulan dan jangka waktu kontrak kerja 1
tahun dihitung sejak tanggal masuk diterima bekerja, yakni sejak tanggal 15
Februari 2009 akan berakhir pada tanggal 15 Februari 2010.
2. Upah diberikan Pihak kedua secara bulanan, besarnya upah pokok Rp Rp.
1,800,000.00 dengan waktu kerja sehari 8 jam, atau 46 jam seminggu.
Pasal 3
Tunjangan-tunjangan di luar upah pokok adalah tunjangan kosmetik sebesar Rp.
50,000.00
Pasal 4
Selama menjalani kontrak kerja Pihak kedua tidak diperbolehkan hamil.
Pasal 5
Apabila Pihak pertama atau Pihak kedua mengakhiri perjanjian kerja untuk sebelum
waktu kontrak kerja yang ditentukan berakhir, maka pihak yang mengakhiri
perjanjian kerja tersebut wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar
sisa upah pekerja sampai waktu kontrak yang ditentukan berakhir, kecuali apabila
putusnya hubungan kerja karena alasan memaksa/kesalahan berat Pihak kedua, maka
Pihak pertama terhindar dari pembayaran ganti rugi terhadap pihak kedua.

commit to user
64

Pasal 6
Pihak pertama dan Pihak Kedua bersedia mentaati isi perjanjian kerja yang telah
dibuat ini dan peraturan perusahaan yang berlaku, dan pihak kedua akan patuh pada
tata tertib perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id Pasal 7 digilib.uns.ac.id


Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kontrak kerja ini, berlaku ketentuan isi
peraturan perusahaan.
Pasal 8
Segala perselisihan yang timbul akibat perjanjian kerja ini akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat, dan apabila tidak dapat diselesaikan para pihak akan
menyelesaikannya melalui Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surakarta.

Demikian Surat Perjanjian Kerja ini dibuat, setelah para pihak membaca dan
memahami isinya kemudian dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari
siapapun bersama-sama menandatanganinya diatas kertas bermaterai yang
berlaku.
Dibuat di Surakarta,
Tanggal 15 Februari 2009

Pihak Pertama Pihak Kedua


Dr. Sumardi Suriatna, MM Lilik Maya Sari

Hasil wawancara dengan ibu wahyu yang menyatakan bahwa jenis pekerjaan
yang menjadi obyek perjanjian kerja di PT. Sandhy Putra Makmur bukan merupakan
pekerjaan utama pada suatu perusahaan. Pada perusahaan pemberi jasa PT.
TELKOM Surakarta jenis pekerjaan yang dipekerjakan adalah:
1. Security
Perjanjian kerja yang ditawarkan untuk bagian security pada PT.
Sandhy Putra Makmur dengan jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang.
Pada bagian security yang permulaannya bekerja sebagai pekerja dari

commit to user
65

perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja
dapat diangkat menjadi security tetap pada PT. TELKOM Surakarta. Dengan
ketentuan mempunyai masa kerja tertentu, hasil kerja yang baik, mendapatkan
rekomendasi dari PT. Sandhy Putra Makmur dan mengikuti ujian pegawai tetap
security PT. TELKOM Surakarta. Selama pekerja security tersebut
perpustakaan.uns.ac.id menjadi
digilib.uns.ac.id
pekerja PT. Sandhy Putra Makmur maka yang bertanggung jawb atas pekerja
tersebut adalah PT. Sandhy Putra Makmur, dan bila pekerja tersebut sudah
menjadi pekerja tetap PT. TELKOM Surakarta maka tanggung jawab tersebut
berpindah pada PT. TELKOM Surakarta dan bukan lagi menjadi pekerja PT.
Sandhy Putra Makmur.
2. Customer service
Perjanjian kerja yang ditawarkan untuk bagian Customer service pada
PT. Sandhy Putra Makmur dengan jangka waktu 1 tahun dan dapat
diperpanjang. Pada bagian Customer service selama bekerja menjadi pekerja
dari perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur sebagai perusahaan penyedia jasa
pekerja dan tidak dapat diangkat menjadi pekerja tetap, karena kebutuhan
Custemer service di PT. TELKOM perpanjuangan perjanjian kerja tersebut
hanya dapat diperpanjang sampai dengan umur 28 tahun atau pekerja sudah
menikah. Customer service di PT. TELKOM selalu dipenuhi dengan wajah-
wajah baru.
PT. Sandhy Putra Makmur melakukan berbagai cara untuk dapat
memikirkan nasib pekerjanya agar tetap dapat bekerja dan memperoleh
penghasilan meski sudah tidak bekerja di PT. TELKOM, yaitu dengan cara
mengadakan lomba Custemer service terbaik yang kemudian akan menjadi
incaran bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya untuk dipekerjakan
diperusahaanya sebagai pegawai tetap. Selama pekerja Customer service
tersebut menjadi pekerja PT. Sandhy Putra Makmur maka yang bertanggung
jawab atas pekerja tersebut adalah PT. Sandhy Putra Makmur, dan bila pekerja
tersebut sudah menjadi pekerja tetap perusahaan lain maka tanggung jawab

commit to user
66

tersebut berpindah pada perusahaan tersebut dan bukan lagi menjadi pekerja PT.
Sandhy Putra Makmur.
3. Cleaning service
Perjanjian kerja yang ditawarkan untuk bagian Cleaning service pada
PT. Sandhy Putra Makmur dengan jangka waktu 1 tahun
perpustakaan.uns.ac.id dan dapat
digilib.uns.ac.id
diperpanjang. Pada bagian Cleaning service selama bekerja menjadi pekerja dari
perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja
dan tidak dapat diangkat menjadi pekerja tetap, bagian Cleaning service ini
dapat memperpanjang kontrak selama pekerja tersebut menginginkan dan
mampu bekerja.
Saat ini PT. Sandhy Putra Makmur mempekerjakan pekerjanya pada PT.
TELKOM Surakarta berjumlah 5 Security, 7 Custemer service dan 3 Cleaning
service. Pelaksanaan pemberian pekerja yang dilakukan Perusahaan penyedia jasa
pekerja PT. Sandhy putra makmur juga sudah sesuai dengan Pasal 65 Undang-
undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: Pekerjaan yang
dapat diserahkan kepada perusahaan lain tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
2. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan;
3. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan;
4. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
Hasil wawancara dengan ibu wahyu menerangkan bahwa PT. Sandhy Putra
Makmur dalam membuat perjanjian dengan pekerjanya, untuk kegiatan penunjang
perusahaan lain telah memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Adanya hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa pekerja;
2. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian kerja
untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan dan ditandatangani oleh kedua
pihak;

commit to user
67

3. Perlindungan usaha dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja maupun perselisihan


yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja.
Dengan adanya perjanjian tersebut, maka walaupun pekerja sehari-hari
bekerja di perusahaan pemberi pekerjaan, ia tetap berstatus sebagai pekerja
perusahaan penyedia jasa pekerja. Dalam melakukan suatu perjanjiandigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id kerja dari PT.
Sandhy Putra Makmur telah menjelaskan hak dan kewajiban pekerja tersebut. Selain
itu juga PT. Sandhy Putra Makmur telah menjelaskan isi jangka waktu kerja yang
semua itu termuat jelas dalam perjanjian kerja, jangka waktu perjanjian kerja adalah
1 tahun dan pada kenyataannya perjanjian kerja tersebut dapat diperpanjang,
sehingga pekerja tersebut tidak ada yang merasa tertipu dengan pekerjaan yang
ditawarkan begitu juga jangka waktu kerja yang ditentukan (hasil wawancara dengan
ibu wahyu).
Perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur ini dapat kita
lihat konstruksi hukum dalam kerangka outsourcing yaitu ada 3 (tiga) pihak yang
terkait yaitu; perusahaan pemberi kerja, perusahaan penyedia jasa pekerja, dan
pekerja. perusahaan pemberi kerja yang mempunyai hubungan hukum dengan
perusahaan penyediaan jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur sebagai perusahaan
pelaksana pekerjaan, sedangkan pekerja mempunyai hubungan hukum dengan
perusahaan penyediaan jasa pekerja. Ketiga sisi yang mempunyai hubungan hukum
tersebut, maka perusahaan penyediaan jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur untuk
memberikan kepastian hak dan kewajiban dilakukan pengaturan yang baik dan adil
terhadap para pekerjanya.
Perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy putra makmur juga sudah
sesuai dengan Pasal 65 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang berbunyi sebagai berikut: Penyerahan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian kerja yang dibuat
secara tertulis.
Perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy putra makmur dalam
menjalankan kegiatannya telah memenuhi syarat seperti yang terdapat dalam

commit to user
68

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 66 yang


berbunyi:
1. Adanya hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan penyedia jasa pekerja;
2. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian kerja
untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
perpustakaan.uns.ac.id dalam
digilib.uns.ac.id
pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tertentu yang dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak;
3. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan
yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja;
4. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja dan perusahaan lain yang
bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja dibuat secara tertulis dan
wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Dalam hal perusahaan penyedia jasa pekerja, PT. Sandhy putra makmur telah
sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : Kep.101/Men/Vi/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan
Penyedia Jasa Pekerja Pasal 4, memperoleh pekerjaan dari perusahaan pemberi
pekerjaan dan kedua belah pihak telah membuat perjanjian tertulis yang sekurang-
kurangnya memuat :
1. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja dari perusahaan penyedia jasa
pekerja;
2. Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, hubungan kerja yang
terjadi adalah antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja yang
dipekerjakan perusahaan penyedia jasa sehingga perlindungan upah dan
kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung
jawab perusahaan penyedia jasa pekerja;
3. Penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja bersedia menerima pekerja
dari perusahaan penyedia jasa pekerja sebelumnya untuk jenis-jenis pekerjaan
yang terus menerus ada di perusahaan pemberi kerja dalam hal terjadi penggantian
perusahaan penyedia jasa pekerja.

commit to user
69

Untuk Penyerahan sebagain pekerjaan kepada perusaaan lain melalui


penyediaan jasa pekerja dapat kita lihat pada Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 66 pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut: Pekerja
dari perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja
untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id langsung
digilib.uns.ac.id
dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Pada perusahaan penyedia jasa
pekerja PT. Sandhy putra makmur telah sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 66 ayat 1 tersebut diatas. Perusahaan penyedia
jasa pekerja PT. Sandhy putra makmur hanya mempekerjakan pekerjanya kepada
perusahaan PT. TELKOM sebagai castemer servise, security dan cleaning servise.
Pelaksanaan pembuatan perjanjian yang dilakukan oleh PT. Sandhy putra
makmur juga telah memenuhi standart dari pembuatan isi perjanjian. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian
kerja di perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur sudah
memenuhi perundang undangan yang berlaku salah satunya yaitu pekerjaan yang di
perjanjikan bukan merupakan pekerjaan utama dan hanya pekerjaan penunjang saja.

C. Perlindungah terhadap Hak-Hak Pekerja di Perusahaan Penyedia Jasa


Pekerja PT. Sandhy Putra Makmur

Secara normatif dalam peraturan perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur


dapat dilihat dari berbagai macam perlindungan yang diberikan kepada pekerjanya,
antara lain tentang:
1. Pengupahan
a. Customer Servis
Dari hasil wawancara dengan lilik maya selaku pekerja pada bagian
customer servis pada perusahaan PT. TELKOM Surakarta bahwa pemberian
gajinya tidak pernah terlambat. Pada setiap bulannya pekerja menerima gaji
pokok yang di buktikan dengan adanya slip gaji yang berisi gaji pokok
sebesar Rp. 1,800,000.00 dan adanya tunjangan kosmetik bagi karyawan

commit to user
70

perempuan sebesar Rp. 50,000.00. Tidak hanya gaji dan tunjangan saja yang
diberikan PT. Sandhy Putra Makmur terhadap pekerjanya melainkan ada juga
bonus-bonus tertentu yang diberikan kepada para pekerjanya apabila
memenuhi target yang telah ditetapkan pada setiap bagiannya. Besar bonus
sesuai dengan kinerja masing masing pekerja (hasil wawncara
perpustakaan.uns.ac.id dengan lilik
digilib.uns.ac.id
maya).
Pengupahan terhadap para pekerjanya diatur sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur, pengaturan
penggajian tersebut dilakukan oleh bagian keuangan atas perintah dari atasan
PT. Sandhy Putra Makmur. PT. Sandhy Putra Makmur dalam memberikan
upah tidak ada diskriminasi terhadap para pegawainya. Semua diberikan
pengupahan tersebut sesuai dengan bagian dan kesepakatan kerja awal.
Meskipun pekerja PT. Sandhy Putra Makmur bekerja pada perusahaan
pemberi kerja, akan tetapi penggajian dilakukan oleh PT. Sandhy Putra
Makmur sesuai dengan ketentuan peraturan perusahaan yang berlaku (hasil
wawancara dengan ibu wahyu).
Gaji pekerja diperoleh berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
antara pekerja dengan perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur diberitahukan
sebelum adanya penandatanganan kontrak kerja yang disepakati bersama.
Selan gaji ada juga tunjangan yang diberikan PT. Sandhy Putra Makmur
terhadap pekerjanya. Pemberian gaji pokok sebesar Rp.1,800,000.00 bagi
castomer servis ini sudah melebihi Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009
yang menyatakan upah minimum regional kota Solo sebesar Rp. 785,000.00.
Selain diberikannya gaji pokok customer servis untuk pekerja perempuan
mendapatkan tunjangan kosmetik dari perusahaan. Tunjangan tersebut
diberikan perusahaan agar pekerjanya ada bagian castomer servis selalu
tampil menarik didepan para pelanggan, yang karena salah satu tugasnya
adalah melayani pelanggan dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pelanggan.

commit to user
71

b. Security
Untuk security gaji yang diberikan sebesar Rp. 1,900,000.00 selain
gaji ada pula tunjangan-tunjangan salah satu tunjangan yang diberikan adalah
tunjangan istri dan 2 orang anak bila sudah menjadi pekerja tetap PT. Sandhy
Putra Makmur dan besar tunjangn ditentukan oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id Pemberian
digilib.uns.ac.id
tunjangan ini diberikan kepada pekerja yang sudah menikah, ini merupakan
bukti bahwa PT. Sandhy Putra Makmur juga memperhatikan kesejahteraan
keluarga pekerjanya. Perolehan tunjangan tersebut harus dengan bukti akta
menikah pekerja tersebut dan untuk tunjangan anak dibuktikan akta kelahiran
anak tersebut. (Hasil wawancara dengan ibu wahyu).
Pemberian gaji bagi pekerja security PT. sandhy Putra Makmur
sudah melebihi ketentuan upah minimum regional seperti yang telah di
tetapkan dalam Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009 yang menyatakan
upah minimum regional kota Solo sebesar Rp. 785,000.00.
c. Cleaning Servis
Cleaning servis besar gaji yang diberikan adalah Rp. 700,000.00
selain gaji ada pula tunjangan-tunjangan salah satu tunjangan yang diberikan
adalah tunjangan istri dan 2 orang anak bila sudah menjadi pekerja tetap PT.
Sandhy Putra Makmur dan besar tunjangn ditentukan oleh perusahaan.
Pemberian tunjangan ini diberikan kepada pekerja yang sudah menikah, ini
merupakan bukti bahwa PT. Sandhy Putra Makmur juga memperhatikan
kesejahteraan keluarga pekerjanya. Perolehan tunjangan tersebut harus
dengan bukti akta menikah pekerja tersebut dan untuk tunjangan anak
dibuktikan akta kelahiran anak tersebut. (Hasil wawancara dengan ibu
wahyu).
Pemberian gaji bagi pekerja cleaning servis PT. sandhy Putra
Makmur sudah sesuai dengan ketentuan upah minimum regional seperti yang
telah di tetapkan dalam Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009 tentang
upah minimum regional kota Solo dengan perhitungan dalam satu jam kerja

commit to user
72

upah minimum sebesar: . Untuk waktu


kerja 5 jam sehari selama 25 hari kerja jadi perhitungannya 5 jam x 25 hari x
Rp. 4,538.00 = Rp. 567,250.00. Bila di bandingkan upah kerja pekerja
cleaning servis sebesar Rp. 700,000.00 untuk 5 jam kerja perhari selama 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hari kerja maka upah yang diberikan kepada pekerja cleaning servis sudah
melebihi dari upah minimum regional kota solo. Dengan demikian
pemberian upah pada pekerja cleaning servis sudah melebihi ketentuan
Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009 tentang upah minimum regional
kota Solo.
2. Waktu kerja
a. Customer Servis
Bagi pekerja PT. Sandhy Putra Makmur yang bekerja pada PT.
TELKOM Surakarta waktu kerja ditentukan sesuai dengan kebijakan
perusahaan PT. TELKOM Surakarta. Untuk bagian customer servis waktu
kerja pada jam 08.00 wib sampai pukul 12.00 wib 12.00 sampai 13.00 wib
digunakan untuk istirahat kemudian dilanjut kerja kembali pukul 13.00 wib
sampai dengan jam 17.00 wib. Dalam waktu kerja tersebut terdapat istirahat
yang diberikan kepada pekerjanya selama 1 jam secara bergantian, agar
ruang customer servis tidak kosong dan tetap dapat menerima pelanggan.
Hari kerja yang ditetapkan pada perusahaan PT. TELKOM adalah 6 hari
kerja yaitu hari senin sampai dengan hari sabtu. Pada hari sabtu pekerja dapat
pulang lebih awal hanya sampai dengan pukul 14.00 wib (Hasil wawancara
dengan lilik maya).
Waktu kerja ini pemberlakuannya untuk seluruh para pekerja PT.
TELKOM kecuali pekerja pada bagian security yang waktu kerjanya dibagi
menjadi 3 shift dan cleaning servis yang diwaktu pekerjaan sudah selesai
dapat pulang keruamah diwaktu siang hari. Khusus customer servis di harap
datang 30 menit sebelum jam kerja untuk melakukan briving dan berbenah

commit to user
73

diri memperbaiki penampilan. Dan waktu 30 menit ini tidak dihitung sebagai
waktu kerja.
Waktu kerja yang ditetapkan ini belum sesuai dengan Pasal 77 ayat
(2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
mengatur tentang ketentuan waktu kerja, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Waktu kerja yang ditentukan pekerja setelah penulis teliti lebihi 6 jam kerja
dari waktu kerja yang telah ditentukan dalam undang-undang ketenagakerjaan
tersebut, dan kelebihan waktu kerja tersebut tidak dihitung sebagai kerja
lembur. Akan tetapi waktu kerja telah disepakati dalam perjanjian kerja
dengan perolehan gaji Rp.1.800,000.00 untuk waktu kerja 46 jam dan pekerja
menerima.
b. Security
Pekerja security yang karena salah satu fungsi kerjanya adalah
menjaga keamanan kantor maka waktu kerjanya 24 jam yang terbagi menjadi
3 shift yang dilakukan disistem rolling. Kebijakan penentuan jam kerja PT.
Sandhy Putra Makmur tidak dapat menentukan sendiri, karena waktu kerja
sepenuhnya kuasa perusahaan pemberi kerja. Untuk security waktu kerja
shiff pertama pukul 06.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib, shiff kedua
pukul 16.00 wib sampai dengan pukul 22.00 wib, shiff ketiga pukul 22.00
wib sampai dengan pukul 06.00 wib. Setiap security diwajibkan datang pukul
15 menit lebih awal untuk melakukan absensi kerja.
Waktu kerja yang ditetapkan ini belum sesuai dengan Pasal 77 ayat
(2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Waktu
kerja yang ditentukan pekerja setelah penulis teliti lebihi 8 jam kerja dari
waktu kerja yang telah ditentukan dalam undang-undang ketenagakerjaan
tersebut, dan kelebihan waktu kerja tersebut tidak dihitung sebagai kerja

commit to user
74

lembur. Akan tetapi waktu kerja telah disepakati dalam perjanjian kerja
dengan perolehan gaji Rp.1.900,000.00 untuk waktu kerja 48 jam dan
pekerja menerima.
c. Cleaning Servis
Waktu kerja cleaning servis datang pukul 7.30 wibdigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id sampai pukul
11.00, kemudian dilanjutkan bekerja kembali pukul 16.00 wib sampai pukul
17.00 wib. Jam kerja cleaning servis kurang dari jam kerja pekerja lainnya.
Karena pada waktu kantor buka tugas cleaning servis membersihkan kantor
agar kantor mersih dan pengunjung yang datang tidak terganggu dengan
keadaan kantor yang kotor. Dan membuatkan air minum bagi pekerja
lainnya, agar pekerja yang lain juga nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
Setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan maka dapat pulang kerumah
masing-masing, kemudian dilanjut bekerja kembali kekantor lagi pada pukul
16.00 wib untuk membuang sampah yang seharian terkumpul ditempat kerja.
Waktu kerja yang diberlakukan oleh pekerja cleaning servis juga
telah sesuai dengan Pasal 77 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan karena jam kerja cleaning servis tidak melebihi
waktu yang telah ditentukan yaitu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
3. Cuti atau Waktu Istirahat
Ada berbagai macan cuti yaitu:
a. Istirahat Mingguan
waktu istirahat ini menurut ketentuan Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 79 tentang istirahat mingguan
adalah waktu istirahat 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Pada PT. Sandhy Putra Makmur diberikan
istirahat mingguan 1 hari dalam waktu 1 minggu kerja diberi pada hari
minggu untuk pekerja customer servis dan cleaning servis. Pengecualian ini
diberlakukan untuk bagian security, bagian ini dapat mengambil hari libur 1
hari dalam seminggu secara bergantian yang ketentuannya ditentukan
bersama para pekerja bagian security. Kehadiran para pekerja dibuktikan

commit to user
75

dengan adanya absensi yang dicatat setiap hari menggunakan mesin absensi
dengan menggunakan ID (Identity card). Bagi pekerja yang tidak hadir harus
ijin kepada kepala bagian masing-masing dan memberikan alasan mengapa
pekerja tidak masuk kerja (Hasil wawancara dengan lilik maya).
b. Cuti Tahunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Istirahat tahunan menurut ketentuan Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 79 yaitu sekurang kurangnya 12
hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara
terus menerus. Istirahat tahunan bagi para pekerja outsourcing tidak ada,
karena pekerja pada umumnya bekerja sesuai perjanjian kerja yang lamanya
hanya 1 tahun dan meskipun dapat diperpanjang. Perpanjangan masa kerja ini
tidak dihitung dalam pemberian istirahat tahunan, karena masa kerja pekerja
pada perusahaan penyedia jasa pekerja ini di hitung mulai dari awal
penandatanganan perjanjian kerja baru. Oleh karena itu istirahat tahunan
untuk pekerja perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur
tidak diberlakukan bagi pekerja outsourcing.
c. Istirahat Panjang
Istirahat Panjang menurut ketentuan Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 79 yaitu istirahat sekurang-
kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan
masing-masing 1 bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 tahun
secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja
tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 tahun berjalan
dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun. Istirahat
Panjang bagi para pekerja outsourcing tidak ada, karena pekerja pada
umumnya bekerja sesuai perjanjian kerja yang lamanya hanya 1 tahun dan
meskipun dapat diperpanjang. Perpanjangan masa kerja ini tidak dihitung
dalam pemberian istirahat panjang, karena masa kerja pekerja pada
perusahaan penyedia jasa pekerja ini di hitung mulai dari awal
penandatanganan perjanjian kerja baru. Oleh karena itu istirahat panjang

commit to user
76

untuk pekerja perusahaan penyedia jasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur
tidak diberlakukan bagi pekerja outsourcing.
d. Cuti hamil dan bersalin
Menurut ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 82 ayat 1 menyatakan bahwa Pekerja
perpustakaan.uns.ac.id perempuan
digilib.uns.ac.id
berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum
saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Pada PT. Sandhy Putra
Makmur memberikan hak cuti hamil dan bersalin bagi pekerja perenpuan.
e. Cuti haid
Menurut ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 81 menyatakan bahwa Pekerja perempuan yang dalam
masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak
wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid, dan pelaksanaan
ketentuan istirahat haid tersebut diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pada PT. Sandhy Putra Makmur
istirahat haid tidak diberlakukan secara langsung bagi pekerjanya, karena
pekerja perempuan pada saat haid ada yang mersa sakit ada pula yang tidak.
Pekerja wanita yang pada saat haid tidak merasa sakit dapat masuk kerja
seperti biasa, akan tetapi apabila pekerja wanita tersebut merasa sakit pada
haid pertama dan kedua maka dapat mengajukan istirahat dengan alasan
istirahat haid (Hasil wawancara dengan lilik maya).
f. Istirahat alasan penting
Istirahat alasan penting disini adalah adanya penyebab adanya
alasan-alasan pekerja untuk tidak dapat masuk kerja, antara lain: pekerja
menikah, orangtua meninggal dunia, menyunatkan anak, mertua meninggal
dunia, istri/suami/anak meninggal dunia, karena sakit. Pekerja outsourcing
pada PT. Sandhy Putra Makmur dapat mengajukan istirahat tidak masuk kerja
karena adanya alasan penting seperti alasan sakit dengan waktu istirahat 1
hari, apabila yang dibuktikan dengan surat dokter cuti dapat diberikan dalam

commit to user
77

waktu 3 hari. Terdapat juga adanya istirahat karena anggota keluarga ada
yang meninggal diberikan istirahat 1 hari. Istirahat menikah untuk pekerja
outsourcing selain pekerja bagian customer servis mendapat istirahat 2 hari,
karena pada perjanjian kerja untuk customer servis tidak boleh menikah
dalam masa kontrak keja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Jamsostek
PT. Sandhy Putra Makmur mengikut sertakan para pekerjanya dalam
proram jamsostek meliputi program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pengikutsertaan jamsostek bagi pekerjanya ini sesuai dengan permenaker no.
150 tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan Dan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu Pasal 13 (1) Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja perjanjian
kerja waktu tertentu selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut atau lebih wajib
mengikutsertakannya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Besarnya iuran bagi kepesertaan jamsostek pekerja PT. Sandhy Putra
Makmur untuk jaminan kecelakaan kerja sebesar 0.24% yang di bayarkan dari
upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar besar penetapan iuran bagi
pekerja. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan dengan rincian
sebesar 3,70% ditanggung pengusaha dan sebesar 2% ditanggung pekerja.
Jaminan Kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan. Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah
berkeluarga dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum
berkeluarga. Ini sudah sesuai dengan pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Jadi penyertaan pekerja pada program jamsostek pada PT. Sandhy Putra
Makmur sudah memenuhi peraturan perundang undangan yang berlaku yaitu:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan

commit to user
78

Sosial Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia


Nomor Kep-150/Men/1999 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan Dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
perpustakaan.uns.ac.id Sosial
digilib.uns.ac.id
Tenaga Kerja.
5. THR
Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya disebut THR, adalah
pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja atau
keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan yang berupa uang atau bentuk
lain. Hari Raya Keagamaan adalah Hari Raya Iedul Fitri bagi pekerja yang
beragama Islam, Hari Raya Natal bagi pekerja yang beragama Kristen Katholik
dan Protestan, Hari Raya Nyepi bagi pekerja yang beragama Hindu dan Hari
Raya Waisak bagi pekerja yang beragama Budha. Pengusaha wajib memberikan
T H R kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus
menerus atau lebih.
Sesuai permenaker No. 4 Tahun 1994 tanggal 16 September 1994
mengatur tentang Tunjangan Hari Raya (THR) diterima pekerja setiap tahun
sekali, yakni pada saat melaksanakan hari raya keagamaan masing-masing.
Dalam hal pemberian tunjangan hari raya, PT. Sandhy Putra Makmur
memberikan tunjangan tersebut kepada setiap para pekerja karena mereka sudah
terikat kontrak kerja yang lama kerjanya mencapai 1 tahun. Tunjangan hari raya
ini diberikan sebesar 1x gaji pokok perbulan. Seperti hasil wawancara dengan
lilik maya perusahaan membayar THR kepada para pekerja dibayar paling
lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Tunjangan Hai Raya tidak
sepenuhnya diberikan dalam bentuk uang tetapi sebagian dibelanjakan barang
yang berupa sembako. Dengan persetujuan pekerja, pembagian THR 75% dalam
bentuk uang dan 25% dalam bentuk sembako. Jadi bila dihitung maka customer
servis besar uang yang diterima Rp. 1,296,000.00 sedang kan sembakonya
sebesar Rp. 504,000.00 dari gaji pokok sebesar Rp. 1,800,000.00. untuk security

commit to user
79

besar uang yang diterima Rp. 1,368,000.00 sedang kan sembakonya sebesar Rp.
532,000.00 dari gaji pokok sebesar Rp. 1,900,000.00. untuk cleaning servis
besar uang yang diterima Rp. 504,000.00 sedang kan sembakonya sebesar
Rp.196,000.00 dari gaji pokok sebesar Rp. 700,000.00.
Pemberian THR ini telah sesuai dengan Permenaker No.digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 4 Tahun 1994
tanggal 16 September 1994 mengatur tentang Tunjangan Hari Raya (THR) yang
menyatakan Perusahaan wajib membayar THR kepada para pekerja minimal 1
bulan gaji dan harus dibayar paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.
THR sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Permenaker No. 4 Tahun 1994
tanggal 16 September 1994 mengatur tentang Tunjangan Hari Raya (THR)
sebagian THR dapat diberikan dalam bentuk lain kecuali minuman keras, obat-
obatan atau bahan obat-obatan, dengan ketentuan nilainya tidak boleh melebihi
25% (dua puluh lima persen) dari nilai THR yang seharusnya diterima dan
bentuk lain tersebut diberikan bersamaan dengan pembayaran THR. Jadi dengan
ini kebutuhan pekerja akan THR telah terpenuhi dan perlindungan perusahaan
terhadap THR telah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

commit to user
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian sudah sesuai dengan


perpustakaan.uns.ac.id peraturan
digilib.uns.ac.id
perundang-undangan
Jenis pekerjaan yang menjadi obyek perjanjian kerja waktu tertentu di PT.
Sandhy Putra Makmur ini bukan merupakan pekerjaan utama pada suatu
perusahaan yaitu meliputi Security, Custemer service dan Cleaning service. Pada
perusahaan penyedia jasa pekerja sifat pekerjaannya adalah pekerjaan penunjang
dan bukan pekerjaan pokok perusahaan, tetapi pekerjaan tersebut dilakukan secara
terus menerus. Jadi jenis pekerjaan yang diperjanjikan sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Pasal 66 Undang-undang No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Hak-hak pekerja sudah mendapatkan perlindungan hukum di perusahaan penyedia
jasa PT. Sandhy Putra Makmur
Hak-hak pekerja yang telah mendapatkan perlindungandi perusahaan
penyedia pasa pekerja PT. Sandhy Putra Makmur adalah:
a. Pengupahan untuk pekerja bagian customer servis gaji pokok sebesar Rp.
1,800,000.00 dan adanya tunjangan kosmetik sebesar Rp. 50,000.00.
sedangkan untuk security gaji yang diberikan sebesar Rp. 1,900,000.00
Pemberian gaji bagi para pegawainya PT. sandhy Putra Makmur sudah sesuai
dengan ketentuan upah minimum regional seperti yang telah di tetapkan
dalam Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009 yang menyatakan upah
minimum regional kota Solo sebesar Rp. 785,000.00 kecuali untuk pekerja
cleaning sevis yang pemberian upahnya dibawah UMR kota Surakarta.
sedangkan cleaning servis besar gaji adalah Rp. 700,000.00 ini juga telah
sesuai dengan Keputusan Gubernur No150 Tahun 2009 dalam hitungan 5 jam
kerja perhari.

80

commit to user
81

b. Pemberkakuan waktu kerja telah sesuai dengan ketentuan Undang-undang


Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu jam kerja tidak boleh melebihi 8
jam perhari atau 40 jam seminggu. Untuk cotemer sevis waktu kerja 8 jam
perhari atau 40 jam seminggu, jam kerja scurity juga tidak melebihi waktu
kerja 8 jam perhari atau 40 jam seminggu. Sedangkan waktu kerja untuk
perpustakaan.uns.ac.id
cleaning service hanya 5 jam perhari. digilib.uns.ac.id

c. Pemberian pendaftaran jamsostek Permenaker No. 150 tentang


penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga kerja
harian Lepas, Borongan dan Perjanjian kerja Waktu Tertentu untuk
pengadaan jaminan kecelakaan kerja, hari tua, kematian, pemeliharaan
kesehatan,
d. pemberian THR sudah sesuai dengan Permenaker No 4 Tahun 1994 yang
mengaturtentang THR yang pemberian THR paling lambat 7 hari sebelum
hari raya sedangkan pembagian THR berupa barang sebesar 25% dari upah
dan berupa uang sebesar 75% dari upah.
e. Pemberian waktu istirahat atau cuti untuk istirahat mingguan, cuti hamil dan
bersalin, cuti haid, dan cuti alasan penting telah sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Sedangkan hak-hak pekerja yang belum mendapat perlindungan dari
perusahaan PT. Sandhy Putra Makmur adalah mengenai pemberian cuti tahunan
bagi para pekerja kontrak yang memperpanjang kontrak kerja mereka.

B. SARAN

Perlu adanya pemberian cuti tahunan bagi para pekerja kontrak yang
senantiasa memperpanjang kontrak kerja mereka di PT. Sandhy Putra Makmur agar
seluruh perlindungan hak-hak pekerja PT. Sandhy Putra Makmur dapat terpenuhi
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai