Anda di halaman 1dari 4

GOUT ARTHRITIS

A. Pengertian

Gout atau asam urat adalah penyakit peradangan pada sendi yang disebabkan akibat
konsumsi purin yang berlebihan sehingga kadar asam urat di atas normal. Menurut Padila
(2013) dan juga Brunner & Suddarth (2013), Gout adalah inflamasi atau peradangan kronis
akibat endapan kristal asam urat dengan defek metabolisme purin pada sendi dan jari.
Menurut Naga (2012), Gout diartikan sebagai penyakit yang terjadi akibat penumpukan
asam urat berlebihan, akibat produksi meningkat, pembuangan yang menurun atau
terhambat, dan atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.

B. Penyebab

Menurut Damayanti dalam Ulfiyah (2013), faktor – faktor penyebab terjadinya Gout,
yaitu ;

1. Faktor umum : Kurang tidur dapat menyebabkan penumpukan asam laktat yang
dapat mencegah pengeluaran asam urat melalui urin sehingga asam urat juga
menumpuk dalam tubuh.
2. Faktor dari dalam : Faktor ini akibat proses metabolisme tubuh misalnya faktor
usia dimana usia 40 tahun keatas untuk pria dan setelah menopause untuk wanita
dapat beresiko terkena asam urat. Faktor genetik juga dapat menjadi penyebab
seseorang terkena asam urat.
3. Faktor dari luar : Faktor ini karena makanan dan minuman atau gaya hidup sehari-
hari yang merangsang pembentukan asam urat berlebihan seperti makanan kadar
protein yang tinggi (kacang-kacangan, emping, dan lain-lain), coklat, minuman
cola, alkohol, protein yang berasal dari hewan (hati, ginjal, dan lain-lain) dan
makanan yang mengandung tinggi purin sehingga dapat menyebabkan
pengkristalan asam urat dalam sendi.
4. Faktor lain: Faktor seperti penyakit ginjal, obesitas, yang mengakibatkan
pembuangan asam urat akan berkurang sehingga kadar asam urat dalam darah
meningkat.
C. Tanda dan Gejala

Menurut Damayanti dalam Ulfiyah (2013), tanda dan gejala gout yaitu Hiperurisemia
(>7,5 mg/dL) dan mengalami kesemutan dan linu. Tanda dan gejala atau manifestasi gout
lainnya menurut LeMone,et al (2015), yaitu : serangan akut yang mengenai sendi tunggal,
terjadi tidak terduga dan sering kali malam hari, nyeri akut, tanda-tanda inflamasi (merah,
bengkak, hangat), demam, mengigil, malaise, peningkatan WBC (white blood cel) dan laju
endapan, gout tingkat lanjut atau gout kronik tofi atau penumpukan kristal monosodium
urat terjadi pada kartilago, tendon dan jaringan lunak, kekakuan sendi, keterbatasan ROM
(Range Of Motion) dan deformitas, dan ulserasi tofi.

D. Klasifikasi

Dalam Naga (2012), klasifikasi Gout yaitu :

1. Gout primer adalah gout yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.
2. Gout sekunder biasanya timbul karena adanya komplikasi dengan penyakit lain
(hipertensi dan artherosklerosis).

Menurut WHO atau World Helath Organization nilai batas normal asam urat :

 Pria dewasa 2 – 7,5 mg/dL


 Wanita dewasa 2 – 6,5 mg/dL
 Pria di atas 40 tahun 2 – 8,5 mg/dL
 Wanita di atas 40 tahun 2 – 8 mg/dL
 Anak laki – laki 10 – 18 tahun 3,6 – 5,5 mg/dL
 Anak perempuan 10 – 18 tahun 3,6 - 4 mg/dL.

E. Akibat yang ditimbulkan

Komplikasi yang terjadi ketika kristal urat menumpuk di jaringan intestinal ginjal dan
menyebabkan batu asam urat sehingga dapat berpotensi mengobstruksi aliran urine dan
dapat menyebabkan gagal ginjal akut (LeMone, et al, 2015). Komplikasi yang lain yang
bisa terjadi pada gout jika tidak ditangani secara teratur yaitu : penderita akan mengalami
radang sendi akut secara berulang semakin lama dan semakin sering, sendi yang sakit akan
bertambah banyak, tofi yang terbentuk dapat bertambah besar bahkan bisa pecah

F. Pencegahan
1. Hindari makanan dengan kadar purin tinggi
2. Hindari mengkonsumsi alkohol dan minuman bersoda
3. Hindari bekerja terlalu keras (istirahat yang cukup)
4. Lakukan pemeriksaan kadar asam urat secara berkala
Dan perbanyak :
1. Minum air putih
2. Lakukan olahraga cukup dan teratur
3. Makanan yang mengandung kalium dan potasium (mineral) : kentang, pisang,
alpukat, susu, dll
4. Konsumsi karbohidrat kompleks (singkong rebus, ubi, roti gandum, beras merah)
5. Konsumsi sayuran dan buah yang tinggi vitamin C : jeruk, strawberr, buah naga,
sawi putih, sawi hijau, tomat, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,


Edisi 12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
LeMone, P., Burke, K, M., Bauldoff, G. (2015). Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Naga, S, S. (2012). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :
DIVA Press.
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai