Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343097337

EVALUASI SETTING DISTANCE RELAY PADA SUTT 150 KV ANTARA GI


PAMONA -GI SIDERA

Article · March 2016

CITATIONS READS

0 74

3 authors, including:

Yuli Rahman
Universitas Tadulako
21 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

optimal placement DG View project

Energy management View project

All content following this page was uploaded by Yuli Rahman on 27 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


VOLUME 6 NOMOR 1 ISSN : 2087 - 8729
MARET 2016

forum teknik elektro dan teknologi informasi

Jurnal Ilmiah

foristek
JUDUL DI EDISI KALI INI

APLIKASI SENSOR ULTRASONIC DAN SENSOR


FLOWMETER DALAM PENGUKURAN KETINGGIAN DAN
DEBIT AIR
Afrini Alfitri, Tan Suryani Sollu, A.Y. Erwin Dodu

EVALUASI SETTING DISTANCE RELAY PADA SUTT 150 KV


ANTARA GI PAMONA – GI SIDERA
J. Adrianto Subito, Muhammad Sarjan, Yuli Asmi Rahman

PERANCANGAN PLTS SEBAGAI SUMBER TENGAH


Ambo Asse, Mery Subito, Yusnaini Arifin

PROYEKSI JANGKA PANJANG PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA SURYA (PLTS) DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG
MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY
Satria Saputra, Yerry Allo, Amriana, Maryantho Masarrang

PELUANG HEMAT ENERGI LISTRIK PADA GARDU FISIP


KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO
Restu Ary Winata Siregar, Darmawan, Baso Mukhlis, Yuli Asmi
Rahman

SIMULASI SISTEM REVERSE OSMOSIS BERBASIS


MIKROKONTROLER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
UAP
Muhammad Furqon, Tadjuddin Hamdhany, A.Y. Erwin Dodu

SISTEM PRESENSI PERKULIAHAN MENGGUNAKAN


PENGENALAN WAJAH BERBASIS EIGENFACE (STUDI
KASUS PADA JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TADULAKO)
Enggar Dwi Prihastomo, A. Y. Erwin Dodu, Yuri Yudhaswana Joefri

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
VOLUME 6 NOMOR 1 ISSN : 2087 – 8729
MARET 2016

Jurnal Ilmiah

foristek forum teknik elektro dan teknologi informasi

SUSUNAN REDAKSI PENGANTAR REDAKSI


JURNAL ILMIAH FORISTEK
Jurnal ilmiah FORISTEK Edisi Maret
Penanggung Jawab 2016 hadir kembali dengan tujuh
Baso Mukhlis, ST., MT naskah ilmiah bidang teknik elektro
dan teknologi informasi sebagai
Pimpinan Redaksi media publikasi hasil penelitian dan
Yuli Asmi Rahman, ST., M.Eng kajian ilmiah bidang tersebut.

Sekretaris Redaksi Edisi kali ini memuat tulisan yang


Nurhani Amin, S.Pd., MT berkaitan dengan bidang teknik
elektro dan teknologi infromasi dari
Dewan Editor segala kosentrasi.
Ir. Muh. Sarjan, MT
Ir. Tan Suryani Sollu, MT Semoga tulisan ini bermanfaat dan
Ir. Mery Subito, MT member kontribusi positif bagi
pekembangan teknik elektro dan
Redaksi Pelaksana teknologi informasi.
Yusnaini Arifin, ST., MT
Syarif Hidayatullah, S.Pd Salam,

Desain Grafis TIM REDAKSI


Leonard Anthonius Onsik, ST JURNAL ILMIAH FORISTEK

Sekretariat
Hadija

Alamat Redaksi
Laboratorium Studio Lt. 2
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Tadulako
Palu, Sulawesi Tengah 94118

i
VOLUME 6 NOMOR 1 ISSN : 2087 – 8729
MARET 2016

DAFTAR ISI
Susunan Redaksi Jurnal Foristek / Pengatar Redaksi
Halaman i

Daftar isi
Halaman ii

Afrini Alfitri, Tan Suryani Sollu, A.Y. Erwin Dodu


Aplikasi Sensor Ultrasonic Dan Sensor Flowmeter Dalam Pengukuran
Ketinggian Dan Debit Air
Halaman 1

J. Adrianto Subito, Muhammad Sarjan, Yuli Asmi Rahman


Evaluasi Setting Distance Relay Pada SUTT 150 Kv Antara GI Pamona –
GI Sidera
Halaman 7

Ambo Asse, Mery Subito, Yusnaini Arifin


Perancangan PLTS Sebagai Sumber Tengah
Halaman 17

Satria Saputra, Yerry Allo, Amriana, Maryantho Masarrang


Proyeksi Jangka Panjang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di
Kabupaten Parigi Moutong Menggunakan Logika Fuzzy
Halaman 27

Restu Ary Winata Siregar, Darmawan, Baso Mukhlis, Yuli Asmi Rahman
Peluang Hemat Energi Listrik Pada Gardu FISIP Kampus Universitas Tadulako
Halaman 40

Muhammad Furqon, Tadjuddin Hamdhany, A.Y. Erwin Dodu


Simulasi Sistem Reverse Osmosis Berbasis Mikrokontroler Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap
Halaman 51

Enggar Dwi Prihastomo, A. Y. Erwin Dodu, Yuri Yudhaswana Joefri


Sistem Presensi Perkuliahan Menggunakan Pengenalan Wajah Berbasis
Eigenface (Studi Kasus Pada Jurusan Teknologi Informasi Universitas Tadulako)
Halaman 59

ii
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

1
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

EVALUASI SETTING DISTANCE RELAY PADA SUTT 150 KV


ANTARA GI PAMONA – GI SIDERA
J. Adrianto Subito1), Muhammad Sarjan2), Yuli Asmi Rahman2)
1)
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Tadulako, 2)Dosen Teknik Elektro Universitas
Tadulako
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta KM9,Palu, Sulawesi Tengah
E-mail :adri.subito@gmail.com

Abstract - A short circuit is a common fault of transmisi yang menghubungkan GI Pamona


overhead lines. In 2015, short circuit caused by – GI Sidera akibat dari surja petir dan
surge lighting and fallen trees, occurred four pohon tumbang. (PT. PLN Wilayah
times in transmission line connected Pamona- Sulutenggo) .Untuk menghindari kerusakan
Sidera substation. In securing transmission dan kerugian yang lebih besar, maka
line, distance relay should be applied as the
diperlukan suatu sistem proteksi tenaga
primery protection. However, incorrect setting
of relay may readily lead to relay failure to listrik yang dapat bekerja secara cepat dan
protect the line. Therefore, evaluation of relay selektif dalam memisahkan bagian sistem
setting is crucial. The purpose of this paper is yang terganggu dengan bagian lain yang
to evaluate the setting of distance relay that masih berjalan normal, agar gangguan tidak
was installed at Pamona and Sidera substation. meluas ke jaringan lain yang tidak
Furthermore, calculation of curent fault and terganggu [1].
impedance of short circuit was done by Pada umumnya relai yang
intervering fault to the line connected Pamona digunakan untuk mengamankan saluran
and Sidera substation in matlab. The method transmisi tersebut yaitu relai jarak (distance
used is simulation using matlab application.
relay) yang berfungsi sebagai proteksi
The result shows that the highest short circuit
current obtained at 25% of the length of utama pada saluran transmisi. Distance
Pamona-Sidera transmission line, 6203.47A. relay merupakan salah satu jenis relay
The smallest short circuit current was proteksi yang digunakan sebagai pengaman
1255,86A, occurred at 100% of the line pada saluran transmisi karena
transmission. kemampuannya dalam menghilangkan
gangguan (fault clearing) dengan cepat dan
Keyword : Short Circuit, Distance Relay, penyetelannya yang relatif mudah [2]. Pada
Transmission line prinsipnya, distance relay adalah mengukur
nilai arus dan nilai tegangan pada suatu titik
I. Pendahuluan tertentu sehingga diperoleh nilai
impedansinya (Z=V/I), kemudian
Saluran Udara Tegangan Tinggi membandingkannya dengan nilai setting
(SUTT) atau yang biasa disebut jaringan impedansi tertentu dari distance relay
transmisi, mempunyai peranan yang sangat tersebut untuk menentukan apakah relay
penting dalam proses penyaluran tenaga harus bekerja atau tidak.
listrik dari pembangkit ke pusat-pusat
beban secara kontinyu. Saat ini sebagian
Kota Palu dan Kabupatan Sigi telah
mendapatkan tambahan pasokan energi
listrik dari PLTA Poso Energy sebesar 24
MW melalui jaringan transmisi 150 KV
yang menghubungkan dari gardu induk
Poso ke gardu induk Sidera dengan jarak ±
141,8 kilometer (km). Telah terhitung
ditahun 2015, sebanyak 4 kali telah terjadi
gangguan arus hubung singkat pada saluran Gambar 2 Distance Relay

7
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

Pada waktu SUTT terganggu, maka II. Metode Penelitian


distance relay akan melihat turunnya
impedansi dari SUTT, kemudian distance Metode yang digunakan dalam
relay pun akan bekerja [3]. penelitian ini adalah dengan melakukan
studi literatur, observasi, pengumpulan
data, dan pengolahan data. Adapun diagram
alir (Flow Chart) penelitian yang
dilakukan :

MULAI

Pengambilan Data

Perhitungan Gangguan
Hubung Singkat ( 2 fasa, 1
fasa ke tanah )

Perhitungan
Setting Distance Relay
(Zone 1, Zone 2, Zone 3)

Gambar 3 Blok Diagram Distance Relay Hasil :

Zfault < Zsetting


[4] Tidak

Pada gambar 3, distance relay mendapatkan Ya

inputan dari trafo arus dan juga trafo Analisa

tegangan yang berfungsi sebagai sumber


masukan ke relay untuk membaca besaran
Kesimpulan
arus dan tegangan yang ada di penghantar,
besaran tegangan dan arus dikonversi di
relay menjadi satuan impedansi, dan apabila Selesai

terjadi gangguan maka pembacaan


impedansi di relay akan berubah dan bila Gambar 4 Flow Chart
nilai impedansi berada dibawah nilai Untuk menghitung arus hubung singkat
settingnya maka relai akan bekerja dan pada sistem, pertama – tama dimulai dari
memberikan perintah trip ke PMT [5]. perhitungan impedansi sumber, impedansi
Setting pada distance relay trafo tenaga, impedansi saluran transmisi,
berpengaruh terhadap kinerja pengamanan dan nilai impedansi ekivalen [6].
saluran transmisi. Setting yang tidak tepat
dapat menyebabkan relai tersebut gagal 1. Menghitung Impedansi Sumber
bekerja, sehingga penanganan gangguan Untuk menghitung impedansi sumber
membutuhkan waktu yang lebih lama dari digunakan persamaan (2):
𝑘𝑉 2
waktu yang diharapkan, sehingga dapat Zs = ....................................(2)
𝑀𝑉𝐴
menyebabkan kerugian. Oleh karena itu
2. Menghitung Impedansi Trafo
perlu dibuat skenario gangguan untuk dapat Nilai impedansi trafo tenaga :
mengetahui keandalan kerja relai tersebut.
 Impedansi urutan positif dan
Skenario ini dapat digunakan sebagai
negative (Zt1 = Zt2)
parameter seberapa cepat relai tersebut 𝑘𝑉 2
melokalisir gangguan yang terjadi sesuai Zt = Xt% x ......................(3)
𝑀𝑉𝐴
dengan besarnya setting yang telah  Impedansi urutan nol (Zt0)
ditentukan. Impedansi urutan nol ini didapat
dengan memperhatikan data trafo
tenaga itu sendiri yaitu dengan

8
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

melihat kapasitas belitan delta Karena dari sumber ke titik


yang ada dalam trafo itu : gangguan impedansi yang terbentuk
1. Untuk trafo tenaga dengan adalah tersambung seri, maka
hubungan belitan ∆/Y perhitungan Z1eq dan Z2eq dapat
dimana kapasitas belitan deta langsung menjumlahkan impedansi-
sama besar dengan kapasitas impedansi tersebut. Sedangkan untuk
belitan Y, maka : perhitungan Z0eq dimulai dari titik
Zt0 = Zt1 .........................(4) gangguan sampai ke trafo tenaga yang
2. Untuk trafo tenaga dengan netralnya ditanahkan. Untuk
belitan Yyd dimana kapasitas menghitung Z0eq ini, diumpamakan
belitan delta (d) biasanya trafo tenaga yang terpasang
sepertiga dari kapasitas mempunyai hubungan Yyd, dimana
belitan Y (belitan yang mempunyai nilai Zt0 = 3Xt1.
dipakai untuk menyalurkan Perhitungan Z1eq dan Z2eq :
daya, sedangkan belitan delta
tetap ada di dalam tetapi Z1eq = Z2eq = Zs1 + Zt1 + Z1 saluran
tidak dikeluarkan kecuali transmisi ................................................(8)
satu terminal delta untuk
ditanahkan), maka : Perhitungan Z0 eq :
Zt0 = 3Zt1........................(5) Z0 eq = Zt0 + 3RN + Z0 saluran transmisi .
3. Untuk trafo tenaga dengan ..........................................................(9)
hubungan YY dan tidak Setelah mendapatkan impedansi
mempunyai belitan delta di ekivalen sesuai dengan lokasi
dalamnya, maka besarnya gangguan, selanjutnya perhitungan
Xt0 berkisar antara 9 sampai arus gangguan hubung singkat dapat
dengan 14 kali Zt1. dihitung dengan menggunakan rumus
Zt0 = 10Zt1......................(6) dasar I = V/Z , hanya saja impedansi
ekivalen mana yang dimasukkan ke
3. Menghitung Impedansi Saluran dalam rumus dasar tersebut adalah
Transmisi tergantung dari hubung singkat 3 fasa,
Impedansi saluran transmisi ini 2 fasa atau 1 fasa ke tanah.
dihitung tergantung dari besarnya
impedansi per kilometer saluran 5. Gangguan Hubung Singkat Dua
transmisi yang bersangkutan, dimana Fasa
besar nilainya ditentukan dari
konfigurasi tiang yang digunakan
untuk jaringan SUTT atau dari jenis
konduktor untuk jaringan transmisi.
Dalam perhitungan disini diambil
dengan impedansi Z = (R + jX) Ω /km.
Berikut persamaan yang digunakan : Gambar 5 Gangguan hubung singkat dua
Z = (R + jX) Ω /km x panjang saluran fasa
transmisi .........................................(7) Gangguan hubung singkat 2 fasa
dapat dihitung dengan menggunakan rumus
4. Menghitung Impedansi Ekivalen sebagai berikut:
Jaringan V ph −ph
I 2 fasa = ...........................(10)
Perhitungan yang akan dilakukan Z 1 eq + Z 2 eq
disini adalah perhitungan besarnya Dimana, I = Arus gangguan hubung
nilai impedansi positif (Z1 eq), negative singkat 2 fasa
(Z2 eq), dan nol (Z0 eq) dari titik V = Tegangan fasa-fasa
gangguan sampai ke sumber, sesuai Z = Impedansi urutan positif (Z1
dengan urutan di atas. eq) dan impedansi urutan
negatif (Z2 eq).

9
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

6. Zona Proteksi Relai Jarak Zone tiga relai dapat berfungsi


Relai jarak dibagi menjadi beberapa sebagai pengaman cadangan untuk
daerah cakupan yaitu Zone 1, Zone 2, Zone saluran transmisi seksi berikutnya,
3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi sehingga di set agar dapat meliputi
sebagai upaya agar proteksi bekerja selalu seluruh saluran transmisi seksi
cepat dan selektif di dalam daerah berikutnya yang terpanjang (ZL3).
pengamanannya. Penyetelan jangkauan zona 3 adalah :
Zone-3min =120% ( ZL1
+80%.ZL2 )
Zone-3mak = 80% ( ZL1 + 120%
.ZL2 ) ..................................(14)
Waktu kerja relai t3= 1.2 s/d 1.6 dt.
Untuk menentukan impedansi
transformator pada sisi sekunder,
Gambar 7 Daerah zona proteksi relai jarak digunakan perbandingan trafo
[4] tegangan (PT) dan trafo arus (CT)
dengan menggunakan rumus
1. Setting Zone-1 persamaan 15 [5]:
Dengan mempertimbangkan adanya 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑃𝑇
Zs = x Zp ......................(15)
kesalahan-kesalahan dari data saluran, 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇
Zs = Impedansi sisi sekunder trafo CT dan
CT, PT, dan peralatan penunjang lain
PT (ohm/km)
sebesar 10% - 20 % , zone-1 relai
Zp = Impedansi sisi primer/impedansi
disetel 80 % dari panjang saluran yang
saluran transmisi (ohm/km)Zp = R +
diamankan.
jX
Zone-1 = 80% . Z L1 .............(12)
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0)
III. Hasil Dan Pembahasan
tidak dilakukan penyetelan waktu.
2. Setting Zone-2
Daerah zona dua harus dapat 3.1 Hasil
3.1.1 Data Impedansi saluran
menjangkau sisa saluran transmisi
Dalam perhitungan setting relai jarak
yang tidak dapat mengamankan oleh
dibutuhkan data saluran penghantar yang
zona satu, tetapi tidak boleh
ditunjukkan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
overlapping dengan jangkauan zona
dua dari saluran transmisi seksi
Tabel 1 Data saluran GI Pamona-GI Poso
berikutnya. Zona dua harus disetel
dengan waktu tunda atau time delayed GI Pamona-GI POSO
ITEM URAIAN SATUAN
agar dapat dikoordinasikan dengan
Jenis penghantar ACSR Hawk -
relai diujung terminal yang lain. Waktu
2X
tunda ini diperlukan untuk menjaga
CCC 1200 A
agar relai tidak trip secara langsung Panjang 43,5 Km
(instantaneous) untuk gangguan diluar Rasio CT 800/1 -
saluran transmisi yang diproteksinya Rasio PT 150.000/110 -
[7]. Dengan mengasumsikan adanya Impedansi urutan 0,0592-j0,1939 Ὠ/km
kesalahan-kesalahan seperti pada positif (Z1)
penyetelan zona satu (CT error atau Impedansi urutan 0,0592-j0,1939 Ὠ/km
PT error), maka didapat penyetelan negatif (Z2)
minimum dan maksimum untuk zona Impedansi urutan 0,155-j0,3587 Ὠ/km
dua adalah : nol (Zo)
Zone-2 min = 120% . ZL1
Zone-2 mak = 80% (Z L1 + 80%.
ZL2) ......................................(13)
Waktu kerja relai t2= 0.4 s/d 0.8 dt.
3. Setting Zone-3

10
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

Tabel 2 Data saluran GI Poso-GI Sidera Tabel 3 Nilai Arus Gangguan Hubung
GI POSO-GI SIDERA Singkat 2 Fasa
ITEM URAIAN SATUAN Jarak Arus gangguan 2 fasa (A)
Jenis penghantar ACSR 2x240 Gangguan GI Pamona- GI Poso-
CCC 2x600 A (%) GI Poso GI Sidera
Panjang 141,8 Km 25 7200,8 5200,8
Rasio CT 800/1 - 50 5984,67 3481,08
Rasio PT 150.000/100 - 76 5088,19 2611,87
Impedansi urutan 0,0592-j0,1939 Ὠ/km 100 4431,57 2090,30
positif (Z1)
Impedansi urutan 0,0592-j0,1939 Ὠ/km Impedansi gangguan hubung singkat dua
negatif (Z2) fasa untuk saluran transmisi antara GI
Impedansi urutan 0,155-j0,3587 Ὠ/km Pamona – GI Poso, adalah :
nol (Zo)
 Impedansi gangguan pada titik 25%
dari panjang saluran transmisi:
𝑉𝑓 150.000
3.1.2 Perhitungan Arus dan Impedansi Zf = = = 20,83 Ω
𝐼𝑓 7200 ,8
Gangguan Hubung Singkat 2 Fasa Perhitungan impedansi gangguan hubung
Gangguan hubung singkat 2 fasa dapat singkat dua fasa untuk saluran transmisi
dihitung dengan menggunakan persamaan antara GI Poso – GI Sidera, adalah :
(10). Berikut perhitungan arus gangguan  Impedansi gangguan pada titik 25%
hubung singkat 2 fasa pada saluran dari panjang saluran transmisi:
transmisi antara GI Pamona – GI Poso : Zf =
𝑉𝑓
=
150.000
= 28,84 Ω
 Arus gangguan pada titik 25% dari 𝐼𝑓 5200 ,02
panjang saluran transmisi : Secara lengkap hasil perhitungan impedansi
V ph −ph gangguan hubung singkat pada saluran
I 2 fasa = transmisi antara GI Pamona – GI Poso dan
Z 1 eq + Z 2 eq
= GI Poso-GI Sidera ditunjukkan pada Tabel
150.000 4.
0,6438 + j 10,396 + 0,6438 + j 10,396 Tabel 4 Nilai impedansi Gangguan Hubung
150.000
= Singkat 2 Fasa
1,2876 +𝑗 20,792
150.000 Jarak Impedansi gangguan 2 fasa(Ὠ)
= = 7200,8 A Gangguan GI Pamona- GI Poso-
20,831
Perhitungan arus gangguan hubung singkat (%) GI Poso GI Sidera
2 fasa pada saluran transmisi antara GI 25 20,83 28,84
Poso – GI Sidera : 50 25,06 43,09
 Arus gangguan pada titik 25% dari 76 29,48 57,43
panjang saluran transmisi : 100 33,84 71,76
V ph −ph
I 2 fasa = 3.1.3 Perhitungan Arus dan Impedansi
Z 1 eq + Z 2 eq
150.000 Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa
=
2,098 + j 14,27 + 2,098 + j 14,27 Ke Tanah
150.000
= Dengan prosedur juga dilakukan ujicoba
4,196 +𝑗 28,54
150.000 setting distance relay dengan gangguan satu
= = 5200,02 A fasa ke tanah. Nilai selengkapnya tersaji
28,846
pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Secara lengkap hasil perhitungan arus
hubung singkat 2 fasa pada saluran 3.1.4 Perhitungan Nilai Setting Distance
transmisi antara GI Pamona – GI Poso dan Relay
GI Poso-GI Sidera ditunjukkan pada Tabel Impedansi sisi sekunder GI Pamona – GI
3. Poso :
1363 ,63
ZL1-1 = x(0,0592+j0,1939)x43,5 km
800
= 4,389 + j 14,405 = 15,059 Ω < 73,03°

11
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

Tabel 5 Nilai Arus Gangguan Hubung Zona 3-1 = 120% (ZL1-1 + 80% x ZL2-1) =
Singkat 1 Fasa Ke Tanah 1,2 (15,059 + 0,8 x 53,901) =
Jarak Arus gangguan 1 fasa ke 69,815 < 73,03°
Gangguan tanah (Ὠ) Zona 3-0 = 120% (ZL1-0 + 80% x ZL2-0) =
(%) GI Pamona- GI Poso- 1,2 (28,963 + 0,8 x 103,891) =
GI Poso GI Sidera 134,49 < 66,63°
25 1809,17 1886,39
50 1736,07 1651,84 Perhitungan zona proteksi distance relay GI
76 1650,06 1450,08
Poso-GI Sidera :
100 1578,08 1282,43
 Zona 1
Zona 1-1 = 80% x ZL1-1 =
Tabel 6 Nilai Impedansi Gangguan Hubung
0,8 x 53,901 < 73,03° = 43,12 <
Singkat 1 Fasa Ke Tanah
73,03° Ω
Jarak Impedansi gangguan 1 fasa
Gangguan (%) ke tanah (Ὠ) Zona 1-0 = 80% x ZL1-0 =
GI Pamona- GI Poso- 0,8 x 103,891 < 66,63° = 83,112 <
GI Poso GI Sidera 66,63° Ω
25 82,91 79,51  Zona 2
50 86,4 91,80 Zona 2-1 mak = 80% (ZL2-1 + 80% xZL2-1)
76 90,90 103,44 = 0,8 (53,901 + 0,8 x 53,901)
100 95,05 116,96 = 77,61 < 73,03°
Zona 2-0 mak = 80% (ZL2-0 + 80% xZL2-0)
1363 ,63 = 0,8(103,891+0,8x103,891)
ZL1-0 = x(0,155+j0,3587) x 43,5 km
800
=149,603 < 66,63°
= 11,488 + j 26,587 = 28,963 Ω < 66,63°
3.2 Pembahasan
Untuk impedansi sisi sekunder GI Poso –
Impedansi gangguan (Zf) dua fasa
GI Sidera :
1500 dan satu fasa ke tanah sudah sesuai dengan
ZL2-1 = x(0,0592+j0,1939) x 141,8 km hasil setting relai menggunakan
800
= 15,738 + j 51,553 = 53,901 Ω < 73,03° perhitungan. Terbukti bahwa impedansi
1500
ZL2-0 = x(0,155+j 0,3587) x 141,8 km gangguan lebih kecil dari nilai impedansi
800
setting relai (Zgangguan < Zsetting). Gangguan
= 41,21 + j 95,368 = 103,891 Ω < 66,63°
terjadi di sepanjang saluran transmisi antara
GI Pamona – GI Poso, sehingga relai yang
Perhitungan zona proteksi distance relay GI
berada pada GI Pamona mendeteksi adanya
Pamona-GI Poso :
gangguan di wilayah kerja zona 2-1 dengan
impedansi gangguan hubung singkat dua
 Zona 1
fasa sebesar 20,83 Ω dan 25,06 Ω, sehingga
Zona 1-1 = 80% x ZL1-1 =
zona 2-1 membaca impedansi gangguan
0,8 x 15,059 < 73,03°= 12,047
lebih kecil dari impedansi setting relai
<73,03° Ω
sebesar 46,54 Ω. Adapun gangguan hubung
Zona 1-0 = 80% x ZL1-0 =
singkat 1 fasa ke tanah terjadi di wilayah
0,8 x 28,963 < 66,63° = 23,17 <
kerja zona 2-0, dengan impedansi gangguan
66,63° Ω
sebesar 82,91 Ω dan 86,4 Ω, sehingga zona
 Zona 2 2-0 membaca impedansi gangguan lebih
Zona 2-1 mak = 80% (ZL1-1 +80% x ZL2-1) kecil dari impedansi setting relai sebesar
= 0,8 (15,059 + 0,8 x 53,901) 89,66 Ω. Saat terjadi gangguan di zona 3 -0,
= 46,54 < 73,03° didapatkan impedansi gangguan hubung
Zona 2-0 mak = 80% (ZL1-0 + 80%x ZL2-0) singkat 1 fasa ke tanah sebesar 90,90 Ω dan
= 0,8 (28,963 + 0,8 x 95,05 Ω, sehingga relai akan bekerja karena
103,891) = 89,66 < 66,63° impedansi gangguan lebih kecil dari
 Zona 3 impedansi setting yaitu 134,49 Ω. Begitu
pun saat gangguan terjadi di zona 3 -1,

12
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

impedansi gangguan hubung singkat 1 fasa impedansi setting relainya sebesar 149,603
ke tanah sebesar 29,48 Ω dan 33,84 Ω, Ω lebih besar dari impedansi gangguan.
sehingga relai melihat impedansi gangguan Untuk proteksi gangguan arah balik,
lebih kecil dari impedansi setting yaitu distance relay dilengkapi dengan
134,49 Ω, maka relai dapat bekerja directional relay, sehingga dapat
memberi perintah PMT untuk trip. membedakan arah arus gangguan ke depan
Pada hasil perbandingan impedansi maupun ke belakang. Adanya pola
setting relai dengan impedansi gangguan, pengamanan teleproteksi PUTT (Permissive
angguan yang sebenarnya terjadi di wilayah Underreach Transfer Trip) pada relai jarak,
kerja zona 1, namun relai yang merasakan dapat meningkatkan keandalan proteksi
gangguan tersebut adalah zona 2. Hal terhadap gangguan pada saluran yang
tersebut biasa terjadi karena saluran yang diamankan.
diproteksi adalah saluran transmisi pendek.
Maka gangguan yang dibaca oleh relai jarak IV. Kesimpulan
GI Pamona berada pada zona 2, walaupun
titik gangguan tersebut berada pada wilayah Berdasarkan hasil analisa data yang
kerja zona 1. Ketika gangguannya berada diperoleh, maka diperoleh beberapa
didepan (forward), maka relai jarak GI kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :
Poso akan sama merasakan gangguan di Gangguan arus hubung singkat
zona 2, sehingga kedua relai tersebut harus terbesar terjadi pada jenis gangguan hubung
trip dengan waktu 0 sekon (instantaneous). singkat dua fasa dengan jarak gangguan
Teleproteksi yang cocok digunakan pada 25% dari panjang saluran transmisi GI
kasus tersebut adalah POTT (Permissive Pamona – GI Poso yaitu sebesar 6203,47 A
Overreach Transfer Trip), dimana kedua dan arus gangguan hubung singkat terkecil
relai mengirim sinyal bahwa sama-sama terjadi pada jenis gangguan hubung singkat
merasakan gangguan di zona 2, jadi harus satu fasa ke tanah dengan jarak gangguan
trip seketika. 100% dari panjang saluran transmisi GI
Pada gangguan yang terjadi di Poso – GI Sidera yaitu sebesar 1255,86 A.
sepanjang saluran transmisi antara GI Poso Dengan adanya pengujian kinerja
– GI Sidera. Relai yang berada pada GI distance relay terhadap gangguan hubung
Poso mendeteksi adanya gangguan yang singkat dan evaluasi setting relai, maka
terjadi di wilayah kerja zona 1 dan zona 2. ketika terjadi gangguan hubung singkat
Gangguan yang terjadi pada zona 1 -1 pada saluran transmisi, distance relay dapat
dengan impedansi gangguan hubung bekerja dengan baik dalam mendeteksi
singkat dua fasa sebesar 28,84 Ω dan 43,09 adanya gangguan. Terbukti dari hasil
Ω, terlihat bahwa impedansi gangguan lebih perbandingan impedansi gangguan dengan
kecil dari impedansi setting yaitu sebesar impedansi setting relainya, impedansi
43,12 Ω, sehingga relai akan bekerja gangguan lebih kecil dari impedansi setting
dengan waktu instant yaitu 0 sekon. Begitu relai (Zgangguan < Zsetting).
juga pada gangguan satu fasa ke tanah Jika dibandingkan setting distance
sebesar 79,51 Ω berada pada wilayah kerja relay yang terpasang di GI Pamona dan GI
zona 1-0 sebesar 83,11 Ω, sehingga relai Poso dengan hasil perhitungan
bekerja dengan waktu 0 sekon. menggunakan rumus, diperoleh perbedaan
Sama halnya seperti diatas, saat nilai setting relainya. Setting relai pada GI
gangguan terjadi di wilayah kerja zona 2 -1, Pamona masih dikategorikan terpasang
impedansi gangguan hubung singkat dua dengan baik, karena masih mampu
fasa yang terukur di relai sebesar 57,43 Ω memproteksi gangguan yang terjadi di
dan 71,76 Ω, lebih kecil dari impedansi sepanjang saluran transmisi. Namun, setting
settingnya yaitu 77,41 Ω. Sedangkan pada relai pada GI Poso, sudah tidak memenuhi
wilayah kerja zona 2-0, yang mendeteksi standar dalam memproteksi gangguan. Oleh
gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah karena itu, perlu dilakukan setting ulang
dengan impedansi gangguan sebesar 91,80 distance relay pada GI Poso, sehingga
Ω, 103,44 Ω, dan 116,96 Ω, maka

13
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

dapat bekerja lebih andal dan sensitif dalam [5] Pamungkas, A.C., 2014,
mendeteksi gangguan. “Scanning Setting Relai Jarak
(Distance Relay) Saluran Udara
Daftar Pustaka Tegangan Tinggi (Sutt) 150 Kv
Gardu Induk Drajat-Garut-Tasik-
[1] Amira, 2014, “Studi Analisa Tasik Baru”, Jurusan Teknik
Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa Elektro, Universitas Diponegoro,
Ke Tanah Pada SUTT 150 KV untuk Semarang.
Setting Relay OCR (Aplikasi GI PIP [6] Stevenson, William D, 1996,
- GI Pauh Limo)”, Jurnal Teknik “Analisis SistemTenagaListrik”,
Elektro, Institut Teknologi Padang, Edisi4, Terjemahan Kamal, Idris,
Vol.3 No.2. Jakarta : Erlangga
[2] Agussalim, Andi W Indrawan, Besse [7] Antonius Hamdadi, Fikriansyah
S Rahman, Nur F Amrullah, 2015, Fikriansyah, 2014, “Analisa dan
“Studi Penyetelan Jangkauan Zona 1 Pengaturan Ulang Relai Jarak
Relai Jarak Pada Saluran Transmisi Pada Saluran Udara Tegangan
Panakkukang-Tello”, Elektrika No. Tinggi 150 KV Keramasan €“
I/Tahun 12/Januari. Bukit Asam”, Mikrotiga Electrical
[3] Syafar, A.M., 2010, “Studi Engineering Journal, Universitas
Keandalan Distance Relay Jaringan Sriwijaya, Vol .1 No 3.
150 KV GI Tello - GI Pare Pare” ,
Media Elektrik, Teknik Elektro,
Universitas Islam Makassar, Vol. 5
No. 2.
[4] PT. PLN (Persero) P3B, 2006,
“Pemeliharaan dan Pengujian Relai
Jarak”, Pelatihan O&M Relai
Proteksi Jaringan, Edisi Keempat,
Hal. 61-94.

14
Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 6, No. 1, Maret 2016

15
Alamat Redaksi:
Laboratorium Studio Lt. 2
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Tadulako
Palu, Sulawesi Tengah 94118

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai