N DENGAN
PENDERITA GOUT ARTHTRITIS DI DESA MANIK
MARAJA SIDAMANIK
TAHUN 2020
OLEH :
PUTRI LABIBAH A. SIPAYUNG
1914901037
OLEH :
PUTRI LABIBAH A. SIPAYUNG
1914901037
Laporan Tugas Akhir Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing
Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji LTA Program Studi AIlmu
Keperawatan Universitas Haji Sumatera Utara
Mengetahui :
TIM PENGUJI
Mengesahkan :
yang telah diberikan Allah SWT (subhanahu wa ta’ala) sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul: “Asuhan Keperawatan Lansia pada
Ny.N dengan Penderita Gout Arthritis di desa Manik Maraja Sidamanik Tahun
2020”. Laporan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Profesi Ners Keperawatan Universitas Haji Sumatera Utara. Shalawat ber-iring salam untuk
tuntunan dan suri tauladan Rasulullah S.a.w (shallallahu ‘alaihi wasallam) beserta keluarga
dan sahabat Beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini
dapat dinikmati oleh seluruh manusia dipenjuru dunia. Penyelesaian laporan tugas akhir ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
2. Rektor Universitas Haji Sumatera Utara dan seluruh civitas akademika yang
waktu dan memberikan saran serta kritiknya dalam perbaikan laporan tugas
akhir.
4. Dalam setiap helai kelopak bunga dan semerbak wangi yang dipancarkan
ibu dan ayah yang luar biasa, yang telah memberikan motivasi, nasehat, cinta,
perhatian, dan kasih sayang serta do’a yang tentu takkan bisa Peneliti balas.
5. Terimakasih peneliti ucapkan kepada kakak dan adik-adik tercinta yang telah
Program Studi Ilmu Keperawatan telah memberikan hadiah terbaik bagi peneliti
Guna menyempurnakan penelitian ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................... 5
1.3 Manfaat Penulisan....................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 7
2.1 Gout Arthritis.............................................................................. 7
2.2 Lanjut Usia.................................................................................. 20
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................... 28
BAB 3 LAPORAN KASUS............................................................................ 36
3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................ 36
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 45
3.3 Intervensi Asuhan Keperawatan.................................................... 47
3.4 Implementasi dan Evaluasi............................................................ 49
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................. 57
4.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................. 47
4.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................... 47
4.3 Perencanaan keperawatan................................................................ 60
4.4 Implementasi Keperawatan.............................................................. 62
4.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................... 63
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 65
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 65
5.2 Saran................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
PENDAHULUAN
lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telahmemasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging process
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut lansia bila
Laju perkembangan penduduk lanjut usia di dunia termasuk Indonesia saat ini
menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi
1
pelayanan kesehatan. Penduduk lanjut usia akan mengalami proses penuaan secara
terus menerus dengan ditandai menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap
2015).Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut
usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia
di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
disebabkan seiring meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi
sel, jaringan, serta sistem organ dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
terkena infeksi penyakit menular akibat masalah degeneratif menurunkan daya tahan
tubuh sepertituberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis. Selain itu penyakit tidak
menular banyak muncul pada usia lanjut diantaranya hipertensi, stroke, diabetes
2
melitus dan radang sendi atau asam urat. Perubahan tersebut pada umumnya
mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan
2016).
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit gout arthritis
ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi
dalam darah melebihi batas normal dapat menyebabkan penumpukan asam urat di
dalam persendian dan organ tubuh lainnya.Penumpukan asam urat ini yang membuat
sendi sakit, nyeri, dan meradang. Apabila kadar asam urat dalam darah terus
kristal asam urat berupa tofi pada sendi dan jaringan sekitarnya, persendian terasa
sangat sakit jika berjalan dan dapat mengalami kerusakan pada sendi bahkan sampai
2013).
Angka kejadiangout arthritis pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah mencapai 20% dari penduduk dunia adalah
mereka yang berusia 55 tahun, prevalensi penyakit gout arthritis adalah 24,7%
prevalensi yang didiagnosa oleh tenaga kesehatan lebih tinggi perempuan 13,4%
2013 sebesar 81% penderita gout arthritis di Indonesia hanya 24% yang pergi ke
3
dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat pereda nyeri yang
penyakit gout arthritis di Indonesia yang diagnosis tenaga kesehatan sebesar 11.9%
diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%, diikuti Jawa
Pada umumnya penderita gout arthritis memiliki tanda dan gejala peradangan
pada sendi dan jaringan sekitar yang menyebabkan nyeri hebat pada saat pagi
hari.Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang
atau potensial saat terjadi kerusakan jaringan. Perawatan lansia dengan gout arthritis
perlu dilakukan agar tidak semakin memburuk serta tidak muncul komplikasi yang
berguna untuk menurunkan kadar asam urat dan tindakan non farmakologi seperti
upaya promotif, preventif dan kuratif. Tindakan promotif yang dapat dilakukan oleh
4
Untuk kuratif, tindakan perawat yang dapat dilakukan untuk mengurasi rasa nyeri
Lansia pada Ny.N dengan Gout Arthtritis Di desa Manik Maraja Sidamanik.
5
5. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan gerontik pada
keperawatangout arthritis pada lansia bagi pihak yang terkait antara lain :
arthritispada lansia dan juga dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang di
Hasil penulisan ini dapat di jadikan sumber informasi dan data pembanding
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat
yang bernama purin. Asam urat merupakan hasil buangan dari zat purin ini.
Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh,
yaitu sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan
sel, kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekurangan asam urat sebagai
antioksidan maka akan banyak oksidan dan radikal bebas yang bisa membunuh
diperlukan tubuh hanya sedikit. Angka kadar asam urat normal 4,1-6,1 mg/dl.
Sisanya dikeluarkan melalui usus (30%) dan ginjal (70%). Tingginya kadar
asam urat dalam darah disebabkan sintesis asam urat berlebih, sementara
sebabkan oleh tumpukan asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan
7
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika
kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Catatan: kadar normal asam
urat dalam darah untuk pria adalah 8 mg/dl, sedangkan untuk wanita adalah 7
mg/dL,(Susanto, 2017).
Gout arthritis atau artritis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi, resiko terjadi
artritis pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah,
(Helmi, 2016).
8
2.1.3 Etiologi
hiperurisemia, yaitu peningkatan kadar asam urat dalam darah yang berada di
atas batas normal. Potensi terjadinya gout semakin meningkat pada keadaan
kadar asam urat mencapai 9-10 mg/dL. Namun, yang perlu diketahui kondisi
2016).
organ dan dapat tertimbun di mana saja. Timbunan kristal asam urat biasanya
terjadi di sendi dan jaringan sekitarnya. Selain itu, bisa juga di ginjal dan
saluran kencing, jantung, telinga, bahkan kelopak mata. Timbunan asam urat di
ginjal yang bisa berkembang menjadi gagal ginjal. Timbunan asam urat di
terjadinya penyakit asam urat(gout) disebabkan oleh faktor primer dan faktor
peningkatan produksi asam urat atau bisa juga disebabkan karena berkurangnya
produksi asam urat, terganggunya proses pembuangan asam urat, dan kombinasi
9
1. Produksi asam urat dalam tubuh meningkat
produk turunan dari purin. Sumber purin sendiri bisa berasal dari dalam
tubuh dan bisa datang dibawa oleh aneka bahan makanan.Produksi asam
urat dalam tubuh dapat meningkat karena dua sumber purin. Asupan
kadar asam urat. Bentuk akhir dari menumpuknya asam urat adalah
produksi asam urat meningkat. Hal ini terjadi karena adanya penyakit-
Kanker limfoma dan kanker darah adalah dua jenis kanker yang bisa
menjadi penyebab asam urat. Penyakit tersebut merusak sel tubuh dan
10
berakibat pada naiknya kadar asam urat dalam tubuh. Selain kanker,
Meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh bisa terjadi karena proses
pembuangan asam urat terhambat. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami
urat berkurang.Hal ini terjadi karena faktor keturunan. Oleh sebab itu, bila
ada gangguan fungsi ginjal, kadar asam urat dalam darah akan meningkat.
Selain dibuang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam urat yang
berasal dari makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan juga melalui
usus (30%).
Ginjal memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh. Ginjal adalah
menyaring elemen-elemen termasuk asam urat yang masuk dalam tubuh dan
membuangnya melalui sistem eksresi. Jika kadar asam urat berlebihan, kerja
ginjal menjadi lebih berat. Pada akhirnya, asam urat yang seharusnya
metabolisme tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan dalam bentuk air seni.
Sebagai organ vital, ginjal harus dirawat sebaik mungkin. Air seni
11
melalui saluran kemih ke kandung kemih. Sebagian besar penderita asam
tubuh. Obat-obatan yang bisa menjadi penyebab asam urat, antara lain obat
asam urat yang meningkat dengan pembuangan asam urat melalui ginjal
rendah yaitu kurang dari 100 gram takaran saji tapi bila dikonsumsi terus-
Penyakit ini dikaitkan dengan adanya abnormalitas kadar asam urat dalam
adanya produksi asam urat yang berlebih, menurunnya eksresi asam urat
12
2.1.4 Patofisiologi
Asam urat hasil pemecahan purin, baik yang berasal dari tubuh kita
maupun dari makanan, beredar dalam darah untuk dibuang melalui saluran
pencernaan dan saluran kemih. Asam urat ini sangat mudah mengkristal
urat tidak bisa larut kembali dalam darah. Jika kadar asam urat dalam darah
melebihi batas normal maka akan mengendap menjadi kristal urat dan masuk
kemerahan, dan nyeri. Pengkristalan asam urat mudah terjadi jika kadar kadar
benjolan kecil-kecil yang kadang dapat hilang dengan sendirinya. Benjolan ini
sering dijumpai pada daun telinga, permukaan dalam lengan bawah, permukaan
depan tungkai bawah, sekitar persendian pada jari-jari, siku, dan sekitar tumit.
Penumpukan kristal asam urat jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan
peradangan yang nyata serta kekakuan sendi mungkin saja terjadi. Kristal asam
urat yang menimbulkan nyeri adalah apabila kristal tersebut berada di dalam
cairan sendi. Penumpukan kristal asam urat ini menimbulkan peradangan, nyeri
saat berjalan, kemerahan, dan setelah rasa sakit berkurang, permukaan kullit
13
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa
untuk membentuk prekusor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini
14
proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang direabsorbsi kemudian
dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya
urat.
dekstruktif.
15
Mediator-mediator ini akan memperkuat respon peradangan, di
samping itu mengaktifkan sel sinovial dan sel tulang rawan untuk
limfosit, fibroblast, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang
16
24 jam. Tanpa pengobatan pada serangan permulaan dapat sembuh
yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan sakit jika
1. Laboratorium
urat intraseluler.
17
2) Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7 mg/Dl.
2. Radiognostik
2.1.7 Penatalaksanaan
asam urat. Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan
urat monohidrat. Terapi obat dilakukan dengan mengobati rasa nyeri yang
1. Diet
18
1) Pembatasan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
badan.
urat. Sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat
sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan
dalam darah.
4) Rendah protein. Asupan yang dianjurkan adalah sebesar 50-70 gram per
disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju, dan telur.
kalori.
air.
19
7) Tanpa alkohol. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat
asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat dari
2.2.1 Definisi
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua
Berikut ini batasan-batasan usia yang mencakup batasan usia lansia dari
20
Depkes RI (2013) mengklasifikasikan lansia dalam kategori berikut :
3. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan
1. Permasalahan fisiologis
yang berakibat pada masalah fisik lanjut usia. Masalah tersebut akan
terlihat dalam jaringan dan organ tubuh seperti kulit menjadi kering
menebal dan tekanan darah tinggi, otot jantung bekerja tidak efisien,
2. Permasalahan psikologis
21
Masalah psikologis yaitu kesepian, duka cita, depresi pada lansia,
3. Permasalahan sosial
lansia dalam keluarga, jaminan hari tua atau jaminan sosial, masalah
4. Permasalahan ekonomi
2017).
Menurut teori ini menua adalah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu.Tiap spesies mempunyai didalam nukleus (inti sel) nya satu jam
genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan terplikasi sel bila tidak diputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal dunia, meskipun
22
2. Mutasi Somatik ( Teori Error Catastrophe )
bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya dihindari
terkenanya radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi atau menyebabkan
sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang
Pada tahun 1935, McKay et al. (terdapat dalam Goldstein, et, al 1989)
kontrolnya.
Radikal bebas (RB) yang sering dianggap fragmen molekuler yang mempunyai
23
normal didalam mitokondria juga sebagai produk sampingan didalam rantai
90% oksigen yang diambil tubuh masuk kedalam mitokondria (Martono &
Pranarka, 2015)
baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keseluruhannya saling kait
mengait antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Dan perlu kita ingat bahwa
menua usia kita kebanyakan semakin kurang fleksibel untuk menyesuaikan terhadap
berbagai perubahan yang terjadi dan disinilah terjadi berbagai gejolak yang harus
dihadapi oleh setiap kita yang mulai menjadi manula. Gejolak-gejolak itu antara lain
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain : kulit mulai mengendur, dan
wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap, rambut kepala mulai memutih
dan beruban, gigi mulai lepas (ompong), penglihatan dan pendengaran berkurang,
mudah lelah dan mudah jatuh, mudah terserang penyakit, nafsu makan menurun,
elastis dinding aorta menurun, perubahan miokard ; atrofi menurun, lemak sub
24
endoicard menurun ; fibrosis, menebal, sklerosis, katub-katub jantung mudah
fibrosis dan klasifikasi (kaku), penigkatan jaringan ikat pada SANode, penurunan
denyut jantung maksimal pada latihan, cardiac ouput menurun, penurunan jumlah
sel pada pace maker, jaringan kolagen bertambah dan jaringan elastis berkurang,
pada otot jantung, penurunan elastis pada dinding vena, respon baro reseptor
menurun
Terjadi atropi mukosa, artropi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan
menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin dan faktor intrinsik berkurang, ukuran
lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan
Karena sekresi asam lambung berkurang dan rasa lapar juga berkurang. (Padila,
2018)
pulmonal.
b. Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding dada turut
lansia.
25
d. Perubahan fisiologisyang ditemukan pada lansia yaitu alveoli menjadi kurang
elastik dan lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi
a. Penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan masa otot (atropi
otot)
b. Ukuran otot mengecil dan penurunan masa otot lebih banyak terjadi pada
ekstremitas bawah
c. Sel otot yang mati digantikan oleh jaringan ikat dan lemak.
d. Kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot menurun dengan
Sistem endokrin mempunyai fungsi yaitu sebagai sistem yang utama dalam
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, pancreatic islet, kelenjar pineal,
dialami oleh dewasa lanjut atau lanjut usia yaitu produksi hormon hampir semua
26
menurun, fungsi paratiroid dan fungsinya tidak berubah, pertumbuhan hormon
pituitari ada tetapi lebih rendah dan hanya ada dipembuluh darah dan berkurangnya
Perubahan pada sistem integumen yang terjadi pada dewasa lanjut yaitu kulit
keriput akibat kehilangan jaringan lemak kulit kering dan kurang elastisitasnya
mulai tak bekerja dengan baik sehingga begitu tahan terhadap panas dantemperature
yang tinggi, kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran
darah dan menurunnya sel-sel produksi pigmen, menurunnya aliran darah dalam kulit
juga menyababkan menyembuhkan luka-luka kurang baik, kuku pada jari tangan dan
jari kaki menebal dan rapuh dan temperatur tubuh menurun akibat kecepatan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem saraf pada dewasa lanjut atau
lansia yaitu berat otak menurun, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat dalam
mengecilnya syaraf penciuman dan perasa lebih sensitif terhadap sentuhan, cepatnya
27
koordinasi tubuh, dan membuat dewasa lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat
sesuatu.
8. Perubahan dan kosekuensi fisiologis lanjut usia sistem sensori (panca indra)
yang tersusun dari jaringan, sedangkan jaringan sendiri merupakan kumpulan sel
yang mempunyi fungsi yang sama. Karena mengalami proses penuaan (aging) sel
telah mengalami perubahan bentuk maupun komposisi sel tidak normal.Maka secara
otomatis fungsi indra pun akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada
pendengarannya dan mata kurang kesangguppan melihat secara fokus objek yang
dekat bahkan ada yang menjdi rabun demikian juga indra pengecap, perasa,
2.3.1 Pengkajian
mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang
diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011). Fokus pengkajian pada lansia dengan gout
arthritis:
1) Identitas
28
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien gout arthritis adalah nyeri dan
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan
penyakit gout arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat
hipertensi.
6) Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit
29
mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan akan program
7) Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
8) Pemeriksaan Fisik
ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada
melihat dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi,
bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba
daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan
yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan
9) Pemeriksaan Diagnosis
(2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).
30
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun
yang mungkin terjadi (potensial) (Iqbal dkk, 2011).Diagnosa yang dapat muncul pada
2.4.3 Perencanaan
31
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
pada sendi
sesuai kemampuan.
32
3. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
takut
persepsi
33
Anjurkan klien untuk menggunakan alas kaki yang longgar.
Monitor dan catat kebutuhan tidur klien setiap hari dan jam
(membaca).
2.4.4 Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
34
2.4.5 Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
35
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
Hari/ Tgl : Selasa, 07 Juni 2020
Jam : 10.00
1. Identitas
a. Nama : Ny. N
b. Tempat /tgl lahir : Medan, 19 Mei 1955
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan: Janda
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa
g. Alamat : Sidamanik
a. Nama : Tn. K
b. Alamat : Sidamanik
c. Hubungan dengan klien : Anak
36
3. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Peremuan
: Meninggal
Hobi : Mengaji
Bepergian :-
37
Keanggotaan Organisasi : Tidak ikut wirit
6. Pola Kebiasaan sehari- hari
I. Nutrisi
kacangan
II. Eliminasi
a. Mandi
b. Oral higene
pasta gigi
38
c. Cuci Rambut
Frekuensi : seminggu 2 x
menonton Tv
39
VII. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
7. Status Kesehatan
40
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : os mengeluh nyeri pada lutut
sebelah kiri ,
minum obat
d. Riwayat dirawat dirumah sakit : klien tidak pernah masuk rumah sakit
piroxicam 10 mg.
b. TTV
TD : 130/80 mmHg
HR : 85 x/i
RR : 22x/I
Suhu : 37,0
41
c. Sistem Integumen
Inspeksi : tekstur kulit terlihat kendur, keriput (+), decubitus (-), bekas
luka (-)
d. Kepala : bentuk kepala bulat, tidak ada luka pada kulit kepala, rambut
g. Mulut, gigi, bibir : tidak ada luka dimulut, gigi bersih, bibir kering
j. Kulit : kulit berwarna sawo matang dan tidak ada luka pada kulit
l. Ekstremitas bawah : kekuatan otot kaki kananbaik dan kaki kiri terasa
a. System pernafasan
b. Sistem Integumen
42
Inspeksi : tekstur kulit terlihat kendur, keriput (+), decubitus (-), bekas
luka (-)
pernikahannya.
h. Sistem persyarafan : keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil.
Respon klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia.
seluruh aktivitas
43
5. Skala depresi : Skore 4, tidak terjadi depresi
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : ruangan agak sedikit berdebu dan rapi
3. Sirkulasi udara : sirkulasi udara, di ruang tamu dan dapur terdapat jendela
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
44
Klien mengatakan nyeri Kristal asam urat
karena asam urat semenjak
5 bulan yang lalu.
P : Nyeri karna asam urat. Pengendapan
Q : Kram dan nyeri seperti
Kristal asam urat
ditusuk- tusuk.
R : Lutut kiri. S : 5 Nyeri akut
T : Hilang timbul.
Leukosit menekan
Kristal urat
DO:
- Adanya bengkak pada
sendi lutut sebelah kiri
Mekanisme
-Kadar asam urat 8,3 g/dl.
-Klien tampak meringis peradangan
apabila berjalan lama.
Sirkulasi darah
daerah radang
Vasodilatasi
kapiler
Eritema, panas
2. DS : Terbentuk
-Klien menyatakan sulit
topus,fibrosis,
bergerak aktif karena lutut
terasa nyeri dan kram. akilosis pada
-Klien mengatakan lutut
tulang
terasa nyeri saat berjalan.
-Klien mengatakan setelah
melakukan aktifitas kaki
Pembentukan
terasa nyeri Gangguan
DO : tukak pada sendi
- Kekuatan otot 5 5 4 3 mobilitas fisik
Tofus-tofus
mengering
45
Kekakuan pada
sendi
- Klien melakukan aktifitas
menggunakan bantuan
tongkat.
Membatasi
- Klien terlihat berjalan
lambat. pergerakan sendi
Klien memakai
tongkat
46
menggunakan -Ajarkan teknik non
manajemen nyeri. farmakologi rileksasi
2.mampu mengenali napas dalam.
nyeri (skala, - Berikan posisi yang
intensitas, frekuensi nyaman.
dan tanda nyeri). -Berikan teknik
3.menyatakan rasa nonfarmakologis
nyaman setelah nyeri untuk mengurangi
berkurang. rasa nyeri(mis.
Kompres hangat).
- Kaloborasi
pemberian Analgetik,
jika perlu.
2. Gangguan Setelah dilakukan - Memonitor
mobilitas fisik b/d asuhan keperawatan frekuensi jantung dan
nyeri diharapkan klien tekanan darah
mampu melakukan sebelum ambulasi
rentan gerak aktif dimulai.
dan ambulasi secara -Identifikasi toleransi
perlahan dengan fisik melakukan
kriteria hasil : ambulasi.
1. Klien meningkat -Bantu klien untuk
dalam aktivitas fisik. melakukan rentan
2. Mengerti tujuan gerak aktif maupun
dari peningkatan rentang gerak pasif
mobilisasi. pada sendi.
3. Memperagaan -Fasilitasi melakukan
penggunaan alat mobilisasi fisik, jika
bantu dengan benar perlu.
-Berikan motivasi
untuk meningkatkan
kembali aktivitasyang
normal, jikabengkak
dan nyeri telah
berkurang.
3. Resiko jatuh Setelah dilakukan -identifikasi faktor
asuhan keperawatan resiko jatuh
diharapkan klien - identifikasi perilaku
mampu melakukan dan faktor yang
rentan gerak aktif mempengaruhi resiko
dan ambulasi secara jatuh.
perlahan dengan -Identifikasi faktor
47
kriteria hasil : lingkungan yang
1.Perilaku meningkatkan faktor
pencegahan jatuh : resiko jatuh (mis.
tindakan individu lantai licin, tangga
atau pemberi asuhan terbuka).
keperwatan untuk -Gunakan alat bantu
meminimalkan faktor berjalan(mis. Kursi
resiko yang dapat roda, walker).
memicu jatuh di -Monitor kemampuan
lingkungan individu. berpindah dari tempat
3. Kejadian jatuh : tidur ke kursi dan
tidak ada riwayat sebaliknya.
jatuh. -Tempatkan klien
4. Pengetahuan : beresiko tinggi jatuh
pemahaman terhadap dekat dengan
pencegahan jatuh. pantauan pengawas.
-Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak licin.
48
nyeri seperti O:
ditusuk-tusuk. - Klien terlihat
R : Lutut kiri meringis kesakitan
S:5 saat lutut ditekuk.
T : Hilang - Klien terlihat
timbul. lebih nyaman
Memberikan setelah lutut diberi
bantalan bantalan.
dibawah lutut - Kadar Asam Urat
klien. 8,3 g/dl.
Memeriksa A : Masalah nyeri
kadar asam urat akut belum teratasi.
dalam darah. P : Lanjutkan
Kadar asam urat intervensi.
8,3 g/dl. -Identifikasi lokasi,
- Mengukur karakteristik,
tekanan darah durasi, frekuensi,
- Mengukur kualitas, intensitas
suhu. nyeri.
-Menghitung -Pantau kadar
nadi. asam urat.
- Menghitung -Indentifikasi
pernapasan. respons nyeri non
TD : 140/80 verbal.
Mmhg. -Ajarkan teknik
N : 88x/menit. non farmakologi
RR : 20 x/menit. rileksasi napas
T : 35,9 oC. dalam.
Mengajarkan -Berikan posisi
teknik non yang nyaman.
farmakologi -Berikan teknik
relaksasi napas nonfarmkologis
dalam dan untuk mengurangi
kompres air rasa nyeri (mis.
hangat . kompres hangat).
-Kaloborasi
pemberian
Analgetik, jika
perlu.
49
Gangguan Kunjungan I S : - Klien
mobilitas fisik Menanyakan mengatakan sulit
kepada klien bergerak aktif
tingkat karenalutut terasa
mobilisasi klien. nyeri
Melihat . - Klien
kemampuan mengatakan
untuk merasa tidak
mentransfer dari nyaman saat
tempat tidur ke bergerak karena
kursi dan nyeri.
demikian pula O : - TD : 140/90
sebaliknya. Mmhg. N : 87
x/menit. RR : 20
x/menit. T : 36,2
oC - -Klien terlihat
berjalan lambat.
A: Masalah
gangguan mobilitas
fisik belum
teratasi.
P : Lanjutkan
intervensi.
- Memonitor
frekuensi
jantungdan tekanan
darah sebelum
ambulasi dimulai.
-Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
ambulasi.
-Bantu klien untuk
melakukan rentan
gerak aktif maupun
rentan gerak pasif
pada sendi.
-Fasilitasi
melakukan
50
mobilisasi fisik,
jika perlu.
-Berikan motivasi
untuk
meningkatkan
kembali aktivitas
yang normal, jika
bengkak dan nyeri
telah berkurang.
Resiko jatuh Kunjungan I S:-
Melihat O : - Klien berjalan
karakteristik dengan lambat dan
lingkungan yang berpegangan
dapat dengan benda
meningkatkan sekitarnya.
potensi untuk - Keadaan lantai di
jatuh (misal lantai kamar mandi
licin dan tangga sedikit licin
terbuka). - Klien dapat
Melihat perilaku berpindah dari
dan faktor yang tempat tidur ke
mempengaruhi kursi tetapi agak
resiko jatuh. sedikit lamat
Menyarankan - Klien
klien menggunkan menggunakan alas
alas kaki yang kaki yang licin. A
aman. : Masalah resiko
jatuh teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan
intervensi.
-Gunakan alat
bantu berjalan(mis.
Kursi roda,
walker).
-Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak
licin.
51
2. Nyeri akut b/d Kunjungan II S : Klien
kondisi kronis Menanyakan mengatakan nyeri
(Gout Arthritis) nyeri yang berkurang setelah
dirasakan klien diberi kompres
termasuk lokasi, hangat.
karakteristik, P : Nyeri karena
durasi, frekuensi asam urat dan
dan kualitas banyak berjalan.
nyeri. Q : Ditusuk- tusuk.
P : Nyeri karna R : Lutut kiri.
asam urat. S:4
Q : Kram dan T : Hilang timbul.
nyeri seperti O : - Klien terlihat
ditusuk-tusuk. lebih rileks.
R : Lutut kanan - Klien terlihat
S:4 lebih nyaman
T : Hilang A : Masalah nyeri
timbul. kronis teratasi
Melihat reaksi sebagian.
nonverbal dari P : Lanjutkan
klien intervensi.
Memposisiskan -Identifikasi lokasi,
klien dengan karakteristik,
lebih posisi durasi, frekuensi,
nyaman kualitas, intensitas
Mengukur nyeri.
tekanan darah. -Indentifikasi
Mengukur suhu. respons nyeri non
Menghitung verbal.
nadi. -Ajarkan teknik
Menghitung non farmakologi
pernapasan. rileksasi napas
TD : 140/80 dalam.
Mmhg. N : -Berikan posisi
84x/menit. yang nyaman.
RR : 20 x/menit. -Berikan teknik
T : 36,1 oC. nonfarmkologis
Memberikan untuk mengurangi
kompres hangat rasa nyeri(mis.
52
untuk Kompres hangat).
mengurangi -Kaloborasi
intensitas nyeri. pemberian
Analgetik, jika
perlu.
Gangguan Kunjungan II S : Klien
mobilitas fisik Membantu klien mengatakan akan
untuk melakukan
melakukan aktivitas sesuai
rentang gerak kemampuanya.
aktif. O : - Klien mampu
Menganjurkan melakukan gerakan
klien untuk latihan dengan
melakukan benar. - Klien
aktivitas sesuai dapat melakukan
dengan ADL nya secara
kemampuanya. mandiri.
Membantu klien A : Masalah
melakukan gangguan mobilitas
ambulasi fisik teratasi
menggunakan sebagian. P :
tongkat. Lanjutkan
intervensi.
-Memonitor
frekuensi
jantungdan tekanan
darah sebelum
ambulasi dimulai.
-Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
ambulasi.
-Bantu klien untuk
melakukan rentan
gerak aktif maupun
rentan gerak pasif
pada sendi.
-Fasilitasi
melakukan
53
mobilisasi fisik,
jika perlu.
-Berikan motivasi
untuk
meningkatkan
kembali aktivitas
yang normal, jika
bengkak dan nyeri
telah berkurang.
Resiko Jatuh Menyarankan S:-
klien menggunkan O : - Klien tidak
alas kaki yang ingin menggunkn
aman. tongkat karena
ribet.
- Klien sudah
menggunakan alas
kaki yang tidak
licin dan aman.
A : Masalah resiko
jatuh teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi.
-Gunakan alat
bantu berjalan
(mis. lantai licin,
tangga terbuka).
54
R : Lutut kanan S:4
S:5 T : hilang timbul
T : Hilang
timbul. O : - Klien terlihat
Melihat reaksi lebih rileks.
nonverbal dari - Klien terlihat
ketidaknyamana lebih nyaman.
n -Kadar asam urat
Memposisikan 8,9 g/dl.
klien agar A : Masalah
merasa nyaman. teratasi sebagian.
Mengukur kadar P : Hentikan
asam urat intervensi.
Memberikan
kompres dengan
air hangat.
Gangguan mobilita Mengukur S : Klien
fisik tekanan darah. mengatakan hanya
Mengukur suhu. bisa melakukan
Menghitung aktivitas yang
nadi. ringan. O : - Klien
Menghitung bergerak dengan
pernapasan. lambat dan
TD : 130/80 perlahan-lahan
Mmhg. - Klien kooperatif
N : 76x/menit. dalam melakukan
RR : 19 x/menit. rentang gerak aktif
T : 36,4oC. dan dapat
Menanyakan melakukan tanpa
kepada klien bantuan.
tingkat - Klien melakukan
mobilisasi klien. aktifitasnya
Menganjurkan menggunakan
klien untuk tongkat.
melakukan A : Masalah
aktivitas sesuai gangguan mobilitas
dengan fisik teratasi
kemampuanya. sebagian. P :
Hentikan
55
intervensi.
Resiko jatuh Menganjurkan S :-
klien O : Klien sudah
menggunkan menggunakan alas
alas kaki yang kaki yang tidak
aman. licin.
Memodifikasi A : Masalah resiko
lingkungan jatuh teratasi
dengan keluarga P : Hentikan
dan rajin intervensi.
membersihkan
kamar mandi
yang licin
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara teori yang didapat
dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan. Pembahasan ini akan diuraikan dalam
5 tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan
56
4.1 Pengkajian
kesenjangan dengan teori, pada saat pengkajian ada beberapa tanda dan gejala yang
ada pada teori.Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.N diketahui bahwa klien
menderita penyakit asam urat. Pada pengkajian dari proses keperawatan tidak jauh
berbeda dengan teori, karena saat pengkajian tanda dan gejala yang ada pada teori
ditemukan pada saat pengkajian dilapangan. Misalnya :klien mengeluh sakit sendi
pada lutut terasa seperti tertekan,panas serta semakin memberat makan yang
teori hanya saja tidak semua diagnosa yang ada diteori muncul dikasus.
57
analisis diatas, antara lain:
ditandai dengan klien mengatatakan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri
selama ±60 detik biasanya nyeri berkurang saat di istirahatkan serta nyeri
nyeri sedang 5dan lutut bengkak, kadar asam urat :8,3mg/dL. Indeks
bergerak aktif karena lutut terasa nyeri dank ram, klien mengatakan nyeri
nyeri, kekuatan otot klien mengalami kelemahan pada kaki kiri dengan
berjalan lambat. Menurut As’adi (2010) gejala penyakit asam urat akan
58
lainnya. Sendi yang paling sering adalah pada jari kaki yang pertama kali
tajam dan dan terkadang bisa membuat lansia yang terkena susah untuk
yang terjadi pada klien karena nyeri asam urat terjadi kekakuan sendi,
kelemahan otot klien terjadi pada sendi lutut.kadar asam urat :8,3mg/dL.
2. Resiko Jatuh
terjadinya resiko jatuh pada lansia. kadar asam urat :8,3mg/dL. Indeks
59
kemandirian katz bernilai A ( kemandirian dalam hal makan, kontinen
Diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
ditandai dengan klien mengatatakan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri seperti
tertusuk-tusuk dan tidak menyebar serta nyeri hilang timbul selama ±60 detik
biasanya nyeri berkurang saat di istirahatkan serta nyeri semakin memberat saat
dibawa beraktivitas dan mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti, seperti jeroaan,
kerang, wajah meringis, dengan skala nyeri sedang 5 dan lutut bengkak, kadar asam
urat :8,3 mg/dL. Indeks kemandirian katz bernilai A ( kemandirian dalam hal makan,
kontinen BAB/BAK, berpindah, kekamar kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20
detik ( moderate to high risk for falling ). TD : 130/80 mmHg, N: 78x/I, RR: 20x/I, T:
bergerak aktif karena lutut terasa nyeri dank ram, klien mengatakan nyeri saat
60
berjalan, klien mengatakan setelah melakukan aktivitas kaki terasa nyeri, kekuatan
otot klien mengalami kelemahan pada kaki kiri dengan nilai 3, klien melakukan
aktivitas menggunakan tongkat, klien terlihat berjalan lambat. Menurut As’adi (2010)
gejala penyakit asam urat akan mengalami peradangan pada daerah satu atau
beberapa daerah sendi lainnya. Sendi yang paling sering adalah pada jari kaki yang
pertama kali terkena.Tetapi juga pada sendi lutut dan perhelangan kaki. Nyeri
biasanya tajam dan dan terkadang bisa membuat lansia yang terkena susah untuk
berjalan. Menurut asumsi penulis teori yang dikemukakan sesuai dengan yang terjadi
pada klien karena nyeri asam urat terjadi kekakuan sendi, kelemahan otot klien terjadi
pada sendi lutut.kadar asam urat :8,3 mg/dL. Indeks kemandirian katz bernilai A
mandi dan pakaian), screening fall 20 detik ( moderate to high risk for falling ). TD :
kekutan otot dan melakukan serta mengajarkan ROM Pasif dan Aktif.
pengkajian, usia klien 64 tahun, klien berjalan menggunakan tongkat, kekuatan otot
klien mengalami kelemahan dikarenakan adanya nyeri sendi. Memasuki usia tua,
lansia akan mengalami kondisi kemunduran fisik yang ditandai dengan pendengaran
Akibat perubahan fisik lansia tersebut, mengakibatkan gangguan mobilitas fisik yang
61
menyebabkan terjadinya resik jatuh pada lansia. kadar asam urat :8,3 mg/dL. Indeks
berpindah, kekamar kecil, mandi dan pakaian), screening fall 20 detik ( moderate to
high risk for falling ). TD : 130/80 mmHg, N: 78x/I, RR: 20x/I, T: 36 C.Intervensinya
adalah menyarankan klien untuk tidak memakai alas kaki yang licin, dan
edukasi ROM pasif dan aktif. Dan untuk implementasi pada diagnose ketiga yaitu
menganjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan alas kaki dan daerah tempat
4.5 Evaluasi
Pada langkah ini perawat menetapkan apakah hasil akhir sesuai dengan
diharapkan bagi klien serta mencapai tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.
62
Dari pelaksanaan tindakan yang sudah dilakukan diatas, maka hasil evaluasi
1. Nyeri Akut pada hari pertamabelum memiliki hasil evaluasi yang baik
dimana kritetia hasil belum tercapai, hari kedua hasil evaluasi dari setiap
baik dan pertemuan ke tiga masalah sebagian teratasi. Hal ini ditunjukan
dengan skala awal nyeri 5 dan menjadi 3 pada hari ketiga, dan telah
evaluasi yang baik dimana kretia hasil belum tercapai, hari kedua hasil
teratasi, hal ini dibuktikan dengan kekuatan otot klien dari 3 menjadi 4
sehari-hari dan menggunakan alas kaki yang tidak licin, keluarga klien
resiko jatuh teratasi karena adanya perilaku pencegahan jatuh baik dari
63
BAB V
PENUTUP
V.1Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pada Ny. N dengan Gout Arthritis di desa
64
2. Diagnosa keperawatan yang diangkat antara lain: Nyeri Akut, Hambatan
Nanda NIC-NOC. Intervensi keperawatan ini disusun sesuai dengan tujuan dari
masing-masing diagnosa.
prioritas masalah dan distandarkan pada intervensi tindakan yang disusun dan
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
literatur kepustakaan untuk kelanjutan dari laporan yang penulis susun ini.
3. Bagi Institusi
asuhan keperawatan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.
Fatimah. 2017. Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media
66
Iqbal, dkk.(2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Noor, Helmi Z.. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal. Jakarta Selatan:
Salemba Medika
Padila. 2017. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
Sutanto, Teguh. 2017. Deteksi, Pencegahan, PengobatanAsamUrat. Yogyakarta:
Buku Pintar
Wurangian, Mellynda dkk. 2017. Pengaruh Kompres Hanga tterhadap Penurunan
Skala Nyeri pada Penderita Gout Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu
Manado. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi: Manado
67
3. Kapan Bapak/Ibu lahir? √
Jawab:…
1956……………………………………………
4. Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ? √
Jawab:……
60……………………………………………
5. Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ? √
Jawab:……di
sidamanik………………………………
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama √
Bapak/Ibu?
Jawab:……1 org……………………………………
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama √
Bapak/Ibu ? Jawab:……
ridwan………………………………………
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? √
Jawab:……
1945……………………………………………
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ? √
Jawab:……
Jokowi…………………………………………
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ? √
. Jawab:……tidak
berurutan…………………………………
JUMLAH 8 2
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual BERAT
68
b. Status fungsional (Katz Indeks )
Indeks Kemandirian Katz
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi
Mandiri : Bantuan hanya
pada satu bagian mandi √
( seperti punggung atau
ekstremitas yang tidak
mampu ) atau mandi sendiri
sepenuhnya
Tergantung : Bantuan mandi
lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar
dari bak mandi, serta tidak
mandi sendiri
2. Berpakaian
Mandiri : Mengambil baju
dari lemari, memakai √
pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat
pakaian. Tergantung : Tidak
dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri : Masuk dan keluar
dari kamar kecil kemudian √
membersihkan genetalia
sendiri Tergantung :
69
Menerima bantuan untuk
masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri : Berpindah ke dan
dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi
sendiri Bergantung :
Bantuan dalam naik atau
turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu,
atau lebih perpindahan
5. Kontinen
Mandiri : BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung : Inkontinensia √
parsial atau total;
penggunaan kateter,pispot,
enema dan pembalut
( pampers )
6. Makan
Mandiri : Mengambil
makanan dari piring dan √
menyuapinya sendiri
Bergantung : Bantuan dalam
hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya,
tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral ( NGT )
Keterangan : Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
70
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, dan satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan Nilai
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
c. MMSE:
Mini Mental Status Exam
(MMSE)
No ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1. ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang 2020 (1)
2. Musim apa sekarang ? Hujan (1)
3. Tanggal berapa sekarang ? Tanggal 7
(1)
4. Hari apa sekarang ? Selasa (1)
5. Bulan apa sekarang ? Bulan 7 (1)
6. Di Negara mana anda tinggal ? Indonesia
(1)
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? (1)
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? Simalungun (0)
(1)
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? (1) (0)
10. Di desa mana anda tinggal ? Sidamanik
71
(1)
2. REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11.…kursi……………………………… (1)
12. …meja……………………………… (1)
13. …pintu……………………………… (0)
3. PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang,
misal” BAPAK “
14. K (1)
15. A (0)
16. P (0)
17. A (1)
18. B (1)
4. MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek diatas
19.…………………………………………….. (0)
20. (0)
………………………………………………
21. …………………………………………….. (0)
5. BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien menyebutkan :
22. Jam tangan (1)
23. Pensil (1)
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga kalimat berikut :
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “ (0)
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! (1)
26. Lipat dua ! (1)
27. Taruh dilantai ! (1)
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata (1)
29. Tulis satu kalimat Menulis
nama(1)
30. Salin gambar (1)
JUMLAH 23
Analisis hasil :
72
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : gangguan kognitif ringan
Nilai 0-16 : gangguan kognitif berat
d. APGAR keluarga:
Pengkajian APGAR Keluarga
73
teman-teman saya dan
saya menyediakan waktu
bersama-sama
mengekspresikan afek dan
berespon
Jumlah 4
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
e. Skala Depresi:
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
( SKALA DEPRESI )
NO Pertanyaan
1. APAKAH ANDA SEBENARNYA YA
PUAS DENGAN KEHIDUPAN
ANDA?
2. APAKAH ANDA TELAH YA
MENINGGALKAN BANYAK
KEGIATAN DAN
MINAT/KESENANGAN ANDA
3. APAKAH ANDA MERASA YA
KEHIDUPAN ANDA KOSONG?
4. APAKAH ANDA SERING YA
MERASA BOSAN?
5. APAKAH ANADA TIDAK
MEMPUNYAI SEMANGAT
YANG BAIK SETIAP SAAT?
6. APAKAH ANDA MERASA YA
TAKUT SESUATU YANG
BURUK AKAN TERJADI PADA
ANDA?
7. APAKAH ANDA MERASA YA
74
BAHAGIA UNTUK SEBAGIAN
BESAR HIDUP ANDA?
8. APAKAH ANDA MERASA YA
SERING TIDAK BERDAYA?
9. APAKAH ANDA LEBIH SERING YA
DIRUMAH DARIPADA PERGI
KELUAR DAN MENGERJAKAN
SESUATU HAL YANG BARU?
10. APAKAH ANDA MERASA TIDAK
MEMPUNYAI BANYAK
MASALAH DENGAN DAYA
INGAT ANDA DIBANDINGKAN
KEBANYAKAN ORANG ?
11. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA TIDAK
KEHIDUPAN ANDA
SEKARANG
MENYENANGKAN?
12. APAKAH ANDA MERASA YA
TIDAK BERHARGA SEPERTI
PERASAAN ANDA SAAT INI?
13. APAKAH ANDA MERASA TIDAK
PENUH SEMANGAT?
14. APAKAH ANDA MERASA YA
BAHWA KEADAAN ANDA
TIDAK ADA HARAPAN?
15. APAKAH ANDA PIKIR BAHWA YA
ORANG LAIN, LEBIH BAIK
KEADAANNYA DARIPADA
ANDA?
Setiap jawaban yangsesuai mempunyai skor “1 “ ( SATU ) :
SKOR 5-9 : kemungkinan depresi
skor 10 atau lebih : DEPRESI
75
f. Screening Fall:
SCREENING FAAL
FUNGTIONAL REACH (FR) TEST
No LANGKAH
1. MINTA PASIEN BERDIRI DI SISI TEMBOK DENGAN
TANGAN DIRENTANGKAN
2. KEDEPAN 2 BERI TANDA LETAK TANGAN I
3. MINTA PASIEN CONDONG KEDEPAN TANPA
MELANGKAH SELAMA 1-2 MENIT, DENGAN TANGAN
DIRENTANGKAN KE DEPAN
4. BERI TANDA LETAK TANGAN KE II PADA POSISI
CONDONG
5. UKUR JARAK ANTARA TANDA TANGAN I & KE II
INTERPRETASI :
USIA LEBIH 70 TAHUN : KURANG 6 INCHI : RESIKO ROBOH
76
g. Skala Norton
SKOR NORTON
(untuk menilai potensi dekubitus)
Nama penderita : …Ny. N………………. Skor
Kondisi fisik umum:
-Baik 4
-Lumayan 3
-Buruk 2
-Sangat buruk 1
Kesadaran:
-Komposmentis 4
-Apatis 3
-Konfus / soporus 2
-Stupor / koma 1
Aktifitas:
-Ambulan 4
-Ambulan dengan ba ntu an 3
-Hanya bisa duduk 2
-Tiduran 1
Mobilitas:
-Bergerak bebas 4
-Sedikit terbatas 3
-Sangat terbatas 2
-Tak bisa bergerak 1
Inkontines:
-Tid ak 4
-Kadang - kadang 3
-Sering Inkontinesia urin 2
-Inkontinensia alvi & urin 1
77
78
�
79