Anda di halaman 1dari 6

A.

 Pengertian Minuman Keras


            Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol dengan berbagai
golongan terutama etanol (CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang mampu membuat
peminumnya menjadi mabuk atau kehilangan kesadaran jika diminum dalam jumlah
tertentu. Secara kimia alkohol adalah zat yang pada gugus fungsinya mengandung gugus –
OH. Alkohol diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung senyawa karbohidrat
seperti gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian. Jenis serta golongan dari alkohol
yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta proses peragian. Dari peragian tersebut
akan didapat alkohol sampai berkadar 15% tapi melalui proses destilasi memungkinkan
didapatnya alkohol dengan kadar yang lebih tinggi bahkan sampai 100%. Ada 3 golongan
minuman berakohol yaitu:
      -     Golongan A; kadar etanol 1%-5% misalnya dan tuak dan bir
      -     Golongan B; kadar etanol 5%-20% misalnya arak dan anggur
      -     Golongan C; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodca.
            Di Bali sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini kemudian
difermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah  tuak, jika tuak ini diolah maka
akan diperoleh minuman dengan kadar alkohol sampai 15% yang kemudian dinamakan
arak. Arak dengan kadar alkohol yang lebih tinggi sering disebut dengan nama arak api,
disebut demikian kerena jika arak ini disulut dengan api maka akan langsung terbakar.
B. Efek Minum Minuman Keras
            Secara alami alkohol memang terkandung dalam darah, alkohol diperlukan dalam
proses ralaksasi tubuh dan saraf dimana dalam proses tersebut telah diatur oleh hormon.
Kandungan alkohol dalam darah diatur melalui proses ekskresi artinya apabila alkohol
dalam darah berlebih maka akan dikeluarkan dalam bentuk keringat ataupun kencing.
Walaupun demikian, karena proses ekskresi memerlukan waktu yang lebih lama daripada
penyerapan alkohol itu sendiri, maka bagi yang minum minuman keras terlalu banyak
kadar alkohol dalam darah akan meningkat dan melebihi batas normal yang mampu
diterima oleh tubuh, yang tentunya akan memberikan dampak langsung bagi tubuh
peminumnya terutama pada sel-sel yang sengat sensitif terhadap alkohol seperti sel saraf.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari alkohol adalah menimbulkan efek
euphoria  yaitu berupa perasaan nyaman, dan tenang bagi peminumnya sehingga membuat
peminumnya lebih mudah untuk mengungkapkan emosi. Walaupun demikian, jika
seseorang terlalu banyak minum alkohol yang terjadi malah peminum akan
mengungkapkan emosinya dengan terlalu berlebihan bahkan bisa menyebabkan terjadinya
ganggguan mental organic (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan
berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf
pusat.  Pada orang yang belum terbiasa minum alkohol maka efek yang ditimbulkan
beragam tergantung pada kadar alkohol dalam darahnya.
            Karena alkohol menimbulkan efek euphoria maka seperti zat-zat lain yang
menimbulkan efek euphoria, alkohol juga menyebabkan kecanduan pada peminumnya,
hanya saja kecanduan pada alkohol tidak muncul langsung sejak pertama kali
meminumnya, namun itu terjadi sedikit demi sedikit yang ditandai mulai dari penambahan
takaran/dosis dan frekuensi minum. Apabila seseorang telah menjadi pecandu alkohol
(alcoholic) maka akan timbul berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan saraf
dan organ dalam. Berikut berbagai penyakit yang sudah terbukti akibat seseorang menjadi
alcoholic:
- Bagi para alcoholic yang masih berusia 15-17 tahun cinderung berpotensi
menyebabkan kerusakan otak terutama pada bagian yang berfungsi untuk menyimpan
memori.
- Sirosis hati (cirrhosishepatis)
- Gastritis atau peradangan selaput lendir lambung
- Oedema otak, yaitu keadaan dimana terdapat pembengkakan dan terbendungnya darah
yang nyata sekali pada jaringan-jaringan otak, sehingga daya koordinasi yang normal
tidak dapat berjalan lagi.
- Pelemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung itu tidak lagi bekerja dengan baik.
C. Dampak Minum Minuman Keras
             Sebenarnya minum minuman baralkohol baik jika diminum pada dosis yang kecil
pada saat-saat tertentu, misalnya saat cuaca dingin atau sehabis makan daging kerena
kemampuan alkohol untuk meningkatkan metabolisme serta suhu tubuh, naman selain itu
selebihnya alkohol malah disalahgunakan sehingga yang muncul lebih banyak adalah
dampak negatif ketimbang dampak positifnya. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat
minum minuman keras antara lain:
- Jika dilihat dari segi kesehatan, kebiasaan minum minuman keras tentu akan
berdampak negatif terhadap kesehatan, begitu pula dengan di Sidemen. Peminum
biasanya menampilkan ciri fisik yang berbeda dari orang biasanya, perut bagian
bawah (sisikan) mereka terlihat buncit sedangkan tubuh mereka sendiri kurus,
menurut penuturan orang di daerah tersebut, hal itu kerena mereka
minum  tuak  terlalu sering minum tuak berlebihan. Selain itu mereka memiliki
kantung mata hitam akibat terlalu sering bagadang. Hal tersebut baru yang terlihat dari
luar, belum penyakit-penyakit lain yang juga ditimbulkan akibat kebiasaan minum
minuman keras, antara lain penyakit hati, jantung, dan otak. Akibat begadang minum
sampai larut malam maka tentu tubuh mereka akan lemas sehingga tidak ada semangat
untuk bekerja padahal mereka membutuhkan uang untuk hidup dan membeli alkohol
tentunya, begitu pula bagi yang masih sekolah, di sekolah akan mengantuk dan tidak
konsentrasi terhadap pelajaran. Sehingga secara tidak langsung kebiasaan minum ini
berdampak pada ekonomi serta tingkat pendidikan mereka yang rendah.
- Jika dilihat dari segi sosial, kebiasaan minum minuman keras ini banyak menimbulkan
masalah. Seperti misalnya perkelahian, ketidaknyamanan orang yang tinggal di
sekitarnya, serta penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain itu minuman keras
juga biasanya menjadi penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
D. Penyebab Timbulnya Perilaku Minum Minuman Keras
            Hampir di semua tempat, baik secara agama maupun hukum, penyalahgunaan
alkohol (alkoholsm) sangat dilarang. Hal tersebut karana dampak negatif yang ditimbulkan
oleh alkohol itu sendiri baik dari sagi kesehatan, sosial, keamanan. Walaupun telah
dilarang, namun tindak penyalahgunaan alkohol tetap saja terjadi. Sebenarnya, hampir
setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent) kepada obat-
obatan yang bersifat aditif, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang
yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum-minuman keras dalam takaran
yang tinggi. Namun dari hasil survey diketahui bahwa hanya 10% dari orang yang pernah
minum minuman keras menjadi pecandu alkohol (alcoholic). Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan seseorang menjadi alcoholic.
Faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang bersumber pada diri seseorang, baik itu gen, keadaan
psikologis yang tertekan, penyimpangan kepribadian, ataupun keadaan rendahnya tingkat
rohani seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan
individu itu sendiri, baik itu kerena keadaan ekonomi, pendidikan, budaya, latar belakang
kehidupan, maupun keranakurangnya pengaruh kontor sosial masyarakat.
1. Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi mayarakat
Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi mayarakat maka banyak
dari para remaja dan orang dewasa menganggur, mau bekerja sebagai PNS tidak
mungkin  kerena hanya tamat SMA, mau membuka usaha tapi modal tidak ada,
pilihan mereka hanya bekerja sebagai petani, namun banyak remaja yang merasa
gengsi dan malu menekuni pekerjaan tersebut, terutama terhadap teman-teman mereka
yang dari luar daerah Sidemen.
Tidak ada kegiatan, mereka lebih memilih untuk berkumpul dengan
sesamanya, berjudi, sambil ditemani minum minuman keras tentunya. Di seluruh
belahan dunia perilaku berjudi dan minum minuman keras merupakan sebab utama
terjadinya kemiskinan di suatu daerah, sehingga daerah tersebut menjadi menjadi sulit
untuk berkembang dan bersaing dengan daerah lain.
      2.   Kebudayaan dan Latar Belakang Kehidupan 
Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya perilaku minum minuman
beralkohol adalah kebudayaan serta latar belakang kehidupan seseorang (Garry R.
Collins, 2000).
Karena kebiasaan yang sudah membudaya ini maka muncul kecenderungan
untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut persepsi dan kepentingan
mereka sendiri. Penyimpangan perilaku berupa minum minuman keras ini dilakukan
dengan cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan, hal ini
sesuai dengan teori netralisasi  yang dikemukakan oleh  Matza dan Sykes.
Jadi secara tidak langsung kebudayaan masyarakat ikut membantu
perkembangan perilaku menyimpang di masyarakat berupa minum minuman
keras.  Latar belakang kehidupan seseorang juga berpengaruh menentukan perilaku
seseorang di masyarakat termasuk berbagai bentuk penyimpangan seperti minum
minuman keras.
Orang yang pada masa kecilnya bergaul bersama dengan pemabuk tentu akan
cinderung untuk menjadi pemabuk juga. Hal tersebut karena dalam lingkungan sosial,
seseorang cinderung untuk berusaha diterima olah kelompok sosialnya dengan cara
mengikuti perilaku dan gaya hidup mereka.
      3.   Tidak Adanya Peran Orang Tua dan Tokoh Masyarakat Sebagai kontrol Sosial
Masa kanak-kanak dan remaja adalah masa dimana seseorang belajar untuk
meniru berbagai perilaku orang yang berada di lingkungannya untuk kemudian
dipahami dan sebagai suatu bentuk nilai yang sering disebut sebagai proses imitasi.
Dalam proses imitasi orang tua adalah berperan sangat penting dalam
membentuk kepribadian seseorang, anak-anak akan cenderung untuk meniru
perbuatan orang tua yang dianggap sebagai orang terdekat.
Masalah yang terjadi adalah banyaknya orang tua yang bukannya memberikan
contoh baik, mereka malah minum minuman keras di depan anak-anak tanpa
memikirkan dampak yang akan timbul. Anak-anak yang menyaksikan orang tua
mereka minum mendapatkan nilai bahwa seakan-akan minum minuman keras itu
adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka cenderung berprilaku yang sama dengan
orang tua mereka. Selain karena contoh buruk yang diberikan, masalah lain adalah
tidak adanya peran orang tua sebagai kontrol sosial sehingga norma serta nilai luhur
yang seharusnya dijaga terkesan terabaikan.
Akibat dari tidak adanya kontrol sosial tersebut menyebabkan timbulnya
berbagai bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai
perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan dengan norma-norma di masyarakat,
artinya penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang tidak mematuhi patokan norma
yang sudah ada. Disfungsi dari perilaku menyimpang dapat menyebabkan
terancamnya kehidupan sosial, karena tatanan sistem yang sudah ada dapat tidak
berjalan sebagaimana mestinya karena ada individu yang tidak dapat menjalankan
tugasnya dalam sistem masyarakat (Wawan Hermawan, 2008).
E. Upaya Penanggulangan
Minum minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang
dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama tertentu minum minuman keras
adalah perbuatan yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam memberantas suatu masalah
adalah dengan cara mencari sumber permasalahan tersebut. Sehingga apabila sumber
permasalahan tersebut terselesaikan maka masalah-masalah lain tidak akan timbul atau
muncul kemBali. Begitu pula dengan pemberantasan minum minuman keras di Sidemen.
Motif seseorang menjadi alcoholic tentu berbeda-beda, sehingga untuk mencari tahu
sumber permasalahnnya diperlukan suatu konseling. Namun perkembangan konseling
sebenarnya sangat lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar menganbil keputusan
untuk berhenti minum.
Salah satu faktor yang menghambat adalah kerena alkohol bersifat aditif sehingga
peminum yang berusaha untuk berhenti akan mengalami sindrom putus obat yaitu keadaan
yang sangat tidak menyanangkan dari tubuh akubat kekurangan zat aditif. Biasanya cairan
infus, magnesium dan glukosa sering diberikan untuk mencegah beberapa gejala putus
obat dan untuk menghindari dehidrasi atau bisa juga dengan pembarianbenzodiazepin
selama beberapa hari untuk menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat.
Obat-obatan anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil pecandu dengan
halusinasi alkoholik.  Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi
dan rehabilitasi harus dimulai. Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama sekali tidak
digunakan. Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya. Tanpa bantuan,
sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau beberapa
minggu.  Seorang alcoholic dapat dikatakan sembuh dari pengaruh minuman keras tidak
hanya dilihat dari berhentinya ia minum minuman keras, namun juga dari kesembuhan
tubuhnya yang telah rusak akibat minum minuman keras, caranya mengatasi tekanan
hidup, serta cara mengatasi rasa percaya diri dan rasa bersalah

Anda mungkin juga menyukai