Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA

TEKAN (PUBT)

“KALORIMETRI”

Oleh :

Nama : Rizki Ramadhan Hsb

NRP : 0519140120

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembang pesatnya sebuah industri serta kebutuhan di era modern ini
menimbulkan berkembangnya penggunaan boiler sebagai alat bantu untuk
memproduksi bahan baku. Namun penggunaan boiler saja belum mencukupi sebuah
kebutuhan dari produksi industri, perlu adanya sebuah alat pemisah uap secara mekanis,
untuk memisahkan uap kering dan uap jenuh dikarenakan tidak semua industri
membutuhkan uap kering untuk proses produksinya. Oleh karena itu, terdapat sebuah
alat yang mampu memisahkan uap, yaitu kalorimetri.
Kombinasi pemisahan dan penyeratan kalorimetri digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Kalorimetri merupakan alat untuk memisahkan
kandungan air dari uap melalui proses mekanis. Sebagai seorang ahli K3 kelak, kita juga
harus mampu memahami kalorimetri agar mengetahui potensi bahaya yang dapat timbul
dari kalorimetri serta dapat memberikan rekomendasi pengendalian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat ditulis berdasarkan pemaparan latar
belakang di atas adalah sebagai berikut ini:
1. Berapa nilai fraksi uap kering yang dimiliki boiler PPNS?
2. Bagaimana cara mengukur, menghitung, dan menganalisa kerja kalorimetri?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang diharapkan dari praktikum
kalorimetri adalah:
1. Mahasiswa mampu mengetahui nilai fraksi uap kering yang dimiliki boiler PPNS.
2. Mahasiswa mampu mengukur, menghitung, dan menganalisa kerja kalorimetri.

1.4 Manfaat
Dengan dilakukannya praktikum ini maka diharapkan mampu memberikan
beberapa manfaat bagi seluruh pihak yang terkait, antara lain:

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari mata kuliah Praktikum Pesawat Uap dan
Bejana Tekan.
2. Dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang kalorimetri.
3. Dapat mengetahui bagaimana kondisi kalorimetri di Laboratorium Boiler
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

1.5 Ruang Lingkup


Praktikum ini dilakukan oleh masing-masing kelompok dengan beranggotakan 8
mahasiswa yang dilaksanakan di Laboratorium Boiler yang berlokasi di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Kalorimetri


Kombinasi pemisahan dan penyeratan kalorimetri digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimetri merupakan alat untuk
memisahkan kandungan air dari uap melalui proses mekanis.

2.2 Proses Mekanis pada Kalorimetri


Proses mekanis pada kalorimetri terjadi seperti berikut ini:
1. Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah kalorimetri
karena perapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung terlempar dari
uap. Air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat diukur.
2. Sedang uap yang relatif tidak mengadung air dialirkan ke throttling calorimeter,
sehingga tekanannya turun, tekanan setelah throttling menjadi sedikit di bawah
temperatur atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan pengukuran
temperatur dan tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat dihitung.
Karena jenis kalorimetri tersebut mempunyai keterbatasan, maka digunakan
kombinasi pemisah dan throttling calorimeter (lihat Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Separating dan throttling


(Sumber: www.edibon.com, 2018)
Uap dengan suhu sama dengan titik didihnya pada tekanan tertentu dikenal dengan
uap jenuh kering. Walau demikian, untuk menghasilkan 100% uap kering pada suatu

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


industri boiler yang dirancang untuk menghasilkan uap jenuh sangatlah tidak
memungkinkan, dan uap biasanya akan mengandung tetesan-tetesan air. Dalam
prakteknya, karena adanya turbulensi dan pencipratan, dimana gelembung uap pecah
pada permukaan air, ruang uap mengandung campuran tetesan air dan uap. Jika
kandungan air dari uap sebesar 5% massa, maka uapnya dikatakan kering 95% dan
memiliki fraksi kekeringan 0,95. Entalpi yang sebenarnya dari penguapan uap basah
merupakan produk fraksi kekeringan (x) dan entalpi spesifik (hf g) dari tabel uap. Uap
basah akan memiliki energi panas yang lebih rendah daripada steam jenuh kering.

2.3 Perhitungan Kalorimetri


Adapun beberapa rumus perhitungan yang berkaitan dengan kalorimetri adalah
sebagai berikut ini:
2.3.1 Dryness fraction (kualitas uap)
Dryness fraction dari uap didefinisikan sebagai jumlah uap kering yang
terdapat didalam campuran uap basah.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Dryness fraction =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 +𝑎𝑖𝑟

2.3.2 Separating calorimeter


Separating calorimeter adalah peralatan suatu proses mekanis, dimana uap
basah masuk secara langsung melewati susunan berupa sudut-sudut tumpul.
Pada saat melewati sudut-sudut ini, gaya inersia air yang terkandung dalam uap
menjadi berkurang dan mencegahnya terikut dalam uap sehingga mengakibatkan
air akan jatuh dan terkumpul dalam tabung.
Disini terjadi proses mekanika dimana pemasukan uap kalorimetri dibuat
mengalir secara seri terhadap sudut tumpul sehingga momen inersia dari air
menyebabkan mereka terpisah dari alirannya. Jika berat uap kering yang
dikeluarkan dari separator adalah Ms, dan berat air yang dipisahkan atau
tertinggal dalam separator pada waktu yang sama adalah Ma, maka Fraksi
kekeringan uap yang diukur melalui separating calorimeter (Xs) ini adalah:
𝑊𝑡
Xs =
𝑊𝑡 +𝑊𝑠
dimana:
Wt = Berat dari uap kering yang diisikan ke dalam kalorimetri

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


Ws = Berat air yang dipisah di dalam kalorimetri dalam waktu yang sama
Xs = Dryness fraction yang diukur melalui kalorimetri sparasi.

2.3.3 Throttling calorimeter (kalorimetri penghambat)


Throttling calorimeter adalah merupakan peralatan pemasuk uap kedalam
tabung melalui orifice sehinga tekanan turun hingga sedikit diatas tekanan
atmosfer (aliran terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi super heater. Melalui
pengukuran tekanan dan temperatur uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan
uap dapat dihitung karena uap meninggalkan tabung separating kandungan air
tidak dapat dipisahkan seleruhnya.
Throttling calorimeter terdiri dari aliran fluida melalui sebuah orifice
penghambat dari tekanan lebih tinggi P1 ke tekanan lebih rendah P2. Dari
persamaan energi kondisi steady dapat ditunjukkan bahwa penghambat adiabatik
(adiabatic throttling) adalah proses entalpi konstan.
Entalpi uap basah sebelum throttling:
H1 = hf1 + xt × hfg1
Entalpi uap basah setelah throttling:
H2 = hg2 + Cp × (t2 - ts2)
Proses entalpi konstan:
H1 = H2
hf1 + hfg1 = hg2 + Cp × (t2 - ts2)
ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 × (𝑡2 − 𝑡𝑠2 ) − ℎ𝑓1
xt =
ℎ𝑓𝑔1

dimana:
hf1 = Panas sensibel kondisi 1, dengan tekanan P1
xt = Dryness fraction pada kondisi throttling calorimeter
hfg1 = Panas laten kondisi 1, dengan tekanan P1
hg2 = Entalpi dari uap dengan tekanan P2 (kJ/kg)
Cp = Panas spesifik pada tekanan kostan (kJ/kg.K)
t2 = Suhu uap pada throttling calorimeter (K)
ts2 = Suhu uap jenuh pada tekanan P2 (K)

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


2.3.4 Kombinasi separating dan throttling
Jika W adalah berat air dalam uap yang meninggalkan separating
calorimeter dan masuk ke dalam throttling calorimeter. Kemudian dengan
definisi dryness fraction, maka:
𝑊𝑡 − 𝑊
Xt =
𝑊
W = W1 × (1 - xt)
Tetapi separating calorimeter telah memisahkan air seberat Ws, sehingga
berat total air dalam uap basah (Ws + Wt) adalah Ws + W. Adapun skema dari
percobaan kalorimetri dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.1 Skema kalorimetri


(Sumber: Modul Praktikum Pesawat Uap dan Bejana Tekan PPNS, 2007)

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Uap


Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas uap itu sendiri untuk
menjamin keandalan peralatan dan efisiensi dalam pengoperasian antara lain:
1. Dalam jumlah yang benar untuk menjamin bahwa aliran panas yang memadai
tersedia untuk perpindahan panas
2. Pada suhu dan tekanan yang benar, atau akan mempengaruhi kinerja.
3. Bebas dari udara dan gas yang dapat mengembun yang dapat menghambat
perpindahan panas.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


4. Bersih, karena kerak (misal karat atau endapan karbonat) atau kotoran dapat
meningkatkan laju erosi pada lengkungan pipa dan orifice kecil dari steam traps
dan katup.
5. Kering, dengan adanya tetesan air dalam steam akan menurunkan entalpi
penguapan aktual, dan juga akan mengakibatkan pembentukan kerak pada dinding
pipa dan permukaan perpindahan panas.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan


Berikut ini adalah beberapa alat yang digunakan pada praktikum boiler:
1. Seperangkat ketel uap
2. Pipa uap utama
3. Pemisah dan throttling calorimeter
4. Termometer
5. Manometer jenis bourdon dan pipa U
6. Tabel uap
Berikut ini adalah beberapa bahan yang digunakan pada praktikum boiler:
1. Air PDAM
2. Bahan bakar (solar)

3.2 Prosedur Kerja


1. Men-start aliran air pendingin melalui kondensor.
2. Meletakkan penampung air kondensat dibawah outlet kondensat.
3. Membuka katup uap dan mengalirkan uap melalui kalorimeter untuk pemanasan
sistem.
4. Memeriksa permukaan kondensat sparasi naik sampai cairan itu dapat dilihat dalam
pipa kondensat kalorimeter.
5. Membuang kondensat utama dalam penampung kondensat.
6. Mengukur dan mencatat permukaan awal cairan dalam separating calorimeter,
harga awal dari permukaan kondensat dalam penampung.
7. Kondensat, tekanan uap supply, tekanan uap keluar, tekanan atmosfer, suhu uap
supply, dan suhu uap dalam throttling calorimeter.
8. Mengukur hal tersebut sebanyak lima kali dalam interval waktu yang sama.
9. Mematikan aliran uap supply dengan katup uap.
10. Mendinginkan peralatan dan mematikan air pendingin kondensor.
11. Men-drain separating calorimeter.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


3.3 Rangkaian Praktikum

Gambar 3.1 Rangkaian Pengoperasian Kalorimetri


(Sumber: Modul Praktikum Pesawat Uap dan Bejana Tekan PPNS, 2007)
Keterangan bagian rangkaian di atas:
1. Meter tekanan
2. Katup pipa masuk
3. Pengindera temperatur
4. Pipa kaca
5. Meter temperatur
6. Throttling
7. Meter tekanan
8. Pengindera lampu
9. Pendinginan

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Nama: Rizki Ramadhan Hsb


NRP: 0519140120
Tugas perhitungan kalorimetri

8,3

177,6

111,3

226,6

76,6

0,14

Perhitungan
a. Separator kalorimeter
Ws
Xs =
Wt + Ws
226,66
=
226,66 + 76,66
= 0,747

b. Tekanan absolut uap masuk (P1)


P1 = Tekanan uap + 1
= 8,3 bar + 1
= 9,3 bar
= 930 kPa

c. Entalphi Saturated Liquid (hf)


Diketahui : P1 = 930 kPa
Berdasarkan Tabel properties of saturated water (Liquid Vapor) :
Pressure Table
P(kPa) hf (kJ/kg)
892,6 741,02
930 X
1002,8 763,05
Maka, interpolasi :
930 - 892,6 = X - 741,02
1002,8 - 892,6 763,05 - 741,02
37,4 = X - 741,02
110,2 22,03
X = 748,50 kJ/kg
hf = 748,50 kJ/kg

d. Hfg
Diketahui : P1 = 930 kPa
Berdasarkan Tabel properties of saturated water (liquid vapor) :
Pressure Table
P(kPa) hfg (kJ/kg)
892,6 2031,7
930 X
1002,8 2014,2
Maka, interpolasi :
930 - 892,6 = X - 2031,7
1002,8 - 892,6 2014,2 - 2031,7
37,4 = X - 2031,7
110,2 -17,5
X = 2025,76 kJ/kg
hfg = 2025,76 kJ/kg

e. Tekanan Uap setelah Throttling

= 186 + 1,031
= 1,01496 bar
= 101,496 kPa
P1 - P2
= 9,3 – 1,01496
= 8,28504 bar
= 828,504 kPa

f. Hg
Berdasarkan Tabel properties of saturated water (liquid vapor) :
Pressure Table
P(kPa) Hg (kJ/kg)
792,18 2767,9
828,5 X
892,6 2772,7
Maka, interpolasi :
828,5 - 792,18 = X - 2767,9
892,6 - 792,18 2772,7 - 2767,9
37,4 = X - 2767,9
110,2 22,03
X = 2775,38 kJ/kg
Hg = 2775,38 kJ/kg

g. Fraksi kekeringan saat throttling

2775,38 + 1,89(111,3 - 177,6) - 748,5


=
2025,76
= 0,939

h. Berat air dalam uap (w)


w = ws(1-xt)
= 226,6*(1-0,939)
= 13,891 mL

i. Fraksi kekeringan sesungguhnya (x)


x = xs*xt
= 0,747*0,939
= 0,701 x 100%
= 70,15%
4.2 Pembahasan
Kalorimetri merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan kandungan air
dari uap boiler melalui proses mekanis. Dari percobaan kalorimetri ini digunakan untuk
mengetahui tingkat perbandingan uap basah dan uap kering dari boiler.
Uap bertekanan yang disuplaikan dari boiler ke kalorimetri kemudian diukur.
Pada kalorimetri terdapat separator untuk menampung uap basah dan throttling untuk
menampung uap kering. Dimana pada keduanya dipasang pengindera (detektor)
temperatur yang kemudian di interlock dengan thermometer untuk mengetahui suhunya.
Pada throttling terdapat sistem air pendingin (cooling) dimana untuk
mengkondensasikan uap. Kemudian pengukuran dimulai dengan membuka valve dari
steam supply ke kalorimetri selama waktu yang ditentukan, yaitu 3 menit. Kemudian
suhu dari uap yang masuk ke separator dan uap yang masuk ke throttling dicatat. Selain
itu tekanan uap pada pipa utama juga dicatat. Setelah 3 menit uap di-supply ke
kalorimetri, valve ditutup dan ditunggu sampai tekanan uap mencapai 0 bar atau
mendekati 0 bar. Ini untuk memberikan waktu kepada uap untuk berkondensasi
sehingga dapat diukur jumlah air condensate-nya. Setelah mecapai 0 bar, valve untuk
mengalirkan air kondensasi dari separator dibuka dan kemudian air kondensasinya
ditampung dan diukur. Selain itu air kondensasi yang berasal dari throttling juga diukur.
Ternyata jumlah air condensate dari separator lebih sedikit dibandingkan air
condensate pada throttling. Ini dikarenakan pada throttling menggunakan sistem
cooling water untuk mempercepat kondensasi dari uap yang masuk sehingga jumlah air
condensate-nya lebih banyak.
Nilai dari fraksi uap kombinasi tergantung dari fraksi kekeringan pada penyeretan.
Besarnya nilai tersebut dapat kita atur jika temperaturnya kita ubah, dimana semakin
besar temperatur uap setelah penyeretan maka semakin besar fraksi kekeringan pada
penyeretan sehingga fraksi uap kombinasinya juga semakin tinggi.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kalorimetri yang telah dilakukan serta analisa yang telah
dibuat, dapat disimpulkan bahwa:
1. Uap yang dihasilkan dari boiler dapat dikondensasikan menggunakan kalorimetri
sehingga dapat diketahui tingkat kekeringan uap dan kualitas uap.
2. Besarnya fraksi uap kombinasi dipengaruhi oleh fraksi kekeringan pada penyeretan.
Fraksi kekeringan pada penyeretan sendiri dipengaruhi oleh temperatur uap setelah
penyeretan sehingga semakin tinggi temperaturnya maka fraksi kekeringannya
semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan jika kita ingin memperoleh kualitas uap
yang baik maka yang harus dilakukan ialah menaikkan temperatur uap setelah
penyeretan.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan selama melakukan praktikum kalorimetri
adalah:
1. Selalu melakukan praktikum sesuai prosedur yang ada.
2. Selalu bertanya pada instruktur apabila menemukan kesulitan saat praktikum.

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI


DAFTAR PUSTAKA

http://science.howstuffworks.com/transport/engines-equipment/steam1.htm (diakses pada 8


Juli 2018)
Subekti, Arief. 2007. Modul Praktikum Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Surabaya:
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Wikipedia. 2010. Mesin Uap. http://www.wikipedia.com (diakses pada 8 Juli 2018)

PRAKTIKUM PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN | KALORIMETRI

Anda mungkin juga menyukai