Peran Orang Tua dalam pembelajaram dirumah pada anak usia 4-6 tahun
Dosen Pengampu :
Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana
Bekasi
2021
Latar Belakang
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan
(Mulyasa, 2017). Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding
dengan usia selanjutnya, karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa, masa ini
juga disebut masa peka bagi anak sehingga para ahli menyebutnya The Golden Age (usia
emas).
Pada Usia 4-6 Tahun adalah usia yang sangat mendesak bagi potensi seorang anak
agar dapat berkembang sebagaimana yang dijelaskan oleh Feldman dalam (Asmani, 2009)
bahwasannya masa ini adalah keemasan masa bagi manusia yang tak dapat diulang,
dikarenakan menjadi momen yang terpenting sebagai pembentuk asas-asas karakter,
kapabilitas berpikir, intelektual, kreatifitas, serta kapabilitas untuk melakukan sosialisasi.
Selain itu, masa tersebut dikatakan masa emas disebabkan adanya tanda dari perkembangan
kuantitas serta kegunaan sel-sel saraf otak anak, dengan adanya hal tersebut, momen tersebut
menjadi masa emas yang penting sekali untuk mengembangkan sosial, intelektual serta emosi
anak di waktu yang akan dihadapinya kelak yang didasari pada intensi serta mengapresiasi
uniknya masing-masing. Dewantara dalam Asmani, (2009) mengungkapkan bahwasannya
anak mendapatkan pendidikan dalam rangka melakukan pengembangan (mencerdaskan)
akalnya, menambah kepekaan hati (mencerdaskan hati), serta menunjang peningkatan
kreatifitas.
Namun dalam beberapa bulan terakhir yang mana dunia diguncang dengan adanya
wabah covid-19 atau yang disebut dengan Corona Virus Desease atau virus corona. Virus ini
merupakan penyakit yang diidentifikasi disebabkan oleh virus sebagai penyakit pada saluran
pernapasan. Dideteksi muncul pertama kali di Wuhan China sejak Desember 2019. Data
terkini menunjukkan bahwa kasus terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 4.105 kasus.
Sehingga sampai saat ini di Indonesia mencapai 361.867 kasus. Total kasus sembuh dari
virus corona di Indonesia per hari mencapai 285.324 orang. Artinya terdapat penambahan
sebanyak 3.732 pasien sembuh (pikiran-rakyat.com).
Orang tua dituntut mampu menggantikan posisi guru ketika berada di sekolah
sehingga orang tua dapat memberikan bimbingan, pendidikan dan mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran dan membimbing anak selama belajar di rumah sehingga peran orang
tua sangat penting dalam mengembangkan kemampuan dan perkembangan bagi anak.
Kondisi dilapangan saat ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di rumah
dengan bimbingan dan bantuan orang tua memiliki beberapa kendala, sehingga tidak sedikit
orang tua yang banyak mengeluh kepada pihak sekolah yang menginkan kembalinya
pembelajaran di sekolah berlangsung kembali seperti biasanya. Peran orang tua dalam
mendampingi anak belajar di rumah dan mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki
oleh anak sangat berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak. Maka dari itu peran orang
tua diharapkan dapat menunjang pembelajaran di rumah berlangsung secara baik (Noor,2020)
Dalam hal ini keluarga merupakan suatu pondasi pendidikan yang pertama bagi
anak, (Hayati, 2011 dalam Agustien,2021) mengatakan bahwa sikap orang tua sangat
membantu dalam mengembangkan potensi anak, di antaranya yakni menghargai opini anak
serta mendorong anak untuk mengutarakannya, menyediakan kesempatan bagi anak-anak
dalam melakukan perenungan, khayalan, berpikir, serta memperbolehkan anak dalam
pengambilan keputusan secara individu dan memberi stimulus padanya agar senantiasa
banyak bertanya serta memberi penguatan pada anak bahwasannya sikap orang tua
menghargai rasa ingin mencoba hal baru, dilaksanakan dan menghasilkan, menunjang dan
mendorong kegiatan anak, menikmati keberadaannya bersama anak, memberi sanjungan
yang sungguh-sungguh kepada anak, mendorong kemandirian anak dalam bekerja dan
menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Pelaksanaan pembelajaran Belajar dari Rumah ini dapat membuat keaktifan belajar
siswa menjadi meningkat maupun menurun, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam
cara yang digunakan orang tua dalam membantu anak didik Belajar dari Rumah seperti orang
tua hanya membacakan buku pelajaran dan latihan kemudian anak menulis jawaban, orang
tua membantu anak dalam mengerjakan tugas sekolah dengan memberikan jawaban dari soal
latihan tanpa memberikan kesempatan anak didik untuk membaca, orang tua yang tidak
mendampingi kegiatan belajar anaknya dirumah, dan orang tua yang memberikan
pengalaman pembelajaran dengan memunculkan aktivitas yang sesuai dengan materi
pelajaran seperti praktek senam, membaca puisi, membuat kerajinan tangan, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian dari Noor Baiti bahwa proses belajar anak usia dini di
masa pandemik bertumbuh seiring dengan interaksinya dengan lingkungan. Yang mana
bahwa orang tua sangatlah berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak sesuai dengan apa
yang telah diajarkan orang tua masing-masing. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan konsep
teori Vygotsky (1978) yang menekankan hakekat sosiokultural dalam proses belajar.
Kecerdasan pada anak tumbuh bersama interaksinya dengan lingkungan. Pengaruh dari
lingkungan tersebut berupa pemberian rangsangan yang tepat yaitu stimulasi literasi.
Berdasarkan masalah pada anak usia dini yang melakukan pembelajaran dirumah
dengan bantuan peran orang tua untuk meningkatkan kecerdasan anak, maka peneliti
bermaksud untuk membuat intervensi yang bisa dilakukan guna meningkatkan kecerdasan
anak melalui pembelajaran dirumah saja.
Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah pada latar belakang diatas maka rumusan permasalahan pada penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan anak
melalui peran orang tua di masa pandemik?
Kerangka Pemikiran
PATH
Path analysis merupakan perluasan dari regresi linier berganda, dan yang
memungkinkan analisis model-model yang lebih kompleks (Streiner, 2005). Path analysis
juga merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya
secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Retherford 1993).
Problem : Peran Orang Tua dirumah memiliki kendala dalam mengajarkan anak belajar
daring ketika pandemik
Analisis : Pandemik membuat keadaan berubah, orang tua memiliki tugas tambahan yaitu
memberikan pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru disekolah saat ini dilakukan
oleh orang tua.
The model : Maka dari itu peneliti akan membuat intervensi yang dapat digunakan orang tua
agar bisa meningkatkan kecerdasan anak tanpa adanya kendala lagi
Help : Intervensi yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengajarkan dan membacakan buku
cerita untuk anak agar anak lebih mudah berimajinasi dan dapat meningkatkan kecerdasan
intelektual anak.
SWOT
Strength, Weakness, Opportunities, Threats adalah kepanjangan dari SWOT. Lalu Analisis
SWOT adalah merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek.
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4 (empat)
sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
Eksternal
Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
Anak dapat Orang tua bisa membuat Ketika orang tua mengerti
meningkatkan sebuah pembelajaran apa yang dibutuhkan anak
kecerdasan intelektual yang efektif seperti maka anak dapat
maupun kreativitasnya memberikan buku cerita meningkatkan
dan menceritakannya agar kecerdasannya
anak mampu berekspresi
Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Anak menjadi bosan Orang tua dapat Lingkungan keluarga
ketika belajar dirumah memberikan permainan dapat membuat anak
disela-sela pembelajaran menjadi tidak mudah
bosan
Skateholder Mapping
Subject Player
Guru Ayah
Kelompok sosial Ibu
Metode Intervensi
Untuk melakukan penelitian terhadap anak usia dini, maka peneliti membuat
intervensi sosial dengan peran orang tua sebagai pengajar dirumah dalam memberikan buku
cerita dan story telling kepada anak. Metode yang dilakukan seperti berikut ini:
1. Peneliti melakukan analisis terlebih dahulu terhadap anak usia dini yang sedang
melakukan pembelajaran daring.
2. Kedua peneliti membuat PATH, matriks SWOT dan juga Skateholder Maping
untuk mengidentifikasi program yang dibutuhkan dalam penelitian ini
3. Peneliti mulai mengimplementasikan program pembacaan buku cerita dan story
telling dari orang tua kepada anak usia dini
Hasil yang didapat peneliti ini sesuai dengan hasil penelitian Halim Purnomo (2019)
yang mengungkapkan bahwa secara psikologis bahasa anak dipengaruhi oleh apa-apa yang
sering didengar dari media langsung maupun tidak langsung. Media langsung yang maksud
merupakan media yang diberikan baik oleh orangtua, guru maupun tutor. Sedangkan media
tidak langsung merupakan media yang diperoleh anak biasanya pada saat berinteraksi dengan
teman sebaya, mendengar dan menyaksikan dari media televisi, buku cerita maupun media
lainnya serta pemerolehan bahasa dari aspek pendengaran yang diterima
Rekomendasi yang bisa peneliti lakukan yaitu untuk penelitian selanjutnya bisa
mencari intervensi sosial yang lainnya untuk masalah pembelajaran anak usia dini di masa
pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
Eva Luthfi Fakhru Ahsani, “Strategi Orang Tua dalam Mengajar dan Mendidik Anak
dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal Al-Athfal
(Online), Vol. 3 No. 1 (Juni 2020), 39. https://ejournal.stainupwr.ac.id/, diakses
13 Agustus 2020.
Oktaria, R., & Putra, P. (2020). Pendidikan Anak dalam Keluarga sebagai Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini saat Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pesona
PAUD, 7(1), 41-51.
Olsen, G., & Fuller, M. L. (2008). The benefits of parent involvement: What research
has to say. Education.Com. http://www.education.com/reference/article/benefits-
parent-involvementresearch/