Anda di halaman 1dari 7

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

ARSITEKTUR TRADISIONAL VS PERKEMBANGAN GLOBAL SEBAGAI


DOMINASI DALAM BUDAYA KAPITALISME MODEREN
(J.F. Hamah Sagrim)

Kajian terhadap globalisasi pasar bebas ini sebagai suatu gejala dominasi buday baru. Ini
menurut kami bahwa globalisasi pasar bebas merupakan suatu gejala dominasi budaya yang mana
bukan sekedar fenomena perubahan style atau fashion belaka, melainkan ini akan menjadi suatu
fenomena sejarah. Inti daripada kajian ini adalah mengungkapkan suatu transformasi sosial simbolik
dalam ruang kebudayaan dengan transformasi historis dalam model kapitalisme global. Model
kapitalime ini merupakan suatu penetrasian dan kolonisasi terhadap model-model sosial lokal
sebagai budaya dari sebuah Negara atau bangsa, dengan ketidak sadaran (unconciousness), yakni
berupa penghancuran sistem sosial budaya pra-kapitalis (termasuk penghancuran gaya aliran
arsitektur tradisional) dan kelahiran globalisasi pasar bebas sebagai budaya kaptalisme yang
mendominasi (termsuk gaya dan syle kapitalisme akan diterapkan di daerah non-kapitalisme).
Mengikuti akar tahapan perubahan momen pasar global sebagai suatu pengarahan akan dominasi
budaya kapitalisme, maka kami mencoba mengkaji dengan menganalisis sosial budaya suatu bangsa
atau Negara dengan mencoba mensejajarkannya pada pasar global yang mana merujuk pada suatu
dominasi budaya yang kapital, bahwa peralihan struktur daripada sosial budaya suatu Negara atau
bangsa akan bergantung pada cepat atau lambatnya daya cerap bangsa atau Negara itu sendiri dan
juga akan tercermin dalam perubahan kebudayaan mereka, karena terlihat bahwa hubungan ini
begitu sangat kompleks. Menurut kami, dalam era globalisasi atau pasar bebas ini, akan terjadi
ledakan kebudayaan yang sangat luarbiasa. Biasnya disegala aspek kehidupan masyarakat diseluruh
duni yang mungkin pernah disebut oleh Jameson, sebagai (dominasi budaya). Dominasi budaya ini
pada akhirnya serta merta akan memaksa dan mensubtitusikan setiap nilai-nilai budaya suatu bangsa
atau Negara tertentu untuk mengikutinya. Hal ini akan terjadi di Indonesia dan khususnya wilayah
Jawa Tengah.
Didalam globalisasi dan pasar bebas seperti begini, konsep bangsa atau Negara seperti konsep
sosial budaya mereka mengenai pembagian dan otonomi kerja dalam ruang sosial budaya bangsa atau
Negara yaitu (ruang ekonomi bangsa atau Negara, ruang budaya bangsa atau Negara, ruang politik
bangsa atau Negara) akan dilebur menjadi ruang ekonomi global, ruang budaya global, dan ruang
politik global. Inilah masa-masanya yang boleh dikatakan bahwa ruang-ruang bangsa atau Negara
akan menjadi runtuh. Yaitu ruang ekonomi bangsa atau Negara, ruang sosial, ruang budaya, dan ruang
politik bangsa atau Negara, akan diubahkan atau dilebur kedalam suatu sistem yaitu sistem
globalisasi. Salah satu persoalan utama yang perlu diperhatikan lagi, bahwa semua ini akan beralih
menjadi sesuatu yang global, termasuk didalamnya gaya arsitektur yang tradisional akan
disubtitusikan dengan gaya kapitalisme dan bentuk arsitektur global. Sebenarnya ini sudah terlihat
dengan bentuk-bentuk arsitektur eropa yang telah dikembangkan begitu banyak di Indonesia, ini
bukan sekedar arsitektural, melainkan sudah menunjukkan bahwa proses penjajahan arsitektur dan
proses dominasi budaya Eropa yang notabene sebagai Negara kapitalisme sudah diterapkan, tinggal
1
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

menunggu waktunya untuk ditingkatkan. Perlu untuk disadari bahwa, Apabila sistem sosial budaya
masyarakat Indonesia dan Negara non-kapitalisme lainnya tidak dapat mampu bersaing pada pasar
global sebagaimana Negara-negara kapitalisme, maka sudah pasti bahwa potensi besar bagi sistem
globalisasi ini sebagai suatu kekuatuan sistem yang terpuruk bagi Negara-negara non-kapitalisme itu
sendiri. Dengan kata lain bahwa sosial, budaya, ekonomi, politik yang kuat akan tetap ada dan
bersaing, tetapi yang lemah atau tidak mampu bersaing, akan hilang atau mengalami suatu
diskriminasi sosial, budaya, ekonomi dan politik besar-besaran.
Beberapa hal menurut kami yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dan kematian sebuah
budaya bangsa adalah; (1) manusia, cenderung sebagai peniru, membuka diri, tidak ingin
mengembangkan identitasnya. (2) Politik, sebagai bentuk kekuasaan yang mendominasi. (3) Agama,
sebagai bentuk sekular yang cenderung mengarahkan manusia dengan dogmatika. (4) Ekonomi,
sebagai wakaf atau power yang mempengaruhi serta mengalahkan ideologi. Semua ini yang terutama
adalah manusianya. Segala batasan-batasan sosial, budaya, ekonomi, dan politik lokal, sebagai
produk suatu bangsa sebelumnya yang dikenal sebagai falsafah dan identitas mereka akan diterabas
dan direduksi hingga pada tahap kepunahan. Tidak ada lagi kononisasi atau institusionalisasi
akademisi terhadap produk ini. Menurut kami, pasar global sebagai budaya kapitalisme, karena
“semua produk-produk sebuah bangsa atau Negara seperti sosial, budaya, ekonomi dan politik
mereka, akan terintegrasi dalam produk-produk global”.
Pasar global sebagai dominasi budaya kapitalis ini akan memaksa segala sesuatu yang lokal
(termasuk arsitektur) untuk dilebur agar menjadi sesuatu yang global dengan tujuan untuk
disejajarkan dengan sesuatu yang global agar supaya mampu menduduki kesetaraan globalisasi
sebagai tuntutan utama sehingga mendorong budaya kapitalisme untuk berinovasi yang baru. Era
globalisasi ini akan ditandai oleh komodifikasi besar-besaran dihampir seluruh ruang kehidupan, baik
terhadap alam fisik maupun terhadap tubuh manusia juga. Dengan kata lain, dominasi globalisasi
adalah suatu dominasi budaya pasar global yang terjadi secara struktural dengan menampilkan suatu
representasi kultural kapitalisme global dan ideology kapitalisme global. Hal ini akan semakin
menarik bagi kaum kapitalisme sebagai pemain utama, sedangkan kaum non-kapitalisme akan sebagai
orang yang merasa didiskriminasikan, dan tergolong kaum yang lemah bahkan disakiti dan inilah
suatu tragedi yang memilukan. Kaum non-kapitalis ini secara sosial akan kita sebut sebagai kaum
“konsumen”.
Ada beberapa elemen-elemen baru dalam globalisasi pasar bebas nanti, yaitu:
Pertama : Akan munculnya formasi-formasi global yang baru, organisasi-organisasi yang bersifat
global, dan transglobalisasi yang mendominasi dunia dan monopoli sebagai ruang-ruang lokal dan
menjadi batas-batas tersendiri.
Kedua : Globalisasi sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam tatanan dunia kapitalisme global yang
baru dan ini tidak akan terikat pada satu Negara, tetapi akan memberikan suatu nuansa keuntungan
kepada Negara tertentu yang mana direpresentasikan dalam bentuk suatu kekuasaan dan pengaruh
yang begitu besar ketimbang suatu Negara manapun (non-kapitalis). Globalisasi ini juga akan berlaku
dalam kerja yang memungkinkan adanya eksploitasi besar-besaran yang terus berlanjut terhadap para
tenaga ahli dan pekerja dinegara-negara miskin guna mendukung kinerja modal multiglobalisasi.
Dalam hal ini akan merujuk bahwa semua akan mengarah kesana dan banyak yang tersedot oleh
aliran dunia ketiga yang sudah maju, bersamaan dengan akibat-akibat sosial yang sudah lazim
meliputi krisis buruh tradisional dan kelas elit pada skala global.
2
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

DAFTAR PUSTAKA

Atmadi, P. 1979. Beberapa patokan perencanaan bangunan candi. Yogyakarta: Universitas gajah Mada,
Disertasi, Fakultas Teknik, 1984. Apa yang Terjadi Pada Arsitektur Jawa. Yogyakarta: Lembaga
Javanologi. Dakung, S. 1981. Arsitektur tradisional daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek
Inventarisasi
dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.
Eliade, M. 1959. The Sacred and the Profane.The nature of the religion. Diterjemahkan oleh
Willard R.Trask.A. New York: Harvest Book, Harcourt, Brace& World,Inc.
Hamzuri, ......., Rumah tradisional Jawa. Proyek Pengembangan Permusiuman DKI. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan kebudayaan.
Ismunandar, K.R. 1986. Joglo,Arsitektur rumah tradisional Jawa. Semarang: Dahara Prize. Lombard, D.
1999. Nusa Jawa: Silang budaya, warisan kerajaan-kerajaan konsentris.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Munitz, M.K. 1981. Space, Time and Creation: Philosophical aspects of scientific cosmology.
New York: Dover.
Priyotomo, J. 1984. Ideas and forms of Javanese Architecture. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Santosa, R.B. 2000. Omah, membaca makna rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Selosumarjan. 1962. Social changes in Yogyakarta. Ithaca: Cornell University Press.
Suseno, M.F. 1984. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan, A.J. 1991. Rumah tinggal orang Jawa;Suatu kajian tentang dampak perubahan wujud arsitektur
terhadap tata nilai sosial budaya dalam rumah tinggal orang Jawa di Ponorogo. Jakarta:
Universitas Indonesia, Tesis.
Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),
Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture
of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.
Fausch, D. (1997). Ugly and Ordinary: The Representation of the Everyday . Dalam Harris, S. dan
Berke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of the
Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Lefebvre, H. (1997). The Everyday and Everydayness. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.),
Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Catanese, A. J. & Snyder, J. C. (1991). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Penerbit Erlangga
O’Gorman, J. F. (1997). ABC of Architecture. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.
3
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

Rasmussen, S. E. (1964). Experiencing Architecture. Cambridge: The MIT Press.


Shepheard, P. (1999). What is Architecture? Cambridge: The MIT Press.
Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.
Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),
Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture
of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.
Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.
http://juanfranklinsagrim.blogspot.com
http://www. Hamah.socialgo.com
Google terjemahan bebas, tentang kebudayaa, arsitektur, kota.

4
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

TENTANG PENULIS

Juan Frank Hamah Sagrim, Lahir di lembah perbukitan Hamah Yasib,


Kampung Sauf, Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada
06 April 1982. Ayah Nixon Sagrim (alm) dan Ibu Marlina Sagrim/Sesa.
Orang tua bekerja sebagai Penginjil di lingkungan Klasis GKI Maybrat,
dan tenaga Medic Klasis GKI Maybrat. Hamah adalah anak Kedua dari
empat Bersaudara, (Jeremias, Daud Itas, dan Desi Sah Bolara).
Pendidikan: SD Bethel Sauf, SLTP N1 Ayamaru, SMA YPK 1
Ebenhaezer Sorong. Melanjutkan Kuliah di Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya “ITATS” Jurusan Teknik Arsitektur, pindah dan
Melanjutkannya di Universitas Widya Mataram Yogyakarta, 2006, pada
Jurusan yang sama. Aktivitas Ekstra: Menjadi Tutor Pelatihan Mengetik
10 jari bersama Missionaris Jerman Tn. Hesse dkk. Di wilayah Maybrat,
Imian, Sawiat, Tehit, thn.2000. Sekretaris Ikatan Mahasiswa Papua se-
Jawa timur Surabaya, 2004, Menjabat Ketua Ikatan Mahasiswa Papua se-
Jawa Timur 2005. Anggota Ikatan Arsitektur Asia Pacific 2003. Anggota Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GMNI) 2004. Team Perumusan Metode Belajar Mengajar Nusantara bersama
Dirjen Pendidikan Tinggi RI 2006. Menjabat Koordinator Mahasiwa Arsitektur Asia Pacific Rayon II
Indonesia Bagian Tengah DIY 2006-2008. Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
2008. Menjabat Ketua Asrama Mahasiswa Papua 2008. Menjabat Direktur Program Lembaga Study
Papua (LSP) 2007-2008. Anggota Luar Biasa University Harytake program UNESCO 2007-2008.
Menjabat Sekretaris Umum Lembaga Intelektual Tanah Papua 2009-sekarang. Peneliti Tamu bidang
lintas Budaya (researcher of cross culture) pada Yayasan Pondok Rakyat (YPR) DIY 2008-2009.
Civitas Yayasan STUBE-hemat Yogyakarta 2007-sekarang. Tenaga Pengarah kerja pada
perkumpulan seniman rantau di Yogyakarta 2009-sekarang. Agen Informan GRIC dan Pax Roman
2008-2010. Anggota International Working Group (IWG) for Asia Africa to Globalization 2009-
sekarang. Staf Ahli pada Team Peneliti dan Pemerhati Arsitektur Tradisional Nusantara UWMY,
2010. Peneliti Lepas dan Penulis. Ketika Menulis Buku ini, masih aktif Sebagai Mahasiswa
Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Berkeinginan besar sebagai Peneliti dan Ilmuwan Muda.

Beberapa Karya Tulis adalah:

• Makalah Ilmiah “ Kajian Tentang Keterkaitan Seni Budaya


Etnic Negro Melanesoid Papua Dan Negroid Afrika”, 2009.
“Karya ini merupaka karya yang luarbiasa baginya daripada karya yang lain”

Karya yang sudah diterbitkan adalah:


5
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

HISTORY OF GOD IN TRIBALS RELIGION


KISAH TUHAN DALAM AGAMA SUKU
RAHASIA THEOLOGIA TRADISIONAL SUKU MAYBRAT IMIAN SAWIAT PAPUA
Wiyon-wofle
DIPARALELKAN DENGAN ALKITAB

Beberapa karya Tulis yang belum diterbitkan adalah:


1. Arsitektur Tradisional suku Maybrat Imian Sawiat Papua “Halit-Mbol Chalit” dalam
Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Dengan Usulan Konsep Desain dari Bentuk Tradisional
ke Bentuk Moderen. “sebagai suatu kajian ethno arsitektur”.
2. Sistem Kepemimpinan dan sistem Politik tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat “Ra Bobot-Na
Bobot-Big Man” dan Pengaruh Wanita Maybrat, Imian, Sawiat, Terhadap Lingkungannya .
3. Menyelamatkan Hutan Adat Papua Sebagai Suplai Oksigen Terbesar Dunia, dengan usulan
konsep dan rekomendasi agar dalam pernyataan Protokol Kyoto mencanangkan pola penanganan
tata laksana lingkungan hidup untuk mengatasi Global warming dengan sistem communal.
4. Mengapa Orang Papua Diprediksikan akan Punah Pada tahun 2030?
5. Tata Bahasa Maybrat. Disusun Dalam Bahasa Indonesia – Inggris –Maybrat.
6. Penuntun Untuk Berpikir Bijaksana “The Bigest Thingking”.
7. Bamboo in the socio cultural living society of Java - Kegunaan Bambu dalam kehidupan sosial
budaya masyarakat Jawa
8. Teori Arsitektur Maybrat, Imian, Sawiat
9. Pengaruh Arsitektur Terhadap Fenomena Lingkungan Alam
10. Pendidikan Tradisional Wanita Maybrat, Imian, Sawiat - “Finya mgiar”.

Kini sedang mempersiapkan penyusunan buku barunya, yaitu:


1. ENCYCLOPEDIA ADAT ISTIADAT BUDAYA MAYBRAT
2. KAMUS BAHASA MAYBRAT

Makalah-makalah kajian lain adalah:


1. Menguak Imunity Rasial Diskriminasi Terhadap Orang Papua (Makalah Konferensi Asia-
Afrika) disampaikan pada “International Conference of 55 th. Asia – Africa Sustainabelity”,
Thaksin University-Mindanao, Moro, Philipines; March, 2009; UI Depok Jakarta, Oktober, 2009.
2. Benturan budaya lokal negara non kapitalisme dengan budaya global negara kapitalisme
(Makalah Simposium) – disampaikan pada “Simposium nasional”. Kebudayaan dan
keeksistensian local wosdom sebagai tatanan bangsa, UGM, Yogyakarta, Juni, 2008.
3. Pandangan Kontemporer Papua tentang keindonesiaan (Makalah Dialog) - disampaikan pada
“Dialog Nasional, Ketahanan Negara”, UC UGM, Yogyakarta, July, 2010.
4. Usaha Melepaskan Papua Dari Cengkeraman Asing (Makalah Seminar Nasional)- disampaikan
pada “ National Seminary”, UPI Bandung, September, 2009.
5. Penyusunan Metode Belajar Mengajar Nusantara Bersama DIKTI, (Makalah Pembelajaran,
Student Equity), Quality Hotel Yogyakarta April, 2006.

6
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito
Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

6. Peran Pemuda Dalam Memajukan Bangsa (Makalah Dialog), disampaikan dalam “Dialog
Pemuda Nasional Regional II Indonesia Bagian Tengah”, Gedung Negara Gubernur Yogyakarta,
Oktober, 2006.
7. Apa Peran Gereja di Tengah Pergolakan Umat Manusia di Tanah Papua (Makalah Diskusi),
disampaikan dalam “Saresehan LITP”, Pogung Rejo Yogyakart, September, 2010.
8. SAVING EARTH’S HAS INTEGRAL LIFE SYSTEM: Can Asian-African Visions Rescue
Biodiversity from the West-born Globalization? (Makalah Konferensi) disampaikan dalam
“Comemoration 55th. Asia-Afrika Conference”, Yogyakarta Indonesia, October, 25-27, 2010 -
Rabat Moroco 23-25 Nopember, 2010.
9. Indegenous People In Papua and Asia Religion: DIVERSITY IN GLOBALIZED SOCIETY.
(Makalah Konferensi) disampaikan dalam “The Role of Asia and Africa for a Sustainable
World 55 Years after Bandung Asian-African Conference 1955. Asia – Africa Summit,
Yogyakarta-Molucas Nopember, 2010.
10. Kajian Kritis Tentang Pasar Bebas dan Pengaruhnya terhaap Ketahanan Negara non
Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2009
11. Pendidikan Zaman Pendudukan Bangsa Asing di Papua. Kliping Pribadi, 2010.
12. Pranata Kehidupan Negara Berkembang. Kliping Pribadi, 2009.
13. Struktur Fungsional Dominasi Budaya Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2008.
14. Memaknai Arsitektur Nusantara Sebagai Kearifan Lokal Di Era Globalisasi. Kliping Pribadi,
2010.
15. Difusi Ajaran dan Pemikiran Kristen Dalam Konstelasi Kristen di Tehit, Maybrat, Imian,
Sawiat, Papua. Kajian sejarah. Kliping Pribadi, 2007.
16. Evolusi Pemikiran Pembangunan. Kliping Pribadi, 2007.
17. Kajian Kritis Tafsiran Yesus Kristus – Isa Almaseh dari Alkitab dan Al-Quran. Kliping
Pribadi, 2009.
18. Refleksi Kehidupan Masyarakat Plural Moderen dan Majemuk Papua. Kliping Pribadi, 2010.
19. Sejarah-Sejarah Alkitab dan yang berkaitan dengan Kejadian dalam Alkitab. Kliping Pribadi,
2008.
20. Transisi Masyarakat Tradisional Indonesia. Kliping Pribadi, 2009.
21. Teori konvergensi dan Pertumbuhan Ekonomi. Kliping pribadi, 2007.
22. Arsitektur Tradisional dalam RENSTRA Pengembangan tata ruang kota berbasis kebudayaan
lokal. Kliping pribadi, 2008.
23. Usulan teori dalam berarsitektur; Rasionansi Arsitektur, dan Empirisme arsitektur.
Kliping Pribadi, 2011.

7
J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

Anda mungkin juga menyukai