Disusun oleh :
Nama : GOFARUDIN
NIM : 1001037179
PJJ – UHAMKA
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “Peran Orang Tua dalam Pendidikan”.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA – PJJ UHAMKA Bogor.
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
berlipat ganda.
Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna dn masih terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun isi serta pembahasannya. Untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan
karya tulis lain di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan
umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………….. ii
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………… 2
1. Teori Pembelajaran………………………………………………………………… 5
2. Motivasi Belajar dan Media Pembelajaran………………………………… 6
BAB III
……………………………………………………………………………………………
PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN……………………………………………………………………. 13
1. Subjek Penelitian…………………………………………………………………. 13
2. Deskripsi Per Siklus …………………………………………………………….. 14
2. Pelaksanaan Perbaikan……………………………………………………… 15
1. Hasil Penelitian…………………………………………………………………….. 19
2. Pembahasan Dari Setiap Siklus………………………………………………. 25
3. Deskripsi Temuan dan Refleksi………………………………………………. 30
1. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 31
2. Saran…………………………………………………………………………………… 31
ii
DAFTAR PUSTAKA
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar warga negara dapat berpartisipasi secara efektif, diperlukan bekal pengetahuan dan
keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya partisipasi warga Negara.
Menyiapkan warga Negara yang memiliki kualitas, merupakan tugas pokok pendidikan baik
persekolahan maupun pendidikan luar sekolah.
Tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggungjawab
dalam kehidupan politik warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar
demokrasi konstitusional Indonesia.
Menimbang dasar pemikiran di atas, selayaknya pembelajaran PKn dapat membekali siswa
dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar
memiliki kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian yaitu mempersiapkan pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau
pendekatan pembelajaran.
Namun demikian, hasil pembelajaran pada mata pelajaran PKn tentang “mengenal lembaga-
lembaga negara dalam susunan pemerintah tingkat pusat”, di SD Negeri Kalongsawah 06
Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, diperoleh data hanya 16 (enam belas) orang dari 42
(empat puluh dua) orang siswa yang berhasil memperoleh nilai secara individu diatas KKM, atau
dapat dinyatakan daya serap siswa secara klasikal hanya mencapai 62%. Hal ini
melatarbelakangi perlunya menyusun sebuah rencana perbaikan belajar agar hasil pembelajaran
lebih meningkat dan bermakna bagi siswa.
Untuk menyusun rencana dan melaksanakan perbaikan pembelajaran akan lebih baik jika
perencanaan dan tindakan dilaksanakan dengan cara kolaboratif, bersama teman sejawat, sebagai
perekam kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran, agar perbaikan terfokus pada
masalah yang sudah terekam oleh pengamat.
Peneliti bersama teman sejawat diawali dengan merefleksi hasil pembelajaran. Dari hasil refleksi
teridentifikasi permasalahan sebagai berikut:
Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu kegiatan perbaikan proses
pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan meningkatkan keatifan siswa
dalam melakukan Tanya jawab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada hal-hal yang telah diidentifikasikan sebagaimana tercantum pada latar
belakang diadakannya tindakan penelitian kelas, maka dapat dirumuskan beberapa hal dalam
melakukan tindakan penelitian kelas, yaitu sebagai berikut:
“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan media pembelajaran
gambar presiden dan wakil presiden terhadap tugas presiden dan wakil presiden di kelas IV SD
Negeri Kalongsawah 06”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan program perbaikan yaitu untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah ditemukan dalam proses pembelajaran PKn di kelas IV (empat) SD
Negeri Kalongsawah 06, Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, diantaranya yaitu:
Berdasarkan hasil kegiatan belajar yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian tindakan kelas
yang dirancang dalam 2 (dua) siklus tindakan perbaikan di kelas IV (empat) SD Negeri
Kalongsawah 06 Kecamatan Jasinga Kabuapten Bogor, diharapkan dapat memeberikan manfaat
baik guru, siswa, dan institusi.
1) Menjadi guru profesional yang mampu merancang perbaikan pembelajaran, sehingga
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan demikian guru
mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional.
2) Menghasilkan alat peraga yang dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
3) Mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan bertanya jawab, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
4) Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus guru berperan
aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sehingga menjadi guru yang
inovatif.
3) Dengan berdiskusi maka secara tidak langsung siswa melaksanakan kegiatan bimbingan
teman sejawat, dan melatih siswa untuk mengemukakan pendapat sehingga melatih rasa percaya
diri agar berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
B A B II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Motivasi siswa baik ekstrinsik dan instrinsik akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Meece dan Blumenfild, ada kolerasi positif antara hasil belajar dengan motivasi,
semakin kuat dan tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Guru harus berperan sebagai motivator, selain itu guru juga harus dapat menciptakan proses
belajar yang menantang siswa untuk berfikir kreatif.
Selain motivasi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat dibutuhkan sesuai dengan
karakteristik anak, menurut Teori Piaget anak usia 7 – 11 tahun termasuk periode operasional
kongkrit (concrete operational period) dimana hal-hal yang bersifat kongkrit lebih mudah
dipahami dibanding yang abstrak. Pada masa ini juga anak menganggap bahwa kehidupan adalah
bermain. Penggunaan alat peraga akan sangat membantu keberhasilan proses pembelajaran.
Guru juga harus mampu mengadakan variasi dalam pembelajaran baik alat peraga maupun
metode yang digunakan. Pengadaan variasi dalam pembelajaran mempunyai manfaat sebagai
berikut :
Suciati (2003), motivasi merupakan dorongan, dan dorongan tersebut dapat berupa intrinsic
motivation (dorongan dari dalam diri) dan extrinsic motivation (dorongan dari luar)
Menurut Robert Gagne, aktifitas pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
yaitu menjelaskan tujuan pada siswa, memberikan bimbingan belajar dan menilai kemampuan
siswa.
Menurut Puji Santosa, dkk (2008) tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah, menyampaikan pendapatnya dengan
baik dan benar serta dapat menghargai orang lain.
Hargreaves (dalam Hopkins, 1993) Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada
diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
Motivasi belajar: (Huitt, W. (2001) dalam Yuni Pitriah) “ motivasi belajar adalah suatu kondisi
internal sebagai pendorong pada diri anak untuk melakukan kegiatan belajar, atau status internal
kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat yang mengarahkan perilaku
seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai sesuatu”
Sementara itu (Slamet ,1987 :92). “ motivasi belajar adalah suatu hasrat atau keinginan yang
mengarah kepada tujuan pembelajaran, dan bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran akan
meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan yang jelas maka siswa akan belajar lebih tekun,
giat dan lebih bersemangat”
1. Motivasi Intrinsik yaitu suatu motivasi atau dorongan yang lahir dalam diri siswa sendiri
2. Motivasi Ekstrinsik yaitu suatu motivasi karena pengaruh dari luar misalkan suasana
kelas yang agak berbeda dirasakan siswa karena guru mengunakan alat peraga atau guru
memberika pujian.
Untuk meningkatkan perhatian siswa, motivasi belajar siswa dapat juga dilakuka dengan sapaan
atau penghargaan yang bisa dilakukan dengan cara verbal atau non verbal yang merupakan
bentuk motivasi ekstrinsik.
“Jika pemberian motivasi ekstrinsik ini dilakuka maka akan berdampak pada perhatian belajar
karena antara perhatian dan motivasi adalah satu kesatuan dimana perhatia belajar adalah
kesiapan mental (pikiran dan perasaan) pada suatu objek pembelajaran yang akan berkontribusi
terhadap hasil belajar siswa”. (Huitt, W. (2001) dalam Yuni Pitriah)
Hasil belajar : Benyamin Bloom (1956) “ Gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif,
afektif dan fsikomotorik” jadi hasil belajar berupa perubahan prilaku secara keseluruhan
meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan (Kognitif) , Keterampilan (Psikomotor) dan penguasaan
nilai (Afektif). Hasil belajar akan tercapai secara menyeluruh jika adanya motivasi belajar.
1. Alat peraga/Media
a) (Heinich,dkk 1993) “media merupakan alat saluran komunikasi, bisa berupa media film,
televisi, diagram, bahan tercetak, komputer dan instruktur.”
b) (Schramm 1977) mengemukakan bahwa “media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran”
c) (Briggs,1977) mengemukakan pengertian media “media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampiakan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slid dan sebagainya”
d) (NEA,1996)” Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar , termasuk teknologi perangkat kerasnya.
e) (Robert Heinich (1985:6) dalam Kartika Laria,2008.) mengemukakan bahwa defenisi
medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima
(receiver) informasi.
f) (Sadiman,2002:6). mengungkapkan bahwa “ media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi”.
Dari uraian pengertian media diatas dapat disumpulkan bahwa media/alat peraga pembelajaran
adalah alat/bahan yang dapat membawa pesan-pesan pembelajaran yang mudah dimengerti
oleh si penerima pesan (siswa) dengan tujuan penguasaan materi pelajaran akan menjadi lebih
baik.
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai
dengan abstrak.
(Latuheru (2005) dalam Yoga) tentang peran media dalam pembelajaran adalah:
Mengapa peranan media atau lebih sering kita menyebutnya alat bantu pembelajaran atau alat
peraga diperlukan dalam proses pembelajaran dikelas karena didasarkan pertimbangan bahwa:
1) Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang
menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku maka media pembelajaran
dapat mengatasi perbedaan tersebut.
2) Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik, karena pertimbangan keamanan. Obyek dimaksud
bisa disederhanakan jika memang berbahaya dalam bentuk miniatur, model, maupun bentuk
gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual, audial atau visual.
3.) Media dapat menjebatani pemahama siswa jika objek dibawa kedalam ruang kelas
karena misalkan objek:
(a) obyek terlalu besar;
Dengan demikian kita simpulkan bahwa dengan media pembelajaran yang beragam dan tepat,
akan meningkatkan perhatian dan motivasi siswa untuk belajar yang akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
a) Media Visual yang dapat diproyeksikan ; over head projektor (OHP), in focus
b) Media visual yang tidak dapat didiproyekskan grafik, diagram, chart, bagan, poster,
kartun, komik
Apabila peranan media tepat akan memudahkan dalam metode mengajar di kelas, selanjutnya
guru didalam kelas sebaiknya memupuk rasa kepercayaan kepada siswa akan tugas-tugas yang
diberikan selesai dengan baik, maka jaga hubungan guru dengan siswa dengan cara:
Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan sabar, adil, terbuka
serta dapat menjadi pendengar yang baik.
Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan atau kelompok agar dapat
memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar
belakangnya)
Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang
negatif.
Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan
setiap siswanya.
Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan
terhadap siswanya
Identik dengan ceramah, namun ceramah bisa dikolaboraska dengan pengunaan alat peraga serta
adanya tambahan dialog interaktif, ceramah bervariasi yang baik adalah penyajian materi disusun
sistematis berurut dan jelas. Sistematika penyajian ceramah antara lain:
d) Respon
Guru harus berusaha untuk melakukan pendekatan secara pribadi terampil mengorganisasikan
kelas, mampu membimbing dan memudahkan belajar, dan mampu merencanakan dan melakukan
kegiatan belajar.
1. Memusatkan perhatian
2. Menjelaskan masalah dan uraiannya
3. Menganalisis pandangan
4. Meningkatkan urutan
5. Menyebarkan kesempatan partispasi
6. Menutup dan menyimpulkan bersama.
7. Tanya jawab
Turney (1979) mengidentifikasi fungsi pertanyaan adalah sebagai berikut:
Metode demonstrasi adalah merupaka metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjuka secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu, sehinga dapat
memperlajari secara proses.
BAB III
Peneliti adalah mahasiswa di Universitas Terbuka semester X, dan juga sebagai seorang guru
kelas IV di SD Negeri Kalongsawah 06 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Propinsi Bogor.
Jumlah siswa kelas IV (empat) adalah 42 orang, terdiri dari 20 orang laki-laki dan 22 orang
perempuan.
Tabel 3.1
1. Perencanaan
Merencanakan merupakan langkah awal dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan
dalam melakukan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan
realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan nyata rencana hanya merupakan angan-
angan saja yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Agar tindakan yang kita lakukan dapat
kita ketahui kualitasnya, maka kita perlu melakukan pengamatan.
Kegiatan pengamatan harus dilaksanakan oleh orang lain agar dapat merekam segala kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti, sehingga hal-hal yang tidak teramati oleh peneliti dapat diamati
oleh pengamat. Dalam hal ini peneliti meminta mempersiapkan salah seorang teman sejawat
yang diminta bantuannya untuk menjadi pengamat.
Setelah diperoleh hasil pengamatan, maka ditemukan kelemahan dan kelebihan dari hasil
pembelajaran, yang kemudian didiskusikan dan direfleksikan sehingga mampu menentukan
langkah-lankgah menuju perbaikan proses pembelajar.
MERENCANAKAN
REFLEKSI
MELAKUKAN TINDAKAN
MENGAMATI
Dengan melihat gambar bagan diatas dapat kita simpulkan bahwa keempat langkah tersebut
merupakan langkah yang berurutan, yang menjadi siklus kegiatan yang saling menentukan.
2. Pelaksanaan Perbaikan
Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran PKn bertempat di kelas IV (empat) SD Negeri
Kalongsawah 06 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor dimulai dari tanggal 02 Maret 2011
sampai dengan tanggal 16 Maret 2011
Tabel 3.2
Di SD Negeri Kalongsawah 06
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran dan menganalisis hasil evaluasi ternyata siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM mencapai 26 orang dari 42 orang siswa atau secara klasikal
mencapai 62%. Berdasarkan hasil pembelajaran yang didiskusikan dengan teman sejawat maka
ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siswa masih terlihat asing dengan istilah-istilah pada lembaga negara.
3. Metode yang digunakan kurang merangsang keaktifan siswa.
4. Media dan alat peraga pembelajaran masih kurang.
Dari berbagai permasalahan yang timbul tersebut kemudian didiskusikan kembali dengan teman
sejawat untuk dilakukan perbaikan pembelajaran. Langkah-langkah yang diambil untuk
memperbaiki proses pembelajaran adalah :
Kemudian hasil dari pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat akan
digunakan sebagai bahan untuk menyusun rencana perbaikan siklus kesatu.
Setelah menghitung keberhasilan pembelajaran dari perolehan nilai siswa, maka direfleksikan
dan diskusikan kembali dengan teman sejawat selaku pengamat. Hasil diskusi memutuskan pelu
adanya perbaikan kembali. Langkah-langkah yang di tempuh dalam perbaikan pembelajaran
Siklus II adalah sebagai berikut :
Setelah melaksnakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, dan diberikan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran diperoleh hasil seluruh siswa yaitu 35 orang telah berhasil
memperoleh nilai diatas nilai KKM yaitu diatas 83%.
Berdasarkan perolehan nilai secara individu dan klasikal dapat ditentukan bahwa hasil
pembelajaran siklus II, siswa kelas IV SD Negeri Kalongsawah 06 telah menguasai dan
memahami tentang lembaga-lembaga negara dan wewenangnya. Dengan kata lain guru telah
melakukan proses pembelajaran secara profesional dengan menghasilkan capaian nilai
keberhasilan individu dan klasikal di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
BAB IV
Tabel 4.1
Pendidikan Kewarganegaraan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran guru merefleksikan diri dan mendiskusikan hasil
pembelajaran dengan teman sejawat. Yang kemudian ditentukan untuk mengadakan perbaikan
pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Hasil kegiatan refleksi guru dan
pengamatan kegiatan guru selama proses perbaikan pembelajaran I dan II dilaporkan dalam table
4.2, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Refleksi Pembelajaran oleh Guru dan
Selain guru, siswa pun diobservasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang telah
dilakukan oleh siswa sebagai timbale balik dari kegiatan yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran. Berikut disajikan data hasil refleksi guru dalam kegiatan pembelajaran terhadap
pelaksanaan pembelajaran siswa, dan hasil pengamatan teman sejawat pada kegiatan perbaikan
pembelajaran ke-1 dan ke-2, pada table 4.3 hasil observasi keaktipan siswa
Tabel 4.3
Dari data pada table 4.3 nampak bahwa keaktifan siswa juga mempengaruhi daya serap siswa
terhadap hasil pembelajaran.
Selanjutnya, setelah melalui proses pembelajaran dan perbaikan pembelajaran siklus I dan Siklus
II, diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Terbukti dengan peningkatan perolehan nilai baik
secara individu maupun klasikal untuk setiap kegiatan. Nilai yang diperoleh siswa dalam setiap
siklus digambarkan pada tabel 4.4, perolehan nilai siswa kelas IV SDN Kalongsawah 06 mata
pelajaran PKn
Tabel 4.4
NILAI PEROLEHAN
NO NAMA SISWA RPP RPP Siklus Keterangan
RP
Siklus 1 2
1AMINAH 50 60 70 Berhasil
2ANIDA AULIA 50 60 70 Berhasil
3ARI JANUAR 60 70 80 Berhasil
4AHMAD TAJWINI 60 70 80 Berhasil
5AYI WINDI S 60 70 80 Berhasil
6DEDI PERMANA 70 80 90 Berhasil
7ENOK AYIRIN 70 80 90 Berhasil
8GILANG ADITYA 60 70 80 Berhasil
9HILMAN MAULANA 60 70 80 Berhasil
10INDAYANI 50 60 70 Berhasil
11KHAERUL ANAM 40 50 60 Tidak Berhasil
12LENI 80 90 100 Berhasil
13LILIS SAPINAH 80 90 100 Berhasil
14MADRIYANA 70 80 90 Berhasil
15MUHIDIN 60 80 90 Berhasil
16MEGA YULIAWATI 40 70 80 Berhasil
17NURHAYATI 80 90 100 Berhasil
18NURUL FADILATUR 80 90 100 Berhasil
19PITRI 70 80 90 Berhasil
20RUSMANA 70 80 90 Berhasil
21ROUP 80 90 100 Berhasil
22RICA FRANSISCA 80 90 100 Berhasil
23RAHMAT RAMDONI 80 90 100 Berhasil
24RENI RAHAYU 60 70 80 Berhasil
25SUPIRA 60 70 80 Berhasil
26SUHENDI 40 50 60 Tidak Berhasil
27SUNARTA 50 70 80 Berhasil
28SITI AISAH (A) 60 60 70 Berhasil
29SITI AISAH (B) 50 60 70 Berhasil
30SITI DEWI LESTARI 60 70 80 Berhasil
31SITI HOLIPAH 80 90 100 Berhasil
32SITI JULAEHA 80 90 100 Berhasil
33SITI KODIJAH 40 50 60 Tidak Berhasil
34SITI KAMILAH 80 90 100 Berhasil
35SITI HOLIPAH 40 50 60 Tidak Berhasil
36SITI SANTI 50 60 70 Berhasil
37SITI YULIASARI 60 70 80 Berhasil
38TANA HIDAYAT 50 60 70 Berhasil
39YANI SUPIYAT 70 80 90 Berhasil
40SALAMET 60 60 70 Berhasil
41EDIH SUPRIYATNA 40 50 60 Tidak Berhasil
42MUHAMMAD 40 50 60 Tidak Berhasil
Jumlah 2570 3010 3430
Rata-Rata 61 72 82
Jumlah Siswa Dinyatakan Tuntas 26 28 35
Kemajuan hasil perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada diagram berikut ini.
Diagram 4.1
Diagram 4.2
Diagram kemajuan taraf serap siswa terhadap prosentase daya serap siswa
Diagram 4.3
Kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran PKn di Kelas IV (empat) SDN Kalongsawah 06
telah dilaksanakan dengan menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelum
kegiatan pembeljaaran dilaksnakan.
Dari berbagai permasalahan yang timbul tersebut kemudian didiskusikan kembali dengan teman
sejawat untuk dilakukan perbaikan pembelajaran. Langkah-langkah yang direncakanan untuk
memperbaiki proses pembelajaran adalah :
1. Membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan memebri nama kelompok dengan nama-
nama lebaga pemerintahan
2. Mempersiapkan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa bagan
lembaga-lembaga pemerintah.
3. Menggunakan metode yang lebih fariativ.
4. Memberikan soal evaluasi dengan bahasa yang mudah dipahamai siswa.
Dari hasil kegiatan Pembelajaran diperoleh hasil nilai komulatif evaluasi kegiatan pembelajaran
sebagaimana digambarkan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Nilai
No Banyak Murid Nilai Persentase
Komulatif
1 100 0 0%
2 90 0 0%
3 10 80 1905 24%
4 6 70 1000 14%
5 12 60 1714 29%
6 7 50 833 17%
7 7 40 667 17%
8 30 0 0%
9 20 0 0%
10 10 0 0%
Jumlah 42 6119 100%
Nilai Rata-rata Kelas 61
Berdasarkan pada data perolehan nilai komulatif hasil kegiatan pembelajaran (RP), masih
dibutuhkan adanya perbaikan terhadap proses pembelajaran baik dari guru maupun dari siswa.
Untuk itu kegiatan pembelajaran, perlu diperbaiki dengan melaksanakan proses perbaikan
pembelajaran siklus I.
Data tersebut dapat digambarkan pada tabel 4.6 perolehan nilai komultif siswa terhadap hasil
perbaikan pembelajaran siklus I
Tabel 4.6
Nilai
No Banyak Murid Nilai Persentase
Komulatif
1 100 0 0%
2 10 90 900 24%
3 7 80 560 17%
4 11 70 770 26%
5 8 60 480 19%
6 6 50 300 14%
7 40 0 0%
8 30 0 0%
9 20 0 0%
10 10 0 0%
Jumlah 42 3010 100%
Nilai Rata-rata Kelas 72
Berdasarkan data di atas maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, dan diberikan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran diperoleh hasil pembelajaran yaitu 11 orang siswa telah
berhasil memperoleh nilai diatas nilai KKM yaitu diatas 65.
Tabel 4.7
Daftar nilai komulatif siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II
Pada tabel data perolehan nilai secara individu dan klasikal dapat ditentukan bahwa hasil
pembelajaran siklus II, siswa kelas IV SD Negeri Kalongsawah 06 telah mengetahui dan
memahami tentang lembaga-lembaga negara dan wewenangnya.
Berdasarkan pada hasil perbaikan pembeljaaran siklus II, maka perbaikan pembelajaran telah
dilakukan secara profesional dengan menghasilkan capaian nilai keberhasilan individu dan
klasikal di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan dari hasil observasi terhadap siswa
pun telah diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti pembeljaran.
Berdasarkan hasil pengamatan perbaikan pembelajaran, analisa perolehan nilai, diskusi dengan
teman sejawat dan supervisor serta refleksi dapat dikatakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
mengalami kemajuan. Hal ini ditunjukkan situasi belajar yang hidup, bukti peserta didik
termotivasi. Perolehan nilai peserta didik juga terdapat peningkatan, siswa semakin terbiasa
untuk berani mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan kegiatan observasi yang
dibantu oleh teman sejawat.
BAB V
1. A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan perbaikan pembelajaran dan hasil yang telah dicapai, penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Guru yang professional mampu mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang
menyenangkan.
2. Suasana belajar yang kondusif mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Dengan penggunaan alat peraga yang tepat, dapat memberikan data-data sesuai dengan
kebutuhan informasi siswa.
4. Penguatan berpengaruh positif bagi siswa, yaitu menambah rasa percaya diri siswa.
5. Keaktifan siswa di dalam berdiskusi dengan temans sekelompok dapat membangun
individu siswa menjadi figure yang terbuka terhadap masalah yang dimilikinya
1. B. Saran
Setiap guru hendaklah mampu memilih dan menggunakan alat peraga dengan baik sehingga
membantu siswa dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguasai dan memahami
materi pelajaran.
Dalam pelaksanaan metode diskusi hendaklah guru lebih memotivasi siswa yang kurang aktif
agar ikut berpartisifasi, dan kepada ketua kelompok hendaklah dilatih agar dapat melibatkan
semua anggota kelompok dengan membagi tugas secara adil dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah Sri, HH Asep, Ruhimat Toto, Wardhani IGAK , Julaeha Siti. 2008. Startegi
Pembelajaran di SD.Jakarta : Universitas Terbuka