Anda di halaman 1dari 1

A.

KETAQWAAN

Dalam kehidupan social kita perlu menerjemahkan deginisi Ketuhanan yang Maha Esa yang
dapat diterima secara umum dan mudah, antara lain dengan istilah Tuhan adalah Yang Maha
Esa, Maha Suci, dan akhir tujuan semua makhluk. Yang Mutlak (Tuhan) dalam agama Buddha
tidaklah dipandang sebagai sesuatu pribadi ( puggala adhitthana). Yang padaNya umat Buddha
memanjatkan doa dalam puja bakti atau kebaktian adalah salah satu perwujudan keyakinan
(sahhda) terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Buddha, Dhamma, dan Sangha. Kebaktian dapat
dilaksanakan di Vihara, Cetiya, Candi, dan tempat-tempat tertentu yang pantas untuk
melakukan kegiatan keagamaan tersebut.

B. KONSEP KESELAMATAN

Guru Agung Sang Buddha Gautama (Sakyamuni Buddha) sebagai manusia biasa yang
belajar dan mencapai penerangan sempurna atas usaha-usahanya sendiri. Sebagai orang biasa,
Sang Buddha tidak pernah mendapatkan wahyu dari satu kekuatan luar. Beliau mengingatkan
bahwa semua penyelaman Kesunyataan, pengalaman dan penerangan yang Beliau peroleh,
semata-mata karena ketekunan kecerdasan sebagai manusia biasa.

Seorang manusia biasa yang dapat menjadi Buddha, karena di dalam diri seorang manusia
terdapat kekuatan yang dapat membawa ia menjadi Buddha asal ia berusaha. Kita dapat
manamakan seorang Buddha sebagai orang “Manusia Sempurna”. Menurut agama Buddha,
kedudukan seorang manusialah yang tertinggi. Seorang manusia menjadi Tuan dari dirinya
sendiri dan tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi yang dapat menentukan nasibnya.

Anda mungkin juga menyukai