Anda di halaman 1dari 31

Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019

Jember

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN TERAPI THAI CHI CHUAN


PADA LANSIA di DESA MANGGISAN, TANGGUL RT/RW 01/01
KABUPATEN JEMBER

Diajukan Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dengan


Dosen Pengapu : Ns. Latifa Aini S,S.Kep., M. Kep., Sp.Kom

Oleh
Nia Nofilia Widarto
Nim 162310101101

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 3234
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Menurut Djoko santoso (2010) tekanan darah adalah tekanan dimana darah
beredar dalam pembuluh darah. Tekanan ini terus menerus berada dalam
pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir konstan. Tekanan darah
dalam tubuh pada dasarnya merupakan ukuran tekanan atau gaya didalam arteri
yang harus seimbang dengan denyut jantung, melalui denyut jantung darah akan
dipompa melalui pembuluh darah kemudian dibawa keseluruh bagian tubuh.
Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah.
Tekanan tertinggi karena jantung bilik kiri memompa darah ke arteri disebut
tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat jantung
beristirahat atau rileks. Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik
terhadap tekanan diastolik.  Pada orang dewasa tekanan normal berkisar 120/80
mmHg (Santoso, 2010).  Menurut Rusdi (2010) Hipertensi merupakan penyakit
kelainan jantung yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh.
Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit –
penyakit lain, seperti stroke dan penyakit jantung. Menurut Djoko santoso (2010)
Hipertensi menunjukkan kondisi dimana aliran darah pada arteri bertekanan
terlalu tinggi untuk tubuh yang sehat.
Menurut World Health Organization (WHO) Penderita hipertensi di
Amerika Serikat diperkirakan sekitar 77,9 juta atau 1 dari 3 penduduk pada tahun
2010. Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak
7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa
sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka menderita
hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan
darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg)
dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya tidak terkontrol. Persentase pria yang
menderita hipertensi lebih tinggi disbanding wanita hingga usia 45 tahun dan
sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama, kemudian mulai dari 64 tahun ke atas,
persentase wanita yang menderita hipertensi lebih tinggi dari pria (WHO, 2010).
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Sedangkan Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013,


tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi
di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI, 2013). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa
hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap
terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PSIK Universitas
Jember pada tanggal 7 November 2015 pada kelompok lansia ditemukan data dari
hasil pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah lansia banyak yang
diatas 150/100 mmHg, selain itu juga banyak lansia yang beresiko mengalami
hipertensi dikarenakan pola hidupnya yang kurang baik. Pola hidup yang kurang
baik ini antara lain kegemaran warga yang mayoritas suku Madura mengkonsumsi
garam, faktor lainnya yaitu obesitas, merokok, dan kurangnya olahraga.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah senam Tai Chi Chuan pada kelompok
lansia RT 03/RW 02 di Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo Kecamatan
Sembersari Kabupaten/Kota Jember.
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan kesehatan pada kelompok lansia yaitu dengan senam Tai
Chi Chuan di Desa Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien dapat memahami mengenai pengertian Tai Chi Chuan;
2. Klien dapat memahami mengenai tujuan Tai Chi Chuan;
3. Klien dapat memahami mengenai langkah – langkah senam Tai Chi
Chuan;

2.2 Manfaat
Kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
kelompok lansia di Desa Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember
mengenai senam Tai Chi Chuan;
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Tekanan darah (Tekanan arteri sistemik) adalah hasil perkalian dari
cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan perifer. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode yang
terjadi akibat penyempitan arteri (Udjianti, 2010). Hipertensi pada lansia
terjadi karena adanya perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah.
Hipertensi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor resiko yang dapat
dimodifikasi (stres, obesitas, nutrisi, dan gaya hidup) dan faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (genetik, usia, jenis kelamin, dan ras). Dari faktor
resiko yang dapat dimodifikasi diharapkan masalah hipertensi dapat
diminimalkan maupun diatasi.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
hipertensi selain tindakan farmakologi, yaitu latihan fisik. Menurut
Mahardika (2010), Setelah diberikan perlakuan senam lansia secara
terprogram, tekanan darah yang tinggi dapat mengalami penurunan. Senam
lansia dapat merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan
saraf parasimptis yang berpengaruh pada penurunan hormone adrenalin,
norepinefrin dan katekolamin, serta vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh
darah yang mengakibatkan transport oksigen keseluruh tubuh terutama otak
menjadi lancar, sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi
normal. aktivitas olahraga yang teratur untuk membakar glukosa melalui
aktivitas otot yang yang akan menghasilkan ATP sehingga endorphin akan
muncul dan membawa rasa nyaman, senang dan bahagia. Olah raga akan
merangsang mekanisme HPA (Hypothalamus-Pituitary-Adrenal) axis untuk
merangsang kelenjar pineal untuk mensekresi serotonin dan melatonin. Dari
hipotalamus rangsangan akan diteruska ke pituitary (hipofisis) untuk
membentuk beta endorphin dan enkephalin yang akan menimbulkan rileks
dan perasaan senang.
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur, terarah


dan terencana dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap aktifitas
fisik pada lansia. Senam lansia termasuk senam aerobic low impact dengan
intensitas ringan sampai sedang, serta bersifat menyeluruh dengan gerakan
yang melibatkan sebagian besar otot tubuh (Handayani, 2013). Manfaat
gerakan-gerakan dalam senam lansia dapat meningkatkan kebugaran kardio-
respirasi, kekuatan dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi tubuh
seimbang. Senam lansia di lakukan sampai 3-5 kali seminggu dengan waktu
pelaksanaan 15-60 menit. Gerakan senam lansia meliputi pemanasan, inti dan
pendinginan.
Dari beberapa senam lansia yang ada, ada salah satu senam yang bernama
senam Tai Chi Chuan. Senam Tai Chi Chuan merupakan program latihan
dengan kecepatan yang rendah (low velocity) dan aman bagi lansia dengan
menggabungkan latihan pernapasan, relaksasi, dan struktur gerakan yang
pelan dan lembut. Senam ini dapat digunakan pada semua lansia dengan
proses penuaan. Dalam pelaksanaannya, perawat harus memperhatikan
keadaan klien dan tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan senam.
Senam Tai Chi Chuan baik untuk lansia karena manfaatnya yaitu:

1. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah


2. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya fleksibilitas dan kekuatan otot
penyokong postur tubuh dan keseimbangan

3. Meningkatkan kekuatan fisik

4. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

5. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh


Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

3.2 Kerangka Penyelesaian

Melakukan pengukurn tekanan darah kepada kelompok lansia

Pemateri menjelaskan mengenai senam Tai Chi Chuan dan


persiapan alat untuk senam

Menjelaskan mengenai tahap-tahap senam Tai Chi Chuan

Pemateri mendemonstrasikan dan mengajarkan latihan senam Tai Chi Chuan

Meminta klien untuk dapat mendemontrasikan dan melakukan latihan


senam Tai Chi Chuan secara mandiri

Memberikan reinfrocement positif pada klien setelah selesai mempraktikkan


senam Tai Chi Chuan dan memotivasi klien untuk sering melakukan senam
minimal 1 kali dalam seminggu
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan mengenai senam ergonomik Tai Chi Chuan
membantu meningkatkan gaya hidup sehat kepada lansia. Dalam realisasi,
untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan
latihan fisik salah satunya senam Tai Chi Chuan pada kelompok lansia.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan mengenai senam
Tai Chi Chuan yaitu pada kelompom lansia di Desa Manggisan, Tanggul
Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model pembelajaran :ceramah dan praktik


2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan dan mengajarkan cara senam Tai Chi
Chuan
d. Memantau jalannya latihan
e. Memberi komentar
f. Menetapkan tindak lanjut sasaran
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

DAFTAR PUSTAKA

Handayani S. 2013. Perbedaan Kebugaran Lansia Sebelum dan Sesudah di


Lakukan Senam Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CC4
QFjADahUKEwiB2_S77YTJAhWEk5QKHWtfBd4&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F34542%2F5%2FChapter
%2520I.pdf&usg=AFQjCNGLK--
6vS3d5eSCRFj6aDNS8aOh7Q&sig2=zFSYZOQFhfaqdZ_S2F4eqw&bvm
=bv.106923889,d.dGo diakses pada tanggal 15 mei 2019 pukul 09.00

Mahardika J, Joni H dan Abu B. 2010. Hubungan Keteraturan Mengikuti Senam


Lansia dan Kebutuhan Tidur Lansia Di UPT PSLU Pasuruan di Babat
Lamongan. Surabaya: Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga.

Udjianti W J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika


World Health Organization (WHO). (2010). The World Health Statistics 2010
.http://www.apps.whso.int.ghodata diakses pada tanggal 16 mei 2019 pukul
11.00
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media poster

Jember, 19 Mei 2019


Pemateri
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Nia Nofilia Widarto


162310101101

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Minggu 19 Mei 2019 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di rumah
keluarga Ny. H Desa Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember.
Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
mengenai Senam Tai Chi Chuan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, 19 Mei 2019

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Minggu 18 Mei 2019 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di rumah
keluarga Ny H. di Desa Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember
Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
mengenai Senam Tai Chi Chuan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, 19 Mei 2019

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik
Fkep Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam Tai Chi Chuan oleh Mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Minggu tanggal 19 bulan
Mei tahun 2019 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di Ny H. di Desa Manggisan,
Tanggul Rt/Rw 01/01 Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur.
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

Jember, 19 Mei 2019

Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik
Fkep Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Senam Tai Chi Chuan


Sasaran : Kelompok lansia
Waktu : 15.00 – 15.30 WIB
Hari/Tanggal : minggu , 19 Mei 2019
Tempat : Rumah Ny H. di Desa Manggisan, Tanggul Rt/Rw 01/01
Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang cara melakukan Senam Tai Chi Chuan.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 40 menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian Senam Tai Chi Chuan;
b. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat Senam Tai Chi Chuan;
c. Menjelaskan dan melakukan langkah-langkah Senam Tai Chi Chuan;
3. Pokok Bahasan
Senam Tai Chi Chuan
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Senam Tai Chi Chuan;
b. Tujuan dan manfaat Senam Tai Chi Chuan;
c. Langkah-langkah melakukan Senam Tai Chi Chuan.
5. Waktu
1 x 30 menit
6. Bahan/Alat yang digunakan
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

a. Poster
b. Stetoskop
c. Alas
d. Musik/ Laptop/ Radio
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Pertemuan kelompok
b. Landasan pokok :
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Setting Tempat

9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang senam Tai Chi Chuan
untuk Ny.H kemudian membuat media pembelajaran yaitu poster .
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 3 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 24 menit
tentang: memberi tanggapan
a. Pengertian
Senam Tai hi
Chuan
b. Tujuan dan
manfaat senam
Tai Chi Chuan
c. Langkah-
langkah
melakukan
senam Tai Chi
Cuan
2. Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lansia untuk
bertanya
3. Menjawab
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

pertanyaan
4. Mendemonstrasi
kan latihan
senam Tai Chi
Chuan
5. Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lansia untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an senam Tai Chi
Chuan
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 3 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil pendidikan
kesehatan dan
demonstrasi
c. Memberikan
leaflet tentang
senam
d. Salam penutup
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM TAI CHI CHUAN

Fkep
Universitas Jember
Prosedur tetap No Dokumen: No. Revisi: Halaman:
Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh :
1. Pengertian Senam Tai Chi Chuan adalah program latihan dengan
kecepatan yang rendah (low velocity) dan aman bagi lansia
dengan menggabungkan latihan pernapasan, relaksasi, dan
struktur gerakan yang pelan dan lembut.
2. Tujuan a. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah

b. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya fleksibilitas


dan kekuatan otot penyokong postur tubuh dan
keseimbangan

c. Meningkatkan kekuatan fisik

d. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

e. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh


3. Indikasi Semua lansia dengan proses penuaan
4. Kontraindikasi a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
5. Persiapan pasien Lansia sebaiknya menggunakan pakaian dengan kriteria :
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

a. Tidak menghalangi gerakan, misalnya ketat atau terlalu


longgar
b. Cukup ventilasi
c. Menggunakan bahan yang mudah menyerap keringat
(misal katun atau kaos)
d. Tampak rapi dalam penampilan
e. Menggunakan sepatu olahraga atau sepatu datar supaya
tidak menghalangi peregangan betis
6. Persiapan alat a. Pakaian olahraga
b. Sepatu

7. Cara kerja a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital


terutama denyut jantung maksimum
b. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan pembukaan,
gerakan 2, gerakan 3, gerakan 4, gerakan 5, gerakan 6,
gerakan 7, gerakan 8, dan gerakan 9 dengan lama latihan
selama 20-60 menit
c. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu dengan berselang
satu hari dalam zona latihan
d. Beban latihan menggunakan 60-90 % maksimum denyut
jantung, tetapi pemula dianjurkan menggunakan 50-60%
dari V O2 maksimum
e. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan latihan ini
selama 15-30 menit
f. Urutan gerakan sampai dengan gerakan 9 adalah sebagai
berikut :
Gambar 1
Posisikan kaki sejajar dan posisi tangan berada di depan
dada
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Gambar 2
a) Lakukan gerakan seperti surai kuda dan lakukan
selama 3 menit
b) Kaki kiri maju ke depan dan tangan bergerak ke atas
seperti sayap.

(a) (b)
Gambar 3
a) Tekuk lutut kanan ke depan, tangan kiri ke arah
depan seperti mendorong selama 3 menit
b) Lakukan gerakan seperti memainkan gitar
c) Kaki kanan melangkah ke depan, tangan kiri seperti
gerakan memukul ke belakang. Lakukan selama 4
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

menit

(a) (b) (c)

Gambar 4
a) Posisi tubuh kembali ke arah depan dan tangan
seperti memegang bola
b) Gerakkan badan ke samping, kaki kiri ke depan dan
gunakan tumit sebagai tumpuan. Tangan
c) Tekuk lutut kaki kiri dan jadikan sebagai tumpuan.
Gerakkan tangan seperti mendorong ke depan
d) Dengan posisi tubuh yang sama, arahkan tangan
kanan ke belakang sejajar dengan bahu. Lakukan
juga pada sisi yang berlawanan.
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

(a) (b) (c) (d)

Gambar 5
a) kembalikan kaki pada posisi sejajar. Ayunkan tangan
kanan menghadap wajah dan tangan kiri disamping
dan menjauhi tubuh
b) posisikan dan tekuk lutut kaki kiri ke depan, jadikan
sebagai tumpuan. Ayunkan kedua tangan sejajar
dengan bahu. Tangan kanan ke samping dan tangan
kiri ke depan
c) ayunkan kaki kanan ke depan dan ke atas sampai
membentuk sudut 900. Gunakan kaki kiri sebagai
tumpuan. Jadikan kedua tangan sebagai pengatur
keseimbangan tubuh

(a) (b) (c)


Gambar 6
a) turunkan kaki kanan ke depan sehingga posisi seperti
pada gambar. Arahkan kedua tangan dengan posisi
menyilangkan telapak tangan ke depan sejajar
dengan kepala
b) bentangkan kaki kanan selebar bahu lalu ayunkan
kedua tangan disamping tubuh
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

c) angkat kaki kiri dan jadikan kedua tangan sebagai


pengatur keseimbangan

(a) (b) (c)

Gambar 7
a) regangkan kaki kiri menjauhi tubuh, posisi
menjongkok dan jadikan kaki kanan sebagai
tumpuan (tekuk lutut kanan). Ayunkan kedua tangan
ke samping tubuh
b) kembali ke posisi berdiri, angkat kaki kanan dan
tekuk lutut hingga paha menyentuh perut. Posisikan
tangan kanan membentuk huruf V dengan disangga
oleh kaki kanan
c) arahkan kembali kaki kanan ke bawah dan tekuk
lutut (jadikan sebagai tumpuan). Kaki kiri lurus ke
belakang lalu kedua tangan ke depan membetuk
sikap kuda-kuda
d) arahkan kaki kiri ke depan dan gunakan jari kaki
sebagai tumpuan. Ayunkan kedua tangan ke bawah
ke samping tubuh
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

(a) (b) (c) (d)

Gambar 8

a) Arahkan kaki kanan lurus ke samping dan tekuk kaki


kiri (jadikan sebagai tumpuan). Ayunkan tangan kiri
ke depan, ayunkan tangan kanan ke belakang
b) Lakukan gerakan yang sama pada arah yang
berlawanan
c) Putar posisi tubuh 900 dan arahkan kaki kanan
mendekat dengan kaki kiri. Posisi tangan kuda-kuda
d) Arahkan kaki kanan ke belakang dan jadikan kaki
kiri sebagai tumpuan. Tangan kiki posisi kuda-kuda
dan tangan kanan sejajar dengan posisi tubuh
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

(a) (b) (c) (d)

Gambar 9
a) Posisikan kaki kanan lurus ke belakang, tekuk lutut
kaki kanan (jadikan sebagai tumpuan). Posisikan
kedua tangan ke depan dada
b) Kembalikan tubuh pada posisi sejajar, silangkan
kedua tangan di depan dada
c) Tetap pada posisi yang sama, arahkan kedua tangan
di samping tubuh dan tarik napas dalam sebanyak 3
kali sebagai penutup

(a) (b) (c)

8. Hasil a. Bertambahnya kekuatan fisik


b. Meningkatnya daya tahan kardiorespirasi
c. Meningkatnya kecepatan dan kelenturan tubuh
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Lampiran 5: Materi

HIPERTENSI

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg pada lansia. Hipertensi dikategorikan ringan apabila
tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Hipertensi menjadi penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Sebagian besar orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Hipertensi merupakan masalah
kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan
dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (World Health
Organization, 2010). Menurut data yang dimiliki oleh World Health
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Organization (WHO), terdapat lebih dari satu dari setiap tiga orang dewasa (+
satu miliar orang) di dunia, menderita tekanan darah tinggi. Darah tinggi
menyumbang kematian hampir 9,4 juta orang setiap tahunnya karena
komplikasi penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit ini menjadi penyakit
nomor satu yang membunuh manusia. Hipertensi seringkali terjadi bersama
dengan faktor-faktor resiko lain, seperti obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi
yang meningkatkan risiko kesehatan.

2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua yaitu hipertensi
primer atau esensial dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi primer
Sekitar 95% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi esensial
(primer). Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui, tetapi
faktor genetik dan lingkungan diyakini memegang peranan dalam
menyebabkan hipertensi esensial (Weber dkk., 2014). Faktor genetik dapat
menyebabkan kenaikan aktivitas dari sistem renin-angiotensin-aldosteron
dan sistem saraf simpatik serta sensitivitas garam terhadap tekanan darah.
Selain faktor genetik, faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain
yaitu konsumsi garam, obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat (Weber
dkk., 2014) serta konsumsi alkohol dan merokok. Penurunan ekskresi
natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan peristiwa awal
dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi natrium dapat menyebabkan
meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan vasokonstriksi perifer
sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan dapat memodifikasi
ekspresi gen pada peningkatan tekanan. Stres, kegemukan, merokok,
aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar
dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder diderita sekitar 5% pasien hipertensi (Weber dkk.,
2014). Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya penyakit komorbid atau
penggunaan obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan


hipertensi atau memperberat hipertensi. Penghentian penggunaan obat
tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang menyertainya merupakan
tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder (Depkes RI, 2006).

3. Tanda dan Gejala


Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala penyakit. Ada
kesalahan pemikiran yang sering terjadi pada masyarakat bahwa penderita
hipertensi selalu merasakan gejala penyakit. Kenyataannya justru sebagian
besar penderita hipertensi tidak merasakan adanya gejala penyakit. Hipertensi
terkadang menimbulkan gejala seperti sakit kepala, nafas pendek, pusing, nyeri
dada, palpitasi, dan epistaksis. Gejala-gejala tersebut berbahaya jika diabaikan,
tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi (WHO,
2014).

4. Pencegahan
a. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui
perubahan pola makan dan olah raga.
b. Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang
mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.
c. Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak
jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
d. Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning
telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin).
e. Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan
(jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak,
markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda, jamur segar,
bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan
rumput laut).
f. Menghentikan kebiasaan merokok.
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

g. Olah raga teratur.


h. Hindari ketegangan mental dan stres.
i. Diet bagi hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan, seperti sayuran dan buah-buahan. Kandungan
serta dan vitamin C nya dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi.
2. Makanan yang harus dikurangi, seperti makanan kaleng, jenis ikan yang
banyak mengandung lemak (misal, salmon, makerel, dan sarden),
makanan berlemak, dan makanan beralkohol.
3. Makanan yang harus dihindari, seperti makanan bergaram tinggi,
alkohol, dan rokok.

Lampiran 6 poster
Laporan Pertangguang Jawaban Keperawatan – FKEP Universitas 2019
Jember

Anda mungkin juga menyukai