Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PROYEK ISWARA DEWATA


HOTEL DAN VILLA

Dalam bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan Pembangunan


Iswara Dewata Hotel dan Villa Kedewatan Ubud yang dilakukan peninjauan selama dua
bulan mulai tanggal 6 Mei sampai dengan 8 Juli tahun 2018. Pembahasan pada bab ini
mencangkup aspek teknis maupun apek non teknis dari kegiatan pelaksanaan maupun
pengawasan proyek Pembangunan Iswara Dewata Hotel dan Villa Kedewatan Ubud.
Pada bab III sudah dijelaskan gambaran umum proyek yang dijadikan objek kerja
praktek. Dalam bab ini menjelaskan hasil dari pengamatan yang dilakuan pada saat
pelaksanaan kerja praktek.

Gambar 4.1. Tampak Atas Proyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

52
53

Gambar 4.2. Site Plan


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

4.1. Lokasi Kerja Praktek


Kegiatan pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Iswara dewata Hotel dan
Villa, penulis mendapat pengamatan di Lobby Area yang luas tanah = 4.039 m2 dan
luas bangunan = 9.642m2
TIME SCHEDULE
Iswara Dewata Hotel dan Villa
Jl. Raya Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali

PROYEK : Iswara Dewata Hotel dan Villa


LOKASI : Jl. Raya Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali
OWNER : PT. ISWARA DEWATA HOTEL

PEBRUARI 2018 MARET 2018 Apr-18 MEI 2018 JUNI 2018 JULI 2018 Sep-18
NO TITLE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
19-25 26-4 5-11 12-18 19-25 26-1 2-8 9-15 16-22 23-29 30-6 7-13 14-20 21-27 28-3 4-10 11-17 18-24 25-1 2-8 9-16 17-23 23-29 30-5 6-12 13-19
TAHAP 1
A PEKERJAAN BORE PILE Ø300 MM
PEKERJAAN PENGEBORAN TITIK BORE PILE

PEKERJAAN PEMBESIAN BORE FILE

PEKERJAAN BETON BORE FILE

B PEKERJAAN PONDASI TAPAK


PEKERJAAN GALIAN PONDASI TAPAK

PEKERJAAN PEMBESIAN PONDASI TAPAK

PEKERJAAN BETON PONDASI TAPAK

C PEKERJAAN SLOOF
PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF

PEKERJAAN BEGISTING SLOOF (BATAKO)

PEKERJAAN BETON SLOOF

D PEKERJAAN RABATAN BASEMENT


PEKERJAAN PEMBESIAN RABATAN

Gambar 4.3. Time schedule


PEKERJAAN BETON RABATAN

(Sumber : Analisa Pribadi, 2019)


Ket
DINDING BASEMENT
: E PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBESIAN DINDING BASEMENT

Posi PEKEKERJAAN BEGISTING DINDING BASEMENT


si PEKERJAAN BETON DINDING BASEMENT

mah
F PEKERJAAN KOLOM STRUKTUR
asis PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM STRUKTUR

wa PEKERJAAN BEGISTING KOLOM STRUKTUR

PEKERJAAN BETON KOLOM STRUKTUR


saat
kerj
G PEKERJAAN BALOK STRUKTUR
PEKERJAAN PEMBESIAN BALOK
a
PEKERJAAN BEGISTING BALOK
pra
ktek
54
55

4.2 Penyediaan Kebutuhan dasar


4.2.1 Barak/ Bedeng Pekerjaan
Pada proyek Pembangunan Iswara Dewata Hotel Kedewatan Ubud, barak
pekerja berada jauh pada masa bangunan utama karena masa bangunan utama
masuk ke dalam/ turunan ke tebing. Barak pekerja yang sering juga disebut
bedeng tukang ini terbuat dari kayu, bambu dan bedeg/anyaman. Untuk
lantainya adalah bambu di atasnya terbuat dari triplek 6 mm dan dinding
pembatasnya terbuat dari bedeg/anyaman yang dijepit bambu. Untuk bahan
atap menggunakan bahan seng. Pada proyek ini barak di huni oleh 30 orang
pekerja. Bangunan barak ini di lengkapi dapur, penyediaan air bersih.

Gambar 4.4. Bedeng pekerja dari dalam proyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
56

Gambar 4.5. Bedeng pekerja dari luar prpyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

1) Permasalahan
Dilihat dari bangunannya di dinding sisi bedeng bedeg/anyaman ada banyak
yang bolong kelihatan dari luar, yang mengakibatkan saat hujan air masuk
kedalam bedeng.
2) Pembahasan
Sebaiknya cepat diperbaiki, karena keamanan buruh pekerja, bisa diganti
dengan triplek untuk memperkuat kontruksi karena bedeng ini berlantai 3,
dan membuat citra proyek di masyarakat sekitar baik.
4.2.2 Air
a. Air
Unttuk sumber air di proyek ini menggunakan air sumur bor yang berada
dekat dengan bedeng dan bangunan staff kontraktor, dengan
menggunakan 2 penampungan tangki air.
1. Air untuk proyek
Diperoleh melalui sumur bor, karena proyek ini besar sudah pasti
membutuhkan air yang banyak. Penampungan air ada 2 tangki air
57

yang besar yang kemudian disalurkan ke bangunan staff proyek,


bedeng pekerja dan ke proyek.
2. Air untuk minum
Air minum untuk semua staff kontraktor, membeli air diluar seperti
galon air yang di isi ulang, sedangkan untuk pekerja bedeng bisa
memasak air sumur bor. Dan bisa juga membeli diluar.
3. Air untuk MCK
Untuk air masak, cuci, kakus mengunakan sumur bor dan yang jauh
dari lokasi sumur bor mengunakan sedot air dikali sekitar proyek.

`
Gambar 4.6. Kakus untuk bedeng pekerja
(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
58

Gambar 4.7. Kakus untuk staff gudang


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Gambar 4.8. Kakus untuk lokasi proyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
59

Gambar 4.9. Kakus untuk staff kontraktor


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

a) Pembahasan
Untuk fasilitas air proyek sudah tersedia, untuk minum juga baik,
dan untuk MCK sudah tersedia di setiap pekerja seperti MCK staff
kontraktor, MCK staff Gudang, MCK di lokasi proyek semua
sudah tersedia dan untuk pembuangan kotoran menggunakan
seftictank sementara, ada juga pekerja yang bandel kencing
sembarangan di lokasi proyek membuat citra proyek jorok di saat
team owner ke lokasi proyek.
60

4.2.3 Gudang Genset dan Alat – alat Proyek

Gambar 4.10. Fasilitas Listrik dan Alat – alat Proyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

a) Permasalahan
Untuk fasilitas listrik dan alat – alat proyek seperti genset, alat
pemotong besi, alat pemadat beton cor (vibrator), bor kayu dll. hanya
sedikit jauh dari proyek karena tempat fasilitas listrik dan alat-alat
ada depan proyek, yang tempat khusus dengan mesin.
b) Pembahasan
Untuk fasilitas listrik, alat-alat kelistrikan sudah tersedia di bangunan
depan proyek, dan bangunan ini juga pertama barang-barang masuk,
61

pekerja gudang mengorder ke sini kemudian di bawa ke gudang


proyek.

4.2.4 Penempatan Bahan / Material


Dalam pengerjaan proyek ini, penempatan bahan sangat mendukung
kelancaran dan kualitas pekerjaan yang dikerjakan baik itu bahan yang terlindung
dan tidak terlindung.
a. Material besi
Penempatan bahan/ material besi di lokasi proyek ada di samping
bangunan bedeng pekerja, dan ada juga di depan bangunan gudang.

Gambar 4.11. Material Besi di Bedeng Pekerja


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Gambar 4.12. Material Besi di Depan Gudang


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
62

b. Material batako
Penempatan bahan/ material batako berada di depan bangunan Gudang.

Gambar 4.13. Material batako di depan gudang


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

c. Material pasir dan krikil


Penempatan bahan/ material berada di luar lokasi proyek di depan lokasi
proyek yang berdekatan dengan mesin pengadukan spesi.
63

Gambar 4.14. Material Pasir dan Krikil


d. Material semen
(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
Penempatan bahan/ material semen berada di dalam gudang dengan
lantai beralaskan balok dan papan kayu. Dan untuk menggirim bahan
material bisa menggunakan motor pengangkut.

Gambar 4.15. Material Semen di Gudang


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
64

Gambar 4.16. Mesin Pengadukan Spesi (Bathcing Plan)


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Gambar 4.17. Motor proyek


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

a) Permasalahan
Untuk bahan terlindung seperti material semen sudah terlindung,
untuk bahan tidak terlindung seperti besi, batako, pasir dan krikil
belum ada tempat masih di taruh di depan gudang, ada di bedeng.
b) Pembahasan
Untuk bahan/ material yang terlindung dari cuaca di proyek ini
adalah material semen, sedangkan besi, pasir, batako dan krikil
belum terlindung, sebaiknya besi harus terlindung supaya tidak
menjadi berkarat dan rapuh membuat kekuatan besi berkurang dan
tempatnya masih berserakan, harusnya dibuatkan tempat khusus
untuk material. Untuk setiap bahan diorder langsung di kirim ke unit
perkerjaan dengan motor proyek dan ditaruh di sekitar unit
pekerjaan, tinggal di kerjakan oleh pekerja.
65

4.3. Pekerjaan Selama Kerja Praktek


4.3.1 Pekerjaan Pondasi Tapak Lobby
4.3.1.1 Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tapak Lobby
Aspek - aspek terkait :
a. Alat yang digunakan :
1) Mesin molen
2) Cangkul
3) Sekop
4) Tang
5) Unting-unting
6) Arko
7) Plastik membrane
8) Cetok
9) Ember
10) Alat pemotong besi/ Chopsaw
11) Alat pembengkok besi
12) Mesin kompresor
13) Benang
14) Blencong
b. Bahan yang digunakan :
1) Besi tulangan D16-100 dan besi begel D8-100
2) Mutu beton K-300
3) Plastik membran
4) kawat
c. Jumlah tenaga : 15 Orang
d. Waktu Pelaksanaan : 126 Hari
e. Pekerjaan Pondasi Tapak Basement yang diamati :
Pekerjaan pondasi tapak yang penulis amati adalah grid L2
basement lobby.
66

Gambar 4.18. Pekerjaan Pondasi Tapak yang Diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

f. Sistem Pengerjaan :
1) Pengerjaan Pondasi Tapak
 Pekerjaan pertama yang penulis amati pada saat
melaksanakan kerja praktek di Iswara Dewta Hotel dan Villa
adalah pekerjaan pondasi tapak. Pekerjaan pertama yang
dilakukan adalah perakitan tulangan pondasi tapak dengan
besi tulangan D16 dengan jarak pemasangan 15 cm dan ada
10 cm dengan pengikat kawat, dikerjaakan oleh 3 tukang
perakitan tulangan. Untuk membuat begel dengan alat
pembengkok besi. Pondasi tapak yang dikerjakan dengan
ukuran 200 cm x 200 cm dengan kedalaman 200 cm dari
tanah asli. Dikerjakan oleh 3 orang pekerja,
67
68

Gambar 4.19. Detail Pondasi Tapak


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Selanjutnya setelah selesai tulangan pondasi tapak, tulangan pondasi tapak diikat
bersama tulangan bore pile. Selanjutnya persiapan mesin molen (site mix ) dan
campuran mutu beton K300. Selanjutnya disiapkan mesin vibrator getar untuk
memadatkan coran beton supaya tidak terjadi rongga-rongga atau celah kosong di
pondasi tapak. Menunggu kering beton pondasi tapak para pekerjaan melakukan
pekerjaan pondasi tapak yang lain karena pengerjaan pondasi tapak ini ada 61
titik.
69

Gambar 4.20. Pondasi Tapak


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

4.3.1.2 Pengawasan Pekerjaan Pondasi Tapak Lobby


a. Instruksi Pengawas
1) Mengawasi serta menyesuaikan dengan gambar rencana.
2) Untuk kedalaman penggalian pondasi tapak sesuaikan
dengan gamabar rencana.
3) Diameter besi pada penulangan pondasi tapak harus
sesuai dengan spesifikasi teknis begitu juga dengan jarak
pemasangannya.
4) Sebelum pengecoran acuan harus bersih dari segala
kotoran. Seperti dedauan, plastik bekas dll.
5) Peralatan/ alat-alat pengerjaan pengecoran harus sudah
disiapkan supaya tidak terjadi kendala pada saat
pengecoran.
6) Pada pengecoran pondasi tapak memakai campuran mutu
beton K300 sesuai dengan acuan spesifikasi.
7) Mengawasi tenaga kerja selama proses pekerjaan pondasi
tapak.
70

4.3.1.3 Permasalahan Pekerjaan Pondasi Tapak Lobby


a. Alat -alat yang digunakan :
Seperti kelengkapan alat ada yang kurang seperti mesin
kompresor untuk membersihkan tulangan pondasi tapak,
masih menggunakan alat manual dibersihkan oleh tenaga.
b. Bahan yang digunakan :
Untuk bahan besi hampir semua besi berkarat karena
penempatan dan perlindungan besi belum ada.
c. Jumlah tenaga dan waktu :
Tenaga untuk pekerjaan pondasi tapak jumlah tenaga ada 15
orang untuk waktu 126 hari, disini tenaga tukang masih saling
pinjam tenaga oleh mandor lain membuat pekerjaan semakin
lambat. Waktu kerja praktek ada 12 tenaga kerja.
d. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan pengawas teknis lapangan datangnya
tidak menentu bisa paginya saja, bisa siangnya saja dan bisa
satu hari penuh berada di proyek. kurangnya pembersihan
tulangan yang akan dicor masih terdapat kotoran seperti
lumpur yang menempel ditulangan, dan pada saat pengecoran
kurangnya sigap tenaga pada saat persiapan pengecoran.
4.3.1.4 Pembahasan dan Tanggapan Mahasiswa
a. Dari alat -alat yang digunakan kuranganya mesin kompresor
untuk membersihkan tulangan besi pondasi tapak dari
dedaunan, plastik dan lumpur. Sebaiknya disedikan alat
kompresor dan mengunakan air yang disemrotkan ke tulangan
besi pondasi tapak supaya lumpur bekas galian tidak
menempel di tulangan besi yang mempengaruhi kekuatan
pondasi tapak.
b. Dari bahan yang digunakan sebaiknya besi ditempatkan di
tempat yang terlindung supaya tidak berkarat dan rapuh
membuat kekuatan besi berkurang.
71

c. Dari tenaga kerja di proyek ini memang saling meminjamkan


tenaga, mandor biasa memindahkan pekerjanya karena ada
tenaga yang tidak bekerja karena sakit, beristirahat karena
lembur atapun mudik dan ini untuk kelancaran bersama.
d. Dari sistem pengerjaan sebaiknya pengecekan bahan seprti
besi yang berkarat disortir yang layak dipakai, dipersiapkan
segala keperluan seperti mesin molen disiapkan bensin,
pengecekan mesin molen, persiapan tenaga untuk kelancaran
pengecoran. pencapaian pekerjaan pondasi tapak lobby
basement sudah 80 %.
4.3.2 Pekerjaan Sloof Basement Lobby
4.3.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan Sloof Basement Lobby
Aspek - aspek terkait :
a. Alat yang digunakan :
1) Cangkul
2) Blenjong
3) Sekop
4) Cetok
5) Ember
6) Arko
7) Mesin vibrator
8) Batako
9) Mesin batching plant
10) Mesin kompresor
11) Alat pemotong besi/ Chopsaw
12) Alat pembengkok besi
13) Benang
14) Kasut
b. Bahan yang digunakan :
1) Besi tulang D19 dan besi begel D10-100
2) Besi wermesh ukuran 2,1 m x 5,4 m
3) Kawat
72

4) Mutu beton K-300


c. Jumlah Tenaga Kerja : 15 Orang
d. Waktu Pelaksanaan : 126 Hari
e. Pekerjaan Sloof Basement Lobby yang diamati :

Gambar 4.21. Pekerjaan Sloof yang diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

f. Cara Pengerjaan :
1) Pekerjaan Sloof Basement
 Setelah selesai pekerjaan pondasi tapak selanjutnya pekerjaan
sloof basement. Pertama pekerjaan sloof basement adalah
pemasangan benang untuk acuan penggalian sloff, lebar 55
cm kedalaman penggalian 50 cm dengan menggunakan
cangkul, sekop dan cekop. Setelah penggalian selesai
selanjutnya pemasangan batako di sisi sloff.
73

Gambar 4.22. Pekerjaan Batako Sloof


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Selanjutnya perakitan besi tulangan D19 dan besi begel D10


dengan jarak 10 cm dengan alat tang. Setelah selesai perakitan
tulangan sloof Selanjutnya pemasangan besi tulangan sloof,
kemudian dirakit dengan besi tulangan kolom. Kemudian
dilakukan pembersihan sloof yang akan di cor menggunakan
mesin kompresor. Selanjutnya pemasangan plastik membrane,

Gambar 4.23. Pekerjaan perakitan Sloof


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
74

Selanjutnya persiapkan pencampuran mutu beton K300 yang


berada di mesin pengadukan beton (Batching Plan) yang berada
di atas proyek yang di salurkan dengan pipa besi. Kemudian
siapkan alat mesin getar vibrator untuk meratakan coran beton
supaya tidak ada rongga- rongga didalam sloof, bisa
mempengaruhi kekuatan sloff.

Gambar 4.24. Pekerjaan Pembersihan Sloof


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

4.3.2.2 Pengawasan Pekerjaan Sloof Basement Lobby


a. Intruksi Pengwas
1) Mengawasi serta menyesuikan dengan gambar rencana.
2) Kedalaman penggalian sloof harus sesuai gambar rencana.
3) Sebelum pekerjaan begisting batako, penarikan benang sebagai
acuan lurus sloof.
4) Pada tulangan pembesian harus sesuai sesuai spesifikasi diameter
maupun jaraknya.
5) Sebelum pengecoran harus bersih dari segala kotoran. Seperti
dedauan, plastik bekas dll. Dan penarikan benang sebagai acuan
ketinggian coran merata.
75

6) Peralatan/ alat-alat pengerjaan pengecoran harus sudah disiapkan


supaya tidak terjadi kendala pada saat pengecoran.
7) Pada pengecoran memakai campuran mutu beton K300 sesuai
dengan acuan spesifikasi.
4.3.2.3 Permasalahan Pekerjaan Sloof Basement Lobby
a. Bahan yang digunakan :
Untuk bahan besi hampir semua besi berkarat karena penempatan
dan perlindungan besi belum ada.
b. Jumlah tenaga dan waktu :
Tenaga untuk pekerjaan pondasi tapak jumlah tenaga ada 15 orang
untuk waktu 126 hari, disini tenaga tukang masih saling pinjam
tenaga oleh mandor lain membuat pekerjaan semakin lambat. Waktu
kerja praktek ada 9 tenaga kerja.
c. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan pengawas teknis lapangan datang ke lokasi
paginya saja, hanya pelaksananya yang ada di lokasi seharian penuh.
pada saat pengecoran hanya kurangnya sigap tenaga yang membuat
saluran beton cor jatuh membuat beton cor terbuang.
4.3.2.4 Pembahasan dan Tanggapan Mahasiswa
a. Dari bahan yang digunakan sebaiknya besi ditempatkan di tempat
yang terlindung supaya tidak berkarat dan rapuh membuat kekuatan
besi berkurang.
b. Dari tenaga kerja di proyek ini memang saling meminjamkan tenaga,
mandor biasa memindahkan pekerjanya karena ada tenaga yang tidak
bekerja karena sakit, beristirahat karena lembur atapun mudik dan ini
untuk kelancaran bersama.
c. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan sebaiknya tenaga kerja lebih sigap untuk
persiapan pekerjaan pengecoran biar tidak terjadi terbuangnya
campuran beton.
76

4.3.3 Pekerjaan Rabatan Lantai Basement Lobby


4.3.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan Rabatan Lantai Basement Lobby
Aspek - aspek terkait :
a. Alat yang digunakan :
1) Sekop
2) Cetok
3) Ember
4) Mesin vibrator
5) Batako
6) Mesin batching plant
7) Mesin kompresor
8) Alat pemotong besi/ Chopsaw
9) Benang
10) Kasut
b. Bahan yang digunakan :
1) Besi wermesh ukuran 2,1 m x 5,4 m
2) Kawat
3) Mutu beton K-300
c. Jumlah Tenaga Kerja : 15 Orang
d. Waktu Pelaksanaan : 105 Hari
e. Pekerjaan Rabatan Basement Lobby yang diamati :

Gambar 4.25. Pekerjaan Rabatan yang Diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
77

f. Sistem Pengerjaan :
1) Pekerjaan Rabatan Beton Basement
Pekerjaan pertama, setelah pekerjaan pembesian sloof,
pemasangan begisting batako sloff dan pemasangan platik
membran. Selanjutnya di atas plastik membran pekerjaan
plesteran tipis, setelah plesteran kering, baru diletakan besi
wermesh ada 2 lapis karena di daerah basement beban mobil.

Gambar 4.26. Pekerjaan Plesteran Tipis


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
Setelah pemasangan besi wermesh, selanjutnya pemasangan
beton dexing untuk penyekat 2 besi wermwesh. Setelah itu
dilakukan pembersihan tulangan wermesh yang akan di cor
beton dengan menggunakan selang angin. Selanjutnya
dilakukan persiapan pengecoran seperti alat – alat pekerjaan
pengecoran. Pengecekan alat, perlekapan alat, dan tenaga
kerja.
78

Gambar 4.27. Pekerjaan rabat beton


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Gambar 4.28 Pekerjaan rabat beton


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
79

Gambar 4.29. Pekerjaan Pengerukan


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

4.3.3.2 Pengawasan Pekerjaan Rabatan Lantai Basement Lobby


a. Instruksi Pengawas
1) Mengawasi Pemasangan besi wermesh
2) Sebelum pengecoran harus bersih dari segala kotoran. Seperti
dedauan, plastik bekas dll. Dan penarikan benang sebagai acuan
ketinggian coran merata.
3) Peralatan/ alat-alat pengerjaan pengecoran harus sudah disiapkan
supaya tidak terjadi kendala pada saat pengecoran.
4) Pada pengecoran memakai campuran mutu beton K300 sesuai
dengan acuan spesifikasi.
4.3.3.3 Permasalahan Pekerjaan Rabatan Lantai Basement Lobby
a. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan pengawas teknis lapangan datang ke lokasi
paginya, hanya pelaksananya yang ada di lokasi seharian penuh.
Pekerjaan menjadi lambat karena cara pekerjaannya sebagian-
sebagian, membuat pelaksana harus selalu sigap tentang apa yang
harus di kerjakan pekerja dan pelaksana terus berkordinasi dengan
80

tenaga exskavator untuk penggalian/ pengerukan karena tanah


berkontur, kalau lambat pekerja juga menjadi lambat.
4.3.3.4 Pembahasan dan Tanggapan Mahasiswa
a. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan pengawas tenis, pelaksana dana tenaga kerja
harus selalu berkontribusi. Kalau menunggung pengerukan selesai
semua juga menjadi lambat. Untuk pekerjaan rabatan basement sudah
mencapai 30 %.
4.3.4 Pekerjaan Dinding Basement Lobby
4.3.4.1 Pelaksanaan Dinding Basement Lobby
Aspek - aspek terkait
a. Alat yang digunakan :
1) Cangkul
2) Sekop
3) Cetok
4) Ember
5) Arko
6) Mesin vibrator
7) Mesin batching plant
8) Unting-unting
9) Benang
10) Mesin kompresor
11) Skafolding
b. Bahan yang digunakan :
1) Kolom Besi tulang D22 dan besi begel D10-100
2) Tulangan dinding D12 dan D10-100
3) Kawat
4) Triplek 3 mm
5) Besi begel pengunci begisting
6) Besi steger
7) Mutu beton K-300
c. Jumlah Tenaga Kerja : 15 Orang
81

d. Waktu pelaksanaan : 154 hari


e. Pekerjaan Dinding Basement Lobby yang diamati :
Pekerjaan dinding basement yang diamati penulis adalah grid L3
basement lobby.

Gambar 4.30. Pekerjaan Dinding Basement yang diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

f. Cara Pengerjaan :
 Pekerjaan Dinding Basement
Pertama pekerjaan dinding adalah perakitan tulangan kolom D22 18
besi ulir dan begel D10 dengan jarak 10 cm dengan bahan kawat dan
dengan alat tang. Setelah pekerjaan tulangan kolom, Selanjutnya
pekerjaan tulangan dinding dengan besi ulir D12 dan besi ulir D10
dengan jarak 10 cm, selanjut pemasangan beton decking sebagai
penyekat besi ulir dari begisting.
82

Gambar 4.31. Pekerjaan Dinding Basement


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

Selanjutnya pekerjaan pemasangan begesting dinding, pertama


pemasangan triplek, sebelum pemasangan triplek, triplek di olesi
minyak solar untuk memudahkan pelepasan triplek begisting,
kemudian di pasang unting-unting untuk mencari ketegakan dan
lurus begisting setelah itu dengan besi begel sebagai pengunci
begisting.

Gambar 4.32. Pekerjaan Pemasangan Begisting Dinding Basement


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
83

Setelah itu mesin pengadukan beton ( Batching plant) dengan mutu


K300, yang berada di atas proyek, siap dikirim turun ke proyek yang
siap di cor melalui besi pipa dan siap utuk di cor, kemudian
disiapkan mesin vibrator getar untuk memadatkan coran beton. Disini
pembukaan begisting 2 minggu sudah di buka.
4.3.4.2 Pengawasan Dinding Basement Lobby
a. Instruksi Pengawas
1) Mengawasi serta menyesesuaikan gambar rencana.
2) Diameter dan jarak besi penulangan harus sesuai acuan spesifikasi.
3) Pemilihan triplek begisting harus yang bagus berkwalitas.
4) Sebelum pengecoran, begisting harus di cek ketegakan dengan alat
inting-unting, penguncian begisting harus kuat dan Sebelum
pengecoran acuan harus bersih dari segala kotoran. Seperti
dedauan, sisa bekas gergaji dll.
5) Peralatan/ alat-alat pengerjaan pengecoran harus sudah disiapkan
supaya tidak terjadi kendala pada saat pengecoran.
6) Pada pengecoran memakai campuran mutu beton K300 sesuai
dengan acuan spesifikasi.
84

7) Mengawasi tenaga kerja selama proses pekerjaan dinding


basement.
4.3.4.3 Permasalahan Dinding Basement Lobby
a. Sistem pengerjaan
Dari sistem pengecoran kendalanya adalah pada saat penyaluran cor
beton dari atas (mesin batching plant) ke lokasi dinding basement
lobby kebocoran/ kelewatan cor beton membuat cor beton terbuang
dan kurangnya alat pemadatan cor beton/ mesin vibrator.
4.3.4.4 Pembahasan dan Tanggapan Mahasiswa
a. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan pengecoran sebaiknya tenaga kerja
dimaksimalkan biar tidak kekurangan tukang, karena kondisi
penyaluran cor beton cukup tinggi berlekuk- lekuk ke lokasi cor
beton. Dan sebaiknya setiap lekukukan jalur cor beton ada tenaga
mengontrol supaya tidak terjadi kelewatan/ kebocoran dan
tersendatnya cor beton yang membuat lama pengecoran. Dari alat
mesin pemadatan cor beton sebaiknya disediakan 2 alat. Karena
dinding basement cukup Panjang, biar pemadatan merata ke seluruh
dinding basement lobby.
4.3.5 Pekerjaan Kolom Struktur Basement Lobby
4.3.5.1 Pelaksanaan Kolom Struktur Basement Lobby
Aspek - aspek terkait
a. Alat yang digunakan :
1) Cangkul
2) Sekop
3) Cetok
4) Ember
5) Arko
6) Mesin vibrator
7) Mesin molen (Site Box)
8) Unting- unting
9) Skafolding
85

b. Bahan yang digunakan :


1) Kolom Besi tulang D22 dan besi begel D10-100
2) Kawat
3) Triplek 3 mm
4) Besi begel pengunci begisting
5) Besi steger
6) Mutu beton K-300
c. Jumlah Tenaga Kerja : 15 Orang
d. Waktu Pelaksanaan : 14 Hari
e. Pekerjaan Kolom Struktur Basement yang diamati :

Gambar 4.33. Pekerjaan Kolom Struktur Basement yang diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

f. Cara Pengerjaan :
1) Pekerjaan Begisting Kolom
 Pertama - pertama pekerjaan kolom adalah perakitan tulangan
kolom besi tulangan D22 10 besi ulir dan besi begel D10 dengan
jarak 10 cm dengan alat skafolding, triplek begisting di potong
dengan ukuran lebar triplek 40 cm, Panjang 90,6 cm, dan tinggi
360 cm setelah triplek dipotong disisi triplek begisting dipasang
86

besi untuk meperkuat, triplek begisting di olesi minyak solar


untuk memudahkan pembukaan begisting pada saat beton kering.
Selanjutnya di siapkan besi begel pengunci begisting sebanyak 6
kuncian, sebelum penguncian begisting kolom di pasang unting-
unting untuk mengukur ketegakan kolom supaya tidak terjadi
kesalahan, seperti kolom menjadi miring.

Gambar 4.34. Pekerjaan Begisting Kolom


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
2) Pekerjaan Pengecoran Kolom
 Sesudah pekerjaan begisting kolom, siapkan campuran mutu
beton K300 di besin molen (Site Box) setelah itu pemasangan
skafolding untuk naik pekerja menggunakan alat mesin vibrator
dan mengontrol pengecoran. Setelah pekerjaan pengecoran
kolom.
87

Gambar 4.35. Pekerjaan Pengecoran kolom


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

4.3.5.2 Pengawasan Kolom Struktur Basement Lobby


a. Instruksi Pengawas :
1) Mengawasi serta menyesesuaikan gambar rencana.
2) Diameter dan jarak besi penulangan harus sesuai acuan
spesifikasi.
3) Pemilihan triplek begisting harus yang bagus berkwalitas.
4) Sebelum pengecoran, begisting harus di cek ketegakan dengan
alat unting-unting, penguncian begisting harus kuat dan Sebelum
pengecoran acuan harus bersih dari segala kotoran. Seperti
dedauan, sisa bekas gergaji dll.
5) Peralatan/ alat-alat pengerjaan pengecoran harus sudah disiapkan
supaya tidak terjadi kendala pada saat pengecoran.
6) Pada pengecoran memakai campuran mutu beton K300 sesuai
dengan acuan spesifikasi.
7) Mengawasi tenaga kerja selama proses pekerjaan kolom struktur
basement.
88

4.3.5.3 Permasalahan Kolom Struktur Basement Lobby


a. Sistem pengerjaan :
Dari pekerjaan pengecoran kolom struktur, begisting kurangnya
penyangga untuk ketegakan kolom yang akurat masih kurang ada 3
sudut penyangga, karena kondisi penyangga tidak memungkinkan.
4.3.5.4 Pembahasan dan Tanggapan Mahasiswa
a. Sistem pengerjaan :
Dari sistem pengerjaan kolom struktur, sebaiknya begisting kolom
struktur penyangganya ada 4 sudut nyengga untuk ketegakan yang
akutar tegak lurus, dan sebaiknya dilakukan perabatan dahulu supaya
penyangganya bisa dipasang dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Pekerjaan kolom struktur basement lobby baru mencapai 20 %.
4.3.6 Pekerjaan Begisting Balok Struktur Basement Lobby
4.3.6.1 Pelaksanaan Begisting Balok Struktur Basement Lobby
Aspek - aspek terkait
a. Alat yang digunakan :
1) Benang
2) Geregaji
3) Skafolding
b. Bahan yang digunakan :
1) Triplek 3 mm
2) Besi begel pengunci begisting
3) Besi steger
b. Jumlah Tenaga Kerja : 15 Orang
c. Waktu Pelaksanaan : 70 Hari
d. Pekerjaan Begisting Balok Struktur Basement yang diamati :
89

Gambar 4.36. Pekerjaan Begisting Balok Struktur yang diamati


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)

e. Cara Pengerjaan :
1) Pekerjaan Begisting Balok Struktur
 Pertama pekerjaan begisting kolom struktur adalah pembuatan
begisting balok dengan triplek 3 mm dengan tinggi 50 cm dan
tebal 35 cm dan Panjang 7,4 m dan 5 m,setelah itu pemasangan
besi buat pengunci. Selanjutnya begisting balok diangkat keatas
selanjutnya pemasangan steger di sekitar balok, setelah itu
pemasangan benang untuk acuan ketegakan. Setelah pekerjaan
tulangan balok.

Gambar 4.37. Pekerjaan Begisting Balok


(Sumber : Dokumentasi Lapangan, 2018)
90

4.3.6.2 Pengawasan Begisting Balok Struktur Basement Lobby


a. Instruksi Pengawas
1) Mengawasi serta menyesesuaikan gambar rencana.
2) Diameter dan jarak besi penulangan harus sesuai acuan
spesifikasi.
3) Pemilihan triplek begisting harus yang bagus berkwalitas.
4) Penguncian begisting balok harus kuat, dan tidak kendor supaya
hasilnya kenceng, lurus dan tidak bergelmbung maupun pecah
sudut- sudut balok.
5) Mengawasi tenaga kerja selama proses pekerjaan begisting balok
struktur basement.
4.4 Manajemen Proyek di Lobby Area ( Non Fisik )
4.4.1 Permasalahan Manajemen Proyek
Permasalahan manajemen di proyek ini sebagai berikut :
a. Kurangnya tenaga kerja.
b. Tenaga kerja yang ada, dipindah-pindah kerja oleh mandor.
c. Kurang lancarnya pekerjaan karena tenaga kerja.
d. Dilakukan pekerjaan lembur.
4.4.2 Pembahasan Manajemen Proyek
Pembahasan manajemen di proyek ini sebagai berikut :
a. Tetap berjalan pekerjaan walaupun tenaga kerja kurang.
b. Pelaksana dan pengawas benar-benar focus mengontrol tenaga kerja, karena
tenaga kurang.
c. Untuk tenaga kerja yang ahli sudah di atur oleh mandor, untuk kwalitas
pekerjaan.
d. Sebaiknya tidak dilakukan pekerjaan lembur bisa mempengaruhi kesehatan
tenga kerja.
e. Sebaiknya segera dilakukan penambahan tenaga kerja oleh mandor supaya
lancarnya pekerjaan.
91

4.5 Tinjauan Terhadap Prestasi Kontraktor


4.5.1 Penyediaan Kebutuhan Dasar Proyek
Penyediaan kebutuhan dasar seperti bedeng sudah terpenuhi walaupun ada
yang rusak sedikit karena lamanya proyek 3 tahun. Untuk air semua sudah di
siapkan oleh kontraktor, dari air minum, untuk proyek atapun MCK. Toilet
sudah disiapkan di setiap tenaga kerja seperti di bangunan staff kontaktor, di
Gudang, di bedeng pekerja dan di lokasi proyek.
4.5.2 Alat -alat proyek
Alat -alat di proyek ini semua sudah milik kontraktor sendiri seperti genset,
kompresor, mesin molen, steger, motor pengangkut dll.
4.5.3 Staff - staff proyek
Staff -staff kontraktor proyek semua sudah berpengalaman dari Projek
Manager sampai tukang, mandor sudah mempunyai tukang pekerja
mempunyai keahlian masing- masing seperti tukang pekerjaan gebisting.
4.5.4 Hasil Pekerjaan Kontraktor
Dari hasil pekerjaan sangat baik,karena staff kontraktor berpengalaman,
tanggung jawab, disiplin pekerjaan seperti bila tamu datang tidak membawa
sepatu tidak diperkenankan untuk turun ke lokasi proyek. PT. TUNAS JAYA
SANUR sudah terkenal di bali dan luar bali, PT. TUNAS JAYA SANUR
juga berhubungan dengan arsitek- arsitek terkenal di bali seperti proyek
Resort Impiana Ubud yang arsiteknya adalah bapak Popo Danies dan
Bangunan Kapolda Bali di lapangan tembak kesiman arsiteknya adalah bapak
Jegier.

Anda mungkin juga menyukai