Anda di halaman 1dari 9

MATERIAL SAFETY DATA SHEET

Dosen Pengampu :

Lutfia., S.Si

Destiara anisa R : 19032032

PROGRAM STUDI D-III FARMASI REGULER KHUSUS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI

BOGOR
KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, sehingga Laporan Praktikum K3 ini bisa terselesaikan dengan baik.

Dalam menyusun laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lutfi,S.Si
sebagai dosen saya yang telah membimbing untuk menyelesaikan laporan ini

Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan
sempurna. Untuk itu, saya dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga laporan praktium ini bermanfaat untuk kita semua

Bogor, Juni 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai
pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan
pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS, maka
dokumen tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang
terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna
dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya terciptanya
kesehatan dan keselamatan kerja. Ketersediaan MSDS di laboratorium di perguruan tinggi
saat ini belum memasyarakat padahal ketersediaan MSDS cukup penting dan digunakan
juga sebagai salah satu kriteria laboratorium standar. MSDS di perguruan tinggi di
Indonesia umumnya hanya tersedia di perpustakaan.

Saat ini masih banyak mahasiswa, teknisi laboratorium termasuk dosen yang belum
mengenal MSDS, meskipun mereka rutin berkecimpung dengan aktivitas yang melibatkan
kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan
penyebarluasan informasi tentang MSDS khususnya pada mahasiswa dikaitkan dengan
pelaksanaan riset dengan tugas akhir di laboratorium. Hal ini dapat dipahami karena bahan
kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah
terbakar.

Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para
pelaksana yang bekerja di laboratorium termasuk mahasiswa harus mengetahui dan
memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari
segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan (Crisp, 1996). Informasi atau pengetahuan
yang harus diketahui pelaksana di laboratorium kimia yang diberikan oleh Phifer dkk
(1994) salah satunya adalah informasi tentang Material Safety Data Sheet (MSDS). Pada
kesempatan ini akan dibahas pentingnya pengenalan MSDS dan semua aspek 2 yang
terkait dengan MSDS bagi mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia khususnya serta
implementasi MSDS dalam pelaksanaan riset di laboratorium.

Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan
kimia, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan
buangan. MSDS dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak
dan terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait
dengan kepentingan para pembuat MSDS maka format dokumen MSDS tidak seragam dan
masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka.
Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat pada MSDS secara umum.
Bekal pendidikan dan keterampilan bagi mahasiswa diperoleh dari perguruan tinggi
melalui paket kegiatan belajar yang ditempuh sebelum lulus. Untuk mahasiswa dalam
bidang disiplin ilmu kimia dan beberapa ilmu lain harus memiliki keterampilan bekerja di
laboratorium kimia. Keterampilan ini diharapkan sebagai modal untuk menjalankan
pekerjaan setelah menjadi sarjana baik di industri, institusi riset atau perguruan tinggi.
Dalam hal bekerja di laboratorium kimia, mahasiswa juga harus mendukung upaya
kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Berbagai hal tentang pengetahuan
bahaya khususnya tentang bahan kimia harus diketahui oleh mahasiswa. Budaya bekerja
dengan mendukung upaya kesehatan dan keselamatan kerja saat ini perlu dikenalkan secara
awal bagi mahasiswa, sehingga akan terbiasa pada saat memasuki dunia kerja nantinya.

2.1 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk menjelaskan pentingnya dokumen MSDS untuk
keselamatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Informasi yang terkandung dalam MSDS

MSDS adalah singkatan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai
sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia,
pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya. Sumber MSDS
didapat dari produsen, distributor atau suplier di mana kita membeli bahan kimia
Terdapat 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS.
Informasi tersebut meliputi:
a. Identifikasi bahan (Material Identification) : Pada bagian ini disajikan informasi
mengenai nama dagang dan sinonim dari bahan kimia yang dimaksud. Termasuk di
dalamnya adalah rumus molekul dan data perusahaan pembuatnya beserta alamat dan
nomor telepon penting yang dapat dihubungi.
b. Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients) : Persentase masing-masing
komponen bahan kimia B3 disajikan di bagian ini, dengan konsentrasi terendah sama
dengan atau lebih dari 1%. Atau minimum 0.1% untuk bahan kimia karsinogek atau
penyebab kanker.
c. Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics): Sifat fisika dan kimia
yang ditampilkan dalam MSDS antara lain warna dan bau, titik didih, tekanan uap,
densitas dan kelarutan.
d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data): Bagian
ini berisikan informasi mengenai potensi bahaya kebakaran dari bahan kimia B3, serta
hal-hal yang perlu diperhatikan manakala terjadi kebakaran. Informasi tersebut
diantaranya adalah flash point, jenis pemadam kebakaran yang tepat dan prosedur
penanganan kebakaran.
e. Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data): Di dalamnya dijelaskan
mengenai pengaruh paparan atau exposure bahan kimia B3 terhadap kesehatan, beserta
tanda dan gejala bila terkena paparannya. Selain itu, dijelaskan pula cara bahan kimia
tersebut kontak dengan tubuh (kontak dengan kulit, terhirup, tertelan, terciprat, dan lain-
lain) dan target organ tubuh yang paling rentan terkena dampak negatifnya.
f. Data reaktifitas (Reactivity Data): Bagian ini menjelaskan tentang tingkat reaktifitas
suatu bahan kimia berbahaya bila tercampur dengan bahan kimia lain, atau bila
disimpan di dalam tempat yang tidak sesuai.
g. Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety
Handling and Use): Bagian ini berisikan informasi tentang peralatan yang tepat untuk
digunakan dan prosedur atau tata cara apabila terjadi tumpahan atau kebocoran. Selain
itu, dijelaskan pula mengenai tata cara pembuangan limbah bahan kimia berbahaya dan
hal-hal yang perlu diperhatikan selama penanganan dan penyimpanan.
h. Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures): Bagian ini
berisikan informasi mengenai tindakan-tindakan pengendalian yang dapat dilakukan
untuk mengurangi bahaya, seperti penyediaan sarana ventilasi, prosedur kerja yang
aman dan alat pelindung diri yang sesuai.
1.2 Contoh MSDS

4. Natrium Klorida (NaCl)

KOMPOSISI BAHAN

NaCl 100%

SIFAT FISIKA DAN KIMIA:

Keadaan fisik dan penampilan  : Solid. (Bubuk kristal padat.)


Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia.
Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.

 PENANGANAN:

Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.

Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci
sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera

Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban
tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

PERINGATAN:

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis
segera.

Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan implementasi MSDS yang diterapkan pada skala laboratorium, tentunya
bahaya zat-zat kimia (khususnya B3) yang mengganggu keselamatan kerja pun dapat
dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/15726/4/4_bab1.pdf diakses 11 juni 2021 pukul 20:00

https://www.academia.edu/17278745/CONTOH_MSDS_1 diakses 11 juni 2021 pukul 20:00

https://dokumen.tips/documents/msds55721130497959fc0b8e8b0a.html

Anda mungkin juga menyukai