Anda di halaman 1dari 3

Model Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional System Development /ISD)

bertujuan untuk melakukan pelatihan yang sistematik dan efektif, selanjutnya berkembang dalam
proses pelatihan di berbagai organisasi/perusahaan dengan ruang lingkup yang besar.
Model ISD dimulai dengan asumsi bahwa tahap analisis dalam pelatihan sangat
diperlukan. Jadi inilah titik awal yang dimulai untuk tahap menganalisis pekerjaan yang
digambarkan sebagai berikut.

a. Langkah 1: Analisis
Proses analisis ini sangat membantu kita untuk membuat sebuah program pelatihan,
karena kita akan membuat pelatihan yang tepat sasaran, efektif, dan efisien.
b. Langkah 2: Desain
Membuat atau mendesain pelatihan serta strategi-strategi apa yang akan kita berikan
sesuai dengan kesenjangan yang telah kita peroleh di tahap analisis.
c. Langkah 3: Pengembangan
Mengembangkan segala jenis desain yang telah dirancang, baik dalam unsur peserta,
d. Langkah 4: Implementasi
Dalam tahap implementasi kita melaksanakan program pelatihan dan menyampaikan apa
yang telah dirancang untuk peserta.
e. Langkah 5: Pengendalian
Dalam tahap evaluasi kita mengevaluasi pelatihan yang telah kita laksanakan. Apakah
hasilnya sudah efektif sesuai dengan yang kita inginkan atau belum.

Apabila hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik, dan berurutan, maka akan terjadi
kekacauan, ketidak harmonisan, dan susasana tidak nyaman. Karena pada hakikatnya ke-lima
proses tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lainnya.
Aktivitas pengembangan mobil nasional muncul dari kalangan industri, perguruan tinggi,
dan lembaga litbang. Fenomena ini tidak bisa diartikan sebagai jalinan aktivitas masing-masing
elemen Sistem Inovasi Nasional (SIN) dalam kerangka pengembangan mobil nasional. Aktivitas
pengembangan mobil nasional lebih melekat pada masing-masing pelaku/institusi pengembang
yang bersangkutan. Secara umum, keterkaitan elemen SIN di Indonesia masih rendah. Aktivitas
industri yang berorientasi produk menimbulkan rendahnya intensitas kerja sama dengan elemen
SIN perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah. Demikian juga sebaliknya, paradigma
riset di perguran tinggi dan lembaga litbang pemerintah sering kali berbeda dengan paradigma
litbang di industri.
Namun, dalam kasus program pengembangan mobil nasional pola interaksi antara industri
perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah memiliki potensi untuk dikembangkan. Konsep
mobil nasional dari kalangan perguruan tinggi misalnya, fenomena ini memberikan peluang
munculnya pola kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri. Perguruan 199 tinggi
merupakan elemen SIN dengan karakteristik kaya faktor sumber daya manusia (SDM), namun
lemah dalam faktor infrastruktur teknologi. Ide dan konsep mobil nasional sulit diwujudkan
tanpa dukungan infrastruktur teknologi dan fasilitas produksi. Kerja sama antara perguruan
tinggi dengan industri yang sudah ada mutlak diperlukan dalam mewujudkan ide dan konsep
mobil nasional tersebut.
Pentingnya sumber daya manusia dalam suatu perusahaan berdasar dari kenyataan bahwa
orang-orang atau karyawan merupakan elemen-elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi.
Kedudukan manusia sebagai faktor sentral, sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan
setiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Sumber daya manusia membuat sumber daya
organisasi lainnya berjalan. Tidak satu pun faktor dalam kegiatan bisnis mempunyai dampak
yang lebih langsung pada kesejahteraan perusahaan selain sumber daya manusia.
Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan, oleh karena itu, keberhasilan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kinerja individu dari para karyawannya. Perusahaan dapat memastikan bahwa
fungsi sumber daya manusia telah berjalan dan mampu memberikan kontribusinya dengan baik
dalam pencapaian keberhasilan perusahaan, dengan melakukan penilaian (evaluasi) terhadap
pelaksanaan dan pengendalian program-program sumber daya manusia yang dikembangkan pada
fungsi ini dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Evaluasi secara menyeluruh terhadap tujuan, rencana, dan program atau aktivitas sumber
daya manusia dapat dilakukan dengan melaksanakan audit manajemen sumber daya manusia.
Namun seringkali perusahaan hanya berfokus pada audit keuangan dan tidak betul-betul
menjalakan audit manajemen secara optimal.
Audit sumber daya manusia merupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap
program-program sumber daya manusia. Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada
departemen sumber daya manusia, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi pada
departemen ini. Audit sumber daya manusia menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai
aktivitas sumber daya manusia yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah
aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya
dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada
aktivitas sumber daya manusia yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas
tersebut. Dari hasil audit akan diketahui apakah kebutuhan potensial sumber daya manusia
perusahaan telah terpenuhi atau tidak dan berbagai hal dalam aktivitas sumber daya manusia
yang masih bisa ditingkatkan kinerjanya

Anda mungkin juga menyukai