Anda di halaman 1dari 2

1.

Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada
perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dengan demikian,
teori belajar behavioristik lebih memfokuskan untukmengembangkan tingkah laku siswa ke
arah yang lebih baik.

Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau
hal hal lain yang dapat ditangkap melalu indra.
Sedangkan Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat
berwujud konkret, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkret yaitu yang tidak dapat diamati.
Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati.
Operants dinamakan juga Pengkondisian instrumental adalah bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu
akan diulang. Arsitek utama dari Pengkondisian operan adalah B.F Skinner, yang
pandangannya didasarkan pada Pandangan E.L. Thorndike

2. Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini
mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa
bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.

Daya ingat atau memori adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi. Ada banyak klasifikasi ingatan berdasarkan durasi, alam, dan
pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dapat dibagi pada dua kategori
yaitu ingatan eksplisit dan implisit.

Pemahaman mendalam adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan
proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah
didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol
lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme
atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi
awal menuju kondisi yang dituju.
Organisasi gagasan adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan
(concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.Dari sudut
pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) (kadang disebut
pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai
alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Daya cipta pada masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor: keturunan dan
lingkungan.

Proses informasi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris
guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.Persepsi meliputi semua
sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ
pengindra.Seperti misalnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada
mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan
gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh
pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian.Persepsi bergantung pada fungsi kompleks
sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai