Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323186322

Rancang Bangun Crane Hoist Semi Otomatis Berbasis PLC (Programmable


Logic Controllers|) CPM1A 20CDR-A-V1

Article · December 2014

CITATIONS READS

0 1,729

1 author:

Sumardi Sadi
Electrical Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Tangerang
56 PUBLICATIONS   66 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

DC Motor Control View project

DEVELOPING BIG DATA AND INTERNET OF THINGS View project

All content following this page was uploaded by Sumardi Sadi on 15 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Rancang Bangun Crane Hoist Semi Otomatis
Berbasis PLC (Programmable Logic Controllers|) CPM1A 20CDR-A-V1

Sumardi Sadi, S.Pd., S.T., M.T.1)


Akhmad Isnandar 2)
Email : sumardiumt@umt.ac.id
1) Dosen Teknik Elektro - Fakultas Teknik UMT
2) Mahasiswa Teknik Elektro - Fakultas Teknik UMT
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jl. Perintis Kemerdekaan 1 No. /33, Cikokol Kota Tangerang
http://www.umt.ac.id

ABSTRAK
Dalam industri terdapat kesulitan dalam penataan barang/produksi yang berukuran besar dan berat,
salah satu cara mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menggunakan Crane. Crane adalah peralatan
yang digunakan untuk memindahkan muatan dengan cara mengangkat muatan secara vertikal,
menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan. Sebuah
Crane dapat dioperasikan dengan menggunakan tombol atau push button yang harus terus ditekan agar
crane dapat bekerja. Sistem crane dalam rancang bangun ini masih memerlukan tombol push button,
dimana tombol push button berfungsi untuk menaikan pengkait. Peralatan yang digunakan dalam
rancang bangun crane : motor dc, relay my-2 24 Vdc, push button, selector switch, tombol emergency-
stop, pilot lamp dan PLC CPM1A-20CDR-A-V1. Hasil rancang bangun Crane ini adalah IR dengan
masukan tegangan 4,5 Vdc menggerakan koil relai untuk masukan ke PLC, photoelectric dengan input
24 Vdc menghasilkan keluaran 24 Vdc untuk input ke PLC, motor dc dengan masukan tegangan 4,5
Vdc berputar sedang, Adaptor dengan supply 220 Vac, keluaran yang dihasilkan dapat disetting dari
1,5 Vdc sampai 12 Vdc dan settingan yang digunakan 4,5 Vdc untuk supply motor dc dan sensor IR.

Kata kunci : Hoist, Crane, PLC.

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada suatu perusahaan baik industri berat maupun industri ringan seiring dengan perkembangan industri
dewasa ini sangat diperlukan suatu alat pendukung transportasi yang berguna untuk penanganan
pemindahan barang hasil produksi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam pelaksaan proses produksi
mutlak diperlukan suatu alat pemindah barang produksi yang berfungsi untuk penanganan barang yang
tidak mungkin dipindahkan oleh manusia, untuk itu diperlukan alat pemindah barang yang efektif,
efisien dan tidak membutuhkan biaya yang mahal serta aman dipakai terhadap operator, alat itu sendiri
maupun lingkungan.
Dalam Rancang Bangun Cran Hoist semi otomatis ini, penanganan pemindahan barang hanya perlu
dengan memutar saklar selektor jika posisi barang berada disebelah kanan atau kiri, kemudian alat
pengangkat (crane) ini akan bergerak secara otomatis atau dengan sendirinya menuju arah dimana
barang bahan yang ingin dipindahkan yang terdeteksi oleh sensor, dan menurunkan kawat baja yang
berfungsi untuk mengkaitkan pengkait pada barang dengan otomatis atau dengan sendirinya pula.
Proses mengkaitkan barang menggunakan cara manual oleh operator atau pekerja, dan untuk menaikan
barang yang sudah dikaitkan juga menggunakan tombol push button yang ditekan oleh operator atau
pekerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Perancangan Rangkaian Kontrol Crane Hoist dengan Cara Semi Otomatis
2. Pembuatan/eksperiment Rangkaian Kontrol untuk Pengendalikan Crane Hoist dengan Cara Semi
Otomatis

1.3 BATASAN MASALAH


Batasan Masalah penelitian ini adalah
1. Sistem kerja rangkaian kontrol crane hoist secara semi otomatis pada saat ingin memindahkan
barang dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri.
2. Pengontrolan Crane Hoist Berbasis PLC.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui keakuratan crane hoist dalam memindai barang yang akan diangkat bila menggunakan
sistem otomatis.
2. Mengetahui tingkat keefektifan menggunakan sistem semi otomatis.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENJELASAN PESAWAT PENGANGKAT (CRANE)
Pesawat pengangkat (hoisting machine) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan
dengan cara mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan
muatan ke tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme angkat (lifting), pendongak (luffing),
pemutar (slewing), dan penjalan (travelling). Material yang biasa dipindahkan dengan pesawat
pengangkat adalah muatan satuan (unit load) yaitu muatan yang terdiri dari satuan atau bisa jadi
muatan curah yang terbungkus, dalam satu batch. Contoh muatan satuan, misalnya: plat baja
bentangan, unit mesin, block bangunan, kapal, dan sebagainya.

Jenis Pesawat Angkat


Pesawat pengangkat dapat ditemukan dalam berbagai jenis, antara lain berdasarkan : jenis gerakan
(kinematic characteristic), rancangan, dan kegunaan di suatu industri. Crane digunakan untuk
memindahkan material atau hasil produksi dalam ukuran berat dan besar dari satu tempat ke tempat
yang lain dalam jarak yang tidak jauh. Crane memiliki kapasitas angkat (lifting capacity), kecepatan
dari beberapa gerakan (moving velocity), dan tinggi pengangkatan (lifting height) yang bermacam-
macam tergantung pada jenis aplikasi yang diinginkan.

Mobile Crane
Mobile Crane adalah jenis pesawat pengangkat yang dibuat khusus untuk mengangkat dan menurunkan
beban secara tegak lurus serta memindahkannya secara mendatar yang dapat bekerja pada areal yang
luas (tetapi dalam satu areal pabrik atau lokasi konstruksi). Mobile crane digunakan untuk
memindahkan muatan satuan (unit load) dengan tingkat mobilitas tinggi, sesuai untuk operasi jarak jauh
dan berpindah-pindah tempat, serta dapat dijalankan sebagai kendaraan sendiri. Kapasitas angkat yang
besar untuk pengangkatan biasa (light duty crane) dan disamping untuk lifting juga dapat dipergunakan
untuk pilling, shovel, dragline, clamshell, dll (heavy duty crane), dan jenisnya yang bermacam-macam
telah menjadikan mobile crane secara luas digunakan sebagai mesin pengangkat.

Gambar 1 Mobile Crane

2.2 PLC (Programmable Logic Controller)


Gambar 2 Unit PLC omron CPM1A

Programmable Logic Controller singkatnya merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis-
mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi
dan mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan
(counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses dan dirancang untuk
dioperasikan oleh insinyur yang hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer dan bahasa
pemrograman.

Gambar 3
Blok Programmable Logic Controller

Perangkat PLC pertama dikembangkan pada tahun 1969. Dewasa ini PLC secara luas digunakan dan
telah dikembangkan dari unit-unit kecil yang berdiri sendiri (self-contained) yang hanya mampu
menangani sekitar 20 input/output menjadi sistem-sistem modular yang dapat menangani input/output
dalam jumlah besar, mengenai input/output analog maupun digital, dan melaksanakan metode-metode
kontrol proporsional-integral-derivatif.

Gambar 4 Sistem PLC

2.3 SENSOR
Sensor adalah suatu alat yang mendeteksi atau mengukur kuantitas fisik untuk kemudian memberikan
respon khususnya elektrik. Banyak berbagai jenis sensor yang digunakan dalam dunia kelistrikan atau
elektronika. Diantaranya digunakan adalah Photoelectric BJ Series.
Gambar 5 Photoelektrik

Sensor photoelektrik adalah peralatan yang mengkonversikan sinyal yang dibangkitkan oleh emisi
cahaya menjadi sinyal listrik, sinar dapat bermacam-macam tergantung dengan panjang gelombangnya.
Sensor photoelektrik mempunyai 2 buah komponen utama yaitu:
A. Pemancar
a. Luminescent diode atau sering dikenal
dengan nama Light Emiting Diode
(LED)
b. Dioda Laser
B. Penerima
a. Photodioda
b. Phototransistor

3. METODE PENELITIAN
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA
Tempat dan waktu penelitian :
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan dari bulan Maret sampai bulan Mei 2014 yang
bertempat di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA.

3.2 METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan :
1. Pembuatan Program
Pembuatan program berdasarkan prinsip kerja crane hoist dengan menggunakan program cx-
programmer, dan merancang program agar crane hoist dapat bekerja dan dapat dikendalikan oleh PLC.
2. Perancangan
Perancangan alat pengendali crane hoist ditempatkan pada akrilik dengan tebal 5 mm, komponen yang
disusun atau yaitu :
• Unit PLC CPM1A-20CDR-A-V1
• Relay MY-2 24 VDC
• Adaptor 1000 mA
• Terminasi Kabel
Sedangkan komponen yang disusun pada acrilik 3 mm yaitu :
• Selector Switch 3 posisi
• Push Button on/off
• Push Button on
• Pilot Lamp
Komponen yang sudah disusun atau dirancang kemudian dilakukkan pengkabelan dengan
menggunakan kabel NYAF 0,75 mm, setelah pengkabelan selesai selanjutnya dilakukan pengecekan
apakah pengkabelan tersebut sudah sesuai dengan konsep rancangan yang dibuat. Setelah semuanya
benar, maka dilakukkan pengetesan dengan memberi sumber energi pada PLC.
3.3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA
Dalam perancangan Crane Hoist Semi Otomatis Berbasis PLC ini diperlukan flowchart depenulisan
karya ilmiah ini kerja dari simulator tersebut, depenulisan karya ilmiah ini kerjanya yaitu :

Gambar 6
Flowchart Kerja Simulator “Kontrol Crane Hoist Semi Otomatis Berbasis PLC”

Dalam rancang bangun crane ini, crane akan bekerja apabila sensor 1 dan sensor 3 mendeteksi barang,
jika sensor tidak mendeteksi barang maka crane tidak akan bekerja.
❖ Pengujian Alat
Pengujian yang dilakukan adalah memberikan sumber tegangan pada PLC, kemudian mengoperasikan
pengontrol sesuai dengan cara kerja yang sudah dibuat untuk mengetahui apakah sistem yang sudah
sesuai dengan yang dirancang dan crane dapat bekerja dengan baik.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Perancangan Alat pada menghasilkan dua bagian, yaitu bagian Perancangan Perangkat Keras
(Hardware) yang terdiri dari perakitan komponen-komponen menjadi sebuah alat yang dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya. Dan bagian perancangan perangkat lunak (Software) yang terdiri dari program
untuk menjalankan alat yang dibuat sesuai dengan tujuan dibuatnya penulisan karya ilmiah ini ini.
Alat ini terdiri dari tiga rangkaian, rangkaian yang pertama adalah rangkaian PLC, rangkaian yang
dimaksud disini adalah rangkaian program yang dibuat pada komputer kemudian didownload ke PLC
menggunakan kabel komunikasi RS232-USB to 232. Rangkaian kedua adalah rangkaian pengontrol,
disini pengontrol yang digunakan adalah push button, selector switch dan sensor, rangkaian ini
menggunakan kabel jenis NYAF ukuran 0,75 mm yang di hubungkan ke PLC. Rangkaian output disini
adalah relay my-2, dimana relay my-2 ini berfungsi untuk memutus tegangan yang keluar dari PLC
untuk menggerakan motor dc agar dapat bekerja secara reverse forward (balik putaran).
Gambar 7 Blok Diagram Rangkaian

1. Program yang sudah dibuat pada computer menggunakan Cx-Pogrammer, kemudian program
didownload dari laptop ke PLC menggunakan kabel RS232+USB to 232.
2. Push button, selector switch dan sensor merupakan input yang akan mengontrol kerja crane hoist
ini, untuk mengkomuniasikannya ke PLC menggunakan kabel NYAF 0,75 mm dan menempatkan
atau memasangnya harus sesuai dengan alamat yang sudah ditentukan pada software Cx-
Programmer.
3. Selanjutnya alamat output yang sudah ditentukan disambungkan atau dikomunaksikan ke relay my-
2 menggunakan kabel NYFA 0,75 mm, pada relai kabel ini dipasang pada koil relay, sedangkan
untuk commonnya mendapat tegangan dari adaptor. Dimana adaptor disini berfungsi untuk
mengatur tegangan tang akan digunakan pada motor dc, agar motor dc tersebut dapat bergerak tidak
terlalu cepat dan dapat mengatur tengangan pada adaptor.

4.1 PENGATURAN SENSOR


Sensor yang digunakan untuk membuat alat ini adalah sensor photo, sensor Autonics type BJ1M-DDT,
Optex type BGS S08N, sensor infrared. Sensor Autonics type BJ1M-DDT mempunyai jarak maksimal
untuk mendeteksi benda ± 1 meter dan jarak minimalnya ± 10 cm, sedangkan untuk sensor Optex type
BGS S08N ini memiliki jarak maksimal ± 1 meter untuk mendeteksi suatu barang, dan untuk sensor
infrared mempunyai batas maksimal ± 30 cm dan jarak minimalnya ± 3 cm. Pada alat ini, sensor di
setting dengan jarak minimal.

Gambar 8 Pengujian Sensor Infrared

Untuk sensor infrared ini harus menggunakan driver yang terdiri dari relay 5 VDC, transistor type
S9012 H331 dan tahanan sebesar 1 KΩ. Sensor infrared ini harus menggunakan driver karena VCC atau
sumber untuk sensor ini hanya sekitar 5 VDC, sedangkan untuk input PLC harus 24 VDC. Jadi output
dari sensor ini untuk menghidupkan koil relay, sedangkan untuk common dan kontaknya memakai 24
VDC jadi relay ini berfungsi untuk memutus tegangan yang diperlukan untuk input pada PLC.
Tabel 1
Hasil Ujicoba Sensor Infrared

Tabel 2
Hasil Ujicoba Relay Pada Driver Sensor Infrared

Gambar 9
Pensettingan Photo Sensor Autonics BJ1M-DDT

Tabel 3
Hasil Ujicoba Sensor Photoelektrik

4.2 UJI COBA PENGATURAN


TEGANGAN PADA MOTOR DC

Motor dc yang digunakan untuk menyelesaikan alat ini adalah motor dc dengan gearbox. Motor ini
dipakai karena memiliki kelebihan yaitu menggunakan gearbox, dimana gearbox ini berguna untuk
menahan putaran motor agar apabila mendapatkan tegangan tidak langsung berputar dengan cepat.
Tabel 4 Hasil Percobaan Pengujian Putaran Motor DC Dengan Mengatur tegangan pada Adaptor.
Motor dc ini dapat bekerja denagan sistem reverse forward menggunakan relay my-2 24 Vdc untuk
memutus tegangan yang mangalir ke motor. Relay my-2 ini memiliki supply untuk koilnya sebesar 24
Vdc, untuk supply tersebut dapat memanfaatkan tegangan dc yang keluar dari PLC yaitu sebesar 24
Vdc. Pada common dan kontaknya mendapat supplai dari adaptor sebesar 5 Vdc, ini bertujuan untuk
mengatur tegangan pada motor agar dapat berputar pelan atau tidak terlalu cepat.

Gambar 9
Pengaturan Tegangan 1,5 VDC Pada Adaptor

Gambar 10 Pengaturan Tegangan 3 VDC Pada Adaptor


Gambar 11 Pengaturan Tegangan 4,5 VDC Pada Adaptor

4.3 PENGUJIAN PROGRAM

Setelah sensor dan motor dc di ujicoba, selanjutnya dilakukan ujicoba keseluruhan rangkaian “Kontrol
Crane Hoist Semi Otomatis Berbasis PLC”.

Gambar 12
Pengujian Program Menggunakan Cx-Programmer dan Cx-Designer

4.4 HASIL PENGUJIAN

Alat ini dirancang menggunakan PLC CPM1A-20CDR-A-V1 dengan spesifikasi Input / outputnya
sebanyak 20 buah, input 12 buah (mulai dari 00-11) dan output 8 buah (mulai dari 00-07). Rancang
bangun crane ini bekerja untuk memindahkan barang, hal pertama yang harus dilakukan untuk
mengoperasikan alat ini adalah pertama beri supplai 220 Vac untuk PLC dan adaptor, setelah itu tekan
push button on/off kemudian putar selector (posisi 1 bila barang berada di sebelah kiri dan posisi 2 bila
barang berada disebelah kanan).
Jika posisi barang berada di sebelah kiri, setelah selector diputar ke posisi 1 maka motor 1 akan bekerja
dan bergerak ke arah kiri, kemudian apabila sensor 6 mendeteksi motor 1 maka motor 1 akan berhenti
bekerja dan bergantian dengan motor 2 yang bekerja menurunkan pengkait untuk dikaitkan pada barang
yang akan dipindahkan. Setelah pengkait turun kemudian sensor 2 mendeteksi pengkait maka motor 2
akan berhenti bekerja dan pengkait akan dikaitkan oleh operator atau pekerja secara manual, kemudian
setelah dikaitkan tekan push button up yang akan menghidupkan motor 2 untuk menaikan barang. Pada
saat barang naik timer menghitung 15 second dan motor 2 akan berhenti bekerja kemudian akan
bergantian dengan motor 1 yang akan bergerak ke arah kanan membawa barang, kemudian sensor 7
akan mendeteksi motor 1 lalu motor 1 akan berhenti bekerja dan bergantian dengan motor 2 untuk
menurunkan barang. Setelah barang turun sensor 3 akan mendeteksi barang dan motor 2 akan berhenti
bekerja, lalu operator atau pekerja akan melepaskan pengkait pada barang. Kemudian tekan push button
up untuk menaikan pengkait, setelah pengkait naik dan timer menghitung 15 second maka motor 2 akan
berhenti bekerja, selanjutnya putar selector ke posisi 0 kemudian tekan push button on/off maka
rangkaian akan berhenti.

Kemudian jika ingin memindahkan barang dari kanan ke kiri, pertama tekan push button on/off lalu
putar selector ke posisi 2 maka sensor 3 akan mendeteksi barang kemudin motor 2 akan bekerja
menurunkan pengkait. Setelah pengkait turun kemudian sensor 4 mendeteksi pengkait, maka motor 2
akan berhenti bekerja dan operator atau pekerja akan mengkaitkan pengkait pada barang. Setelah itu
tekan push button up maka motor 2 akan bekerja dan menikan barang, pada saat barang naik timer
menghitung 15 second dan menghentikan motor 2 bergantian dengan motor 1 yang bekerja bergerak ke
arah kiri. Pada saat sensor 6 mendeteksi motor 1, motor 1 akan berhenti bekerja dan bergantian dengan
motor 2 yang bekerja menurunkan barang, pada saat barang turun dan sensor 1 mendeteksi barang
motor 2 akan berhenti bekerja lalu operator atau pekerja akan melepaskan pengkait. Setelah itu tekan
push button up untuk menaikan pengkait, pada saat pengkait naik timer menghitung 15 second dan
menghentikan motor 2 dan bergantian dengan motor 1 yang bekerja bergerak ke arah kanan kemudian
sensor 7 akan mendeteksi motor 1 dan menghentikannya. Selanjutnya putar selector ke posisi 0
kemudian tekan push button on/off maka rangkaian akan berhenti.

Gambar 15
Alat Kontrol Crane Semi Otomatis
Berbasis PLC

5. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian alat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kerja sensor IR baik, indikasi dari sensor dengan jarak 1 cm dengan input 4,5 Vdc menghasilkan
sinyal output 4,5 Vdc untuk menggerakan koil relay. Output dari relay 24 Vdc, karena common relay
mendapat tegangan 24 Vdc.
2. Kerja sensor photoelektrik baik. Indikasi mendeteksi barang jarak 1 cm dengan input 24 VDC
output yang dihasilkan oleh sensor 24 VDC untuk input ke PLC.
3. Kerja motor dc setelah dilakukan ujicoba dengan supply 1,5 Vdc berputar pelan, kemudian dengan
supply 3 Vdc berputar agak pelan dan dengan supply 4,5 VDC berputar sedang.
4. Adaptor dengan supply 220 VAC, output yang dihasilkan dapat disetting dari 1,5 VDC sampai 12
VDC. Dan dalam tulisan ini output dari adaptor disetting 4,5 VDC untuk supply sensor IR dan
motor dc.

DAFTAR PUSTAKA
1. Akhmad, Isnandar, Laporan Kerja Praktek (Control Panel Chiller), FT UMT, 2014
2. Ach. Muhib, Zainuri, Mesin Pemindah Barang,-Material Handling Equipment, Yogyakarta,
C.V. Andy Offset, 2010
3. Bolton, Programmable Logic Controller (PLC), Jakarta, Erlangga, 2004.
4. Datasheet, BJ Miniatur Long Distance Photo Electrics Sensors
5. Datasheet, CPM1A 20 EDR1
6. Datasheet, Omron my2
7. Said, Hanif, Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC) dan Sistem Pneumatik pada
Manufaktur Industri, Yogyakarta, C.V Andy Offset, 2012
8. Rosyidin, Ali, Perencanaan Pesawat Pengangkat untuk Overhead Travelling Crane dengan
Kapasitas 25 Ton, Universitas Pembangunan Nasional, Veteran, Jakarta, 2009
9. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung, C.V Alphabet, 2011

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai