4.1 Formula
R/ CTM 2mg
Avicel 102 : starch 1500 40 : 60
Ca-stearat 1%
Talk 2%
4.4 Monografi
1
4mg dan dosis lazim maksimal sehari 6mg-
16mg.
Khasiat : Antihistaminikum.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Ditjen POM, 1979 : 153-154
Avicel 102
2
farmasetika, biasanya sebagai binder atau diluent
dalam tablet oral atau formulasi kapsul di mana
dapat digunakan baik dalam granulasi basah dan
kempa langsung. Selulosa mikrokristal juga
dapat digunakan sebagai lubrikan dan properti
desintegran yang berguna dalam pembuatan
tablet. Selulosa mikrokristal juga digunakan
dalam kosmetik dan produk makanan.
Kelarutan : Sedikit larut dalam 5% b/v larutan sodium
hidroksi, praktis tidak larut dalam air, asam
encer, dan pelarut organik lainnya.
Titik leleh : 260 - 270°C.
3
Gambar 4.4.3 Starch 1500 (Amylum)
4.4.4 Lubrikan
4
Calsium stearat
5
Inkompatibilitas : Dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
Daya alir : Sulit mengalir, bubuk kohesif.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah sejuk, kering,
tertutup.
Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6 thed, 2009, hal.129 , HOPE, 2009 :
102
4.4.5 Glidan
Talkum
6
etilene oksida atau radiasi gamma.
OTT : Tidak compatible dengan senyawa ammonium
kuartener
PH : 7 – 10 untuk 20 % w/v disperse aquaeous
Khasiat : Agen anticaking, glidan, diluent kapsul dan
tablet, lubrikan kapsul dan tablet.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah tertutup rapat di tempat
yang sejuk dan kering.
Perhatian khusus : Simpan ditempat yang bersih, kering dan ruang
berventilasi baik. Sebelum diigunakan, harus
dikeringkan pada suhu 80-90°C untuk
menghilangkan air yang terabsorpsi.
4.5 Perrhitungan
Tiap tablet yang mengandung CTM : 2 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 80mg
Jumlah tablet yang akan dibuat : 1000 tablet
7
1%
Mg stearat : × 154,28=0,167 gram
97
2%
Talk : × 164,28=3,387 gram
97
Fasa dalam : (100-3) % = 97%
0,97 × 170 mg = 164,9 mg
Fasa dalam tanpa CTM : 164,9 mg – 2 mg = 162,9 mg
Avicel 40% : 0,4 x 162,9 mg = 65,16 mg
Starch 1500 : 60
0,6 × 162,9 mg = 97,74 mg
Untuk 1000 tablet:
CTM : 2 mg x 1000 = 2000 mg
Avicel 102 : 65.16 mg x 1000 = 65.610 mg
Starch ( Amylum ) : 97.74 mg x 1000 = 97.940 mg
Ca stearat : 0.167 gram x 1000 = 167 gram
Talk : 3.387 gram x 1000 = 3.387 gram
4.6 Penimbangan
1. CTM : 2000 mg
2. Avicel 102 : 65.610 mg
3. Starch 1500 : 97.940 mg
4. Ca stearat : 167 gram
5. Talk : 3.387 gram
Semua bahan diayak terlebih dahulu, lalu ditimbang sesuai resep, Fase
dalam dibuat, dengan dengan cara Starch dimasukkan ke dalam wadah,
8
lalu ditambahkan Avicel 102, dan dihomogenkan. CTM sebagai zat aktif
dimasukkan dalam wadah, dan dihomogenkan kembali. Evaluasi masa
cetak dilakukan sebelum ditambahkan fase luar. Setelah masa siap cetak
dilakukan, fase luar tablet berupa Ca stearat dan Talk (Talcum)
dimasukkan serta dihomogenkan. Hasil campuran kemudian dikempa
langsung. Tablet pertama yang sudah jadi diuji kekerasan tabletnya dan
harus memenuhi persyaratan, jika telah memenuhi maka produksi tablet
dengan kempa langsung dilanjutkan.
A. Distribusi Ukuran
Ayakan dengan nomor mesh 40, 60, 80, dan 120 disusun dari atas ke
bawah, kemudian sebanyak 164,9 gram serbuk ditimbang dan
dimasukkan ke dalam ayakan lalu digoyangkan. Timbang kembali
masing-masing serbuk yang tertinggal di ayakan dan dihitung distribusi
partikel setiap ayakan.
B. Kompresibilitas
9
A. Keseragaman Bobot
B. Keseragaman Ukuran
C. Kekerasan Tablet
D. Friabilitas
E. Friksibilitas.
F. Waktu Hancur.
10
2/40 9500/425 4962.5 4.253 2,5 2.5
40/60 425/250 337.5 17.648 10,74 10.74
60/80 250/180 215 109.375 66,5 66.85
80/120 180/125 152.5 22.803 13,88 13.88
120/200 125/75 250 43.15 26,26 26.26
10
0
0 2 4 6 8 10 12
% Bobot Tertahan
Kesimpulan: Jadi serbuk yang paling banyak tertahan terdapat pada mesh 60.
4.8.3 Kompresibilitas
1. Massa serbuk / granul = 20 gram
2. Volume curah = 43.5 ml
3. ρ curah = 0,459gram / ml
1. Volume mampat = 31 ml
2. ρ mampat = 0.645 gram / ml
11
43.5 ml−30 ml
3. Kompresibilitas = x 100%
43.5 ml
= 43.5 ml
0,645
4. Rasio Hausner = =1,405
0.459
Kesimpulan: Persen kompresibilitas serbuk adalah 28.73% yang artinya
kemampatannya buruk dan Rasio Hausner adalah 1.405 yang artinya
baik.
12
11 0.885 0.240
12 0.890 0.220
13 0.890 0.235
14 0.890 0.235
15 0.885 0.230
16 0.890 0.240
17 0.890 0.240
18 0.890 0.240
19 0.890 0.240
20 0.890 0.240
rata-rata 0.842 0.236
SD 0.00564 0.0034
Kesimpulan: Tablet dianggap baik,katrena tidak lebih dari 3x dari tebal diameter
tablet dan hasil standar deviasi yang diperoleh 0.0034mm.
4.9.4 Friabilitas
1. (Bobot Awal) W1 = 1,57 gram
2. (Bobot Akhir) W2 = 1,55 gram
1,57 g−1,55 g
3. % Friabilitas = ×100 %=1,3 %
1,57 g
4.9.5 Friksibilitas
1.(Bobot Awal) W1 = 1,56 gram
2.(Bobot Akhir) W2 = 1,54 gram
13
1.56 g−1.54 g
3. % Friksibilitas = × 100 %=1,3 %
1.56 g
Kesimpulan: Tablet tidak memenuhi persyaratan ( <1% ) sehingga
tablet dikatakan rapuh.
4.9.6 Waktu Hancur
4.9.6 Tabel Waktu Hancur Tablet CTM
No Waktu Hancur
1 1 menit
2 1 menit
3 1 menit
4 1 menit
5 1 menit
6 1 menit
Kesimpulan: tablet dinyatakan baik karena waktu hancur tablet <15 menit yaitu
sekitar 1 menit.
4.10 PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi formulasi sediaan solid kali ini yaitu dilakukan
pembuatan tablet dengan metode kempa langsung. Zat aktif yang digunakan
adalah CTM 2 mg. Chlorfeniramin maleat atau CTM jenis obat dari golongan
antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu
biasa. Antihistamin bekerja dengan menempati tempat pada sel yang biasanya
ditempati oleh histamin, dengan demikian akan menghilangkan kemampuan
histamin untuk menimbulkan alergi.
Pada percobaan pembuatan tablet dilakukan metode secara kempa
langsung. Kempa langsung dipilih untuk zat yang memiliki daya alir yang baik
sehingga tidak memerlukan proses granulasi. Cara kempa langsung ini memiliki
keuntungan yaitu secara ekonomis penghematan besar karena relatif hanya
menggunakan sedikit alat, energi, dan waktu. Metode ini sangat sesuai untuk zat
aktif yang tidak tahan panas, dan kelembaban tinggi dan dapat menghindari
kemungkinan terjadi perubahan zat aktif akibat pengkristalan kembali yang tidak
terkendai selama proses pengeringan. Pencetakan tablet menggunakan metode
kempa langsung yaitu tanpa adanya proses granulasi yang memerlukan eksipien
14
yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung.
Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada ketika
pencetakan. Pemilihan metode kempa langsung karena dirasa bahan-bahan tablet
yang digunakan mendukung untuk kempa langsung. Setelah tablet dicetak
menggunakan metode kempa langsung dapat dilakukan evaluasi untuk
memastikan metode yang digunakan untuk formula ini sudah tepat. Pencampuran
harus benar-benar homogen karena akan mengakibatkan tidak meratanya
kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.
Bahan pembantu yang digunakan yaitu avicel, starch, ca stearat, dan talk
dengan bobot teoritis masing-masing tabletnya yaitu 170 mg dan pencetakan 1000
butir tablet. Avicel berfungsi sebagai bahan-bahan pengisi pengikat dalam bentuk
kering, kemampuan avicel sebagai zat pengisi cukup tinggi karena partikel
mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan
hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan membuat
padatan partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Pemilihan avicel mampu
memberikan daya adhesi pada massa serbuk pada tablet kempa serta menambah
daya kohesi pada bahan pengisi. Avicel selain berfungsi sebagai zat pengikat juga
sebagai desintegran yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Bahan
penghancur berfungsi untuk menghancurkan tablet bila kontak dengan cairan.
Hancurnya tablet akan menaikkan luas permukaan dari fragmen-fragmen tablet
sehingga akan mempermudah terlepasnya obat dari tablet. Bahan penghancur
ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak
dengan cairan saluran pencernaan.Penggunaan ca stearat ini bertujuan untuk
mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam rongga cetakan sehingga
mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu juga berguna
untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Dengan
menggunakan metode kempa langsung. Tujuan dari dilakukannya metode kempa
langsung ini yaitu agar lebih mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya,
dibandingkan dengan metode pencetakan lainnya. Tablet itu sendiri sediaan
bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Dilakukan penimbangan dan pengayakan semua bahan sebelum
dilakukannya evaluasi, pada saat penimbangan dilebihkan 10%. Karena pada saat
15
penimbangan atau penyimpanannya sebelum dicampurkan ada sebagian yang
hilang bisa disebabkan oleh kontaminasi udara dan beberapa yang menempel pada
kertas perkamen. Sedangkan untuk pengayakan ini bertujuan untuk
menyeragamkan ukuran partikel karena selama penyimpanan ada kemungkinan
terjadinya penggumpalan. Distribusi ukuran partikel berpengaruh pada sifat fisika
dan kimia serbuk, sehingga pempengaruhi homogenitas tablet tablet akhir dan
kestabilan produk. Penambahan ca stearat dan talk dilakukan diakhir setelah
dilakukan evaluasi pertama karena sebagai fase luar yang berfungsi untuk
melapisi semua bahan.Penambahan ca stearat sebagai bahan pelincir atau lubrikan
mempengaruhi sifat fisik campuran bahan baku tablet dan bisa mempengaruhi
sfat-sifat tablet seperti keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur. Ukuran yang relatif seragam memudahkan proses pencampuran karena
antara partikel yang satu dengan partikel yang lain akan memiliki peluang yang
sama untuk bercampur. Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak.
Sebelumnya disisihkan sejumlah serbuk untuk evaluasi yang meliputi distribusi
ukuran partikel, uji laju alir, sudut istirahat, dan kompresibilitas.
16
dicetak memiliki kualitas yang sama. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal,
dimana setiap satu tablet yang dibuat di uji bobot dan kekerasannya. Hal ini
dilakukan supaya tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet teoritis yang
diizinkan, yaitu sekitar 170 mg. Beberapa pencetakan tablet awal, didapatkan
berat yang memenuhi syarat. Kekerasan tablet yang dicetak tersebut berada sekitar
5 N. Hal ini menunjukkan bahwa tablet yang dicetak kurang keras disebabkan laju
alir dari serbuk dan pengisi yang buruk menyebabkan pada saat pencetakan,
volume cetak tablet tidak terpenuhi semua akibat laju alir yang buruk
mengganggu proses pengisian cetakan tablet. Serbuk yang tidak tercetak pada saat
pencetakan sebenarnya terbentuk, namun kekerasannya sangat buruk dan
menyebabkan tablet menjadi serbuk kembali saat diambil.
17
friksibilitas dan friabilitas tidak memenuhi persyaratan karena hasil yang didapat
tidak memenuhi <1%.
Untuk ukuran tebal dan diameter tablet dianggap baik karena memiliki
diameter tidak lebih dari 3 kali atau 1 1/3 tebal tablet sehingga memenuhi
persyaratan dari standar deviasi yang diperoleh tidak terlalu jauh dan memenuhi
syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia.
Untuk uji disolusi atau waktu hancur saat tablet sudah dikonsumsi tidak
boleh lebih dari 15 menit kecuali dinyatakan lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu hancur yaitu sifat fisika serbuk dan kekerasan tablet. Data
yang didapat memenuhi standar karena pada waktu 1 menit tablet langsung
hancur, tetapi tidak boleh terlalu cepat pula, dikhawatirkan sebelum obat menuju
lambung sudah hancur terlebih dahulu dimulut dan rasa pahit yang ingin
dihindarkan akan terjadi, sehingga penambahan zat penghancur haruslah sesuai.
Waktu hancur yang semakin cepat maka semakin pula pelarutan dari zat yang
berkhasiat sehingga akan lebih cepat memeberikan efek bagi tubuh.
4.11 KESIMPULAN
Pada evaluasi masa siap cetak pengujian yang tidak memenuhi syarat yaitu
pada pengujian laju alir dan kompresibilitas sedangkan pada evaluasi tablet
pengujian yang tidak memenuhi syarat yaitu pada keseragaman bobot, bobot yng
dihasilkan tidak seragam. Pada pengujian kekerasan tidak memenuhi persyaratan
karena ada beberapa tablet yang mudah rapuh sedangkan pada uji friksibilitas dan
friabilitas hasil yang diperoleh tidak memenuhi syarat <1%. Hal ini disebabkan
kurangnya zat tambahan pengikat. Tablet yang telah diproduksi tidak layak
diedarkan.
18
Nunez, Alvarest & Medina, C., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Sixth Edition. Rowe, R. C., Sheskey, P. J.,
Queen, M.E. (Editor). London: Pharmaceutical Press dan
American Pharmacists Assosiation.
4.13 Kemasan
4.13.1. Brosur
19
20
4.13.2 Etiket
21