NIM : 041651681
1. Jenis proses produksi berdasarkan aliran produk yang diterapkan Leathertrend adalah
Batch Production.
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive production (produksi
berulang) yang berada diantara sistem produksi Job Shop dan Flow Shop. Standarisasi
produk pada Batch Production lebih baik dan Volume produksi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Job shop namun volume lebih rendah dan tidak selalu
terstandarisasi seperti flow shop (mass production). Metode produksinya mirip dengan
proses produksi dengan sistem Job Shop, perbedaannya terletak pada jumlah atau volume
yang akan diproduksinya yang lebih banyak dan berulang-ulang.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap ini bisa dilihat dengan adanya peningkatan penjualan, yang ditandai semakin
banyaknya jumlah konsumen, ada pesaing baru yang masuk ke pasar, harga bertahan atau
bahkan sedikit turun, dan laba yang meningkat. Untuk mempertahankan pertumbuhan
selama mungkin, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam siklus hidup produk:
Meningkatkan kualitas produk, menambah ciri khas produk, menambah fitur-
fitur, dan memperbaiki desain atau modelnya.
Menambah varian baru dari produk yang sudah ada, misalnya dengan ukuran
yang berbeda, rasa baru, dan sebagainya. Tujuannya untuk melindungi eksistensi
produk utama.
Masuki segmen pasar baru.
Meningkatkan jangkauan melalui channel baru.
Gunakan iklan yang menunjukkan nilai (value) dari produk Anda, sehingga
audiens memiliki alasan untuk membeli produk Anda.
Menurunkan harga agar bisa dijangkau lebih banyak konsumen.
Keuntungan dari menggunakan metode model ini adalah akan selalu tersedianya safety
stock untuk melakukan antisipasi pada berbagai lonjakan permintaan, termasuk juga
dengan yang mendadak dan untuk biaya transportasi juga masih dapat ditekan. Yang
harus selalu diperhatikan dalam menggunakan metode model pengiriman barang melalui
warehouse atau distibution center adalah tentang inventori yang lebih luas, sehingga akan
menyebabkan adanya biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja dan membutuhkan adanya
fasilitas fisik untuk penyimpanannya. Selain itu terjadinya resiko kerusakan pada barang
simpanan juga sangat tinggi, karena lebih banyaknya proses untuk penanganan
pengiriman barangnya.
Strategi Distribusi Intensif
Perusahaan yang menerapkan strategi distribusi intensif biasanya akan memilih untuk
memasukkan produk sebanyak mungkin ke lokasi ritel.
Seperti contoh pada produk mie instan. Jenis produk ini dapat Anda temukan di toko
manapun seperti toko kelontong, minimarket, hingga supermarket.
Hal yang penting untuk dilakukan dalam strategi distribusi intensif ini adalah
ketersediaan barang dalam jumlah besar di berbagai lokasi.