Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
RESTA JULIA PUTRA
BP. 1710003423016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Judul : ..........................................................
..........................................................
Bidang : ..........................................................
Waktu Seminar/ : .........................................................
Diseminasi
Tempat : .........................................................
Nama : ..........................................................
No. BP : ..........................................................
Program Studi : .........................................................
............,...............20....
Menyetujui,
Pembimbing Kerja Praktek Penguji
(……………………………) (……………………………)
Mengetahui,
(……………………………) (……………………………)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul“ANALISA KERUSAKAN TUBE ECONOMIZER 151B501 BOILER’’
Selama melakukan Kerja Praktek dan menyusun laporan ini penulis banyak
mendapatkan baik informasi, arahan, petunjuk maupun dukungan dari pihak-pihak
terkait, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan do’a, kesabaran serta
dukungan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Otong Rosadi, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Ekasakti Padang.
3. Bapak Drs. Risal Abu, ST, M.Eng, selaku dekan Universitas Ekasakti
Padang dan selaku pembimbing Kerja Praktek.
4. Bapak Ir. Mukhnizar, MT, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin
Universitas Ekasakti Padang
5. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas EkaSakti
Padang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
6. Teman dan sahabat: terima kasih atas waktu-waktu yang
menyenangkan, bantuan, dukungan dan saran yang diberikan kepada
penulis.
Dan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dan tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Penulis menyadari laporan Kerja
Praktek ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritikan yang bersifat
membangun untuk pengembangan dimasa yang akan datang.
Akhirnya harapan penulis semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat
untuk kita semua. Aamiin.
Padang, 11 Agustus 2020
iv
3.2.5 Atsmospheric Circulating Fluidzied Bed Combustion .. 19
(CFBC) ............................................................................ 20
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
3.13 Superheater........................................................... 29
vi
3.21 Prinsip Kerja Boiler ............................................ 34
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
energi kimia dari bahan bakar padat menjadi energi panas dalam bentuk uap
(Syamsir, 1998). Uap yang dihasilkan dari pembakaran digunakan turbin untuk
menghasilkan energi listrik. Selama proses pembakaran masih ada energi yang
terbuang begitu saja, yaitu gas buang asap panas boiler. Jackson (1998) tentang
proses pemanasan yang dipakai, juga dapat menurunkan temperature gas buang
Salah satu cara untuk mengoptimasi penghematan energi ini, maka perlu
untuk udara pengeringan di kernel dryer. Dalam hal ini yang dapat memindahkan
panas dari gas buang boiler adalah alat penukar kalor. Alat penukar kalor
merupakan alat yang digunakan untuk proses perpindahan energi dalam bentuk
panas dari fluida yang memiliki kalor tinggi ke fluida lain yang berbeda suhunya.
Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, APK mempunyai cara kerja menangkap
energi panas gas asap boiler dan mengalirkan udara bersih, sehingga udara bersih
ini diharapkan dapat menjadi sumber kalor untuk pengeringan di kernel dryer.
1
Alat penukar kalor berpengaruh dalam industri 2 pengolahan kelapa sawit
dituntut untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat diperoleh hasil yang
maksimal serta dapat menunjang penuh terhadap suatu operasional unit. Kinerja
alat penukar kalor dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kecepatan aliran fluida,
kecepatan udara bersih masuk alat penukar kalor, temperature udara bersih masuk
alat penukar kalor, dimensi pipa, partikel udara, kecepatan udara buang chimney
masuk APK, temperature buang chimney masuk APK, jumlah kalor pada alat
penukar kalor, dll. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berkaitan APK yaitu
perancangan alat penukar kalor dengan memanfaatkan gass buang boiler sebagai
fluida gas panas keluar (Th,o) menjadi turun dikarenakan adanya perpindahan
kalor secara konveksi dari gas panas ke udara dingin. Oleh karena itu, penelitian
Perpindahan Kalor Pada Alat Penukar Kalor Dengan Memanfaatkan Gas Buang
Boiler.
Pada Kerja Praktek ini penulis ingin menjelaskan tentang analisa kerusakan
A. Tujuan
Tujuan yang hendak di capai dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut :
2
1. Mahasiswa belajar menerapkan ilmu pengetahuan selama
kerja.
yang berbeda-beda.
B. Manfaat
3
1.4 Batasan Masalah
ter arah dan agar dalam pemecahandapat dengan mudah dilaksanakan, adapun batasan
4
BAB II
PT. Semen Padang merupakan salah satu pabrik semen tertua di Indonesia
dan merupakan salah satu industri kimia terbesar di Sumatera Barat yang terletak
PT. Semen Padang yang didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama
5
NV Nederlandsch Indische portland Cemen Maatschaaij (NIPCM) merupakan
pabrik tertua di Indonesia. Ir. Carl Cristopher Lau dan Ir. Koninjberg
menemukan batuan di daerah Ngalau dan Karang Putih yang diduga dapat
bahan batuan tersebut merupakan bahan baku pembuatan semen yaitu batu kapur
( Lime Stone ). Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan kapasitas
22.900 ton per tahun, dan pernah mencapai produksi 170.000 ton pada tahun
Sejarah perkembangan PT. Semen Padang secara umum dapat dilihat dalam
Produksi pertama terealisasi pada tahun 1911 sebanyak 76,5 ton per
hari dan pada tahun 1913 dengan kapasitas 22.000 ton per tahun. Pada
6
1942- 1945 pabrik di ambil alih dengan nama Asano Cement. Saat itu
karyawan.
Bunda pabrik dapat berjalan kembali dengan normal dan pada tahun
7
semen yang dihasilkan tahun 1958 sebesar 80.828 ton, tahun 1959
berdasarkan akte notaris No.5 tahun 1972 seluruh saham dimiliki oleh
buah pabrik semen milik Pemerintah yaitu, PT. Semen Tonasa, PT.
September 1995, sehingga saat ini PT. Semen Padang berada di bawah
8
Mutu, kepuasan pelanggan dan ramah lingkungan adalah tiga aspek
yang sangat diperhatikan oleh manajemen PT. Semen Padang. Hal ini
A. Visi
B. Misi
berintegritas tinggi.
9
mengembangkan industri semen nasional.
pekerjaan dan pemisahan fungsi sebagai penjabaran tugas yang tergambar dalam
tertentu sesuai dengan posisinya. Dan melalui struktur organisasi ini pula kita
unit bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya sesuai dengan batas
1. Dewan Komisaris
2. Dewan Direksi
10
dibantu oleh beberapa direktur beserta Internal Audit dan Departemen
meningkat. Untuk itu PT Semen Padang yang pada saat itu hanya mampu
11
1. Rehabilitasi tahap I
220.000 ton/tahun.
2. Rehabilitasi tahap II
330.000 ton/tahun.
(selesai tahun 1987). Untuk saat ini total kapasitas produksi PT. Semen Padang
12
Pabrik Kapasitas Produksi
13
BAB III
Dasar Teori
energi energi kimia atau energi otomis menjadi kerja (usaha) (Muin 1988:28).
Boiler atau ketel steam adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang
bejana yang berisi air dengan bahan bakar(Yohana dan Askhabulyamin 200:13).
Boiler mengubah energi – energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk
dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar.
1.Furnce (ruang bakar) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi
energi panas.
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup ujung dan
14
Gambar 3. 1 Boiler
Boiler pipa api merupakan pengembangan dari ketel lorong api dengan
menambah pemasangan pipa –pipa api, dimana gas panas hasil pembakaran dari
ruang bakar mengalir di dalamnya, sehingga akan memanasi dan menguapkan air
yang berada di sekeliling pipa –pipa api tersebut. Pipa -pipa api berada atau
terendam didalam air yang akan diuapkan. Volume air kira –kira ¾ dari tangki
ketel.
15
b. Water Tube
Memiliki kontruksi yang hampir sama dengan jenis pipa api, jenis ini juga
terdiri dari pipa dan barel, yang menbedakan hanya sisi pipa yang diisi oleh air
pada jenis ini ialah menghasilkan jumlah steam yang relatif banyak.
Prinsip Kerja: Proses pengapian terjadi pada sisi luar pipa, sehingga panas
lebih tinggi dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan
dibersihkan.
c. Paket Boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap.
Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
16
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer
sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api.
Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan
dua set fire-tube pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
17
Gambar 3. 4 Paket Boiler
pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti
SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah
pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas yang luas yaitu
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas
melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus,
partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan
18
Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan
permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan
mendidih dan terlihat seperti fluida yang disebut “bed gelembung fluida
dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus
menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu
yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu
sekitar 840°C hingga 950°C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu,
maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari.
perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan
ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan
dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan
kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
Sistem seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa
pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara
19
atmosfir yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan
dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa
dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator.
Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu
dibuang ke atmosfir.
tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan
tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah
besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan
sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu
di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan
turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan
kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan
(combined cycle). Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan
melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam
20
aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak
konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat riser. Boiler CFBC pada
memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin
yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan
penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin
besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian
tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader
21
Spreader stokers
suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara
ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat.
laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai
terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin
22
pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah
bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai
ujung grate.
bara menggunakan batu bara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang
lebih besar juga menggunakan batu bara yang halus. Teknologi ini berkembang
23
dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen
Untuk batu bara jenis bituminous, batu bara digiling sampai menjadi
bubuk halus, yang berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan
Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang
pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak
terbakar.
menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier
dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C,
tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2
hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna.
penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistem yang
dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan
24
Gambar 3. 8 Pembakaran Tangensial untuk Bahan Bakar Halus
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler
limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih
dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan
burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung
menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan
kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin diesel.
25
Gambar 3. 9 Skema Sederhana Boiler Limbah Panas
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai
yang konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan
susunan draft mekanis. Pemanas fluida termis modern berbahan bakar minyak
terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan
sistem jet tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai pembawa panas,
berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah
26
tergantung pada suhu minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban
sistem.
penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar
batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen merupakan yang paling
27
Gambar 3. 10 Konfigurasi Pemanas Fluida Termis
A. Furnace(Ruang bakar)
Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam ruang bakar sehingga terjadi
pembakaran. Dari pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala
api/gas asap. Dinding ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa. Semakin
cepat laju peredaran air, pendinginan dinding pipa bertambah baik dan kapasitas
28
Gambar 3. 11 Furnace (Ruang bakar)
mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar. Kunci dari operasi furncace
yang efisien yaitu terletak pada pembakaran bahan bakar yang sempurna
lainnya seperti boiler(dengan efisiensi lebih dari 90%). Hal ini disebabkan oleh
suhu operasi yang tinggi dalam furnace. Secara umum bentuk ruang bakar terdiri
1. Berbentuk silinder
2. Berbentuk kotak
silinder tegak, tube pada daerah radiasi dipasang secara vertikal. Tube yang satu
pada bagian bawah, sehingga nyala api sejajar dengan tube dapur. Bentuk di lantai
Furnace jenis ini bisa didesain tanpa atau dengan ruang konveksi. Jenis tube yang
29
dipasang di ruang konveksi bisa bare tube, finned tube,tetapi pada umumnya
konveksi.
dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran gas asap dapat lebih
sempurna.
2. Burner
mengubah satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam kasus
30
A. Steam Drum
B. Superheater
dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin
Gambar 3. 13 Superheater
31
C. Turbin Steam
dikandung oleh steam menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin
D. Kondensor
Gambar 3. 15 Kondensor
32
E. Generator
energi listrik.
Gambar 3. 16 Generator
F. Economizer
Gambar 3. 17 Economizer
33
G. Safety Valve
steam.
H. Blowdown Valve
34
3.4 Prinsip Kerja Boiler
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat
kita sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut
akan selalu diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar,
udara, material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini
mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni
Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari
pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan
tersebut. Panas yang terserap oleh permukaan pipa akan secara konduksi
berpindah ke sisi permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir air yang terus-
menerus menyerap panas tersebut. Proses penyebaran panas antar molekul air di
dalam aliran ini terjadi secara konveksi. Perpindahan panas konveksi antar
35
molekul air, seakan-akan menciptakan aliran fluida tersendiri terlepas dengan
Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir
yang terkandung di dalam gas buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler
dan diteruskan secara konduksi ke air di dalam pipa. Secara bertahap, air akan
berubah fase menjadi uap basah (saturated steam) dan dapat berlanjut hingga
36
3.5 Bahan Bakar yang Digunakan
Solid fuel
dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Oil fuel
Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan
Gaseous fuel
boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan
37
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan
Electric
menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling
bahan bakarnya
38
BAB IV
PEMBAHASAN
2mm2 pada tube economizer dimana kerusakan berjenis ini sering terjadi pada
potongan tube economizer Boiler 151B501A yang akan dilakukan pengujian lebih
P Design = 55 kg/cm2g
39
Gambar 4. 1 Tube Economizer row 2
40
Gambar 4.4 Cara Kerja Boiler 151B501
41
Gambar 4. 5 Potongan Tube Economizer Row 2
ketahanan bagian luar material tersebut terhadap korosi yang diakibatkan oleh
sehingga aliran BFW yang terpancar deras keluar menyebabkan erosion corrosion
untuk memanaskan BFW dengan cara konveksi yang mana pancaran dari energi
panas yang dihasilkan dari pembakaran fluegas ditangkap oleh tube economizer.
Tube economizer didesain memiliki sirip (fin) mengelilingi tube setiap selang 4-
6cm untuk mengoptimalkan proses transfer panas dari lingkungan fluegas yang
diserap melalui sirip sirip untuk mengalirkan panas sepanjang tube economizer
tersebut.
42
Metalografi Daerah Sekitar Crack Tube
Economizer Row 2
43
Setelah selesainya pengujian, dikatakan bahwa bentuk retakan transgranular
terlihat pada kerusakan tersebut dan juga terbentuk deposit berupa oksida dari
unsur Al dan Fe. Oksida Fe3O4 dan Fe2O3 merupakan senyawa yang melindungi
korosi tidak mudah terjadi. Dengan retaknya bagian dalam tube economizer, maka
oksida yang bertugas melindungi akan tumbuh sepanjang retakan itu terjadi.
Temperature
106
93
80
perbedaan suhu antara BFW dengan suhu lingkungan sekitar tube economizer
44
serta sering nya terjadi penurunan dan kenaikan suhu lingkungan tube economizer
penyusutan dalam kondisi lingkungan dingin dan akan mengembang jika terkena
panas, yang mana kerusakan ini disebut sebagai Thermal Fatigue Corrosion
dimana kerusakan ini diakibatkan oleh seringnya terjadi perbedaan suhu diatas
Indikasi awal munculnya kebocoran tersebut dapat terlihat dari tetesan yang
terlihat oleh para pekerja lapangan pada bagian penampungan embun boiler dan
juga dapat dilihat dari penurunan suhu fluegas yang sangat drastis dari suhu
optimal kerja outlet fluegas boiler yaitu 250oC yang yang dapat dilihat pada
45
Ket :
Faktor lain yang mempengaruhi proses rusaknya tube economizer pada boiler
penambahan hidrazin yang tidak sesuai dengan batas minimal yang sudah
ditentukan oleh bagian operasi di PT SEMEN PADANG yang dapat dilihat dari
BFW, dimana BFW haruslah memiliki seminimal mungkin oksigen terlarut untuk
A B C
46
Semburan BFW dari Row 2 Bertekanan Tinggi
menjadi Erosion Corrosion pada Economizer Row 1 BFW = 140 – 240 oC
47
Skema Proses Berfikir
48
Tree Diagram Analysis
Thermal Fatigue
Corrosion boiler
49
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
A. Kerusakan pada boiler 151B501 ini sering terjadi pada tube economizer
ini diperkuat dengan adanya uji metalografi dari tube economizer yang
yang rusak akibat thermal fatigue pada API 571 yaitu kerusakan
transgranular.
B. Serta bentuk dari retakan tube economizer ini searah mengarah keatas yang
dapat dilihat pada gambar 5.1. Dimana kerusakan pada tube economizer
ini bertempat pada daerah HAZ (Heat Affected Zone), daerah ini
50
memanjang dan memendek akibat perbedaan suhu.
SARAN
boiler, dimana yang membedakan BFW dengan air biasa adalah BFW
dissolved itu sendiri, tidak cukup dengan hanya penambahan zat hidrazin
yang tidak sesuai dengan ketentuan dilihat dari salah satu data yang
51
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.polsri.ac.id/2009/pengertianboiler-jenis-jenisboiler-
konponenboilerdanfungsinya/
2. https://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-boiler/
3. https://www.slideshare.net/syaifaaltari/perawatandanperbaikanketeluap
/
52