Anda di halaman 1dari 22

1.

berbagai masalah kependudukan

Selain itu jika RG Squad sedang membahas isu-isu permasalahan sosial, pasti tidak akan
terlepas dari yang namanya masalah kependudukan. Nah kali ini, akan dibahas beberapa
masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia. Ada apa saja sih permasalahannya? Yuk, kita
cari tahu.

1. Persebaran penduduk yang tidak merata

Luasnya wilayah yang dimiliki Indonesia tidak sebanding dengan pemerataan penduduknya.
Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang penduduknya.
Jakarta sebagai ibukota memiliki pertambahan jumlah penduduk yang signifikan setiap
tahunnya. Hal ini tidak sebanding dengan kota-kota di wilayah timur yang jumlah penduduknya
masih sangat sedikit di beberapa wilayah. Maka dari itu, saat ini pemerintah juga sedang
menggalakkan program transmigrasi demi persebaran penduduk yang lebih merata.

2. Jumlah penduduk yang besar

Menurut berbagai hasil riset, Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak jumlah
penduduknya setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menjadi tantangan bagi
pemerintah Indonesia untuk menjamin kesejahteraan jumlah penduduk sebanyak ini dengan
kondisi ekonomi sebagai negara berkembang.

3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Jumlah penduduk Indonesia yang sudah sangat banyak ini diperkirakan akan terus bertambah
karena pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran
lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian. Pemerintah juga berupaya untuk
meminimalisasinya dengan menggalakkan program Keluarga Berencana. Namun berita
baiknya, jumlah golongan usia produktif juga akan selalu bertambah untuk membantu
menggerakkan perekonomian negara.

4. Kualitas penduduk rendah

Saat ini, Indonesia masih bermasalah dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang
rendah akan mempengaruhi kualitas penduduknya. Masyarakat Indonesia menjadi kurang
memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Hal ini berdampak pada sulitnya
masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Selain itu,
masyarakat Indonesia menjadi kalah bersaing dengan tenaga asing yang saat ini sudah banyak
bekerja di tanah air kita.

5. Tingginya tingkat ketergantungan

Penduduk yang tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Umumnya penduduk
yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak dan remaja yang juga
disebut usia nonproduktif. Penduduk nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk
produktif. Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungannya juga cukup tinggi.
Golongan usia produktif menanggung terlalu banyak beban ekonomi dari penduduk usia
nonproduktif ini.

6. Kepadatan penduduk

Beberapa kota besar di Indonesia tergolong sangat padat jika dibandingkan dengan luas
wilayahnya. Tingginya kepadatan penduduk ini menyebabkan masalah-masalah sosial seperti
pengangguran, kemacetan, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya angka
kriminalitas, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan lain
sebagainya.

2. masalah individu, keluarga, masyarakat

 PENGERTIAN INDIVIDU

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti
juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian
yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan yang lebih kecil.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling
bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan
memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung.
[https://id.wikipedia.org/wiki/Individu]

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu
sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat
disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila
salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Makna Individu : manusia sebagai makhluk individu yang dapat mengalami kegembiraan
atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan,
kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan
merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam
individunya.

 PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh
seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk

Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:

1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan, 1986).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1998 ).

2. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Makna Keluarga : makna keluarga termasuk juga dengan pengertian keluarga yang saya
ketahui seperti berikut yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak serta beberapa orang lain yang
masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama
lain.

FUNGSI KELUARGA

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga berfungsi sebagai pelindung dan pencipta rasa aman,
nyaman dalam kehidupan atau dalam satu rumah. Keluarga juga memiliki fungsi untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti biologis, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, dan
masih banyak lagi. Mengapa? Karena keluarga adalah salah satu dasar terbentuknya
kehidupan sosial bermasyarakat.

Berikut macam – macam fungsi keluarga :

1. Fungsi Secara Biologis

 Untuk Meneruskan Keturunan.


 Memelihara dan membesarkan anak.
 Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga

1. Fungsi Secara Psikologis

 Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.


 Memberikan perhatian untuk anggota keluarga.
 Membina kepribadian.
 Memberikan identitas keluarga.

1. Fungsi Sosialisasi

 Mengajarkan sosialisasi kepada anak.


 Membentuk norma-norma yang baik kepada anak.
 Meneruskan nilai-nilai budaya.

 Fungsi Secara Ekonomi

 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.


 Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan anak di masa depan, sebagai jaminan hari tua.

1. Fungsi Secara Pendidikan

 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

 Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan

mempersiapkan anak untuk memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

 Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.3 PENGERTIAN MASYARAKAT


Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
asebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
[https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat]

Masyarakat merupakan sebuah gabungan dari beberapa individu. Masyarakat juga panggilan
lain dari penduduk dimana setiap individu bertempat di suatu daerah yang saling membantu
dan bergotong royong.

Makna Masyarakat : makna masyarakat merupakan istilah yang digunakan untuk


menerangkan suatu komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Dapat juga dikatakan
bahwa masyarakat merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi
pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan orang itu.
Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.

Golongan – Golongan Masyarakata

Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :

 Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive)


pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya
kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
 Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih
dikenal dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan.

4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–
tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam
mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi
fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu
menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat
yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu
mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang
cukup majemuk.

Jadi, hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat saling terikat dan tidak bisa dipisah
kan dari sebuah kehidupan di dunia ini karna sebagai individu tidak bisa hidup sendiri tanpa
ada nya bantuan dari individu lain, keluarga juga merupakan gabungan dari beberapa
individu dimana dari keluarga lah kehidupan sosial bermula dan dari keluarga pula di ajarka
norma-norma luhur dalam kehidupan, masyarakat juga merupakan gabungan yang terdiri dari
individu dan keluarga yang bertempat pada suatu daerah yang saling terikat.

3.MASALAH PEMUDA DAN SOSIALISASi

Pemuda atau generasi muda selalu dikaitkan dengan masalah. Masalah pemuda merupakan
masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya dengan
generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari
proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah
harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang
tuanya. Proses perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) Sebagian besar
pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer
group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma
masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak
terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan
diuangkapkannya.

Pengertian Pemuda

Ir.Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia!”. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa pemuda memiliki pengaruh
besar sebagai agen perubahan bagi suatu negara. Karena di tangan merekalah tongkat estafet
pembangunan negara akan diwariskan. Dengan kata lain pemuda adalah generasi penerus
yang dapat menciptakan perubahan pada suatu Negara bahkan dunia.

Jika dilihat dari definisi pemuda, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 40 tahun 2009 (Pasal 1 Ayat (1)), menyebutkan, pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16
(enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Sedangkan karakteristik pemuda menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2009 (Pasal 6) adalah memiliki semangat
kejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab, dan ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis,
inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik.

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan
penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Istilah sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat manusia menjadi
selaras dalam hidup ditengah-tengah orang lain. Proses sosialisasilah yang membuat
seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan memliki cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa
kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang
berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan
melalui proses sosialisasi.

Pengertian sosialisasi juga dapat berarti suatu proses belajar seorang individu yang akan
mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi
lebih tahu dan memahami tentang diri dan lingkungannya.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi,
Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.

a) Proses sosialisasi

Menurut George Herbert Mead :

Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap
ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
“mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak
memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

Tahap meniru (Play Stage)


Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap
ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk.
Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai.

Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri
pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di
luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang
berlaku di luar keluarganya.

Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang
lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap
ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Menurut Charles H. Cooley:

1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.

Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena
sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.

2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.

Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan
pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya
pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. Misalnya,
gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu
memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang
anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada
apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari
orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.


Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga
dan penuh percaya diri. Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana
seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang
terhadapnya.

Jika seorang anak dicap “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai
“anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu
kebenarannya.

b) Media Sosialisasi

Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada
empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
lembaga pendidikan sekolah.

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu
sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan
dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak
diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan
terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya
atau media massa.

Berikut ini penjelasan mengenai Media Sosialisasi :

• Keluarga

Media sosialisasi ini meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang tinggal
secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem
kekerabatan diperluas, media sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah
dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di
samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya,
sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang
anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya,
misalnya pembantu rumah tangga, peranan para media sosialisasi dalam sistem keluarga pada
tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya
terutama orang tuanya sendiri.

• Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia
ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan
sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam
proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa
remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang
individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat
(berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan
dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya.
Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur
peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

• Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,
dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di
lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam
melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus
dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

• Media massa

Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat
tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh: Penayangan acara yang mengandung unsur kekerasan di televisi diyakini telah
menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.

Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului
dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor,
kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal,
penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

• Agen-agen lain

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh
institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan
membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

c) Tujuan Pokok Sosialisasi

Tujuan pokok menurut Robert M.Z. Lawang adalah sebagai berikut:

a. Dengan memiliki norma, nilai-nilai, serta peran yang dimiliki anak, ia mampu hidup
dengan baik dalam masyarakat. Dengan kata lain, sosialisasi nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dapat memberikan kepada si anak bekal untuk mampu berinteraksi dengan
masyarakat dimana ia berada dan mampu mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat lain.

b. Tujuan sosialisasi adalah supaya masyarakat tetap dengan semua nilai dan normanya.
Maksudnya adalah sebagai suatu proses pewarisan nilai-nilai yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat.
Selain kedua tujuan pokok dari sebuah proses sosialisasi seperti yang diklemukakan oleh
Robert M.Z. Lawang di atas, terdapat tujuan sosialisasi secara umum yaitu sebagai berikut:

 Pemberian ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di


masyarakat.

 Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan mengembangkankan kemampuannya.

 Pengendalian diri yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

 Bertingkah laku secara selaras dengan norma pada masyarakat umum.

Masalahnya

Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:

– Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda

– Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia

– Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.

– Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan


kecerdasan

– Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur

– Pergaulan bebas

– Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika

4.masalah hubungan warga negara dengan negara

A. Wujud hubungan warga negara dengan negara

Wujud hubungan antara warga negara dengan negara pada umumnya berupa peranan.
Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki,
dalam hal ini sebagai warga negara. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif,
aktif, negatif dan positif. Peranan warga negara juga meliputi peranan yang pasif, aktif,
negatif dan positif.
Peranan pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peranan akif merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat (berprtisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
Peranan positif merupakan aktifitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peranan negatif merupakan aktifitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam mempersoalan pribadi.

Di indonesia, hubungan antara warga negara dengan negara telah di atur dalam UUD 1945.
Hubungan antara warga negara dengan negara indonesia tersebut digambarkan dengan baik
dalam pengaturan mengenai hak dan kewajiban. Baik itu hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara maupun hak dan kewajiban negara terhadap warganya. Ketentuan
selanjutnya mengenai hak dan kewajiban warga negara diberbagai bidang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang dasar.

B. Hak dan kewajiban warga negara indonesia

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34
UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut:

Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Hak membela negara pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Hak berpendapat pasal 28 UUD 1945

Hak kemerdekaan memeluk agama pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945

Hak dan kewajiban dalam membela negara pasal 30 ayat (1) UUD 1945

Hak untuk mendapatkan pengajaran pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945

Hak untuk mengembangkan dan mewujudkan kebudayaan nasional indonesia pasal 32 ayat
(1) UUD 1945.

Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, dalam UUD 1945
perubahan pertama telah dicantumkan adanya HAM. Ketentuan mengenai HAM ini
merupakan langkah maju dari bangsa indonesia untuk menuju kehidupan konstitusional yang
demokratis. Ketentuan mengenai HAM tertuang pada pasal 28 A sampai J UUD 1945. Dalam
ketentuan tersebut juga dinyatakan adanya kewajiban dasar manusia.

Selanjutnya hak-hak warga negara yang tertuang dalam UUD 1945 sebagai konstitusi negara
dinamakan hak konstitusonal. Setiap warga negara memiliki hak-hak konstitusional sebagai
mana yang ada pada UUD 1945. Warga negara berhak menggugat bila ada pihak-pihak lain
yang berupaya membatasi atau menghilangkan hak-hak konstitusionalnya.

Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan
hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, antara lain sebagai berikut:
Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan

Hak negara untuk dibela

Hak negara untuk mengusai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat

Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil

Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara

Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat

Kewajiban negara memberi jaminan sosial

Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam UUD 1945
mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang ini antara lain: bidang politik dan pemerintahan,
sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan.

Selain adanya hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945, tercantum pula
adanya HAM. HAM perlu dibedakan dengan hak warga negara. Hak warga negara
merupakan hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Munculnya hak ini adalah
karena adanya ketentuan undang-undang dan berlaku bagi orang yang berstatus sebagai
warga negara bisa terjadi hak dan kewajiban warga negara indonesia berbeda dengan hak
warga negara malaysia oleh karena ketentuan undang-undang yang berbeda. Adapun HAM
umumnya merupakan hak-hak yang sifatnya mendasar yang melekat dengan keberadaannya
sebagai manusia. HAM tidak diberikan oleh negara teteapi justru harus dijamin
keberadaannya oleh negara.

C. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

1. Asas hubungan warga negara dengan negara yaitu :

Asas Pancasila

Asas Kedaulatan rakyat

Asas Negara Hukum

Asas Kekeluargaan

Asas Pembagian kekuasaan

Dengan asas tersebut baik warga negara dengan pemerintah memiliki tugas dan
membangun negara demokrasi, berkembang dan berkeadilan sosial.

2. Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara


Hubungan yang bersifat hukum

Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik, adalah sesuai dengan elemen atau ciri-ciri
negara hukum Pancasila, yang meliputi :

Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan

Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara

Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan lembaga negara

Prinisp penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen, 1987: 90)

Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut harus di sesuaikan juga dengan tujuan
hukum di negara Pancasila yaitu "Memelihara dan mengembangkan budi pekerti
kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang luhur berdasarkan ketuhanan yang maha esa"
(Klili Rasjididan Arief Sidharta, 1988: 172).

Hubungan yang bersifat politik

Kegiatan politik (Peran politik) warga negara dalam bentuk partisipasi (mempengaruhi
pembuatan kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan), misalnya : Menerima peraturan yang telah di tetapkan.

Sifat hubungan politik antara warganegara dengan pemerintah di Indonesia yang berdasarkan
kekeluargaan, akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan keputusan politik secara
musyawarah mufakat, sehingga kehidupan politik yang dinamis dalam kestabilan juga masih
terwujud.

3. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

1. peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-undangan yang


berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang taat dan patuh kepada negara.

Contoh : membayar pajak, menaati peraturan lalu lintas.

1. Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta mengambil bagian
dalam kehidupan bangsa dan negara.

Contoh : memberikan Hak suara pada saat pemilu

1. Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara / pemerintah sebagai konskeuensi dari fungsi pemerintah sebagai pelayanan umum
(public service).

Contoh : mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM)


1. Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan
pemerintah dalma persoalan yang bersifat pribadi.
2. Contoh : Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

5. PELAPISAN SOSIAL

Dalam mana semua masyarakat di dunia baik yang sederhana maupun yang
sudah kompleks sifatnya, dalam pergaulan individunya terdapat pembedaan kedudukan dan
derajat. Pembedaan kedudukan dan derajat terhadap individu-individu itulah yang menjadi
dasar pangkal bagi gejala-gejala pelapisan mana yang ada dalam mana berbagai masyarakat
di dunia (Kuntjaraningrat: 1972).

Sanderson (sosiolog), mengemukakan bahwa pelapisan mana baru muncul dalam masyarakat
holtikultura intensif dan mencapai proporsi yang ekstrim pada masyarakat agraris ketika
tanah dirasakan penting untuk usaha pertanian. Pada tahap ini mulai timbul politik tanah dan
petani biasa sebagai cikal bakal pelapisan mana . Sebelumnya yaitu pada masyarakat
nomaden yang hidup dari berburu dan meramu hasil hutan belum ada pelapisan mana . Pada
tahap masyarakat nomaden ini belum ada pikiran untuk menumpuk kekayaan.

Jadi adanya pelapisan dalam masyarakat berawal dari adanya sesuatu yang dihargai. Sesuatu
yang dihargai itu mungkin memiliki nilai ekonomis misalnya ternak, tanah, uang, dan benda-
benda lainnya. Mungkin juga tidak bernilai ekonomis tetapi mempunyai nilai
mana misalnya keturunan, kekuasaan, kesalehan, dan pendidikan.

Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang besar dipandang memiliki
status mana yang tinggi dalam masyarakat dan merupakan lapisan mana golongan atas,
sedang yang memiliki sedikit termasuk lapisan bawah.

Dari segi keturunan, mereka yang memiliki darah ningrat disebut orang bangsawan, sedang
yang tidak memiliki darah ningrat disebut orang kebanyakan.Walaupun kini feodalisme telah
pudar, namun dalam mana semua masyarakat di Indonesia, termasuk masyarakat Rote Ndao,
darah ningrat masih dihargai.

Walaupun mana kerajaan (pemerintahan adat) maupun kedudukan para raja telah dihapus
oleh pemerintah RI, namun masyarakat termasuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan
masayarakat Rote Ndao pada khususnya masih menghormati para bangsawan, Mereka mana
ta “leo mae dedeo nekonda henin ena, te hu bei ela dedeo ain” (walaupun bendera telah
diturunkan namun masih sisa rangka tiang benderanya).

Selanjutnya dari segi kekuasaan, orang yang memiliki kekuasan disebut penguasa (mana
parenda/paleta) atau pembesar (mo’o ina huk) dan yang tidak memiliki kekuasaan disebut
rakyat biasa (rau/lau inggu). Orang yang memiliki gelaran akademis dan pimpinan
keagamaan pun termasuk lapisan menengah atau atas.

Pembedaan kedudukan orang dalam masyarakat tidak sama. Ada yang memandang tinggi
orang yang berkuasa, yang lain memandang tinggi kekayaan dsbnya. Pada umumnya
kombinasi dari beberapa hal. Sebaliknya orang-orang yang tidak memiliki hal-hal seperti
tersebut dipandang orang yang rendah/orang kecil (hatahori kadi’ik).
Jadi pelapisan mana adalah pengelompokan masyarakat secara hierarkhis berdasarkan
kepemilikan dari sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Struktur pelapisan mana man
terdiri dari dua lapisan atau lebih, tergantung pada ukuran yang dipakai. Pada masyarakat
mana ta srtuktur pelapisan mana lebih rumit karena makin banyak ukuran yang man dipakai.

Struktur pelapisan itu mewarnai perilaku dan gaya hidup setiap lapisan maupun pola
komunikasi antarlapisan misalnya dalam hal berbicara, berbusana atau motif pakaian, pola
konsumsi, dan mana ta memilih jodoh.

6.Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

– Masyarakat Pedesaan ialah Masyarakat yang pada umum nya masih memegang nilai-nilai cultural
kebudayaan dan juga adat-adat yang leluhur mereka ajarkan . Masyarakat pedesaan ini akan masih
sulit berkembang seba tertutupnya oleh apa yang leluhur mereka ajarkan , sehingga susah untuk
dapat menerima hal baru. tetapi secara tata krama sangat kental sekali yang namanya gotongroyong
ataupun bahumembahu .
Pedesaan dan Perkotaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan adalah masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam
hidup bermasyarakat, yang biasa terlihat dari dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan
juga kondisi tertentu, sebagian karakteristik ini dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa
. tetapi dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan juga informasi,
sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa,
yang berkaitan dengan etika dan juga budaya mereka yang bersifat umum.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan berikut ini adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan masyarakat pedesaan masih memegang tinggi nilai keluhuran keagamaan dan
juga kebudayaan
2. Warga pedesaan sering sekali bergotong-royong ketimbang dengan individualisme
3. Masyarakat pedesaan masih berkutat dengan hal-hal yang lama dan juga cenderung susah
untuk dapat menerima hal baru
4. Fasilitas-fasilitas masih jarang terdapat di pedesaan
5. Akses pedesaan yang terpencil susah untuk ditempuh
6. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
7. Mempunyai sifat kekeluargaan yang erat
8. berbicara apa adanya
9. Tertutup dalam hal keuangan
10. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
11. Menghargai orang lain
12. Demokratis dan juga religius

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
dan juga gotong royong antara sesama, dan juga sikap sopan santun yang kerap digunakan
masyarakat pedesaan.
Masyarakat PerkotaanMasyarakat Perkotaan ialah Masyarakat yang dihuni oleh orang-orang yang
bersifat heterogen kedudukan sosialnya . Masyarakat kota ini pada dasarnya telah mengikuti
dampak dari era globalisasi sehingga dapat sering kali pada umumnya muncullah suatu
individualisme yakni kurang nya rasa sosialisasi antara orang lain.
Ciri-ciri masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :

1. Kehidupan agamanya berkurang sebab biasanya hanya duniawi saja yang di kejar nya
tanpa memikirkan kelak akhirat nanti
2. Banyak warga kota yang individualisme tanpa harus memperdulikan orang lain
3. Warga kota pada umumnya mendapatkan pekerjaan lebih banyak dan lebih baik
4. Perubahan-perubahan akan terlihat nyata di kota sebab sangat berpengaruh dari budaya
luar
5. Lebih sering terkena dampak globalisasi.
6. orang kota pada umumnya akan dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada
orang lain
7. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik
dan agama dan sebagainya.
8. Pola pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
9. interaksi-interaksi yang terjadi lebih berdasarkan pada faktor kepentingan pribadi
daripada kepentingan umum.

7.pertentangan

Pertentangan-Pertentangan Sosial Dan Integrasi Masyarakat

Integrasi Sosial
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing.
Dalam bahasa Inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial
dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut
pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua
landasan berikut :

1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya kesepakatan di antara sebagian


besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental
2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara
kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas
ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandunng suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang
biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar
konflik pun berbeda-beda.
Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
a. Terdapatnya dua atau lebih unit/bagian yang terlibat di dalam konflik.
b. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,
masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
c. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunbyai perbedaan- perbedaan tersebut.

Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang
berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai,
perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada
dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi :

1. Masalah Pemerintah
2. Masalah ideologi bangsa
3. Masalah kedaerahan atau minoritas

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan
yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Adapun cara-cara menyelesaikan masalah konflik yaitu:

1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn
diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk
kelompok kami sendiri
2. Subjungation; atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3. Majority Rule; artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan
kegiatan bersama.
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha
mencari dan mendapatkan jalan tengah
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan
dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak

Bentuk Integrasi Sosial


 Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan
asli.
 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli

Macam-macam Golongan dan Integrasi Sosial

 Masyarakat Maajemuk dan Nation Indonesia


Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat
negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh
kekuatan Nasional, yaitu terwujudnya Negara Indonesia.
 Integrasi
Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terlihat oleh satu
sistem kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan.
 Integrasi sosial
atau bisa juga disebut integrasi masyarakat ini bermakna terwujudnya solidaritas sosial, rasa
kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang
mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda.

7. Ilmu pngetahuaan dan tegnologi

Secara umum, Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek)


yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Jadi ilmu
pengetahuan adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang ingin mencapai
suatu tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa
mencapai apa yang diinginkannya. Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia
ilmu-ilmu dasar untuk melakukan sesuatu.

Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari buku pelajaran
saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti koran,
majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari
kitab suci. Ilmu pengetahuan dan teknologi dari tahun ke tahun, dari jaman ke jaman,
dan dari hari ke hari semakin berkembang pesat. Tidak tidak dapat dipungkiri bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah bermanfaat untuk kehidupan kita.

Ilmu pengetahuan haruslah dapat dikemukakan, harus dimegerti secara umum


sehingga kita dapat memahami ilmu pengetahuan dengan mudah. Didalam
kehidupan kita, kita tidak pernah terlepas dengan manfaat ilmu pengetahuan. Kita
manusia memiliki akal pikiran yang merupakan dasar adanya ilmu pengetahuan.
Dengan ini pula dapat mempermudah kita untuk melalukan sesuatu atau
menghasilkan sesuatu.

Ilmu pengetahuan sangatlah berguna bagi kita semua. Hal yang bersifat negatif
maupun positif tidak terlepas dari segala sesuatu, begitu pula dengan IPTEK.
Teknologi akan berguna jika dimanfaatkan dengan baik. IPTEK tentunya dapat
memotivasi masyarakat untuk lebih maju lagi. Karena IPTEK sungguh sangat menarik
perhatian. Perkembangan yang terjadi sekarang ini dapat menjadikan masyarakat
memiliki pandangan atau wawasan yang lebih luas. Iptek berkembang dengan
sendirinya tentunya dengan dikembangkan oleh orang-orang yang berpengalaman.
IPTEK sangat lah mudah untuk didapatkan, dimana pun dan kapan pun kita dapat
memperolehnya.

Unsur pokok dalam suatu ilmu pengetahuan adalah :


1. Pengetahuan, sebagaimana pengertian di atas.
2. Tersusun secara sistematis. Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah
pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan.
Sistematik berarti urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan.
Sehingga akan jelas tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan
yang bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem konstruksi yang abstrak dan
teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu dengan
lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran, sehingga
tidak dapat diraba ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus bersifat terbuka
artinya dapat ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
3. Menggunakan pemikiran yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan didapatkan
melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.

B.Teknologi
Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan
cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala
nilai yang ada. Teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis
serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi. Yang dimaksud
dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat
utama yaitu :
a. Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
1. memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak
mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin
menggunakan bahan impor.
2. jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang
ada.
3. menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan,
sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
4. memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.

b. Persyaratan Sosial, meliputi :


1. memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
2. menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus
berkembang
3. menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan
bertambahnya pengangguran.
4. membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan
mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu
sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
Selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama
mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, teknologi juga memiliki berbagai
dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat
perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara
angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai
sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan
datang.

C.Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang
muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang
berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat
berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi
pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan juga dapat terjadi
karena tidak memiliki pekerjaan, biasanya orang yang tidak memiliki pekerjaan tidak
mendapatkan kerja karena kurangnya skill ataupun pendidikan yang dimiliki.

Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3


kelompok, yaitu :
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek
badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia
lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh
sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah
menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan
secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan
pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga
karena struktur ekonomi, sosial dan politik.

Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan


pekerjaan yang memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin.
Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga
diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga
lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.

D. Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Kaitannya Dengan Kemiskinan


Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang
jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Bagi siapa saja yang
bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era globalisasi
sekarang ini. Dan bagi yang tidak bisa menguasai IPTEK maka akan tertinggal jauh
oleh pesatnya perkembangan zaman.
Bila perkembangan zaman terus melaju pesat sedangkan ada masyarakat yang
buta dengan IPTEK maka mereka akan tertinggal dan mungkin saja bisa menjadi
miskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah tidak efektif dan efisien lagi di
zaman sekarang ini.Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam
suatu sistem yang saling berinteraksi.

IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dan kemiskinan tidak telepas pula
dari kehidupan masyarakat. Kemiskinan dalam bidang ekonomi selalu menjadi
kendala di negara-negara berkembang. Sangat sulit negara untuk memberantas
kemiskinan. Sebenarnya jika kita semua memanfaatkan IPTEK maka kita semua
dapat memberantas kemiskinan yang ada. Tidak akan ada lagi pengamen, pengemis,
dan pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi karena rendahnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pendidikan yang rendah. Semua dapat teratasi
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai