Anda di halaman 1dari 17

PERUBAHAN SOSIAL

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Sebahagian Tugas

Mata Kuliah Teori Perubahan Sosial

Oleh:

Nama : Dinda Cahya Rizkita

Npm : A1J019041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NON-FORMAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, saya dapat menyusun makalah tentang
“PERUBAHAN SOSIAL”. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Suardi Jasma,
M.Pd selaku pengajar mata kuliah Teori Perubahan Sosial yang telah memberikan tugas ini.

Harapan saya, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada saya sendiri mengenai
“PERUBAHAN SOSIAL”. Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya
kritikan dan saran serta usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan sarannya yang membangun.

Bengkulu, 15 Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Konsep Perubahan Sosial................................................................................................3
B. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial..........................................................................5
C. Pola dan Fenomena Perubahan Sosial...........................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan sosial merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan. Perubahan sudah,
sedang, dan akan terus terjadi, baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan
masyarakat. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini, perubahan
sosial sudah berlangsung sangat pesat, baik itu perubahan yang sengaja direncanakan
oleh para Agent of change maupun perubahan yang tidak direncanakan. Terjadinya
perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal yang wajar yang dialami oleh
seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai kesepakatan
sama dalam mengartikan proses perubahan sosial. Dalam perkembangannya pun para
ahli memperlihatkan perbedaan dalam memahami perubahan sosial. Menurut
Thorsten Veblen, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sangat ditentukan oleh
teknologi. Namun demikian, sulit untuk dibantahkan bahwa teknologi sangat
memengaruhi sikap dan prilaku manusia. Namun tidak semua perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat selalu berdampak positif, akan tetapi disisi lain pasti memiliki
dampak negatif. Hal ini dapat kita lihat dalam realitas kehidupan masyarakat disekitar
kita. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas mengenai perubahan
sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami angkat
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa konsep perubahan sosial?
2. Apa penyebab terjadinya perubahan sosial?
3. Bagaimana pola dan fenomena perubahan sosial?

1
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuannya yaitu:
1. Mengetahui apa konsep perubahan sosial
2. Mengetahui apa penyebab terjadinya perubahan sosial
3. Mengetahui bagaimana pola dan fenomena perubahan sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Perubahan Sosial


Konsep adalah sebuah istilah abstrak untuk menggambarkan dan memahami
fenomena alam dan fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita. Oleh karena itu, ada
beberapa alasan mengapa kita belajar ilmu pengetahuan social (khususnya tentang
fenomena perubahan social) antara lain beriku ini.

1. Karena kita ingin mengkaji dan mengamati tentang manusia sebagai makhluk
social (homo socius), yakni manusia sebagai individu, kelompok masyarakat,
organisasi masyarakat, dengan berbagai interaksi dan konsekuensinya termasuk
aspek perubahan social.
2. Karena banyak permasalahan social yang berkaitan dengan manusia (human error)
dan permasalahan social itu akan mendorong adanya perubahan social.
3. Karena ingin mengetahui dan menganalisa hubungan sebab-akibat (kausalitas)
dari permasalahan social tersebut berkait dengan perubahan social.
4. Karena ingin mengetahui dan meganalisa dampak atau konsekuensi dari
permasalahan social tersebut terhadap perubahan social yang muncul.
5. Karena ingin mengetahui, menidentifikasi, dan menganalisa bentuk-bentuk
permasalahan social yang melahirkan perubahan social, termasuk faktor-faktor
yang memengaruhi terjadinya perubahan social.
6. Karena ingin membuktikan (melakukan verifikasi atau klarifikasi) dan
membangun/menemukan (building) metode, strategi, dan model pemecahan
masalah social (solution problems) melalui kegiatan-kegiatan penelitian social
dalam perspektif perubahan sosial).
7. Untuk mengetahui dan mengukur apakah permasalahan social dapat dipecahkan
ataukah tidak terpecahkan dengan adanya perubahan social baru (invensi dan
inovasi).
8. Untuk mengetahui dan menyikapi perubahan-perubahan social yang terjadi akibat
dari perubahan system social, perubahan struktur social, perubahan fungsi social,
dan perubahan kultur social dalam kaitannya dengan masalah-masalah social yang
terjadi, dan lain-lain.

3
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa focus, objek pengkajian, dan
pengamatan ilmu sosial adalah mempelajari makjluk social yaitu manusia (sebagai
sosok individu dan masyarakat) dengan berbagai macam interaksi sosialnya. Hal itu
antara lain: 1) perilaku manusia yang tidak terlihat (unknow, persepsi, kepribadian,
sikap, motif, proses belajar, fakta); 2) perilaku manusia yan terlihat (known,
dinamika, aktivitas data); 3) apa yang dipikirkan ; 4) apa yang diucapkan; 5) apa yang
dilakukan; 6) suasana yang dirasakan (momen, situs, setting, kesan); dan 7) apa yang
ditampilkan atau ditampakkan (performance).

Dalam perspektif psiologis (Weberian), pengertian individu dianggap memiliki


sifat bebas (voluntary), berlaku khusus (unique), bersifat hubungan subjektif, dan
memiliki kemapuan interpreatif yaitu cara penafsiran dan cara bertindak yang sifatnya
relative.

Dalam perspektif lain, individu dianggap sebagai pelaku (actor) yang melakukan
sesuatu, pelaku yang memilki pikiran, pelaku yang memiliki kehendak dan keinginan,
pelaku yang memiliki kebebasan, pelaku yang memiliki kemampuan menilai, pelaku
yang mampu memberikan arti dan makna terhadap peristiwa tertentu, bahkan pelaku
yang dianggap mampu menilai terhadap peristiwa terentu, bahkan pelaku yang
dianggap mampu menilai terhadap tindakannya sendiri. Sedangkan pengertia
masyarakat (sebagai kumpulan individu) dalam perspektif sosiologis Durkheimian,
dianggap memiliki sifat memaksa (imperative), berlaku umum, memiliki kekuatan
eksternal (diluar kemampuan individunya), memiliki hubungan objektif, dan sebagai
fakta sosial, yakni cara bertindak yang lebih pasti.

Berdasarkan penjelasan di atas maka hakekat dari perbedaan manusia sebagai


individu dan masyarakat terletak pada cara berpikir, cara berucap, cara berperasaan,
cara bertindak dan cara berpenampilan. Adapun persamaannya bias terjadi pada naluri
untuk berkelompok, naluri untuk bergolong, naluri untuk bekerja sama, dan naluri
untuk menolong satu sama lain.

Jika ada pertanyaan mengapa ada perbedaan dan persamaan dalam diri manusia,
yang menyebabkan manusia atau orang cepat berubah? Jawabannya karena dalam
setiap sosok manusia memiliki kecerdasan berikut.

4
1. Kecerdasaan emosional, yaitu emotional quotient, hidayah instin/naluri, atau
hidayah pancaindra.
2. Kecerdasan akal, yaitu intellectual quotient atau hidayah akal.
3. Kecerdasan spiritual, yaitu spiritual quotient, hidayah tauhid, atau hidayah aama.
4. Kecerdasan untuk berkreasi dan berinovasi, yaitu menemukan dan melakukan hal-
hal yan baru (creature quotient).

Kategori inilah yang menjadikan manusia menjadi makluk terpuji dan sempurna
(kaffah), yang membedakan dengan makhluk-makhluk (hewani) lainnya di hamparan
bumi.

B. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial


Ada 3 (tiga) aliran atau mazhab yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya
perubahan sosial, yakni sebagai berikut.

1. Mazhab materialistik (Marxian), yakni memiliki alasan bahwa perubahan sosial


itu digerakkan oleh kekuatan materi yang bersifat konkret sehingga mampu
melakukan terobosan terhadap kegiatan produksi, kegiatan ekonomi, dan
teknologi produksi manusia. Hal itu di samping mampu mengurangi dan
menghapuskan adanya kesenjangan struktural dan kultural manusia, untuk
terciptanya masyarakat baru yang dianggapnya lebih kondusif yaitu masyarakat
yang sosialis.
2. Mazhab idealistik (Platonian), yakni memiliki alasan bahwa perubahan sosial
banyak dipengaruhi oleh adanya cara berpikir (mindset dan ide), serta tata nilai
dan kepercayaan (values and belief). Hal itu baik yang bersumber pada agama
atau peradaban, adanya perspektif lain termasuk peranan agama seperti revolusi
puritan (kumpulan sejumlah kelompok keagamaan yang memperjuangkan
kemurnian doktrin dan tata cara peribadatan).
3. Mazhab gagasan dan gerakan budaya (Gus Durian), yakni memiliki pandangan
bahwa perubahan sosial akan terjadi selaras dengan perubahan nilai-nilai budaya
setempat (local genuine, local indegeneous). Hal itu merupakan akibat dari faktor
luar maupun faktor dalam masyarakat itu sendiri (termasuk intervensi dari
pemerintah dan kelompok-kelompok filantropis). Pada umumnya, mazhab
gagasan budaya ini dilakukan dengan mengatasnamakan adanya perkembangan

5
dan munculnya peradaban baru, serta nilai-nilai baru humanisme demi
membebaskan dan memerdekakan manusia dari keterbelengguan dan
keterpinggiran budaya (alinasi budaya). Hal itu tentunya untuk hidup secara bebas
dan merdeka agar menentukan nasib sendiri, baik secara ekonomi, sosial, politik,
maupun Keamanan ( prosperity and scurity approach).
Dengan demikian, perubahan sosial sebagai sebuah pilihan mazhab atau aliran,
dapat diartikan sebagai perubahan dari struktur sosial dan pola budaya masyarakat
dari waktu ke waktu. Adapun struktur sosial itu sendiri merupakan network of
relationship (hubungan di antara unit-unit sosial keluarga atau manusia itu sendiri).
Sebagai konsekuensinya, maka terjadilah beberapa fenomena baru, antara lain berikut
ini.
1. Meningkatnya intensitas stratifikasi dan spesialisasi sosial (karena semakin
membesar dan semakin kompleks).
2. Tumbuhnya perilaku sosial yang semakin berdiferensiasi dan saling
ketergantungan (interdepedency).
3. Meningkatnya kerumitan dan kecanggihan informasi teknologi, sebagai instrumen
pendukung untuk mempermudah kehidupan manusia dalam mencapai tujuannya.
4. Adanya kebutuhan terhadap social software (perangkat lunak sosial) di mana unit-
unit sosial atau manusia yang saling berhubungan.
5. Tumbuhnya dan semakin kompleksitas diversifikasi budaya (kontemporer), serta
semakin tumbuhnya toleransi budaya.
6. Munculnya tuntutan penghargaan terhadap individu (actualization needs) sebagai
wujud tuntunan terhadap HAM.

7. Tumbuhnya kepercayaan dan kebutuhan baru terhadap pentingnya ilmu


pengetahuan dan teknologi (termasuk perlunya iman dan takwa).
8. Terjadinya kecenderungan semakin lunturnya kepercayaan masyarakat
(disruption, distrust), terhadap nilai-nilai kepemimpinan dan kelembagaan sosial
dalam masyarakat akibat anomi, anomaly, dan sebagainya.
Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat pasti diakibatkan oleh adanya suatu
sebab sebab yang ditimbulkannya. Demikian juga dengan perubahan sosial.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh adanya beberapa faktor
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intern adalah faktor
penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, sedangkan faktor ekstern

6
adalah faktor penyebab yang berasal dari luar masyarakat setempat. Adapun faktor-
faktor penyebab timbulnya perubahan sosial di masyarakat secara substantif dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1. Faktor Intern
Berikut beberapa factor penyebab intern dari perubahan sosial.
a. Adanya Inovasi dan Ivansi

Proses terjadinya inovasi dimulai dengan adanya suatu ide-ide penemuan baru
khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Temuan baru ini dimaksudkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dasar, dan bukan untuk pemecahan masalah dalam
masyarakat. Dari temuan baru tersebut kemudian berkembang menjadi invention yang
dikaitkan dengan pemecahan masala. Invention ini merupakan inovasi jika dalam
penerapannya di masyarakat, pengguna memberikan dampak pembaharuan atau
terjadi perubahan-perubahan dari kondisi sebelumnya. Jadi, inovasi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan di dalan masyarakat, khususnya inovasi-inovasi
dalam bidang teknologi yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan di
masyarakat.

b. Adanya Perubahan Struktur dan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk pada prinsipnya dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu
kelahiran (birth), kematian (death), dan migrasi migrasi (migeration). Perubahan
jumlah penduduk tersebut akan berpengaruh terhadap berbagai segi kehidupan
masyarakat. Misalnya, terhadap pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang,
pangan, dan papan, maupun kebutuhan dalam dunia kerja. Perubahan penduduk juga
akan berpengaruh terhadap struktur kemasyarakatan, seperti struktur umur, jenis
kelamin maupun yang lainnya. Selain itu, perubahan jumlah penduduk karena migrasi
juga akan mengakibatkan kekosongan kekosongan dan stratifikasi sosial dan
pembagian kerja. Semakin cepat terjadi migrasi (baik mobilitas penduduk yang masuk
maupun penduduk yang keluar) maka akan mempercepat terjadinya perubahan sosial
dalam masyarakat (biasanya secara otomatis akan mempengaruhi pola perubahan
nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat yang baru didatangi yakni adaptasi,
akumulasi, depresiasi, atau asimilasi).

7
c. Adanya Gerakan Sosial Baru (New Social Movement)

Ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya gerakan sosial baru, yakni sebagai
berikut.

1) Terjadinya kegagalan sosial (sosial failure) dalam suatu instansi atau organisasi
sosial kemasyarakatan.
2) Adanya ketidakpuasan individu dalam kelompok masyarakat.
3) Timbulnya keresahan dan kekerasan sosial dalam masyarakat yang ditampakkan
dalam pendapat umum atau opini publik (misalnya melalui media sosial).
4) Adanya peluang untuk membentuk suatu institusi baru atau suatu tatanan baru
yang dianggap mampu memenuhi harapan masyarakat kedepannya.
d. Adanya Konflik Sosial dalam Masyarakat

Konflik sosial bisa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar kelompok
dalam masyarakat, baik yang bersifat konflik terbuka (manifest conflict) atau yang
bersifat konflik terselubung (latent conflict). Selain itu, konflik juga dapat terjadi
karena adanya perbedaan pandangan terhadap nilai-nilai sosial budaya dalam
masyarakat, dan akibat adanya kesenjangan generasi (generation gap).

2. Faktor Ekstern

Berikut beberapa faktor penyebab ekstern dari perubahan sosial

a. Adanya Inovasi di Bidang Komunikasi Informasi dan Teknologi

Seiring dengan kemajuan di bidang komunikasi, informasi, dan teknologi maka proses
inovasi tidak hanya bersifat internal dan kan juga bersifat eksternal. Hal ini biasanya
terjadi pada masyarakat maju dan masyarakat yang sedang berkembang, misalnya
melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari masyarakat yang lebih maju ke
masyarakat yang kurang maju (negara berkembang, miskin, dan sangat miskin).

b. Adanya Peperangan Peperangan

Peperangan akan mengakibatkan terjadinya perubahan khususnya perubahan sosial


budaya. Hal itu karena pihak yang menang akan berusaha untuk menanamkan kondisi
sosial budaya mereka, terhadap pihak yang kalah. Temuan antara dua kebudayaan

8
tersebut akan menimbulkan terjadinya akulturasi budaya, yang pada akhirnya akan
menimbulkan kebudayaan baru dalam masyarakat.

c. Adanya Perubahan Lingkungan atau Ekologi

Perubahan lingkungan terutama perubahan lingkungan fisik juga akan mengakibatkan


terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan lingkungan fisik pada
umumnya diakibatkan oleh adanya bencana alam seperti banjir, gempa bumi,
gelombang tsunami, dan sebagainya. Sebagai contoh bencana gelombang tsunami.
Bencana tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan jumlah penduduk, yang
pada akhirnya mengakibatkan perubahan dalam pemenuhan kebutuhan pokok,
perubahan struktur masyarakat, perubahan stratifikasi sosial masyarakat, dan akan
perubahan dalam sistem kekerabatan (misalnya extended family berubah menjadi
small family, atau sebaliknya; hubungan batin/transformasional berubah menjadi
hubungan pamrih/transaksional).

d. Adanya Pengaruh dari Kebudayaan Masyarakat Lain

Pengaruh atau intervensi kebudayaan masyarakat lain dalam masyarakat yang serba
terbuka (open ended society, inklusif society, plurality society, dan lain-lain), yang
diikuti pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hal itu tidak
akan dapat dihindari. Pertemuan dua kebudayaan tersebut akan mengakibatkan
terjadinya akulturasi budaya, pada akhirnya akan berakibat pada timbulnya budaya
dan peradaban baru pula. Misalnya, hal ini dibuktikan dengan munculnya diksi
(istilah dalam masyarakat) generasi android, generasi now, generasi milenial, dan
sebagainya.

9
C. Pola dan Fenomena Perubahan Sosial
Perlu menjadi catatan bahwa peristiwa atau fenomena perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat, (dipastikan) tidak akan selalu sama antara masyarakat yang
satu dengan masyarakat yang lain. Masing-masing memiliki ciri khusus sendiri dan
tidak selalu terjadi di semua tempat. Ada 3 model atau pola (pattern) perubahan
sosial, yaitu model linier (satu arah), model siklikal (multitasking, berputar, kontinum,
berkesinambungan), dan model dialektika (kritik, dialogis). Pada umumnya,
perubahan sosial dengan model linear bersifat kumulatif, nonperatif (tidak berulang),
bersifat developmental (berkembang), permanen (tetap, deterministik), serta terdiri
dari dua atau lebih tingkat dari mulai yang kecil ke yang besar.

Model siklikal (berputar, berkesinambungan, kontemporer) sebagaimana siklus


hubungan bisnis, siklus harga pasar, hubungan keluarga pemerintah dan sekolah,
siklus idealisme menuju hedonisme dan materialism, siklus politik dan ekonomi
(ekonomi politik), pasar bebas, dan kreativitas inovasi produktif, dan sebagainya.
Adapun model dialektika memiliki ciri-ciri awalnya berputar dan berakhir pada
kuratif. Selanjutnya ada proses teas-antitesa = sintesa. Pada tingkat awal, ada ulangan
dari berbagai perubahan (recurrent pattern). Pada tingkat akhir merupakan
kesimpulan (sintesa) dari akumulasi perubahan awal, yang kemudian semakin
mengerucut dan terfokus sebagai hasil pemikiran kritis (output and result critic).

Menurut pandangan beberapa tokoh teori sosiologi klasik yang berbicara tentang
konsep perubahan sosial, seperti August Comte Marx, Karl Marx, Emile Durkheim,
dan Max Weber dan jelaskan fenomena perubahan sosial sebagai berikut.

1. August Comte. Agus Comte yang lahir di Perancis pada tahun 1798 dipandang
oleh banyak orang sebagai seorang filosof yang Meletakkan dasar filsafat
positifisme. Ia memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dewasa ini.
Ada pun bersahabat materialisme, sekularisme, dan semacamnya begitu
mendominasi kehidupan masyarakat barat sampai sekarang ini, juga bersumber
pada filsafat positifisme-nya August Comte. Dalam menjelaskan fenomena
perubahan sosial, August Comte Melihatnya sebagai suatu proses evolusi yang
bersumber pada proses perubahan secara bertahap, dari dari pemikiran masyarakat
itu sendiri atau disebut juga dengan “evolusi intelektual”. Menurut Comte, dalam
kehidupan suatu masyarakat banyak unsur-unsur kehidupan yang mengalami

10
perubahan secara evolusi. Akan tetapi, diantara unsur-unsur tersebut harus ada
salah satunya yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kehidupan
masyarakat sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan sosial.
2. Karl Marx. Dalam teori perubahan sosial khususnya yang berkaitan dengan aspek
ekonomi, pandangan dari Karl Marx lahir di Jerman tahun 1818 mungkin
termasuk yang paling luas mendapatkan perhatian dan diskusi. Hal itu karena
acuan utama teori Karl Max adalah perkembangan ekonomi sehingga mempunyai
pengaruh paling dalam dan luas dalam kehidupan masyarakat. Kenyataan
menunjukkan bahwa realitas sosial dari dahulu sampai zaman modern ini tidak
lepas dari pengaruh dominasi ekonomi. Menurut Karl Max kehidupan individu
dan masyarakat itu didasarkan pada asas ekonomi. Ilmu pengetahuan, seni,
keluarga, dan sebagainya sangatlah bergantung pada Tersedianya sumber-sumber
ekonomi untuk perkembangan. Hal ini juga berarti lembaga-lembaga yang tidak
dapat berkembang adalah dalam cara-cara yang bertentangan dengan berbagai
tuntutan sistem ekonomi.
3. Emile Durkheim. Ia lahir di Perancis pada tahun 1858 serta salah seorang tokoh
dan potensi ilmu sosiologi politik. Pandangan Durkeim tentang perubahan sosial
dapat dilihat pada uraiannya, mengenai proses pergeseran masyarakat dari ikatan
solidaritas mekanis dalam ikatan solidaritas organistik. Ikatan solidaritas mekanik
terdapat dalam masyarakat yang masih tradisional, sementara solidaritas organik
terdapat pada masyarakat modern. Proses perubahan tersebut cenderung
mengikuti pola evolusi sosial, seperti yang dikemukakan oleh August Comte.
Menurut Durkheim, setiap masyarakat diikat oleh suatu nilai-nilai kebersamaan,
yang kemudian dikenal dengan konsep solidaritas. Dalam masyarakat yang masih
didominasi oleh faktor-faktor emosional, yaitu rasa kekeluargaan yang sangat
tinggi antara sesama warga masyarakat. Oleh karena itu, warga masyarakat yang
bersangkutan mempunyai pandangan hidup yang sama.

11
4. Max Weber. Pada umumnya masyarakat terintegrasi kan oleh faktor-faktor dasar
tertentu. Salah satu faktor dasar yang dimaksud adalah adanya nilai-nilai tertentu,
yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat tergantung dari adanya
perubahan nilai-nilai tersebut. D,alam konteks inilah tokoh seperti Max Weber
yang lahir di Jerman pada tahun 1864 menjelaskan terjadinya perubahan sosial.
Pendekatan Max Weber terhadap perubahan sosial akan lebih jelas kita lihat
dalam uraiannya mengenai lahirnya kapitalisme, seperti yang ditulis dalam
bukunya yang terkenal The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Inti uraian
Max Weber tersebut mengenai kapitalisme yaitu adanya suatu orientasi pemikiran
rasional di kalangan masyarakat, terhadap keuntungan-keuntungan ekonomis.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya perubahan sosial di kalangan masyarakat adalah hal yang wajar yang
dialami oleh seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai
kesepakatan sama dalam mengartikan proses perubahan sosial. Dalam
perkembangannya pun para ahli memperlihatkan perbedaan dalam memahami
perubahan sosial. Focus, objek pengkajian, dan pengamatan ilmu sosial adalah
mempelajari makjluk social yaitu manusia (sebagai sosok individu dan masyarakat)
dengan berbagai macam interaksi sosialnya.

Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat pasti diakibatkan oleh adanya suatu
sebab sebab yang ditimbulkannya. Demikian juga dengan perubahan sosial.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh adanya beberapa faktor
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intern adalah faktor
penyebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor penyebab yang berasal dari luar masyarakat setempat. Perlu menjadi
catatan bahwa peristiwa atau fenomena perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat, (dipastikan) tidak akan selalu sama antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain. Masing-masing memiliki ciri khusus sendiri dan tidak selalu
terjadi di semua tempat.

B. Saran
Dari beberapa uraian di atas jelas banyak kesalahan serta kekeliruan, baik
disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, saya harapkan kritik dan sarannya untuk
memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya
salah dan lupa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Suryono, Agus. Teori dan Strategi Perubahan Sosial. Bumi Aksara

14

Anda mungkin juga menyukai