BAB III Irna C - Koreksian Bu I-Lanjutan
BAB III Irna C - Koreksian Bu I-Lanjutan
BAB III Irna C - Koreksian Bu I-Lanjutan
ANALISA SITUSIONAL
Pengkajian manajemen keperawatan telah dilakukan pada tanggal 21 sampai dengan 27 Juni
2021 di Ruangan Rawat Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi
dengan melakukan survey awal dan pengumpulan data melalui kuisioner, observasi dan
wawancara terhadap, 1 orang kepala ruangan, 8 orang katim, 7 orang perawat pelaksana
mengenai data umum dan masalah yang berhubungan dengan manajemen keperawatan.
Tabel 3.1
Jumlah Kapasitas Tempat Tidur Yang ada di Ruangan Kelas III IRNA C
Lantai III Rs. Otak. Dr. Drs. M. Hatta Bukittinggi Tahun 2021
Ruangan Jumlah Tempat Tidur
Kamar 301 4
Kamar 302 4
Kamar 303 4
Kamar 304 4
ISOLASI 1
RUANGAN TINDAKAN 1
JUMLAH 18
Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III memiliki 5 ruang rawatan, dimana 4 ruangan
memiliki 4 tempat tidur dan 1 ruangan memiliki 1 tempat tidur sehingga jumlah
tempat tidur adalah 17. Semua ruangan Dalam keadaan baik sehingga semua
ruangan dapat digunakan.
2. Analisa Terhadap Klien
a. Karakteristik
Klien yang di ruang rawat di Kelas III IRNA C Lantai III merupakan ruang rawat
bagi pasien dengan pernyakit yang terdiri dari: SH, SNH, SAH, CKD, CKR, DM,
SOL, TB Paru, CAP, BPH, AHD, Efussi Fleura, Epilepsi, Asma, ISPA, Typoid,
Apendisitis, Post Craniatomy, Hiponatremi,
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada ruangan Kelas III IRNA C
Lantai III Rs. Otak. Dr. Drs. M. Hatta Bukittinggi terdapat 3 penyakit terbanyak
antara lain: SH,SNH dan DM
b. Tingkat Ketergantungan
Rata-rata jumlah pasien yang di rawat di ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
pada tanggal 21-27 juni 2021 adalah pasien setiap hari nya dengan tingkat
ketergantungan dalam tahap partial care
3. Analisa Situasi
a. Staffing/Sumber Daya Manusia
1) Sumber daya dan kekuatan kerja
Tabel 3.2
Jumlah Tenaga Perawat Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs. Otak. Dr. Drs. M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan
1. Ns. Anil Basya., S.Kep.,M.Kep Laki-laki S2 Keperawatan Karu
2. Ns. Fadri Efika., S.Kep Perempuan S1 Keperawatan Katim
3. Eva Hadiyanti Djamaan, Amd.Kep Perempuan D III Keperawatan Katim
4. Gustianda, Amd.Kep Perempuan D III Keperawatan Katim
5. Ns. Yarnita Yati Murni,S.Kep Perempuan S1 Keperawatan Katim
6. Ns. Rika Wahyu,S.kep Perempuan S1 Keperawara Katim
7. Ns. Desi Oktavia,S.Kep Perempuan S1 Keperawatan Katim
8. Etriani, AMK Perempuan S1 keperawatan Katim
9. Ns. Rasydah, S.Kep perempuan S1 keperawatan Katim
10. Noli Oktarina,Amd.Kep Perempuan DIII Keperawatan PP
11. Tedy Afriko,Amd.Kep Laki-Laki DIII Keperawatan PP
12. Rizki Amelia,Amd.Kep Perempuan DIII Keperawatan PP
13. Fitia Yessy,Amd.Kep Perempuan DIII Keperawatan PP
14. Ns. Mutiah Vaora,S.Kep Perempuan S1 Keperawatan PP
15. Ns. Vani Oktafira,S.Kep Perempuan S1 Keperawatan PP
16. Ade Perdina Ady,Amd.Kep Perempuan DIII Keperawatan PP
Tabel 3.3
Usia Tenaga Perawat Diruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
Ruang Umur
20-30 31-40 41-50 >50
Irna C 3 7 6 -
Persentase 18,8% 43,8 % 37.5% -
2) Pembagian Kerja
Hasil analisa situasi melalui wawancara diruangan Kelas III IRNA C Lantai III
yang disepakati oleh 1orang karu, 8 orang katim dan 7 orang perawat pelaksana .
Jadwal pembagian shift terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi dari pukul 07.30
WIB s/d 14.00 WIB, shift sore dari pukul 13.30 WIB s/d 21.00 WIB dan shift
malam dari pukul 20.30 WIB s/d 08.00 WIB.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa usia perawat yang paling banyak adalah usia
31-40 tahun yaitu sebanyak 7 orang (43.8%), dan yang berusia 41-50 tahun yaitu
sebanyak 6 orang (37,5%), dan usia 20-30 tahun berjumlah 3 orang (18,8%) di Ruangan
Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
b. Karakteristik Pendidikan
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Pendidikan Perawat di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Diploma keperawatan 7 43,8 %
Ners keperawatan 8 50,0%
Magister keperawatan 1 6,2%
Total 16 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa pendidikan Perawat yang paling banyak adalah
Ners Keperawatan (NS) sebanyak 8 orang (50%) untuk pendidikan Diploma Keperawatan
sebanyak 7 orang (43,8%) dan pendidikan Magister keperawatan sebanyak 1 orang (6,2%)
di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
F Persentase
Pns 15 93,8 %
Non-pns 1 6,2 %
Total 16 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas perawat yang bekerja di
Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak adalah PNS yaitu sebanyak 15 orang
(93,8%).
2. Analisa Kuesioner
1) Kepala Ruangan
a. Karakteristik Perencanaan
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Perencanaan Metode tim di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Iya 16 100%
Tidak - -
Total 16 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa perencanaan metode tim yang dilakukan oleh
karu menunjukkan 100% yang artinya konsep metode tim di ruangan irna C lantai 3
sudah dilakukan.
b. Krakteristik Pengorganisasian
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Visi dan Misi Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Iya - -
Tidak 16 100%
Total 16 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa visi dan misi di ruangan irna C lantai 3 100%
tidak, yang artinya ruangan ini belum memiliki Visi dan Misi ruangn.
c. Karakteristik Pengarahan
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Pengarahan Karu Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Iya 16 100%
Tidak - -
Total 16 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa 100 % responden menyatakan pengarahan di
Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak telah dilakukan oleh Karu
d. Karakteristik Pengawasan
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Pengawasan karu Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Selalu 14 87,85
Sering 2 12,5%
Kadang-kadang - -
Total 16 100%
Tabel diatas menunjukan 100% responden menyatakan pengawasan di Ruangan
Kelas III IRNA C Lantai III Rs Otak telah dilakukan oleh karu.
2) Perawat Pelaksana
a. Karakteristik Karu memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam
memberikan asuhan keperawatan
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Karu Memberikan Pengarahan Di Ruangan Kelas III IRNA C
Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Selalu 14 87,5%
Sering 2 12,5%
Total 16 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 87,5% responden menyatakan bahwa Karu selalu
memberikan pengarahan kepada anggotanya dalam memberikan asuhan keperawatan
di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan bahwa Karu selalu
membagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien di Ruangan
Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Perawat Pelaksana Bekerja Sama Dengan Teman Sejawat
Saat Memberikan Asuhan Keperawatandi Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Selalu 13 81.2%
Sering 3 18,8%
Kadang-kadang - -
Total 16 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75,0% responden menyatakan bahwa kegiatan pre
dan post conference sering dilakukan setiap pergantian shift dan 25% lainnya
menyatakan kadang-kadang kegiatan pre dan post conference di lkukan, karena pre
dan confrence biasanya dilakukan pada jam 07.30, tetapi karena berbagai alasan
seperti karu tidak datang atau perawat pelaksana yang datang terlambat maka pre dan
confrence kadang tidak dilakukan, jadi kegiatan pre dan confrence di ruangan di
Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi belum optimal.
g. Karakteristik perawat pelaksana melakukan komunikasi terapeutik ketika
berinteraksi dengan pasien atau keluarga
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Perawat Pelaksana Melakukan Komunikasi Terapeutik Ketika
Berinteraksi Dengan Pasien Atau Keluarga Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Selalu 11 68,8 %
Sering 5 31,2%
Kadang-Kadang - -
Total 16 100 %
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Perawat Pelaksana Memiliki Masalah Atau Hambatan Dengan
Brangkarman Dalam Pelayanan Kesehatan Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
Pernah 4 25,0%
Kadang-kadang 9 56,2%
Tidak pernah 3 18,8%
Total 16 100%
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi Perawat Pelaksana Memiliki Hambatan Atau Masalah
Dengan Petugas Radiologi Dalam Melakukan Pelayanan Kesehatan
Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi.
F Persentase
Pernah - -
Kadang-kadang 2 12,5%
Tidak pernah 14 87,5%
Total 16 100%
b) Wawancara Perawat
Tabel 3.29
Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa Profesi Ners Perintis Bukittinggi Siklus
Manajemen Keperawatan didapatkan hasil sebagai berikut:
16 16 16 16 16
c) Observasi Perawat
Tabel 3.30
Hasil observasi mahasiswa Profesi Ners Bukittinggi Siklus Manajemen Keperawatan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Buku Pre Overan Supervisi post Ronde Pendukum
laporan conference dinas conference keperawatan entasian
askep
16 10 16 12 10 14 16
0 6 0 4 6 2 0
16 16 16 16 16 16 16
3) Pasien
1. Data Umum
a. Karakteristik Usia Pasien
Tabel 3.31
Distribusi Frekuensi Usia Pasien Di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III
Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta Bukittinggi Tahun 2021
F Persentase
20-30 TH 2 14,3 %
31-40 TH 4 25,7%
41-50 TH 5 35,7%
>50 3 14,3%
Total 14 100%
Dari tabel diatas didapatkan umur pasien banyak berumur 41-50 tahun sebanyak
37,5% responden di Ruangan Kelas III IRNA C Lantai III Rs.Otak.Dr.Drs.M.Hatta
Bukittinggi.
PELUANG
KEKUATAN KELEMAHAN ANCAMAN
NO KATEGORI (Opportunit
(Strenght) (Weakness) (Trechment)
y)
1 Perencanaan Berdsarkan Ruangan adanya adanya
hasil belum hubungan tuntutan
wawancara memiliki visi yang baik pasien
didapatkan dan misi dan dan
bahwa sudah Berdasarkan kerjasama keluarga
memiliki visi hasil yang yang
misi rumah observasi terjalin lebih
sakit didaoatkan antara tinggi
Berdasarkan bahwa belum perawat untuk
hasil kuisioner optimalnya diruangan mndapatk
100% dilakukan pre dan an
mengatakan iya coference mahasisw pelayanan
bahwa metode secara rutin a adanya
tim sudah dan jarang adanya tuntutan
dilakukan dilakukan kerjasama pasien
dengan baik post mahasisw dan
Berdasarkan conference a dengan keluarga
hasil kuisioner pada saat perawat yang
bahwa 100% overan belum ruangan lebih
responden ada adanya tinggi
mengatakan dilaksanakan kesempata untuk
karu berdoa n mendapat
memberikan bersama dan mahasisw kan
pengarahan bersalaman a untuk pelayanan
pada katim dan pada saat pre melakuka perawat
PP di ruangan dan confrence n pre dan yang
Irna C lantai III belum ada post profesion
Berdasarkan dilaksanakan conferenc al
hasil kuisioner berdoa e saat adanya
100% bersama dan timbang keinginan
responden bersalaman terima pasien
mengatakan karu ada ikut adanya pindah ke
karu selalu andil dalam kesempata rumah
memberikan setiap overan n sakit lain
pengawasan di namun tidak mahasisw
ruangan irna C setiap hari a untuk
melakuka
Overan ada n overan
dilakukan timbang
setiap terima
pergantian sesuai
dinas tepat teori
waktu
Berdasarkan
hasil observasi
karu ada
mengharuskan
perawat
melakukan
timbang terima
saat pergantian
dinas
Metode
manajemen
keperawatan
mengguakan
metode Tim
Timbang
terima diikuti
oleh semua
perawat yang
telah dan akan
dinas
selanjutnya
2 Pengorganisasi ruangan sudah struktur Adanya Adanya
an memiliki organisasi mahasiswa tuntutan
rentang kendali rumah sakit yang praktek yang lebih
karu sudah sudah terlihat manajemen tinggi dari
melakukan namun diruangan pasien untuk
pembagian struktur Irna C lantai mendapatkan
tugas perawat ruangan III untuk pelayanan
sesuai peran tampak memperbaiki yang
masing masing belum ada manajemen berkualitas
berdasarkan berdasarkan diruangan dan lebih
hasil hasil profesional
wawancara kuisioner,
perawat sudah bahwa visite
mengetahui dokter belum
uraian tugasnya optimal
masing masing dilakukan di
sesuai dengan ruangan Irna
peranya C lantai III
berdasarkan
hasil kuisioner
bahwa 100%
karu sudah
membagi
jadwal dinas
staf perawat
bersama katim
3 Pengarahan berdasarkan Pre conference Adanya Adanya
hasil observasi dan post hubungan tuntutan
bahwa 100% confernce baik dan yang lebih
perawat diruangan kerjasama tinggi dari
pelaksana belum yang baik pasien untuk
bekerjasama dilaksanakan antar perawat mendapatkan
dengan teman dengan baik diruangan pelayanan
sejawat saat Berdasarkan Irna C yang
memberikan hasil berkualitas
asuhan wawancara dan lebih
keperawatan di bahwa ronde profesional
ruanagan irna c keperawatan
komunikasi belum ada
antara kepala dilaksanakan
ruangan dan staf diruangan Irna
baik C
yang menjadi
pengambil
keputusan
diruangan
adalah karu
sudah memiliki
sistem jenjang
karir diruangan
yaitu sesuai
dengan
golongan
jika ada konflik,
biasanya
diselesaikan
pada pertemuan
rapat bulanan
4 Pengendalian pendokumentasi berdasarkan Adanya Adanya
dan an asuhan hasil mahasiswa tuntutan
pengawasan keperawatan wawancara yang praktek yang lebih
ada dilakukan pendokumentas manajemen tinggi dari
seperti SOAP ian ada diruangan pasien untuk
dan sudah dievaluasi Irna C lantai mendapatkan
berdasarkan namun tidak III untuk pelayanan
NICNOC dan secara rutin memperbaiki yang
SDKI berdasarkan manajemen berkualitas
penilaian hasil observasi diruangan dan lebih
kepuasan pasien dan wawancara profesional
ada didapatkan
diberlakukan bahwa belum
ada instrumen semua tindakan Adanya
baku untuk asuhan persaingan
mengukur keperawatan antar rumah
kepeuasan yang dilakukan sakit swasta
sesuai dengan di
pasien SOP Bukittinggi
evaluasi yang lain,
tindakan missal RS
keperawatan Medina
tidak
dievaluasi
secara rutin
oleh karu
ANALISA DATA
(38,9%) responden
mengatakah katim tidak
selalu memimpin
kegiatan ronde
keperawatan, konfresi
kasus, serta pre dan post
conference.
(61,1%) responden
smengatakan katim tidak
selalu menanyakan
rencana harian masing-
masing perawat
pelaksana
50,0%) responden
mengatakan katim tidak
selalu menanyakan
tindakan lanjut asuhan
keperawatan pada klien
yang harus doperkan
kepada perawat shift
berikutnya.
(16,7%) responden
mengatakan bahwa katim
tidak selalu menanyakan
rencana harian masing-
masing perawat
pelaksana, memberikan
masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan,
memberikan pengarahan
pada perawat pelaksana
masing-masing secara
individual, memberikan
reinforcement dan
menutup acara.
75% responden
Dari hasil
menyatakan melakukan
tindakan asuhan observasi yang
keperawatan sudah sesuai dilakukan
4. Dari hasil Belum
dengan SOP yang ada. ditemukan
wawancara optimalnya
perawat pelaksana
25% responden perawat tindakan asuhan
belum melakukan
menyatakan asuhan menyatakan ada keperawatan
asuhan
keperawatan belum beberapa asuhan sesuai SOP yang
keperawatan
dilakukan susuai dengan keperawatan dilakukan oleh
sesuai dengan
SOP yang ada. yang belum perawat
SOP, misalnya
dilakukan sesuai pelaksana di
dalam pemasangn
dengan SOP, ruang irna C
infus sebelum
dikarenakan lantai III.
melakukan
terlalu banyak
tindakan perawat
pasien dengan
pelaksana kadang-
tenaga perawat
kadang tidak
yang minim.
mencuci tangan
terlebih dahulu.
PRIORITAS MASALAH
Menetapkan masalah merupakan suatu proses yang melibatkan sekelompok orang
menggunakan metode tertentu yang bertujuan mengurutkan masalah menurut tingkat
kepentinganya. Penetapan prioritas masalah dinilai oleh sebagian besar manejer sebagai
suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Selain prioritas
ditetapkan langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju
pelaksanaan .
Untuk menuyusun prioritas masalah ada beberapa indikator yang dipergunakan yaitu :
1. Seferity yaitu berat tingginya masalah yang dihadapi serta seberapa jauh akibat yang
ditimulkan oleh masalah tersebut
2. Prevalency yaitu jumlah suatu masyarakat yang terkena masalah, semakin besar maka
semakin diprioritaskan
3. Rate of increase yaitu jumlah kenaikan angka penyakit dalam periode tertentu
4. Degree unmide of need yaitu adanya keinginan atau dorongan yang besar dari
masyarakat agar masalah segera diselesaikan
5. Social benefit yaitu sejauh mana keuntungan sosial yang diperolah dari penyelesaian
masalah tersebut
6. Public concern yaitu menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat terhadap suatu
masalah tersebut
7. Public elimate yaitu besarnya dukungan politik dari pemerintah sangat menentukan
besarnya keberhasilan penyelesaian masalah
8. Importancy yaitu ketersediaan teknologi dalam mengatasi suatu masalah
9. Resource avaliability yaitu menyangkut ketersediaan sumber daya yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah
PRIORITAS MASALAH
METODE PEMBOBOTAN DAN PENENTUAN PRIORITAS
Dua permasalahan yang ditemukan diprioritaskan melalui pembobotan dengan teknik
kriteria matriks yaitu :
Importancy ( Pentingnya Masalah ) JMLH
No Masalah
P S RI PC DN PK T R
1 Pelaksanaan pre 5 5 5 4 3 3 4 5 33
dan post
conference belum
optimal
2 Pelaksanaan overan 5 4 3 2 2 2 2 3 23
SBAR belum
optimal
3 Belum optimalnya 5 5 5 3 3 2 5 3 31
tindakan asuhan
keperawatan sesuai
SOP
4 Belum optimalnya 5 4 4 3 3 2 2 3 26
pendidikan
kesehatan yang
diberikan kepada
pasien dan keluarga
oleh tenaga
perawat
5 Belum adanya visi 4 3 3 3 2 2 3 3 23
dan misi di ruangan
irna c lantai III
Keterangan :
R : R= Resources availiability
PERUMUSAN MASALAH
Setelah dilakukan analisa SWOT disepakati prioritas masalah yang dapat diupayakan
solusinya adalah sebaga berikut :
N RENCANA
MASALAH TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PJ
O KEGIATAN
1 Pelaksanaan Memberikan Memberikan
pre dan post role play dan role play dan
conference review review
belum optimal tentang tentang
pelaksanaan pelaksanaan
pre pre
conference conference
dan post dan post
conference conference
yang benar yang benar
serta
memberikan
motivasi
kepada
perawat
untuk
menerapkan
dan
melaksanaka
n kegiatan
tersebut guna
meningkatka
n mutu
manajemen
keperawatan
di ruangan
2 Belum
optimalnya
tindakan
asuhan
keperawatan
sesuai SOP
3 Belum
optimalnya
pendidikan
kesehatan
yang diberikan
kepada pasien
dan keluarga
oleh tenaga
perawat